URAIAN TEORITIS URAIAN TEORITIS

e. Tingkat keaktifan : Kepatuhan responden mengikuti segala peraturan dan kegiatan di Koperasi Syariah Berkah Mandiri.

BAB II URAIAN TEORITIS

II.l. Komunikasi Universitas Sumatera Utara e. Tingkat keaktifan : Kepatuhan responden mengikuti segala peraturan dan kegiatan di Koperasi Syariah Berkah Mandiri.

BAB II URAIAN TEORITIS

II.l. Komunikasi Universitas Sumatera Utara

II.1.1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna Effendy, 2006: 9. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan bahasa itu, jelas bahwa percakapan dua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua- keduanya, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Everett M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Defïnisi kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid, sehingga melahirkan suatu defenisi baru yang menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam Cangara, 2005: 19. Komunikasi adalah proses timbal balik resiprokal pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya Cutlip, 2007: 225. Universitas Sumatera Utara Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi Ilmu Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum public opinion dan sikap publik public attitude yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam defïnisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain communication is the process to modify the behaviour ofother individuals. Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? Effendy, 2006 :10. Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: a. Komunikator Comunicator, source, sender b. Pesan Message c. Media Media, Channel d. Komunikan Communicant, Communicate, Receiver, Recipiënt e. Efek Effect, Impact, Influence Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : pertama sumber source, sering disebut juga pengirim sender, penyandi encoder, komunikator communicator, pembicara speaker, atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai Universitas Sumatera Utara kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya perasaan atau dalam kepalanya pikiran, sumber harus mengubah perasaan ataupikirantersebut ke dalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian encoding. Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir, dan perasaan sumber mempengaruhinya dalam merumuskan pesan tersebut. Setiap orang dapat saja merasa bahwa ia mencintai seseorang, namun komunikasi tidak terjadi hingga orang yang anda cintai itu menafsirkan rasa cinta anda berdasarkan perilaku verbal dan atau non verbal anda. Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata bahasa, yang dapat merepresentasikan objek benda, gagasan, dan perasaan, baik ucapan percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh. acungan jempol, anggukan kepala,senyuman, tatapan mata, dan sebagainya, juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Pada dasarnya ada dua saluran komunikasi manusia, yakni cahaya dan suara meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. Anda dapat mencium wangi parfum yang merangsang fantasi anda yang liar ketika anda berdekatan dengan seorang wanita yang tidak anda kenal di sebuah kafe, mencicipi ketupat lebaran yang disuguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat yang baru lulus sarjana. Jabatan tangan yang erat sentuhan dapat juga menyampaikan lebih banyak pesan daripada kata-kata. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan; apakah langsung tatapmuka atau lewat media cetak surat kabar, majalah atau media elektronik radio, televisi. Surat pribadi, telepon, selebaran, overhead projector OHP, sistem suara sound system multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai bagian dari saluran komunikasi. Pengirim pesan akan memilih saluran-saluran itu, bergantung pada situasi, tujuan yang hendak dicapai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. Kita mungkin membaca artikel ilmiah di surat kabar, mendengarkan ceramah agama lewat radio atau menonton siaran olahraga lewat televisi. Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita gunakan, meskipun ada salah satu yang dominan. Misalnya, dalam komunikasi langsung, bahasa verbal dan nonverbal adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran komunikasi tatap-muka tersebut. Dalam komunikasi massa, katakanlah melalui surat kabar, saluran yang paling menonjol adalah surat kabar yang kita baca, meskipun terdapat juga saluran lain yang juga Universitas Sumatera Utara berperan seperti telepon, faksimil, komputer, mesin cetak, kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan surat kabar tersebut kepada pembaca, dan sebagainya. Keempat, penerima receiver, sering juga disebut sasaran atau tujuan destination, komunikate communicatee, penyandi balik decoder atau khalayak audience, pendengar listener, penafsir interpreter, yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan, nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian balik decoding. Kelima, efek, yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur, perubahan sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya. Singkat kata, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

II.1.2. Proses Komunikasi

Suatu komunikasi dalam kegiatannya berlangsung melalui suatu proses, yaitu jalan dan urutan kegiatan sehingga terjaditimbul pengertian tentang suatu hal diantara unsur-unsur yang saling berkomunikasi. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran gagasan, informasi, opini atau perasaan keyakinan, Universitas Sumatera Utara kepastian, keragu-raguan, kemarahan, dan lain sebagainya oleh seorang komunikator kepada orang lain komunikan. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder Effendy, 2006 : 11.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi, atau opini. Bagaimana berlangsungnya proses komunikasi yang terdiri atas proses rohaniah komunikator dan proses rohaniah komunikan dengan bahasa sebagai media atau penghubungnya itu? Pertama-tama, komunikator menyandi encode pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti, ia memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang bahasa yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi decode pesan dari komunikator itu. Ini berarti, ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan Universitas Sumatera Utara oleh komunikator. Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan dalan karyanya Communication Research in United States, mengatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang akan disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni panduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and meanings yang pernah diperoleh komunikan Effendy, 2006 : 13. Menurut Schramm, bidang pengalaman field of experience merupakan faktor yang penting dalam komunikasi, jika pengalaman komunikator sama dengan bidang komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar, sebaliknya bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain,.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi, misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Umpan balik dalam komunikasi bermedia dinamakan umpan balik tertunda delayed feedback, karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Dengan perkataan lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri Universitas Sumatera Utara atau sifat media yang akan digunakan. Hal ini disadari pada pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa mass media dan media nirmassa atau media non massa nonmass media. II..2. Organisasi dan Komunikasi Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Karakteristik komunikasi organisasi meliputi materi, pusat kewenangan dan kekuasaan pengambilan keputusan, serta erat dengan spesialisasi tugas. Menurut Aloliliweri komunikasi organisasi adalah bagaimana sebuah organiassi demi kepentingan organisasi dan mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung perilaku individu maupun sosial terhadap organisasi. Universitas Sumatera Utara Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. Sendjaja 1994 menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: a. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. b. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran Universitas Sumatera Utara manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya. d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut buletin, newsletter dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Griffin 2003 dalam A First Look at Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu Universitas Sumatera Utara bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut: 1. kesatuan komando : suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan. 2. rantai skalar : garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi. 3. divisi pekerjaan : manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien. 4. tanggung jawab dan otoritas : perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai. 5. disiplin : ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui. 6. mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum : melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus. Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan sistem.

