Hasruddin 2009 : 48 kebiasaan berpikir kritis bagi pelajar perlu ditanamkan agar mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam
kehidupannya. Sehingga mereka akan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu mengaplikasikan
materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam kehidupan sehari- hari.
3. Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
materi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah perubahan perilaku setelah proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar
pada ranah kognitif, yaitu berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali menghafal suatu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual.Menurut Benjamin Bloom ranah kognitif mancakup kategori pengtetahuan
knowledge, pemahaman
comprehension, penerapan
application, analisis analysis, sintesis synthesis, penilaian evaluation.
1.7 Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yang dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian pendahuluan skripsi, bagian ini berisi halaman judul, pernyataan,
pengesahan, persembahan dan motto, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi terdiri dari: Bab 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka Berisi tentang teori yang mendukung penelitian ini yaitu POE, berpikir kritis,
kemampuan kognitif, kalor, kerangka berpikir. Bab 3 Metode Penelitian
Berisi desain penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, analisis uji coba, dan analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi hasil penelitian dan pembahasan peneitian.
Bab 5 Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model POEPredict-Observe-Explain
Metode Pembelajaran POE merupakan sebuah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kunthathong Yuenyong 2009 menyatakan bahwa metode
pembelajaran POE terdiri dari 3 langkah yaitu: 1. Prediction prediksi adalah sebuah proses menerjemahkan hasil dari sebuah
masalah. 2. Observation observasi eksperimen adalah sebuah proses untuk menemukan
jawaban dengan percobaan dan kegiatan observasi, pencarian informasi dan cara lain untuk mendapatkan jawaban dari masalah tersebut.
3. Explanation eksplanasi adalah langkah-langkah penggambaran dari langkah prediksi dan penemuan sebuah jawaban apakah jawaban itu sama atau berbeda.
Dalam pembelajaran fisika langkah-langkah model pembelajaran POE dapat kita pahami sebagai berikut.Prediction prediksi atau membuat, merupakan suatu
proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa fisika. Dalam membuat dugaan siswa sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu. Dalam
proses ini siswa diberi kebebasan seluas-luasanya menyusun dugaan dengan alasannya, sebaiknya guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak
gagasan dan konsep fisika muncul dari pikiran siswa. Semakin banyaknya muncul
dugaan dari siswa, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran fisika siswa tentang persoalan yang diajukan. Pada proses prediksi ini guru juga dapat
mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
Observation observasi yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji
kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Pada tahap ini siswa membuat eksperimen, untuk menguji prediksi yang mereka ungkapkan. Siswa mengamati apa
yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka.
Explanation eksplanasi yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Apabila
hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan
konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami perubahan
konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan.
2.2 Kemampuan Berpikir Kritis