karena termasuk siswa pandai di kelas dan mendapatkan rekomendasi dari Bapak Suwono, S.Pd.
2 Kenyataan yang diamati
Kenyataan yang diamati dalam penelitian ini adalah bagaimana kreativitas seorang guru dalam mengajar di kelas yang di dalamnya
terdapat bagaimana motivasi dan hasil atau prestasi siswa di kelas. 3
Pustaka Dalam penelitian ini sumber pustaka digunakan untuk memberikan
suatu landasan teoritik tentang permasalahan dan untuk menjawab permasalahan tersebut.
E. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyeksituasi sosial yang diteliti Sugiyono, 2009 : 300.
Dengan demikian
pemilihan informan
dalam penelitian
ini berdasarkan kualitas informan dan pertimbangan peneliti. Jadi, penentuan
sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung emergent sampling design.
Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat
menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap. Sugiyono, 2009 : 301.
F. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumenter.
1 Observasi
Observasi observation atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru
meliputi tingkah laku, sifat, sikap guru dan juga siswa pada waktu proses pembelajaran sejarah dalam kelas di SMA Se-Kecamatan Jepara.
2 Wawancara Mendalam
Wawancara dalam
penelitian ini,
menggunakan wawancara
terpimpin atau guided interview. Dimana wawancara ini dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci, wawancara dalam penelitian ini difokuskan pada semua guru sejarah kelas XII IPS Se-Kecamatan Jepara.
Adapun langkah – langkah dalam wawancara antara lain: 1 Menyusun daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden, 2
Melakukan wawancara dengan responden dan 3 Menganalisis hasil wawancara.
Rea dan Parker dalam Sukmadinata 2009: 84 mengemukakan beberapa kelebihan dari wawancara mendalam, beberapa pertanyaan
yang kurang jelas atau meragukan responden dapat diperjelas. 1.
Greater complexity : peneliti dapat mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang agak kompleks, dalam pelaksanaanya dapat
diuraikan dan dijelaskan. 2.
Ability to contact hard-to-reach populations : memungkinkan mengumpulkan data dari sampel yang sulit dihubungi dengan
telepon ataupun surat, seperti para tahanan, narapidana, para gelandangan, nelayan, dll.
3. High response rate : kemungkinan memberikan jawaban lebih
besar dibandingkan dengan penyampaian angket melalui pos. 4.
Assurance that instructions are followed : kemungkinan responden memberikan jawaban seperti yang diharapkan lebih besar.
Di samping kelebihan wawancara juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. High cost : membutuhkan biaya yang relatif lebih tinggi dari cara –
cara lain. 2.
Interviewer bias : kemungkinan ada bias, karena hubungan dengan orang – orang yang baru dikenal seringkali menimbulkan jarak,
atau kekurangpercayaan ataupun penghargaan yang berlebihan. Pewawancara juga kadang – kadang memberikan penjelasan yang
tidak netral, cenderung mengarah pada keadaan tertentu.
3. Respondents’ reluctante to cooperate : ada rasa enggan dari
responden untuk menerima pewawancara di rumahnya atau ditempat kerja, pembicaraan melalui telepon seringkali dirasakan
lebih santai. 4.
Greater stress : wawancara langsung dapat menimbulkan rasa tertekan atau kecemasan pada responden.
5. Less anonymity : kurang bersifat rahasia, karena pewawancara
bertemu dan mendapatkan jawaban langsung dari responden. 6.
Personal safety : pertemuan dua orang yang belum saling mengenal untuk mengumpulkan data dapat menggangu kenyamanan pribadi,
terutama pada responden. 3
Studi Dokumenter. Studi dokumenter documentary studi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen –
dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
G. Uji Keabsahan Data