Karl Weick pelopor pendekatan sistem informasi menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan Universitas Sumatera Utara hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan free-flowing dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan. Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan. Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses : Penentuan enachment seleksi selection penyimpanan retention Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek- aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi Universitas Sumatera Utara awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya. Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?” Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi, penyimpanan, dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub- subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku. Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan penentuan, seleksi, atau penyimpanan. Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu: lingkungan, ketidakjelasan, penentuan, seleksi, penyimpanan, masalah pemilihan, Universitas Sumatera Utara siklus perilaku, dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.

2. Pendekatan budaya.

Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup way of life bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya. Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara yang lain selain perilaku tugas resmi dari para karyawan, karena aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut. Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.

3. Pendekatan kritik.

Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan Universitas Sumatera Utara yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi. Manajer dapat menciptakan kesehatan organisasi dan nilai-nilai demokrasi dengan mengkoordinasikan partisipasi stakeholder dalam keputusan-keputusan korporat. II.2.1.Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Suatu sistem didefinisikan oleh Pool 1973 sebagai “setiap entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih” . Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan- jabatan posisi-posisi. Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan. Orang bisa disosialisasikan oleh jabatan, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama jabatan tersebut dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan keadaan orang tersebut. Bila kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi : 1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya, penciptaan pertunjukkan to display menurut Random House Dictionary of The English Language 1987 : anda membawa sesuatu Universitas Sumatera Utara untuk diperhatikan seseorang atau orang lain; menyebarkan seseuatu sehingga sesuatu tersebut dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan . 2. Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan to intepret : menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu. Contoh: Ketika anda berpakaian warna merah di pagi hari, anda menciptakan pertunjukan bagi diri anda sendiri. Anda menempatkan diri anda sendiri, atau setidaknya apa yang anda rasa anda pikirkan mengenai diri anda sendiri, sehingga terpandang jelas. Anda menempatkan diri anda sendiri dalam suatu posisi yang menyenangkan bagi pengamatan tertentu. Pakaian anda, perhiasan, dan hiasan wajah merepresentasikan diri anda sendiri kepada orang lain. Secara teknis, seseorang tidak dapat menghindari untuk menunjukkan pesan. Apa yang anda tunjukkan atau tempatkan sehingga terlihat jelas memang merepresentasikan anda. Anda adalah “suatu pertunjukkan pesan yang berjalan”. Hal yang sama dapat diterapkan kepada kantor atau hotel anda. Kantor atau hotel adalah suatu pertunjukan pesan bagi mereka yang mengunjunginya.

II.2.2. Proses Komunikasi Organisasi. 1. Komunikasi internal.

Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan operasi dan manajemen. Dua dimensi komunikasi internal :

a. Komunikasi vertikal.

Universitas Sumatera Utara Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik two way traffic communication. Downward Communication, yaitu komunikasi atas ke bawah. Contoh : Pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern. Upward communication, yaitu komunikasi dari bawah ke atas. Contoh : staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan. Hambatannya adalah apabila saluran komunikasi dalam organisasi tidak berjalan atau digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh terhadap operasional organisasi perusahaan. Organisasi terdiri atas sejumlah orang; melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi. Interaksi antara pimpinan organisasi top manager dengan middle manager dengan audience di luar organisasi. Manajer swasta, BUMN atau pemerintah peranannya dapat berpengaruh terhadap internal public karyawan dan external public di luar organisasi, tetapi ada pengaruhnya. Yakni : 1. Peranan Antarpersona Interpersonal Role - Peranan Tokoh figurhead role - Peranan Pemimpin leader role - Peranan Penghubung liaison role 2. Peranan Informasional Informational Role - Peranan Monitor monitor role - Peranan Penyebar disseminator role - Peranan Jurubicara spokesman role 3. Peranan Memutuskan Decisional Role Universitas Sumatera Utara - Peranan Wiraswasta enterpreneur role - Peranan Pengendali Gangguan distrurbance handler role - Peranan Penentu Sumber resource allocator role - Peranan Perunding negotiator role

b. Komunikasi horisontal.

Komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja, employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

c. Komunikasi diagonal

Komunikasi antara pimpinan seksibagian dengan pegawai seksibagian lain.

2. Komunikasi eksternal.

Komunikasi antara pimpinan organisasi perusahaan dengan khalayak di luar organisasi. lihat skema eksternal audience Komunikasi dari organisasi kepada khalayak bersifat informatif, seperti majalah, press release media release, artikel surat kabar atau majalah, pidato, brosur, poster, konferensi pers, dll.

II.2.3. Hambatan Komunikasi Organisasi 1. Hambatan teknis

Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media Universitas Sumatera Utara komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan teknis dari komunikasi antara lain: - Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas. - Kurangnya informasi atau penjelasan. - Kurangnya ketrampilan membaca. - Pemilihan media saluran yang kurang tepat. - Hambatan Semantik. Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol kata dan apa yang disimbolkan arti atau penafsiran, dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari miskomunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya. 2.Hambatan manusiawi Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll. Menurut Cruden dan Sherman : a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi. Universitas Sumatera Utara b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi.

II.2.4. Komunikasi Organisasi yang Efektif

Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain sehingga mampu berbuat terhadap hal yang berhubungan dengan perubahan. Dalam menganjurkan masyarakat mengambil tindakan-tindakan komunikasi organisasi lebih tidak efektif lagi apabila tidak dibarengi dengan anjuran-anjuran secara pribadi, komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidaknya tidaknya satu orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelahaan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut hubungan untuk menyatakan kesamaan fikiran dan perilaku yang telah diatur dengan kebijakan.

1. Iklim komunikasi

Suatu frase yang menunjukkan tujuan dengan menggambarkan suatu kiasan yang sering berhubungan dengan suasana. Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi secara makro mengenai peristiwa komunikasi perilaku seseorang, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi. Perbedaan pola tentu memberikan suatu kesan yang tidak cermat tentang suasana kawasan, kadang-kadang cuaca yang sama, pada hari tertentu memberikan sebuah gambaran yang baik mengenai iklim fisik, iklim komunikasi organisasi sangat penting karena berhubungan dengan konteks organisasi Universitas Sumatera Utara dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi serta membantu memahami perilaku anggota organisasi. Poole mengatakan bahwa iklim memiliki sifat-sifat yang selalu tumpang tindih dengan konsep budaya Mulyana, 2005: 148.

