Dalam perancangan, panjang idler L
id
dibuat lebih panjang 100 s.d 200 mm dari lebar belt. Untuk saluran pemasangan komponen belt conveyor dapat dilihat pada
Gambar 2.10. Jika idler pada loading zone adalah 1
1
≈ 0.51 dan pada belt bagian bawah 1
2
≈ 21. Training idler berfungsi untuk menjaga agar belt berjalan lurus dan efektif jika
dipasang pada belt conveyor yang panjangnya lebih dari 50 meter. Jarak idler tergantung pada belt dan berat jenis dari beban seperti tertera pada Tabel 2.9.
Gambar 2.11 Susunan Idller pada belt conveyor
[1]
Tabel 2.9 Jarak maksimum idler pada belt conveyor.
[1]
Bulk weight of load, ton
per cu m Spacing 1 for belt width B, mm
400 500
650 800
1000 1200
1400 1600 to
2000 γ 1
γ = 1 to 2 γ 2
1500 1400
1300 1500
1400 1300
1400 1300
1200 1400
1300 1200
1300 1200
1100 1300
1200 1100
1200 1100
1000 1100
1000 1000
2.6.2.3 Unit penggerak
Daya penggerak pada belt conveyor ditransmisikan kepada belt melalui gesekan yang terjadi antar belt puli penggerak yang digerakkan dengan motor listrik. Unit
penggerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu puli, motor serta roda gigi transmisi
Universitas Sumatera Utara
antara motor dan puli. Tipe-tipe susunan puli penggerak untuk belt conveyor dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar a dan b menunjukkan puli penggerak tunggal single pulley drive dengan sudut α = 180 dan α ≈ 210
s.d 230 . Peningkatan sudut kontak seperti Gambar b
dapat diperoleh jika idler pembalik diletakkan lebih keatas dan jarak dengan puli penggerak lebih dekat. Gambar c dan d menunjukan dua puli penggerak dengan
sudut kontak 350 dan 480
. Pada gambar e dan f diperlihatkan puli penggerak khusus, dan digunakan pada conveyor yang panjang serta beban yang berat.
Susunan puli penggerak pada gembar e menggunakan pegas tekan pada gambar f menggunakan beban take-up. Tetapi dalam aplikasi dilapangan, konstruksi seperti
pada Gambar 2.12 b lebih banyak digunakan.
Gambar 2.12 Susunan puli pengegrak belt conveyor
[1]
a dan bpuli tunggal;c dan d sistem dua puli; e dan f menggunakan bagian penekan
Untuk kondisi tak ada slip antara belt dengan puli seperti pada Gambar 2.11, diperoleh persamaan berikut:[1]
S
t
≤ S
s1
e
μα
2.12
Universitas Sumatera Utara
Arti notasi: S
t
= gaya tarik pada sisi belt yang kencang S
t1
= gaya tarik pada sisi belt pembalik μ = koefisien gesekan antara belt dengan puli
α = sudut lilit e
≈ 2,718 Gaya tarik keliling W
o
pada puli penggerak, dengan mengabaikan losses pada puli penggerak dengan mengacu pada kekuatan belt, diberikan oleh persamaan:
[1]
W = S
t
– S
t1
2.13 Sehingga:
W
o
= S
t
– S
s1
≤ S
t1
e
μα
– S
s1
= S
s1
e
μα
– 1 2.14 Atau;
W0 ≤
Dari persamaan diatas, besar gaya tarik yang dapat ditransmisikan oleh puli penggerak ke belt meningkat dengan penambahan sudut kontak. Koefisien gesek
dan tegangan belt. Besar koefisien gesek tergantung pada permukaan puli dan sudut kontak. Dan dapat dilihat pada Tabel 2.11, yaitu hubungan antara sudut
kontak dan bagaimana belt dililitkan pada puli. Tegangan belt tergantung dari kekuatan belt. Sedangkan kekuatan belt ditentukan lebar dan jumlah lapisan belt.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.10 Harga koefisien gesek
μ dan e
μα
.[1]
Type of pulley and atmospheric conditions
Friction factor μ
e
μα
for wrap angles α, deg and radians 180
210 240
300 360
400 480
3,14 3,66
4,19 5,24
6,28 7,0
8,38 Cast iron of steel
pulley and very humid wet atmosphere; dirty
0.1 1.37
1.44 1.52
1.69 1.87
2.02 2.32
Wood or ruber lagged pulley and very humid
wet atmophere; dirty 0.15
1.60 1.73
1.87 2.19
2.57 2.87
3.51 Cast iron or steel
pulley and humid atmosphere; dirty
0.20 1.87
2.08 2.31
2.85 3.51
4.04 5.34
Cast iron or steel pulley and dry
atmosphere; dusty 0.30
2.56 3.00
3.51 4.81
6.59 8.17
12.35 Wood lagged pulley
and dry atmosphere; dusty
0.35 3.00
3.61 4.33
6.25 9.02
11.62 18.78 Rubber lagged pulley
and dry atmosphere; dusty
0.45 3.15
4.33 5.34
8.12 12.35 16.41 28.56
Puli penggerak terbuat dari besi cor atau baja lembaran sheet steel yang dibuat menggunakan proses pengelasan. Permukaan puli harus lebih besar 100 s.d 200
mm dari lebar belt. Diameter puli D
p
ditentukan oleh jumlah lapisan belt yang diberikan oleh persamaaan berikut:
[1]
D
p
K
p
. i, mm 2.16 Arti notasi:
D
p
= diameter puli, mm K
p
= faktor proporsional i = jumlah lapisan belt
Universitas Sumatera Utara
Harga K
p
adalah 125 s.d 150 K
p
= 150 untuk I = 8 s.d 12. Diameter puli dihitung dari persamaan diatas dan dibulatkan ke diameter terdekat yaitu: 250, 320, 400,
500, 630, 800, 1000, 1250, dan 1600 mm.
[1]
2.6.2.4 Pengencang Belt take up