perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern
pendiri. Mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal
awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. Koperasi syariah agar diakui keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu
mahal berkisar 300 ribu rupiah. Modal awal koperasi bersumber dari dana usaha, dana- dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari
Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, hibah, dan donasi, sedangkan Modal
Penyerta di dapat dari anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela
anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pola komunikasi organisasi dalam menghadapi berbagai permasalahan di Koperasi Syariah
Berkah Mandiri.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
“Bagaimanakah pola komunikasi organisasi di dalam Koperasi Syariah Berkah Mandiri, Jalan Setia Budi No.175-C Lantai 2, Tanjung Sari, Medan ?”
1.3. Pembatasan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah yang diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau
peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada pengurus, karyawan, dan anggota koperasi di lingkungan Koperasi Syariah Berkah Mandiri, Jalan Setia Budi
No.175-C Lantai 2, Tanjung Sari, Medan. 3. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2009.
I.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran umum pola komunikasi dalam suatu Koperasi
Syariah. 2.
Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan di dalam Kopersi Syariah Berkah Mandiri.
3. Untuk mengetahui pola komunikasi dalam Koperasi Syariah Berkah Mandiri.
I.5. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan referensi
penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat memperluas pengetahuan
peneliti mengenai ilmu komunikasi, khususnya komunikasi organisasi dan komunikasi bisnis.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Koperasi
Syariah Berkah Mandiri.
I.6. Kerangka Teori
Sebelum terjun ke lapangan atau melakukan penelitian atau pengumpulan data, peneliti diharapkan mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka pemikiran
atau literature review. Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dalam perumusan
masalah. Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat
pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar tinggi, dan daripadanya proporsi bisa dihaslkan dan diiuji secara alamiah dan pada landasannya dapat dilakukan
prediksi mengenai perilaku Effendy, 2003: 241. Kerlinger juga menyebutkan bahwa teori merupakan himpunan konstruk
konsep, definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan
gejala tersebut Rakhmat, 2004: 6. Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Bisnis, dan Koperasi.
I.6.1. Komunikasi.
Secara epistemologis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti kata ini bisa
diartikan sebagai sama makna. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut.
Pengertian komunikasi menurut H. Lasswell adalah siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa who says what in which channel to
whom with what effect . Sedangkan menurut Anderson, komunikasi adalah suatu proses dimana kita bisa memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan
proses yang dinamis dan secara konstan bisa berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. Dan menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan,
harapan, pesan yang disampaiakan melalui lambang tertentu yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan kepada penerima pesan Purba
dkk., 2006: 32 .
I.6.1.1. Komunikasi Organisasi.
Salah satu bentuk komunikasi adalah Komunikasi Organisasi. Komunikasi merupakan bidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Dalam
kenyataannya masalah komunikasi selalu muncul dalam proses organisasi. Komunikasi merupakan system aliran yang mengfhubungkan dan membangkitkan kinerja
antarbagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi Panuju, 2001: 1-2. Menurur Goldhaber Muhammad, 2001: 67, komunikasi organisasi adalah
proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti dan selalu
berubah, sehingga arus pesan dalam jaringan komunikasi yang bersifat formal atau nonformal sangat mempengaruhi proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal dan
informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi,
misalnya memo, kebijakan, pernyataan, dan surat-surat resmi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Komunikasi yang dilakukan
lebih kepada komunikasi kepada antaranggotanya secara individual. Untuk menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik tergantung pada
seberapa kondusif dan efektif kondisi yang menunjang kebebasan dan kemudahan perilaku komunikasi sumber daya manusianya. Raspberry dan Linsay menegaskan
bahwa inti aktifitas manusia dalam organisasi adalah seberapa jauh efektifitas dari: 1. kualitas isi pesan, 2. kuantitas isi pesan, 3. media atau saluran komunikasi yang tersedia
dan biasa digunakan dalam proses komunikasi yang berlangsung di dalam organisasi tersebut, 4. etos dan kredibilitas komunikator Pohan, 2005: 12.
I.6.1.2. Komunikasi Bisnis.
Komunikasi bisnis dalam prakteknya memiliki ruang lingkup yang lebih kompleks dibandingkan komunikasi individu. Di dalam suatu perusahaan, orang-orang
yang terlibat di dalamnya akan melakukan komunikasi yang dinamakan komunikasi internal. Sedangkan bila perusahaan ingin melakukan komunikasi dengan pihak luar
perusahaan, maka dinamakan komunikasi eksternal. Komunikasi bisnis umumnya bersifat resmi, karena dalam prakteknya
berkomunikasi dalam bisnis membutuhkan alat-alat dalam berkomunikasi, seperti pesan bisnis, komputer, internet, memo, laporan dan sebagainya. Namun selain
komunikasi secara verbal dibutuhkan juga komunikasi secara nonverbal seperti
Universitas Sumatera Utara
berbicara dengan klien, mendengarkan presentasi dalam ruang rapat, memperhatikan penampilan dalam berpidato, intonasi suara dan gerakan tubuh lawan bicara, yang
digunakan untuk melakukan komunikasi secara efektif dalam bisnis Purwanto: 2003.
I.6.1.3. Koperasi.
Koperasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perekonomian Indonesia. Karena tujuannya yang mengutamakan kesejahteraan anggotanya di atas pencarian
keuntungan, koperasi terus dikembangkan hingga sekarang. Kebijakan ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Satu-satunya bentuk usaha yang sesuai dengan pasal ini adalah koperasi.