2. Kepuasan komunikasi organisasi

Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan. Selain itu kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal. Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat kepuasan yang dirasakan dalam lingkungan komunikasi organisasi. Secara keseluruhan kepuasan berhubungan dengan perbedaan antara yang diinginkan oleh seorang. Dari sudut pandang komuikasi dalam organisai kepuasan hampir tidak berhubungan dengan keefektifan pengungkapan pesan, tetapi apabila pengalaman berkomunikasi memenuhi keinginan seseorang biasanya hal itu dipandang sebagai hal yang memuaskan. Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti seseorang merasa nyaman dengan pesan-pesan media dan hubungan dalam organisasi. Kenyamanan memiliki kecendrungan, dalam hal ini kadang-kadang menyebabkan individu lebih menyukai pelaksanaan terbaru untuk peningkatan individu. Salah satu tantangan dalam komunikasi organsisi adalah bagaiamana menyampaikan informasi keseluruhan bagian organisasi prosesi ini berhubungan dengan aliran informasi. Organisasi megandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan informasi.

3. Sifat infomasi

Universitas Sumatera Utara Informasi secara harfiah adalah penyampaian suatu pesan interprestasi penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian sebagai proses yang mendistribusikan pesan-pesan keseluruhan organisasi. Konsep suatu proses sering mengisyaratkan bahwa peristiwa-peristiwa dan hubungan bergerak serta berubah secara kesinambungan sehingga menjadi peritiwa yang dinamis. Jadi aliran informasi dalam suatu organsasi sebenarnya adalah suatu proses yang dinamik dan tetap mempertahankan pesan sesuai dengan aturan yang ditampilkan kemudian diinterprestasikan. Proses ini sebenarnya dapat terus berlangsung dan berubah secara konstan, artinya komunikasi organisasi bukanlah suatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu. Guezknow 1965 mengatakan bahwa informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi tiga bentuk serentak, berurutan, serta dengan cara kombinasi. Seringkali pesan-pesan disebut memo atau memorandum dikirim kepada sejumlah orang dalam sebuah organisasi. Seperti pertemuan dosen semua fakultas di suatu universitas, rektor memberikan pesan kepada semua dosen sekaligus. Bila pesan yang sama harus tiba di beberapa tempat yang berbeda pada saat yang sama harus membuat rencana dengan strategi atau teknik penyebaran secara serentak. Salah satu pertimbangan pokok adalah : apakah pesan dapat didistribusikan pada saat yang sama?

4. Kesulitan komunikasi

Komunikasi baru dinyatakan mencapai sasaran apabila komunikan dapat menangkap pengertian yang sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian, komunikasi tersebut dianggap gagal. Standarisasi keberhasilan komuniksi adalah ketepatan waktu. Jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan meskipun benar apa yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal. Sebagai Universitas Sumatera Utara upaya yang utama dalam proses komunikasi perlu diperhatikan masalah ketepatan waktu dan solusi terhadap pemecahan masalah. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi komunikator dalam melancarkan komunikasinya. Sutaryo dalam bukunya Sosiologi Komunikasi mengatakan, kesulitan itu antara lain menyangkut aspek amanat kmunikasi media dan unsur sosiologi budaya yang penting dalam komunikasi ialah kejelasan pesan yang dimaksud amanat masyarakat sebagai komunikan tidak semuanya bisa memahami pesan yang yang disampaikan oleh komunikasi sehingga timbul keraguan, tugas utama komunikator berusaha agar amanat itu jelas bagi diri sendiri maupun komunikan. Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan oleh komunikator yaitu : a. Komunikasi harus setia, artinya harus benar-benar menyatakan apa yang bisa dipahami oleh komunikan. Komunikasi menjadi tidak setia pada fungsinya jika pesan yang disampaikan dibuat sedemikian rupa sehingga komunikan menangkapnya dengan arti lama. b. Komunikasi harus lengkap atau utuh. Semua pesan harus sampai kepada komunikan, tidak mengalami kebocoran di tengah jalan, jika tidak komunikasi tidak mencapai tujuan. Dengan pengertian ini khususnya mengenai kesulitan-kesulitan yang mengurangi keberhasilan komunikasi dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi kesulitan itu.

5. Lingkungan komunikasi

Lingkungan mempunyai pengaruh tertentu terhadap makna kandungan pesan apa yang disampaikan. Menurut Devido bahwa ruangan atau bangsal, atau taman ketika ketika komunikasi berlangsung disebut konteks lingkungan fisik. Hubungan status di antara mereka yang terlibat peran dan permainan yang dijalankan oleh seseorang atau Universitas Sumatera Utara kelompok serta aturan budaya, masyarakat di mana mereka berkomunikasi, lingkungan atau konteks yang mencakup rasa persahabatan atau permusuahan, formal maupun informal komunikasi boleh dilaksanakan masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik. Perubahan ini dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Memang proses komunikasi itu tidak pernah statis, demikian secara singkat telah diuraikan. Komunikasi dan faktor yang ikut berpengaruh terhadap pelaksanaan atau terjadinya komunikasi dalam lingkungan organisasi acap kali terjadi secara umum ada dua yaitu :

a. Proses secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka langsung antara seseorang dengan yang lain guna menyampaikan pikiran maupun perasaanya. b. Proses secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media proses komunikasi sekunder menggunakan alat agar dapat melipat gandakan pesan jumlah penerima pesan kemudian bagaimana untuk mengatasi hamabatan georafis yang terjadi. Wilbur Schramm menyebutkan bahwa manusia apabila dihadapkan dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan menerima atau menolaknya, akan mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya sebagai proses berfikir.

