Aspek Personalia Struktur Organisasi Sediaan-sediaan obat yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk Aspek Personalia Aspek Bangunan

BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI

3.1. Aspek Personalia

PT. Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan memiliki personalia sebanyak 67 orang dengan berbagai pendidikan, ketrampilan, dan kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

3.2. Struktur Organisasi

PT. Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan dipimpin oleh seorang Plant Manager yang membawahi : 1. Bagian Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori. 2. Bagian Produksi dengan 2 supervisor. - Supervisor Produksi - Supervisor Pengemasan 3. Bagian Pengelolaan Mutu. 4. Supervisor Tehnik dan Pemeliharaan. 5. Supervisor Umum dan Personalia. 6. Supervisor Keuangan. 7. Supervisor Akuntansi. 8. Supervisor Penyimpanan.

3.3 Sediaan-sediaan obat yang diproduksi PT. Kimia Farma Persero Tbk

Plant Medan 1. Antalgin tablet 500 mg botol 1000 2. Antalgin tablet 500 mg strip 10 x10 Universitas Sumatera Utara 3. Betason-N krim 4. Parasetamol tablet 500 mg botol 1000 5. Parasetamol tablet 500 mg strip 10 x 10 6. Betason krim 7. Calcium Laktat tablet 500 mg botol 1000 8. Dexocort 0,2 krim 9. Ekstrak Belladone tablet 10 mg 10. Fitocassol krim 11. Fungoral krim 12. Gentamisin 0,1 salep 13. Hidrocortison 2,5 krim 14. Undecyl salep 15. Vitamin B komplek tablet botol 1000

3.4. Kegiatan Industri PT Kimia farma PerseroTbk Plant Medan

Adapun kegiatan di industri PT Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan adalah:

3.4.1. Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Inventori PPPI

Tugas dan fungsi dari PPPI yaitu: 1. Merencanakan kebutuhan bahan produksi 2. Mengontrol jalannya pembuatan obat 3. Merencanakan pengiriman obat jadi 4. Melakukan stok opname ke gudang pada tiap akhir triwulan Universitas Sumatera Utara Dasar perencanaan adalah pesanan pemasaran yang berasal dari direktorat pemasaran di Jakarta per triwulan. Dari jumlah pesanan tersebut di konversikan per batch karena tiap produk memiliki ukuran batch yang berbeda. Untuk pemesanan bahan, PPPI memperhatikan stok bahan baku yang ada digudang, stok produk ruahan atau setengah jadi dari stok produk jadi di gudang, sehingga dapat diketahui beberapa bahan yang akan dipesan. Setelah semua jumlah bahan yang diperlukan untuk produksi dihitung, maka PPPI mengeluarkan Surat Permintaan Pembelian Bahan SPPB ditujukan kepada bagian pembelian. Pembelian ada dua cara yaitu: secara terpusat di Jakarta dan secara lokal di Medan. Bagian pembelian ini akan memilih pemasok yang paling murah tetapi memenuhi spesifikasi bahan yang diminta, kemudian bagian pembelian menerbitkan surat pemesanan Purchase Order PO dan ditandatangani pimpinan . Dibuat tembusan satu lembar arsip pesanan ke bagian gudang agar disiapkan tempatnya. Bahan pesanan yang datang diterima oleh bagian gudang dimana bagian gudang akan memeriksa kecocokan nomor pesanan, jumlah,spesifikasi bahan yang diminta pada arsip pesanan dengan bahan yang akan diantarkan. Bahan tersebut akan dikarantina dan diberi label kuning sementara bagian gudang membuat surat permohonan periksa ke bagian pengawasan mutu untuk melakukan sampling dan pemeriksaan terhadap bahan tersebut. Bila bahan memenuhi syarat akan diberi label hijau disertai Hasil Pemeriksaan Laboratorium HPL, Jika tidak memenuhi syarat yang akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan ke pihak pemasok. Universitas Sumatera Utara Setelah semua bahan yang dipesan lengkap, maka PPPI membuat Surat Perintah Kerja SPK ke bagian produksi yang ditandatangani pimpinan. Pada SPK tersebut ditulis No.SPK, nama sediaan, No Batch, dan kapan obat tersebut diharapkan siap diproduksi. SPK dari PPPI yang dikirim kebagian produksi dilampiri catatan pengolahan batch, catatan pengemasan batch, Surat Perintah Pengeluran Bahan Baku SPPBB dan bahan pengemasan SPPBK. SPK dibuat rangkap 4 dengan distribusi ke produksi, gudang, laboratorium dan arsip. Obat jadi yang telah siap diproduksi dan dikemas kemudian dikirim kegudang penyimpanan obat jadi. Setelah dilakukan finished pack analysis oleh petugas pengawasan mutu. Obat jadi tersebut akan dikirimkan oleh PPPI ke Unit Logistik Sentral ULS Jakarta, maka PPPI membuat surat kebagian gudang untuk menyiapkan obat jadi tersebut untuk dikirimkan ke Jakarta akan dilakukan stock opname. Pada bahan yang telah di stock opname akan diberi label stock opname yang dituliskan tanggal dilakukan stock opname, nama bahan dan jumlahnya.