Gerakan koperasi di Indonesia dimulai dengan lahirnya “Bank Pertolongan Tabungan” yang didirikan pada tahun 1896 oleh Raden Aria Wira Atmaya di
Kabupaten Banyumas, Purwokerto, yang tujuannya untuk membebaskan masyarakat dari lintah darat.
Kemudian, melalui perjuangan yang cukup panjang pada tahun 1927 keluar peraturan tentang “Perkumpulan Koperasi Bumi Putera” No. 91 tahun 1927. Melalui
peraturan tersebut maka izin mendirikan koperasi diperlonggar. Kongres koperasi I diselenggarakan atas dorongan Bung Hatta pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya.
Keputusan penting dalam kongres I antara lain: a. Mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat SOKRI yang berkedudukan di
Tasikmalaya. b. Mengajukan berdirinya “Koperasi Desa” dalam rangka mengatur perekonomian
pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Menetapkan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi. Pada bulan Juli 1953 diadakan kongres koperasi ke II di Bandung. Keputusan
penting dalam kongres tersebut adalah: a. Mengangkat Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
b. SOKRI di ubah menjadi Dewan Koperasi Indonesia. Pada bulan September 1956 diadakan Kongres Koperasi ke III di Jakarta.
Keputusan penting yang dihasilkan dalam kongres tersebut antara lain: a. Penyempurnaan Organisasi Gerakan Koperasi.
b. Menghimpun bahan untuk undang-undang perkoperasian. Undang-undang perkoperasian yang dipakai hingga saat ini adalah UU
Perkoperasian No. 25 tahun 1992. Seperti badan usaha lain, koperasi mempunyai kelebihan dan kelemahan,
kelebihan dari koperasi yaitu: 1. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja, tetapi juga
untuk masyarakat pada umumnya. 2. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha di berbagai bidang kehidupan
ekonomi rakyat. 3. Sisa Hasil Usaha SHU yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota. 4. Membantu membuka lapangan pekerjaan
5. Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya dari pemerintah. 6. Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rangka mengembangkan koperasi.
Sedangkan kelemahan koperasi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Umumnya terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia, baik pengurus maupun anggota terhadap pengetahuan tentang perkoperasian.
2. Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan koperasi. 3. Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing dengan badan
usaha lain. 4. Modal koperasi relatif terbatas atau kecil bila dibandingkan dengan badan usaha
lain. 5. Pengurus dan anggota kurang memiliki jiwa wirausaha sehingga mengalami
kesulitan untuk berkembang.
I.6.1.4. Teori Motivasi.
Abraham Maslow mengatakan bahwa orang melakukan suatu tindakan karena dorongan-dorongan kebutuhan tertentu. Kebutuhan manusia dapat digolongkan dalam
lima kategori sebagai berikut : Hierarki Kebutuhan Maslow.
Aktualisasi diri Penghargaan
Sosial rasa memiliki
Keselamatankeamanan
Fisiologis
I.7. Kerangka Konsep.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat
mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995: 40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni
istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan. kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
Singarimbun, 1995: 33. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan
rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Komunikasi Organisasi subjek penelitian .
Yang dimaksud dengan variabel komunikasi organisasi adalah fungsi- fungsi komunikasi dalam suatu organisasi Sendjaja, 1994 :
a. Fungsi informatif : Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,
lebih baik dan tepat waktu. b.
Fungsi regulatif : Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c. Fungsi persuasif : Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
d. Fungsi integratif : Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
2. Variabel motivasi berorganisasi objek penelitian .
Motivasi berorganisasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga, pikiran serta waktu untuk melakukan suatu
kegiatanpekerjaan dalam suatu institusiorganisasi. Motivasi sangat berkaitan dengan komunikasi. Komunikasi bisa menjadi faktor pembangkit motivasi
bisa pula motivasi yang baik memudahkan upaya komunikasi dalam fungsi koordinasi dan kerja sama Kriyantono, 2006: 96. Adapun variabelnya adalah
: a.
Kebutuhan Fisiologis : Adalah kebutuhan fisik biologis manusia, seperti gaji dan fasilitas-fasilitas lain.
b. Kebutuhan
keamanankeselamatan : contohnya pekerjaan tetap, berbagai asuransi diri dan berbagai jaminan lainnya
c. Kebutuhan sosial : Kebutuhan bergabung dengan orang lain, diterima
dan dicintai orang lain. d.
Kebutuhan penghargaan : Bonus, promosi, pujian, hadiah dan lain-lain. e.
Kebutuhan aktualisasi diri : Keberhasilan melaksanakan tugas yang menantang, melaksanakan kerja kreatif, dan lain-lain.
3.Variabel karakteristik responden.
Ciri-ciri karakteristik identitas yang melekat pada responden
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
I. 8. Variabel Operasional
Variabel teoritis Variabel operasional
Variabel Subjek penelitian Komunikasi Organisasi
1. Fungsi informatif.
a. Pengelolaan keuangan
b. Penngelolaan bisnis koperasi
c. Pendidikanpelatihan
d. Brosur koperasi
e. Iklan
2. Fungsi regulatif.
a. Pemahaman dan ketaatan
terhadap ADART b.
Pemahaman dan ketaatan terhadap prinsip
c. Sistem pembagian kerja
3. Fungsi persuasif.
a. Kedekatan pengurus dengan
dewan pengawas b.
Kedekatan antar sesama pengurus
c. Kedekatan pengurus dengan
karyawan d.
Kedekatan pengurus dengan anggota
Universitas Sumatera Utara