6. Teori kebergantungan

Mungkin kebergantungan secara langsung dan tidak langsung, bahwa kepemimpinan yang efektif selalau memperhatikan situasi untuk menerapkan gaya kepemimpinan berdasarkan pada konsep kebergantungan. Menurut teori Universitas Sumatera Utara kebergantungan, keefektifan pemimpin tergantung kepada hubungan terhadap gaya kepemimpinannya, tugas dan hubungan motivasi tugas. Suatu organisasi mempunyai karakteristik terhadap suatu situasi kepemimpinan yang paling penting adalah : Pertama relasi pemimpin – angota, kedua struktur tugas, ketiga kekuasaan jabatan pemimpin. Relasi pemimpin - anggota yang baik terjadi bila anggota menyukai, mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini dianggap sebagai satu-satunya kondisi terpenting bagi kepemimpinan yang efektif. Efektivitas pemimpin ditentukan oleh kekuasaan antara gaya kepemimpinan tugas dan hubungan dengan keharmonisan situasinya. Situasi terbaik adalah bila relasi pemimpin dan anggota baik. Sudah tentu setiap situasi mempunyai berbagai tingkat keharmonisan yang meliputi aspek – aspek karakter yang baik mapun yang buruk. Akan tetapi suatu sistem teori mampu atau tidak mampu menjelaskan kejadian-kejadian baik dalam tingkat kelompok maupun organisasional. Perlu diketahui terlebih dahulu tentang adanya perbedaan yang mendasar dalam komunikasi oraganisasi. Komunikasi bersifat langsung dan tatap muka, komunikasi organisasi tidak perlu langsung dan sering kali memang tidak agak kurang dipengaruhi emosi dan lebih cendrung melibatkan pengaruh antar pribadi sebagai kebalikan dari pemusan sasaran organisasi yang rasional Goloberg, 1985: 10. Beberapa alasan yang menyebakan gaya kepemimpinan tertentu terikat lebih efektif dalam beberapa situasi yang berbeda, dapat diterangkan dengan cara meperhatikan persyaratan yang terjadinya situasi yang harmonis maupun yang tidak harmonis.

7. Analisis transaksional

Universitas Sumatera Utara Analisis transaksional dikemukanan oleh Eric 1964 ada tiga tahap untuk mengendalikan ego dewasa, orang tua dan anak-anak. Suatu respon dapat ditafsirkan dari sudut pandang setiap ego. Tahap ego dewasa menggambarkan gaya manusia yang lebih disukai sebagai pengatur diri sendiri dan orang lain dan menyangkut masalah penerapan pengaturan, perstrukturan dan kegiatan perencanaan. Tahap ego orang tua mengambarkan gaya manusia yang lebih suka diatur dan meliputi empat gaya otoriter, birokratik, demoleratik, dan pengarahan diri. Tahap ego anak-anak mengambarkan kebutuhan motivasi- onal manusia dan meliputi kekuasaan, kendali keluwesan dan kebebasan. Konsekuensi dari perubahan yang paling mendasar dalam kehidupan anggota organisasi, terlihat pada ekspresinya yang pada prinsipnya dalam pengonsepan. Pertumbuhan atau perkembangan organisasi yang semakin luas dan kompleks antara lain ditandai oleh lahirnya sebuah departemen baru, fluktuasi keangotaan dan perubahan teknologi sebagai respon terhadap inovasi baru dalam bentuk memenuhi kebutuhan.

8. Konflik organisasi

Konflik dalam organisasi merupakan salah satu faktor ketidakseimbangan yang melanda hubungan antara satu individu dengan individu lain, baik satu kelompok dengan kelompok lain. Istilah konflik organisasi berarti munculnya suasana ketegangan dalam organisasi. Menurut Dahrendorf 1959 konflik organisasi dapat diamati hubungan komunikasi organisasi dengan jajaran yang ada dalam sistem yang aktif dengan jaringan komunikasi dan struktural organisasi Kossen, 1986: 243. Dalam konteks organisasi dikenal dua jenis potensi konflik: pertama konflik dalam organisasi, kedua, konflik antarorganisasi. Yang dimaksud konflik dalam organisasi adalah konflik yang terjadi dalam tubuh organisasi, sumber konflik adalah Universitas Sumatera Utara memburuknya hubungan antarpribadi dalam sistem organisasi, sedangkan konflik antaroraganisasi adalah konflik yang terjadi antara organisasi yang berbeda.

9. Perubahan berencana dalam organisasi

Suatu organisasi tetap mempunyai cita-cita atau tatanan untuk mengatur hubungan timbal balik fungsionalnya, akibatnya apabila ada perubahan yang terjadi dalan suatu unit departemen akan mempengaruhi aktivitas adalah perubahan secara hirarki dan wewenang peranan individu dalam pekerjaan penataan kembali hubungan kerja melalui komunikasi formal. Bentuk suatu perubahan selalu dikaitkan dengan asas perubahan individual dan kelompok yang berdampak mengubah orientasi organisasi. Setiap perubahan organisasi lazim direncanakan untuk mencapai perubahan jangka pendek, peranan dalam suatu oragnisasi memang menginginkan perubahan yang bertujuan untuk memahami cita-cita organisasinya. Stan Kossen, Aspek Manusia Dalam Organisasi, Penerbit Air Langga Jakarta, hal. 243 Para agen perubahan dapat menempuh beberapa cara perubahan berencana terhadap organisasi melalui pendekatan “human relation” yaitu : a. Kontak tertutup atau kolaborasi dengan organisasi artinya anggota organisasi bersedia menentukan, mempertimbangkan sifat dan keberadaaan organisasi b. Teknik kalaborasi anggota organisasi menggunakan sumber daya yang ada, kemampuan dan keterampilan yang relevan latar belakang pendidikan masing- masing anggota organisasi. c. Peningkatan profesionalisme anggota setiap pemimpin oragnisasi harus mempunyai kemampuan dan sikap antisipatif tentang sejauh mana daya tahan organisasi terhadap perubahan. Universitas Sumatera Utara d. Membantu pemimpin organisasi agar dapat mengantisipasi akibat perubahan yang cepat dan jangka panjang dan pungsi tertentu organisasi. e. Proses pemahaman dalam belajar dengan cara mandiri agar menjadi lebih sadar atas setiap tindakan pengambilan keputusan demi kesuksesan organisasi.

