248
berkelanjutan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenjangan antar
regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.
Pengelolaan faktor sosial budaya dalam pengelolaan HTI di PT MHP, perusahaan sejauh ini telah mengadopsi kembali kearifan lokal dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan masyarakat sekitar  kawasan. Perusahaan juga sudah memfasilitas musyawarah dalam masyarakat dengan
diskusi kelompok yang dilakukan secara rutin yang tergabung dalam Fokus Diskusi Group FGD.
10.3.  Faktor-Faktor Kendala Keberlanjutan HTI PT. MHP
Faktor-Faktor yang menjadi kendala keberlanjutan pembangunan HTI PT. MHP  dapat dilihat dari 4 hal  yang merupakan faktor penentu yang harus di
menjadi kesepakatan untuk pengembangan manfaat dan keuntungan ekonomi bagi masyarakat.  Keempat faktor tersebut adalah, faktor institusional, faktor efisiensi,
faktor pembelanjaan, dan faktor sinergi.
Faktor Istitusional Institutional Factors
Penggunaan variabel sosial psikologis, seperti rasa aman, nyaman, dan rasa diperhatikan  oleh perusahaan, adalah penting untuk pelaksanaan  PHBM  dalam
hutan tanaman industri yang tertuang dalam program  MHBM dan MHR yang diharapkan  memperoleh dukungan yang kuat dari masyarakat yang menjadi
sasaran  program pemberdayaan masyarakat. Peluang  ekonomi dan keuntungan
249
yang akan di dapatkan oleh masyarakat akan  memperoleh dukungan semua peserta jika terbina hubungan sosial psikologi yang harmonis secara institusional.
Keberagaman etnis sosial dengan tanaman akasia dan tanaman pokok yang berbeda dengan diusahakan masyarakat selama ini dapat  menyebabkan  salah
pengertian dan permasalahan lain yang kompleks.  Untuk meyakinkan masyarakat tentang manfaat yang luas dari keberadaan perusahaan HTI bagi masyarakat,
diperlukan penguatan kelembagaan yang mendukung program HTI.  Kendala psikologi yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sentimen negatif dan rasa
curiga sebagian masyarakat terhadap keberadaan perusahaan. Untuk mengatasi kendala psikologis yang dihadapi oleh perusahaan saat ini
adalah dengan meminimalisir sentimen negatif terhadap perusahaan dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan HTI  dalam program partisipasi, dan
pendekatan yang saling menguntungkan dengan penyuluhan dan edukasi yang baik.
Faktor Efisinesi Efficiency Factors
Faktor efisiensi pemanfaatan sumberdaya lahan saat ini sangat penting mengingat keterbatasan sumberdaya lahan yang kian semakin langka. Tekanan
masyarakat lokal yang semakin kuat terhadap keberadaan sumberdaya lahan dapat menimbulkan konflik yang beragam terhadap klaim lahan perusahaan oleh
masyarakat.  Tekanan masyarakat terhadap lahan dapat diukur secara sosial ekologi dari rasio penggunaan tenaga kerja per luas  lahan.  Di sekitar  kawasan
areal konsesi milik perusahaan HTI PT MHP, banyak masyarakat berusahatani secara tradisional.    Usahatani masyarakat  secara relatif umumnya  mempunyai
250
produktivitas yang rendah.  Untuk itu, keberadaan demplot secara permanen dapat menjadi percontohan yang baik, guna meningkatkan produktivitas mereka melalui
edukasi langsung yang bersifat demonstratif. Adanya iklim sosial ekologi yang baik juga diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas masayarakat dan perusahaan.  Pembinaan prilaku ekologi yang merugikan juga merupakan solusi untuk meminimalisir kerugian ekologi yang
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
Faktor Pembelanjaan Spending Factors
Faktor pembelajaan yang merupakan cerminan dari daya beli masyarakat yang masih rendah merupakan kendala yang dihadapi saat ini. Kemampuan daya
beli  yang masih rendah di  dalam  masyarakat dapat dilihat secara jelas  dari rendahnya daya beli mereka terhadap barang-barang modal yang diperlukan
dalam proses produksi, hal ini dapat menjadi kontra produktif  untuk mendukung upaya silvikultur pengembangan hutan tanaman bagi masyarakat sekitar.  Program
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penanaman akasia dalam pengembangan program MHBM dan MHR  perlu di tunjukkan oleh  keunggulan
ekonominya secara realistis dan masuk  akal sebelum hal itu dapat diadopsi oleh masyarakat secara luas.
Kemitraan yang kuat antara perusahaan dan masyarakat melalui program peningkatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan daya beli
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.  Peningkatan daya beli telah berhasil dilakukan oleh perusahaan dalam PHBM dengan program MHBM dan MHR,
251
dimana secara umum pendapatan masyarakat sekitar kawasan meningkat sebesar 30 lebih dari sebelumnya.
Faktor Sinergi Synergy Factors
Sinergi antar kelompok dan sesama kelompok dengan perusahaan HTI harus berjalan harmonis dan saling menguntungkan, walaupun sinergi antar kelompok
dan sesama kelompok ini terkadang menjadi hambatan, dikarenakan adanya satu atau beberapa anggota kelompok yang berlaku curang dan mau untung sendiri.
Sinergi antar kelompok dan sesama kelompok merupakan faktor penting yang harus disepakati oleh peserta MHR untuk mendukung keperlanjutan
penggunaan sumberdaya lahan.  Jika tidak kontrak kerjasama bisnis akan mudah berakhir  dengan mudah kapa saja.  Sehingga dalam pelaksanaannya masyarakat
tidak mudah merasa tertipu oleh perusahaan. Pengelolaan dimensi sosial budaya telah berhasil menciptakan sinergi yang
baik antara perusahaan dengan masyarakat atau kelompok masyarakat melalui musyawarah mufakat dan kearifan lokal lainnya dalam menyusun rencana dan
pelaksnaan kegiatan ekonomi.
10.4.  Prospek Keberlanjutan HTI PT. MHP