3.4.2. Produksi

Produksi adalah semua kegiatan pembuatan mulai dari penerimaan bahan awal, pengolahan sampai dengan menghasilkan obat jadi. Kegiatan produksi ini dilakukan di grey area, tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan bagian gudang ataupun perkantoran. Tugas dari bagian produksi PT kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan: 1. Melaksanakan pembuatan obat sesuai dengan surat perintah kerja SPK dari bagian PPPI, mulai dari permintaan bahan baku ke gudang, penimbangan, pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman obat jadi ke Universitas Sumatera Utara 2. Melaksanakan dokumentasi atas semua tindakan yang dilakukan selama proses pengolahan dan pengemasan dengan berpedoman pada protap. Sebelum dimulainya kegiatan produksi, petugas yang terlibat dalam kegiatan produksi ataupun yang memasuki area produksi harus memakai pakaian bersih, masker, penutup kepala, dan mendesinfeksi tangan dengan desinfektan yang tersedia sebelum memakai sarung tangan. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memulai kegiatan produksi: 1. Ruang produksi harus tetap terjaga kebersihan, dimana kegiatan pembersihan dilakukan tiap pagi sebelum dimulai kegiatan produksi dan sore hari sesudah selesai kegiatan produksi. 2. Temperatur dan kelembaban tiap ruangan produksi diatur sedemikan rupa menggunakan Air Handling System AHS yaitu AC sentral. 3. Peralatan yang digunakan harus dipastikan selalu dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan produksi. 4. Ruangan Produksi harus mendapat penerangan dan pertukaran udara yang cukup agar kegiatan produksi berjalan lancar. Produksi dilaksanakan setelah adanya SPK dari bagian PPPI ke bagian produksi, dan dilakukan produksi sesuai dengan protap yang telah ditetapkan serta mendokumentasi setiap tindakan yang dilakukan selama produksi. Setelah adanya perintah produksi dari PPPI, bagian produksi untuk meminta bahan baku ke bagian gudang dengan surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan pengemas, petugas gudang melakukan penimbangan atau Universitas Sumatera Utara penyerahan bahan sesuai dengan yang ditulis pada SPPBBSPPBK tersebut. Selama produksi berlangsung, dibuat laporan proses produksi berlangsung, dibuat laporan proses produksi mulai dari penimbangan bahan sampai pengemasan yang bertujuan untuk dokumentasi. Sehingga bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat segera diketahui pada proses dimana kesalahan tersebut terjadi dan diambil tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Laporan proses produksi membuat sediaan, No batch, besar batch, tahapan proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch sediaan. Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu tahapan proses produksi dan diketahui oleh supervisor produksi. Selama proses produksi berlangsung dilakukan pengawasan dalam proses In Process ControlIPC. IPC yang dilakukan ada 2 macam , yaitu misalnya pada produksi sediaan tablet: 1. Dilakukan oleh pihak produksi, yaitu setiap 15 menit sekali dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot tablet. 