II.3. Komunikasi Bisnis

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan written dan lisan oral. Contohnya adalah membaca majalah, membaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain. Komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audiens. Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata- kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti : a. Berbicara dan Menulis. Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan. Universitas Sumatera Utara b. Mendengarkan dan Membaca. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar dan membaca.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Walaupun pada umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami. Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu: a. Menyediakan dan memberikan informasi b. Mangatur alur suatu percakapan c. Mengekspresikan emosi d. Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesa pesan verbal. e. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain f. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah. Universitas Sumatera Utara Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi, karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan. Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata. Proses Komunikasi dapat dilakukan dalam lima tahap menurut Courtland L. Bove dan John V. Thil, yaitu : a. Pengirim mempunyai suatu ide dan gagasan b. Ide diubah menjadi suatu pesan c. Pemindahan pesan d. Penerima menerima pesan e. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

II.3.1. Komunikasi Bisnis yang Efektif

Untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai komunikasi yang efektif dalam komunikasi bisnis, diperlukan hubungan komunikasi communication connections dan pola komunikasi patterns of communication yang digunakan untuk mengelola komunikasi dalam upaya peningkatan ketrampilan dalam berkomunikasi. Untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai perbaikan komunikasi yang efektif dalam bisnis ditentukan oleh beberapa hal seperti berikut ini: Universitas Sumatera Utara 1. Persepsi. Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. 2. Ketepatan. Komunikan atau audiens memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan dapat tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan. 3. Kredibilitas. Dalam berkomunikasi, komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa para audiens adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Dan juga sebaliknya komunikator juga harus memiliki keyakinan akan maksud yang ingin disampaikan. 4. Pengendalian. Dalam komunikasi, audiens akan memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan. Dan dari reaksi ini akan terlihat berhasil atau tidaknya komunikator mengendalikan audiens saat melakukan komunikasi 5. Kecocokan. Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan yang baik dan menyenangkan serta memberikan kesan yang baik dengan para audiensnya. Untuk memahami dalam menentukan ukuran keberhasilan komunikasi bisnis, diperlukan pemahaman dahulu tentang pentingnya komunikasi dalam bisnis di ruang lingkup organisasi. Dimana menurut pengertiannya organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang didirikan untuk jangka waktu yang lama dan memiliki karateristik dan ciri-ciri seperti adanya pembagian tugas dan tanggung jawab, adanya pusat kekuasaan, adanya substitusi sumberdaya manusia, adanya ketergantungan, adanya koordinasi antarkomponen, dan adanya interaksi yang berulang-ulang. Universitas Sumatera Utara Dalam menyampaikan informasinya baik di dalam perusahaan maupun ke luar perusahaan, suatu organisasi memiliki jaringan komunikasi yang dapat mempengaruhi keefektifan organisasi, mengikuti pola komunikasi, yaitu: a. Saluran Formal Saluran formal merupakan aliran informasi yang mengikuti rantai komando dalam struktur organisasi b. Saluran Informal. Saluran informal akan mengalirkan informasi tidak mengikuti struktur organisasi yang ada, dan biasanya terjadi karena adanya hubungan antara individu. Sedangkan menurut fungsinya, komunikasi dalam organisasi dilakukan melalui komunikasi internal mengikuti aliran ke bawah, aliran ke atas, dan aliran mendatar atau samping. Dan komunikasi eksternal, dimana komunikasi yang terjadi antar pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Sedangkan dalam hubungannya, komunikasi internal dan komunikasi eksternal memiliki arti untuk memberitahu, untuk membujuk, dan untuk meningkatkan citra dan hubungan baik. Ada beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam komunikasi bisnis: a. Menyimak dalam lingkungan bisnis Satu hal yang harus dipahami dalam hal merancang keberhasilan dalam berkomunikasi bisnis adalah menyimak listening. Menyimak adalah salah satu keahlian berkomunikasi yang paling sering digunakan dalam interaksi manusia. Kemampuan dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain merupakan bagian penting dari keberhasilan kita dalam berbisnis. Universitas Sumatera Utara Dengan belajar menyimak dengan baik akan sangat membantu meningkatkan hubungan kita dengan orang lain. Karena faktor utama dalam komunikasi adalah kemampuan melihat gagasan dan sikap yang diungkapkan dari sudut pandang orang lain. Dan hal ini akan memberikan feed back dan aspek komunikasi lainnya dan kita akan mengetahui bahwa bagian antarpesona dalam menyimak merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menghilangkan masalah – masalah komunikasi yang timbul dalam bisnis, seperti : · Memecahkan konflik · Menanggulangi perlawanan · Mengadakan negosiasi b. Berkomunikasi dalam kelompok kecil Berkomunikasi dalam kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, adanya pengarahan dari seorang pemimpin dengan memiliki tujuan dan sasaran tertentu untuk pencapaian bersama. Berkomunikasi dan bekerja dalam kelompok memilki kelebihan dan kekurangan yaitu dengan adanya kelompok, maka dapat memecahkan masalah dengan baik, adanya kerjasama yang memilki kekuatan gabungan orang-orang yang berpikir bersama menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih kreatif bila dikerjakan bersama-sama dibandingkan bila individu, tetapi memiliki kekurangan karena bila dikerjakan secara bersama-sama berkemungkinan adanya dominasi dari salah satu individu atau adanya rasa ketergantungan dari salah satu anggota kelompok dan bisa terjadinya konflik dalam kelompok tersebut. c. Teknologi dalam komunikasi bisnis Universitas Sumatera Utara Teknologi merupakan alat teknik, atau cara yang dapat membantu manusia dalam menjalankan pekerjaan, sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan, lebih cepat, lebih baik, dan lebih banyak hasilnya. Salah satu alasan mengapa teknologi dibutuhkan dalam komunikasi bisnis, adalah karena dengan adanya alat bantu multimedia yang relevan dan dipilih dengan baik maka akan mudah menarik perhatian. Alat bantu multimedia dapat digunakan secara efektif untuk mengendalikan perhatian penyimak melalui stimuli visual dan stimuli oral. Dan alat bantu multimedia juga digunakan untuk menjelaskan gagasan, karena alat bantu multimedia memberikan gambar bernilai ribuan kata, tambahan visual dan auditory tambahan atau input indera dapat menyampaikan konsep yang sulit dan membantu dalam penyampaian pesan yang kompleks. Anderson 1966 menunjukkan bahwa suatu kombinasi presentasi yang menggunakan kemampuan bicara dan penayangan gambar berdampak lebih besar terhadap topik yang lebih kompleks dibandingkan pesan yang disampaikan dengan kata-kata. Dan para penyimak akan mengingat isi presentasi lebih lama bila presentasi menggunakan gambar-gambar. Tambahan input visual dan auditory dapat menyempurnakan kata-kata yang diucapkan dan dapat memusatkan perhatian dan meningkatkan kejelasan. d. Pemilihan kata yang tepat Pemilihan kata yang tepat, penting artinya dalam menyampaikan pesan - pesan bisnis kepada audiens. Agar maksud dari komunikasi tersebut dapat dicapai, maka perlu diperhatikan hal - hal seperti : - Pemilihan kata yang sudah dikenal familiar - Pilihlah kata-kata yang singkat dan kalimat yang sederhana - Hindari kata-kata yang bermakna ganda Universitas Sumatera Utara Penyatuan kumpulan kata menjadi sebuah kalimat menjadikan sebuah kalimat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang lain seperti mengemukakan pendapat atau mengumumkan sesuatu. Agar pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti, maka kalimat harus disusun secara efektif. Dalam menyusun suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat yang paling tepat atau cocok dengan pemikiran atau ide yang disampaikan. Dan terciptalah kalimat efektif, dimana kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik, dan terciptalah keberhasilan dalam berkomunikasi.

