metionin 0,4 dan lisin 0,4-0,5 dalam pakan. Japanese Flounder

6 Respon setiap spesies ikan berbeda terhadap penggunaan tepung bungkil kedelai dalam pakan Refstie et al., 2000. Pada ikan mas Cyprinus carpio Viola et al., 1981a, 1981b;1982 penggantian tepung ikan dengan tepung bungkil kedelai sebanyak 45 dapat dicapai dengan penambahan lemak sampai ke

10, metionin 0,4 dan lisin 0,4-0,5 dalam pakan. Japanese Flounder

dapat memanfaatkan 45 dari tepung ikan dengan bungkil kedelai dalam pakan dengan menambahkan asam amino Kikuchi, 1999. Pakan yang mengandung, kadar protein 38,6, tepung bungkil kedelai dapat menggantikan 30 tepung ikan dalam pakan juvenil yellow tail Seriola quinqueradiata Watanabe et al.,. 1992. Nila hibrida Oreochromis niloticus x O.aureus dapat memanfaatkan protein tepung kedelai sebanyak 30 dengan kadar protein 55-60 dengan menambahkan berbagai bahan tambahan seperti minyak, metionin, lisin dan fosfor. Menurut Viola et al. 1988 bahwa penambahan fosfor dalam tepung bungkil kedelai dapat meningkatkan efisiensi pakan dan pertambahan bobot tubuh ikan. Pada Europen seabass Dicentrarchus labrax, tepung bungkil kedelai dapat menggantikan 25 tepung ikan dan memberikan pertumbuhan dan pemanfaatan pakan yang tinggi Lanari et al., 1998. McGoogan dan Gatlin 1997 menunjukkan bahwa red drum Sciaenops ocellatus yang diberi pakan yang berisi 90 protein tepung bungkil kedelai memperoleh pertambahan bobot tubuh sama dengan yang diberi 100 protein dari tepung ikan, penggunaan tepung bungkil kedelai dapat mencapai 95 dengan penambahan lisin 2. Pakan yang mengandung 50 tepung bungkil kedelai dengan kadar protein 32 menghasilkan pertumbuhan, efisiensi pakan, retensi protein dan retensi lemak terbaik untuk ikan gurame Osphronemus gouramy, sedangkan penambahan tepung bungkil kedelai sampai 75 menghasilkan pertumbuhan yang rendah. Hal ini disebabkan kekurangan asam amino pembatas yaitu arginin Suprayudi et al., 1999. Ikan baung Mystus nemurus CV. yang diberikan pakan yang mengandung 25 protein tepung kedelai dengan kadar protein 35 dan rasio energi-protein 8 kkalg menghasilkan pertumbuhan, efisiensi pakan, retensi protein dan lemak terbaik sedangkan penambahan tepung bungkil kedelai sampai 75 menghasilkan pertumbuhan yang rendah. Hal ini disebabkan kurangnya asam amino esensial yaitu metionin dan triptofan Pebriyadi, 2004. Setelah 7 ditambahan metionin 0,5 dan triptofan 0,3 maka ikan baung dapat menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang sama dengan pakan yang mengandung 25 tepung bungkil kedelai. Zhou et. al., 2005 menunjukkan bahwa juvenil cobia Rachycentron canadum ukuran awal 8,3g yang diberi pakan iso-nitrogen 450 g kg -1 CP menghasilkan rata-rata berat tubuh akhir, tingkat kelangsungan hidup dan efesiensi protein yang lebih tinggi pada pakan yang mengandung 50 tepung kedelai tetapi akan menurun sejalan dengan meningkatnya kandungan tepung kedelai sampai 100. Pada ikan sharpsnout seabream Diplodus puntazzo ukuran awal 48g dan 195g diberi pakan iso- nitrogen 45 dan iso-energi 20 MJkg menunjukkan bahwa ikan yang beri pakan yang mengandung 40 tepung tepung kedelai menghasilkan laju pertumbuhan spesifik yang tinggi, tetapi akan menurun sejalan dengan meningkatnya tepung kedelai sampai 60 Hernandez et al., 2007. Penggunaan tepung bungkil kedelai sebagai sumber protein dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kualitas dan proses pembuatan tepung bungkil kedelai, bahan yang digunakan dalam formulasi, perbedaan spesies ikan, ukuran ikan dan sistem budidaya Elanvogan dan Shim, 2000. Selanjutnya Francis et al., 2001 menyatakan bahwa pembatasan yang paling penting adalah: ketidakseimbangan asam amino terutama kekurangan dari metionin; palatabilitas rendah rendah dalam beberapa ikan; keberadaan dari asam fitat mengurangi fosfor dan mineral-mineral lain; dan kehadiran dari penghambat tripsin yang menonaktifkan pencernaan enzim tripsin dalam kecernaan protein. 8 Komposisi asam amino esenssial tepung bungkil kedelai dari beberapa sumber pustaka dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi asam amino tepung kedelai protein Asam amino Soybean meal 1 Soybean, seeds meal mech extr 2 Soybean, seeds meal solv extr 2 Soybean meal 3 Asam Aspartat - - - 10,99 Asam Glutamat - - - 16,72 Serin - 2,23 2,36 4,72 Glisin - 2,64 2,03 4,07 Histidin 1,2 1,26 1,19 2,58 Arginin 3,7 3,41 3,38 7,04 Threonin 2,1 1,72 1,85 3,70 Alanin - - - 4,12 Prolin - - - - Tirosin - 1,72 1,48 2,96 Valin 2,5 2,53 2,25 4,52 Metionin 0,7 0,72 0,58 1,32 Sistin 0,7 0,63 0,83 Isoleusin 2,4 2,92 2,27 Leusin 3,6 4,02 3,65 Penilalanin 2,4 2,45 2,36 Lisin 3,3 3,10 2,99 Triptofan 0,8 0,68 0,71 Keterangan : 1 Brown et al., 2007 2 Halver dan Hardy 2002 3 Pongmaneerat dan Watanabe 1992

2.3 Tepung Ikan

Dokumen yang terkait

Perubahan sifat fisik dan kimia tanah dalam pelaksanaan sistem tebang pilih tanam jalur (TPTJ) di HPHTI PT. Sari Bumi Kusuma Unit S.Seruyan, Kalimantan Tengah

0 12 59

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Kualitas Tanah pada Areal Tebang Pilih Tanam Jalur di IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma Provinsi Kalimantan Tengah

0 6 5

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Kondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengah

8 55 134

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30