2. Dilakukan oleh pihak pengawasan mutu, antara lain: uji kadar air granul, dan pada tablet dilakukan: uji kekerasan, waktu hancur, disolusi, friabilitas, keseragaman bobot dan kadar zat berkhasiat. Obat yang telah selesai di produksi akan dilakukan pengemasan primer dibagian produksi yang selanjutnya diserahkan kebagian pengemasan sekunder melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat jadi. Obat jadi yang telah selesai dikemas, ditimbang dan dicatat, diberi label kuning. Selanjutnya dibuat permohonan periksa ke bagian pengawasan mutu Universitas Sumatera Utara untuk dilakukan finished pack analysis. Obat jadi yang lulus pemeriksaan diberi label hijau selanjutnya diserahkan ke gudang penyimpanan obat jadi. Bagian Produksi pada PT Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan terdiri dari: 1. Jalur Produksi Krim Jalur pembuatan krim terpisah dari jalur produksi yang lain dimana pada jalur produksi ini terdiri dari beberapa ruangan yang telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan udaranya dengan AHU. Adapun ruangan pada jalur produksi krim terdiri dari: a. Ruangan penimbangan Pada ruangan ini dilengkapi dengan beberapa alat timbangan digital, lemari asam, dust collector, Air Handling System AHS. Bahan – bahan yang telah ditimbang akan ditempatkan pada staging area untuk kemudian diambil oleh petugas produksi lain untuk dilakukan proses produksi selanjutnya. Ruangan dipakai untuk menimbang bahan sediaan krim, tablet, kapsul. b. Ruangan pencampuran Pada ruangan ini dilengkapi dengan 2 unit double jacket tank untuk memanaskan fase air dan fase minyak, ultraturrax untuk mencampur bahan aktif dengan bahan dasar krim, mixer untuk pengadukan sehingga diperoleh produk ruahan. Alat-alat tersebut dibersihkan setiap pagi hari sebelum digunakan dan sore hari sesudah selesai digunakan. Bila tidak ada kegiatan produksi maka pembersihan dilakukan seminggu sekali. Selama Universitas Sumatera Utara proses produksi dilakukan pemeriksaan IPC oleh bagian pengawasan mutu. c. Ruangan pengisian Ruangan untuk melakukan pengisian sediaan krim ada 2 yaitu:  Ruangan pengisian I Dilengkapi dengan mesin pengisian krim Elemech dengan kapasitas 2400 tubejam dan neraca digital untuk pemeriksaan IPC oleh operator.  Ruang pengisian II Dilengkapi dengan mesin pengisian krim pharmech dengan kapasitas 900 tube jam dan neraca digital untuk pemeriksaan IPC oleh operator. Sebelum pengisian krim , tube kosong yang telah dibersihkan dibagian pengemasan dimasukkan ke pass box, dibawa oleh petugas produksi ke ruang pengisian dan disusun ke mesin pengisian yang telah diisi massa krim, kemudian dilakukan pengisian. Setiap 15 menit dilakukan pemeriksaan bobot oleh operator dan pada awal dan akhir pengisian dilakukan pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu. d. Ruangan karantina Pada ruangan ini disimpan produk ruahan untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Produk ruahan yang telah selesai diperiksa, kemudian dilakukan pengemasan primer di grey area dan pengemasan sekunder di black area oleh bagian pengemasan. Universitas Sumatera Utara 2. Jalur Produksi tablet Jalur produksi tablet terletak terpisah dari jalur produksi krim untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. Pada unit tablet juga terdapat beberapa ruangan yang telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan udaranya dengan AHS. Juga dilengkapi dengan dust collector sentral. Adapun ruangan pada jalur produksi tablet terdiri dari : a. Ruangan penimbangan Pada ruangan ini dilengkapi dengan beberapa alat timbangan digital, lemari asam, dust collector, dan Air Handling System AHS. b. Ruangan pencampuran Semua bahan tambahan dan bahan aktif dimasukkan kedalam super mixer dan dicampur hingga homogen, pengecualian untuk bahan pelicin dan bahan pencampur luar. Massa di atas digranulasi dengan menggunakan alat rotary wet granulator sehingga didapat granul basah. Selanjutnya granul basah tersebut dipindahkan ke ruang pengeringan. c. Ruang pengeringan Granul basah yang