e. Menarik perhatian khalayak

Salah satu kunci keberhasilan dalam mengukur berhasil atau tidaknya komunikasi bisnis adalah adanya umpan balik feedback dari khalayak. Umpan balik adalah setiap komunikasi verbal atau nonverbal dari para penyimak yang dikirimkan kembali kepada pembicara sebagai jawaban dari suatu pesan. Sebagai seorang pembicara yang baik dalam berkomunikasi di depan khalayak, maka seorang pembicara harus bisa menanggapi bahwa umpan balik tersebut sebagai alat yang berguna untuk evaluasi, mananggapi umpan balik tersebut tanpa rasa marah dan menyimak umpan balik tersebut dan memberikan perhatian kepada seluruh sumber umpan balik tersebut untuk diambil manfaatnya dan menjadikan evaluasi bagi si komunikator tersebut. Dan akhirnya hal terakhir tersebut di atas bisa diajadikan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam komunikasi bisnis.

f. Strategi

Kita butuh pemahaman yang baik mengenai strategi komunikasi bisnis dari organisasi dan juga berbagai masalah yang ada di belakangnya jika ingin berhasil dalam berkomunikasi. Selain itu juga kita harus mengerti mengenai kegiatan bisnis Universitas Sumatera Utara yang ada, perputaran perencanaan dan juga proses pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan, kita harus memiliki pemahaman yang baik mengenai konteks bisnis dalam organisasi, kita harus mengerti siapa pesaing perusahaan, produk mereka, strategi dan juga proses. Kita juga harus sudah terbiasa dengan lingkungan bisnis yang ada dan mempelajari kulturnya yang tentu saja mempengaruhi kesuksesan organisasi. Dan yang penting adalah kita mampu menerjemahkan faktor-faktor bisnis tadi ke dalam kebutuhan berkomunikasi dalam bisnis. Untuk itu dibutuhkan keahlian dalam menerjemahkan antara kebutuhan bisnis dan pemilihan teknologi dan alat bantu multimedia yang tepat dalam implementasinya. Sebagai pelaku bisnis dalam melakukan proses atau tahapan dari kegiatan komunikasi diperlukan manajemen sales untuk pemasarannya, dimana proses komunikasi dalam pemasaran penting dalam 3 proses di awal yaitu menciptakan awareness, mananamkan comprehend dan menimbulkan interest. Proses berikutnya setelah tercipta interests, mulai mengarah kepada interaksi langsung antara produk dengan konsumen. Setelah tercipta interest, konsumen akan mulai bergerak secara sadar atau tidak, disengaja atupun tidak, untuk menemukan merek dan produk anda. Tahapan ini kita sebut saja sebagai tahapan ketertarikan untuk membeli. Dan dalam tahapan ini akan tercipta keberhasilan dari penjual dalam menerapkan komunikasi bisnis terhadap konsumennya.

II.4. Sejarah Koperasi.

Sejarah pertumbuhan koperasi di seluruh dunia disebabkan oleh tidak dapat dipecahkannya masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme. Koperasi lahir Universitas Sumatera Utara sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan dan kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang kapitalistis Team UGM, 1984: 11. Koperasi yang lahir pertama di Inggris tahun 1844 berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan yang selanjutnya menelorkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan Rochdale Principles. Dalam waktu yang hampir bersamaan di Prancis lahir koperasi yang bergerak di bidang produksi dan di Jerman lahir koperasi yang bergerak di bidang simpan-pinjam. Sejalan dengan pengertian asal kata koperasi dari “Co” dan “Operation” mempunyai arti bersama-sama bekerja, koperasi berusaha untuk mencapai tujuan serta kemanfaatan bersama. Guna memperoleh pengertian yang lebih lengkap tentang koperasi, ILO di dalam penerbitannya tentang “Cooperative Management and Aministration” 1965 …….Cooperative is an association of person, usually of limited means, who have voluntarily joined together to achieve a common economic and through the formation of a democratically controlled business organization, making efuitable contrtobution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Dari definisi tersebut, koperasi mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. merupakan perkumpulan orang-orang association of person b. bergabung secara sukarela have voluntarily joined together c. untuk mencapai tujuan ekonomi bersama to achieve a commoneconomic end d. organisasi perusahaan yang dikendalikan secara demokratis democratically controlled business organization Universitas Sumatera Utara e. kontribusi yang adil terhadap modal yang diperlukan equitable contribution to the capital required f. menanggung resiko dan menerima bagian keuntungan secara adil a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Dalam perjalanan sejarah sampai dengan sekarang, pengertian koperasi telah berkembang yang dapat disoroti dari berbagai aspek : a. koperasi sebagai organisasi ekonomi sebagaimana juga pelaku-pelaku ekonomi yang lain harus memperhitungkan produktivitas, efisiensi serta efektifitas. b. koperasi sebagai suatu gerakan yang mempersatukan kepentingan yang sama guna diperjuangkannya secara bersama-sama secara serempak dan lebih baik, sehingga dimungkinkannya ditempatkan semacam perwakilan. c. segi sosial dan moral yang dianggap mewarnai kehidupan koperasi yang di dalam kegiatannya harus mempertimbangkan norma-norma sosial ataupun moral yang berlaku di mana koperasi melakukan kegiatannya. d. sementara pihak ingin mengembangkan koperasi sebagai suatu sistim ekonomi, di mana pandangan ini dilandasi oleh semangat cooperativism. e. di dalam suatu kajian ilmiah, koperasi telah dikembangkan pula sebagai suatu ilmu yang dilandasi atas filsafat dan tujuan ilmu pengetahuan. Dengan perkembangan pengertian koperasi sebagaimana dikemukakan tersebut, dapatlah ditarik suatu pengertian bahwa koperasi memiliki pengertian yang dinamik. Sedangkan di sisi lain koperasi sebagai organisasi ekonomi mempedomani sendi-sendi dasarnya principles yang membedakan terhadap organisasi ekonomi yang lain.

II.4.1. Awal Pertumbuhan Koperasi Indonesia

Universitas Sumatera Utara Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 Ahmed, 1964: 57 yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang naik dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim lingkungannya. Jika pertumbuhan koperasi yang pertama di Indonesia menekankan pada kegiatan simpan-pinjam Soedjono, 1983: 7 maka selanjutnya tumbuh pula koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan dan kemudian koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Perkembangan koperasi dari berbagai jenis kegiatan usaha tersebut selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada suatu bentuk koperasi yang memiliki beberapa jenis kegiatan usaha. Koperasi serba usaha ini mengambil langkah-langkah kegiatan usaha yang paling mudah mereka kerjakan terlebih dulu, seperti kegiatan penyediaan barang- barang keperluan produksi bersama-sama dengan kegiatan simpan-pinjam ataupun kegiatan penyediaan barang-barang keperluan konsumsi bersama-sama dengan kegiatan simpan-pinjam dan sebagainya Masngudi, 1989: 1-2. Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja Patih di Purwokerto 1896, mendirikan koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam. Untuk memodali koperasi simpan- pinjam tersebut di samping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang dipegangnya Djojohadikoesoemo, 1940: 9. Setelah beliau mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas mesjid telah dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya. Kegiatan R Aria Universitas Sumatera Utara Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara Raiffeisen koperasi simpan-pinjam untuk kaum tani dan Schulze- Delitzsch koperasi simpan-pinjam untuk kaum buruh di kota di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti mulailah ia mengembangkan koperasi simpan- pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja . Dalam hubungan ini kegiatan simpan pinjam yang dapat berkembang ialah model koperasi simpan-pinjam lumbung dan modal untuk itu diambil dari zakat. Selanjutnya Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian pula Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko-toko koperasi. Perkembangan yang pesat di bidang perkoperasian di Indonesia yang menyatu dengan kekuatan sosial dan politik menimbulkan kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya Pemerintah Hindia Belanda ingin mengaturnya tetapi dalam kenyataan lebih cenderung menjadi suatu penghalang atau penghambat perkembangan koperasi. Dalam hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja no. 431 yang berisi antara lain : a. Akte pendirian koperasi dibuat secara notaris b. Akte pendirian harus dibuat dalam Bahasa Belanda c. Harus mendapat ijin dari Gubernur Jenderal d. dan di samping itu diperlukan biaya meterai f 50. Pada akhir Rajab 1336 H atau 1918 M. K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat SKN Universitas Sumatera Utara yang beranggotakan 45 orang. Ketua dan sekaligus sebagai manajer adalah K.H. Hasyim Asy ‘ari. Sekretaris I dan II adalah K.H. Bishri dan Haji Manshur. Sedangkan bendahara Syeikh Abdul Wahab Tambak beras di mana branndkas dilengkapi dengan lima macam kunci yang dipegang oleh lima anggota. Mereka bertekad, dengan kelahiran koperasi ini unntuk dijadikan periode “nahdlatuttijar” . Proses permohonan badan hukum direncanakan akan diajukan setelah antara dua sampai dengan tiga tahun berdiri. Berbagai ketentuan dan persyaratan sebagaimana dalam Ketetapan Raja no 4311915 tersebut dirasakan sangat memberatkan persyaratan berdiriya koperasi. Dengan demikian praktis peraturan tersebut dapat dipandang sebagai suatu penghalang bagi pertumbuhan koperasi di Indonesia, yang mengundang berbagai reaksi. Oleh karenanya pada tahun 1920 dibentuk suatu Komisi Koperasi yang dipimpin oleh DR. J.H. Boeke yang diberi tugas meneliti sampai sejauh mana keperluan penduduk Bumi Putera untuk berkoperasi. Hasil dari penelitian menyatakan tentang perlunya penduduk Bumi Putera berkoperasi dan untuk mendorong keperluan rakyat yang bersangkutan. Selanjutnya didirikanlah Bank Rakyat Volkscredit Wezen . Berkaitan dengan masalah Peraturan Perkoperasian, maka pada tahun 1927 di Surabaya didirikan “Indonsische Studieclub” Oleh Dr. Soetomo yang juga pendiri Boedi Oetomo, dan melalui organisasi tersebut beliau menganjurkan berdirinya koperasi. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Partai Nasional Indonesia di bawah pimpimnan Ir. Soekarno, di mana pada tahun 1929 menyelenggarakan kongres koperasi di Betawi. Keputusan kongres koperasi tersebut menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemakmuran penduduk Bumi Putera harus Universitas Sumatera Utara didirikan berbagai macam koperasi di seluruh Pulau Jawa khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Untuk menggiatkan pertumbuhan koperasi, pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi dengan tugas: a. Memberikan penerangan kepada pengusaha-pengusaha Indonesia mengenai seluk beluk perdagangan; b. Dalam rangka Peraturan Koperasi No 91, melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi-koperasi, serta memberikan penerangannya. c. Memberikan keterangan-keterangan tentang perdagangan pengangkutan, cara-cara perkreditan dan hal ihwal lainnya yang menyangkut perusahaan-perusahaan d. Penerangan tentang organisasi perusahaan. e. Menyiapkan tindakan-tindakan hukum bagi pengusaha Indonesia.

II.4.2. Koperasi Indonesia di zaman kemerdekaan.