dihasilkan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50- 60 o C selama 10 jam tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Kapasitas oven tersebut 450 kghari. Setelah kering dilakukan pemeriksaan kadar air granul LOD di ruangan IPC dan selanjutnya dipindahkan ke ruangan granulasi untuk pengayakan. d. Ruang granulasi Massa granul yang telah dikeringkan, digranulasi dengan alat communiting fitz mill, kemudian dipindahkan ke ruang pencampuran akhir. Universitas Sumatera Utara e. Ruang pencampuran akhir Massa yang telah digranulasi dimasukkan ke dalam alat v-mixer dan ditambahkan dengan bahan pelicin dan bahan penghancur luar. Kemudian dilakukan pemeriksaan IPC. Massa disimpan diruang karantina menunggu hasil pemeriksaan. f. Ruang pencetakan Ruang untuk pencetakan ada 5, masing-masing terdapat 1 mesin cetak dan juga terdapat dust collector, neraca digital, dan AHS. Pencetakan dilakukan misalnya dengan menggunakan mesin cetak tablet merek Rimek, dengan kecepatan mesin 50 ribu tabletjam. Setiap 15 menit operator harus memeriksa keseragaman bobot tablet. Bagian pengawasan mutu di dalam ruang produksi melakukan pemeriksaanpengujian terhadap produk ruahan yang meliputi: Pemerian, friabilitas, waktu hancur, kekerasan tablet, disolusi, kadar zat berkhasiat dan keseragaman bobot. g. Ruang sortir Tablet yang dihasilkan disortir oleh petugas dari debu dan juga untuk bentuk tablet yang tidak bagus pecah kemudian dipindahkan ke ruangan pengemasan primer. h. Ruang pengemasan Tablet yang telah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu dibawa ke ruang pengemasan primer dan dikemas dalam kantong plastik. Tiap kantong berisi 1000 tablet dengan menggunakan mesin penghitung dan diberi silika gel. Atau dikemas dengan penyetripan menggunakan mesin strip tablet. Setelah selesai dilakukan pengemasan primer dipindahkan ke Universitas Sumatera Utara ruangan pengemasan sekunder melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder. Selain granulasi basah di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan juga dilakukan proses tablet dengan metode garanulasi kering Direct Compress untuk tablet Calcium Lactat 500 mg. 3. Jalur Produksi kapsul Sediaan kapsul yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan adalah kloramfenikol kapsul. Seperti jalur produksi krim dan tablet, jalur produksi kapsul juga terletak terpisah untuk menghindari terjadinya mix up. Pada jalur produksi kapsul juga terdapat beberapa ruangan dimana setiap ruangan tersebut diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan AHS, juga dilengkapi dust collector sentral. Adapun ruangan pada unit kapsul terdiri dari : a. Ruang pengeringan Bahan pengisian Avicel dikeringkan terlebih dahulu didalam oven selama +12 jam pada suhu 85 o C. Setelah itu semua bahan dipindahkan keruang pencampuran. b. Ruang pencampuran Pada ruang ini dilakukan pencampuran bahan aktif, bahan pengisi dan bahan tambahan lainnya dengan menggunakan alat V-mixer selama +15 menit. Setelah homogen, massa disimpan diruang karantina menunggu pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu dan kemudian dipindahkan keruang pengisian kapsul. Universitas Sumatera Utara c. Ruang pengisian kapsul Massa yang telah homogen dimasukkan kemesin pengisian kapsul Kwang Dah. Pada awal, akhir pengisian dilakukan pengisian laboratorium dan setiap 15 menit dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot oleh operator. Setelah itu dipindahkan keruang seleksi kapsul. Dikemas dan diluluskan oleh bagian pengawasan mutu selanjutnya dikirim kegudang penyimpanan

3.4.3. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu adalah semua pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi spesifikasi, identifikasi, kekuatan kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu merupakan bagian yang paling penting dari Cara Pembuatan Obat Yang Baik CPOB agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Tanggung jawab pengawasan mutu: 1. Memastikan bahan awal memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanan 2. Memastikan tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan telah divalidasi. 3. Memastikan semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan selama laboratorium terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memiliki spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan. 4. Memastikan suatu batch obat memenuhi persyaratan mutu selama waktu peredaran yang ditetapkan. Setiap bahan baku yang dikarantina dilakukan Universitas Sumatera Utara

3.4.3.1. Pemeriksaan Mutu Bahan Baku dan Bahan Pengemas

Bahan baku dan bahan pengemas datang dari pemasok ke bagian gudang, kemudian petugas laboratorium melakukan sampling dan pemeriksaan terhadap: 1. Bahan baku dan bahan tambahan a Pemeriksaan organoleptis, meliputi bentuk, warna, bau dan rasa b Pemeriksaan Kimia, meliputi pemeriksaan kualitatif, kuantitatif dan pH. c Pemeriksaan Fisika, meliputi titik lebur, kelarutan dan berat jenis. 2. Bahan pengemas a Pemeriksaan kemasan, meliputi ukuran dan kebocoran wadah. b Pemeriksaan etiket, meliputi ukuran, kebenaran tulisan dan labeling, desain dan warna.

3.4.3.2. Pengawasan Selama Proses In Process ControlIPC

Tujuan dilakukan pengawasan selama berlangsungnya proses pengolahan yaitu untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Laboratorium pengujian IPC terletak di area produksi. Pengawasan ini dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada tahap-tahap tertentu dari proses pengolahan. Pengawasan dalam proses pengolahan dilaksanakan oleh 2 pihak, yaitu: 1. Bagian produksi, yang menjamin bahwa mesin dan peralatan produksi serta proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 2. Bagian pengawasan mutu, yang menyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum dilanjutkan proses berikutnya In Proses Control. Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan dari proses pengolahan dapat dilaksanakan berdasarkan hasil pengujian yang diakukan. Pengawasan dalam proses pengolahan IPC hendaklah meliputi pengujian parameter kualitas antara lain : a. Tablet : pemerian, kadar air, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan aktif, kekerasan, friabilitas, waktu hancur dan disolusi. b. Kapsul : pemerian, waktu hancur, bobot rata-rata, disolusi dan kadar bahan aktif. c. Krim dan salep : pemerian, Ph kecuali salep, bobot rata-rata, homogenitas dan kadar bahan aktif.

3.4.3.3. Pengawasan dalam Proses Pengemasan

Pengawasan dalam proses pengemasan hendaklah meliputi pemeriksan parameter kualitas antara, lain: a. Kerapatan tutup wadah seperti tutup botol dan tube. b. Jumlah satuan produk dalam kemasan. c. Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai. d. Kerapian pengemas, penulisan nomor batch, tanggal kadarluarsa. e. Kebocoran produk yang dikemas dalam strip. Universitas Sumatera Utara

3.4.4. Gudang

Gudang masih berada di area produksi tetapi tidak berhubungan langsung dengan bagian produksi. Di gudang terbagi atas beberapa ruangan dimana ruangan tersebut saling berhubungan dan dilengkapi AC untuk menjaga suhu dan kelembapan ruangan. Adapun ruangan di gudang antara lain : a Ruang karantina bahan baku obat. b Ruang penyimpanan bahan pembantu yang telah diluluskan bagian pengawasan mutu. c Ruang penyimpanan bahan baku yang telah diluluskan bagian pengawasan mutu. d Ruang penyimpanan kapsul kosong. e Ruang penyimpanan obat jadi. f Ruang penyimpanan bahan pengemas dan etiket.

3.4.5. Penerimaan barang

Bahan pesanan yang masuk dari pemasok kebagian gudang akan diperiksa kesesuaian nomor pesanan, jenis, jumlah bahan sesuai dengan surat pesanan oleh petugas gudang dan dikarantina terlebih dahulu dan diberi label kuning, kemudian bagian gudang membuat surat permohonan periksa kebagian pengawas mutu untuk melakukan pemeriksaan terhadap bahan tersebut. Bila bahan tersebut memenuhi syarat akan diberi label hijau disertai hasil pemeriksaan laboratorium HPL, jika tidak memenuhi syarat akan diberi label merah dan HPL serta dikembalikan ke pihak pemasok ataupun dimusnahkan. Bahan baku yang telah diluluskan oleh bagian pengawasan mutu akan disimpan di ruang penyimpanan bahan baku dan dicatat ke dalam kartu stok, begitu juga dengan bahan pembantu. Universitas Sumatera Utara

3.4.6. Pengeluaran Barang

Bahan-bahan akan dikeluarkan bagian gudang kebagian produksi untuk ditimbang setelah adanya surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan pengemasan dari PPPI. Tiap bahan yang dikeluarkan akan dicatat ke kartu stok oleh petugas gudang. Setelah obat jadi selesai diproduksi dan dikemas, bagian gudang akan menyimpan obat jadi di ruang penyimpanan obat jadi dan akan mengeluarkannya untuk dikirim setelah adanya intruksi dari PPPI. Bahan-bahan yang ada di gudang akan dilakukan pemeriksaan ulang sesuai dengan jenis bahan dan telah di cantumkan dalam HPL. 3.4.7. Pengelohan Limbah 3.4.7.1. Pengolahan Limbah Cair Gambar 1. Denah bak pengolahan limbah cair PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan. Keterangan A = Saluran masuk E = Bak Aerasi B = Bak penampung F = Bak Aerasi C= Mesin pompa G = Bak Sedimentasi D = Bak Netralisasi H = Bak Biokontrol Sumber limbah cair berasal dari air cucian diruang produksi dan air cucian alat-alat di laboratorium. Universitas Sumatera Utara Proses pengolahan limbah cair yaitu: 1 Limbah cair yang dikeluarkan ditampung dalam bak penampungan B selanjutnya di pompakan dengan mesin pompa ke bak netralisasi D. 2 Pada bak netralisasi bila perlu, ditambahkan air kapur untuk menetralkan limbah cair yang di keluarkan. Selanjutnya limbah cair yang telah netral dialirkan ke bak aerasi E 3 Pada bak aerasi E dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara kedalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke bak aerasi F dengan mendapatkan perlakuan yang sama. Lalu dialirkan ke bak sedimentasi G. 4 Pada bak sedimentasi G, limbah cair tersebut didiamkandiendapkan beberapa hari selanjutnya dialirkan ke bak biokontrol H. 5 Pada bak biokontrol, dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan COD maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Air buangan Limbah digunakan menyiram tanaman di lingkungan pabrik Tabel 1. Hasil Analisis Limbah Cair PT Kimia Farma Persero Tbk Pant Medan Tanggal 22 Februari 2010 oleh Sucofindo Parameter Baku Mutu mgl Hasil mgl BOD Biological Oxygen 75 45,8 Universitas Sumatera Utara Demand COD Chemical Oxygen Demand 150 95,22 TSS {Total Suspended Solid} 75 49 Total –N - 12,81 Fenol - 0,15 PH 6,0 - 9,0 8,25 Kep. Men. Lingkungan Hidup: No.51Men LH101995

3.4.7.2. Pengolahan Limbah Padat

Sumber limbah padat berasal dari: a. Debu yang pada dust collector di ruang produksi. b. Debu yang berasal dari vacuum cleaner yang digunakan untuk membersihkan ruangan produksi dan alat produksi. c. Wadah, etiket yang rusak dari bagian pengemasan. Untuk tube sebelum dimusnahkan digunting terlebih dahulu. d. Bahan-bahan yang tidak memenuhi spesifikasi ataupun yang telah rusak yang berasal dari bagian gudang. Semua limbah padat tersebut di bakar oleh petugas dan sisa pembakaran tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir.

3.4.8. Administrasi dan Keuangan Keuangan di PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan dipusatkan ke

kantor pusat yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu pembayaran gaji karyawan ataupun pembayaran faktur masuk atas pembelian bahan-bahan baku, bahan pengemas, biaya umum dan biaya pemeliharaan harus dibuat surat permintaan droping uang ke kantor pusat Jakarta. Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan pemesanan bahan baku oleh bagian pembelian ke pemasok, maka pemasok akan mengirimkan bahan baku tersebut disertai faktur masuk. Pembelian bahan baku tersebut dicatatkan ke dalam buku pembelian. Pembayaran Faktur ada 2 macam yaitu: 1. Secara tunai, dibagi atas 2 macam yaitu: a. Untuk pembelian dalam jumlah sedikit 5 juta, pembayaran dilakukan dengan uang kas, dan dicatatkan kedalam buku kas. b. Untuk pembelian dalam jumlah banyak 5 juta, pembayaran dilakukan dengan cek giro, dan dicatatkan kedalam buku bank. Pembayaran secara tunai ini juga berlaku untuk biaya pemeliharaan mesin. 2. Secara Kredit. Tenggang waktu pembayaran yang diberikan untuk pembelian secara kredit bervariasi tergantung pada pemasok, akan tetapi berkisar 2 minggu sampai 1 bulan. Produk jadi akan dikirim ke Unit Logistik Sentral ULS Jakarta dengan membuka faktur keluar Nota Penyerahan InternNPI. PT Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan tidak dapat melakukan penjualan ke pihak luar, tetapi di perbolehkan mengirim produk jadi tersebut ke PBF di Medan dan sekitarnya dengan faktur atas nama Unit Logistik Sentral Jakarta untuk menghemat biaya transportasi. Pembayaran atas penjualan pelunasan faktur diterima oleh kantor pusat Jakarta dan dicatatkan ke dalam buku penjualan. Setiap pembelian dan penjualan barang akan dikenai pajak begitu juga dengan industri Farmasi. Setiap pembelian bahan-bahan baku dicatat dalam buku pembelian di kenai pajak pertambahan nilai PPN yang disebut PPN masukan Universitas Sumatera Utara dan dicatat dalam buku PPN masukan dan setiap penjualan obat jadi dicatat dalam buku penjualan dikenai PPN keluaran dan dicatat dalam buku PPN keluaran. Untuk PT Kmia Farma Persero Tbk. Plant Medan tidak berhak mengeluarkan PPN keluaran karena masih satu NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak dengan yang ada di Jakarta. Universitas Sumatera Utara BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Aspek Personalia

PT. Kimia farma Persero Tbk Plant Medan memiliki personalia sebanyak 67 orang dengan berbagai tingkat pendidikan, ketrampilan,dan kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan terdiri dari 3 bagian yaitu produksi, pengelolaan mutu dan PPPI. Setiap bagian dikepalai oleh seseorang asisten manager. Menurut CPOB, bagian pemastian mutu, produksi, dan pengawasan mutu masing-masing dipimpin oleh seorang Apoteker. Hal ini sudah dilaksanakan di PT. Kimia Farma Plant Medan.

4.2 Aspek Bangunan

PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan telah dilengkapi dengan sistem tata udara dengan menggunakan AC sentral yang dilengkapi dengan saringan udara awal, saringan udara akhir, serta HEPA High Efficiency Particulate Air sehingga dapat mencegah pencemaran dari udara sekitar atau partikel lainnya. Rancang bangun, ukuran dan penataan ruangan serta konstruksi bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pelaksanaan produksi, pembersihan dan pemeliharaannya. Permukaan bagian dalam ruang proses produksi dinding, lantai dan langit-langit licin, bebas dari retakan dan sambungan serta mudah dibersihkan. Permukaan bagian dalam ruang proses Universitas Sumatera Utara produksi PT. Kimia Farma persero Tbk. Plant Medan sudah dilapisi dengan epoksi. Setiap tahapan proses produksi, dilakukan di ruangan yang terpisah untuk menghindari tercampurnya obat dan bahan, terlewatnya satu langkah produksi serta terjadinya pencemaran silang. Selain itu, rancang bangun juga dibuat sedemikian rupa sehingga arus lalu lintas barang yang masuk memiliki jalur yang terpisah dengan jalur lalu lintas karyawan. Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam CPOB. Bagian peralatan yang bersentuhan langsung dengan bahan baku, produk antara atau produk ruahan adalah bahan yang inert. Perawatan tiap peralatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk yang terdapat di catatan pedoman operasional pembersihan peralatan yang terdapat di ruangan tempat peralatan. Pembersihan peralatan dan ruangan produksi dilaksanakan sebelum dan sesudah proses produksi dilaksanakan sehingga pencemaran silang dapat dihindari. Pencemaran kimiawi dapat juga dihindarkan dengan cara menggunakan alat penghisap debu disebut dust collector yang dilengkapi dengan saringan udara balik. Hal ini sudah dilaksanakan PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan sesuai dengan yang tercantum dalam CPOB.

4.3 Aspek Produksi