Gerakan koperasi di Indonesia yang lahir pada akhir abad 19 dalam suasana sebagai negara jajahan tidak memiliki suatu iklim yang menguntungkan bagi pertumbuhannya. Baru kemudian setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. Dr. H. Moh. Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” Republik Indonesia, berusaha memasukkan rumusan perkoperasian di dalam konstitusi. Sejak kemerdekaan itu pula koperasi di Indonesia mengalami suatu perkembangan yang lebih baik. Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan tersebut adalah koperasi. Universitas Sumatera Utara Di dalam pasal 33 UUD 1945 tersebut diatur pula di samping koperasi, juga peranan dari Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta. Pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 badan koperasi di seluruh Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia bertindak aktif dalam pengembangan perkoperasian. Di samping menganjurkan berdirinya berbagai jenis koperasi Pemerintah RI berusaha memperluas dan menyebarkan pengetahuan tentang koperasi dengan jalan mengadakan kursus- kursus koperasi di berbagai tempat. Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat. Selanjutnya, koperasi pertumbuhannya semakin pesat. Tetapi dengan terjadinya agresi I dan agresi II dari pihak Belanda terhadap Republik Indonesia serta pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 banyak merugikan terhadap gerakan koperasi. Selanjutnya pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia SOKRI menjadi Dewan Koperasi Indonesia DKI. Di samping itu mewajibkan DKI membentuk Lembaga Pendidikan Koperasi dan mendirikan Sekolah Menengah Koperasi di Provinsi-provinsi. Keputusan yang lain ialah penyampaian saran-saran kepada Pemerintah untuk segera diterbitkannya Undang-Undang Koperasi yang baru serta mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1956 tanggal 1-5 September diselenggarakan Kongres Koperasi yang ke III di Jakarta. Keputusan Kongres di samping hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan perkoperasian di Indonesia, juga mengenai hubungan Dewan Koperasi Indonesia dengan International Cooperative Alliance ICA.

II.4.3. Koperasi Indonesia di Zaman Orde Baru.

Periode pelita I pembangunan perkoperasian menitikberatkan pada investasi pengetahuan dan ketrampilan orang-orang koperasi, baik sebagai orang gerakan koperasi maupun pejabat-pejabat perkoperasian. Untuk memberikan peranan pada koperasi di masa dating sebagai konsekuensi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1, maka koperasi-koperasi perlu dilandasi lebih dulu dengan jiwa koperasi yang mendalam, perlengkapan- perlengkapan pengetahuan dan ketrampilan di bidang mental, organisasi, usaha dan ketatalaksanaan agar mampu terjun di tengah-tengah arena pembangunan. Untuk melaksanakan tujuan ini maka Pemerintah membangun Pusat-pusat Pendidikan Koperasi PUSDIKOP di tingkat pusat dan juga di tiap ibukota propinsi. Pusat Pendidikan Koperasi tersebut sekarang dirubah menjadi Pusat Latihan dan Penataran Perkoperasian PUSLATPENKOP di tingkat Pusat dan Balai Latihan Perkoperasian BALATKOP di tingkat daerah. Di samping investasi mental ini telah dimulai pula rintisan investasi fisik dan financial untuk melatih koperasi bergerak di bidang ekonomi. Untuk itu maka di samping pembinaan usaha dan tatalaksana didirikan pula Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LJKK di tahun 1970 yang menjamin pinjaman-pinjaman koperasi dari bank-bank pemerintah, secara selektif dan bertahap. Di samping itu LJKK juga berperan untuk ikut dalam partisipasi modal pada proyek kredit investasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kebijakan Universitas Sumatera Utara tertentu, pemerintah atas dasar pertimbangannya apabila dinilai bunga atas sesuatu kredit pada koperasi terlalu tinggi, LJKK memberikan subsidi bunga. Sekarang Lembaga Jaminan Kredit Koperasi LJKK dirubah statusnya menjadi Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi PERUM PKK. Untuk mengatasi kelemahan organisasi dan memajukan manajemen koperasi maka sejak tahun1972 dikembangkan penggabungan koperasi-koperasi kecil menjadi koperasi-koperasi yang besar. Daerah-daerah di pedesaan dibagi dalam wilayah- wilayah Unit Desa WILUD dan koperasikoperasi yang yang ada dalam wilayah unit desa tersebut digabungkan menjadi organisasi yang besar dan dinamakan Badan Usaha Unit Desa BUUD. Pada akhirnya koperasi-koperasi desa yang bergabung itu dibubarkan, selanjutnya BUUD menjelma menjadi KUD Koperasi Unit Desa. Karena secara ekonomi menjadi besar dan kuat, maka BUUDKUD itu mampu membiayai tenaga-tenaga yang cakap seperti manajer, juru buku, juru mesin, juru toko dan lain- lain. Juga BUUDKUD itu dipercayai untuk meminjam uang dari bank dan membeli barang-barang produksi yang lebih modern, sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman mesin gilingan padi, traktor, pompa air, mesin penyemprot hama dan lain-lain. Ketentuan yang mengatur tentang Wilayah Unit Desa, BUUDKUD dituangkan dalam Instruksi Presiden No.41973 yang selanjutnya diperbaharui menjadi Instruksi Presiden No.21978 dan kemudian disempurnakan menjadi Instruksi Presiden No.41984. Dalam kenyataannya meskipun arus sumber-sumber daya pembangunan yang dicurahkan untuk mengatasi kemiskinan, khususnya di daerah-daerah pedesaan, belum pernah sebesar seperti dalam era pembangunan selama ini, namun kita sadari sepenuhnya bahwa gejala kemiskinan dalam bentuk yang lama maupun yang baru masih dirasakan sebagai masalah mendasar dalam pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara Dalam Pelita V atau periode terkahir kejayaan Orde Baru kebijakan pembangunan tetap bertumpu pada trilogi pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang disertai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas yang mantap. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling mengkait dan saling memperkuat serta perlu dikembangkan secara selaras, serasi dan seimbang. Dalam memperkokoh kerangka landasan untuk tinggal landas di bidang ekonomi, peranan koperasi merupakan aspek yang strategis di samping peran pelaku ekonomi lainnya. Koperasi harus tumbuh kuat dan mampu menangani seluruh aspek kegiatan di bidang pertanian, industri yang kuat dan di bidang perdagangan barang- barang kebutuhan pokok masyarakat. Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, dalam Pelita V masih terpusatkan pada sektor pertanian, maka prioritas pembinaan koperasi mengikuti pola tersebut dengan memprioritaskan pembinaan 2.000 sampai dengan 4.000 KUD Mandiri tanpa mengabaikan pembinaan-pembinaan terhadap koperasi jenis lain.

II.4.4. Koperasi Syariah

Pada prinsipnya, koperasi syariah sama saja dengan koperasi lain. Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. Universitas Sumatera Utara Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. Koperasi syariah agar diakui keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah. Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, hibah, dan donasi, sedangkan Modal Penyerta didapat dari anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN