Merupakan data base terpusat yang berfungsi untuk validasi Internasional Mobile
6. Equipment Identity IMEI.
7. Inter Working Function IWF
IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lain. 8.
Echo Canceller EC EC digunakan untuk sambungan dengan PSTN untuk mengurangi echo
gaunggema dan delay.
d. Network Management System
- Operation and Maintenance Center OMC OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan. Fungsi
utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi. -
Network Management Centre NMC NMC berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan yang
lebih besar dari OMC.
2.5.4 Konsep Dasar Jaringan WCDMA-UMTS
WCDMA merupakan teknologi generasi ketiga 3G yang berbasis packet service dengan menggunakan standar Direct Sequence Spread Spectrum dan
modulasi RF yang digunakan adalah QPSK saat uplink maupun downlink. Standar bandwidth yang dipakai sebesar 5 Mhz yang dapat ditingkatkan sampai dengan 10
Mhz, 15 Mhz, dan 20 Mhz. Sedangkan dukungan mobilitas yang dapat dilayani
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan 120 kmjam. Beberapa hal yang dimiliki oleh teknologi WCDMA ini adalah :
1. Mendukung pengiriman data dengan kecepatan tinggi 384 kbps pada
lingkup area yang lebar dan dapat mencapai 2 Mbps pada daerah indoorlocal outdoor coverage
2. Sistem layanan yang fleksibel yang mendukung multiple parallel variable
rate services pada tiap-tiap koneksi 3.
Dukungan terhadap handover antar frekuensi untuk pengoperasian dengan struktur sel yang bertingkat
4. Implementasi yang mudah pada terminal dual mode UMTSGSM baik itu
handover diantara UMTS dan GSM, 5.
Kerahasiaan yang tinggi, 6.
Dapat diaplikasikan pada lingkungan interferensi yang tinggi, 7.
Menyediakan kapasitas yang lebih besar daripada sistem FDMA, TDMA, maupun NarrowBand CDMA.
Kelebihan lainnya secara teknis adalah teknologi WCDMA memiliki laju data yang tinggi yang mampu mencapai 5,6 Mbps dan mampu melayani 196 user tiap
kanalnya, jauh lebih besar dari teknologi GSM yang hanya mampu menangani 8 user tiap kanalnya UMTS adalah salah satu teknologi seluler pada generasi ketiga
yang menggunakan teknologi WCDMA sebagai interfacenya. UMTS dikembangkan oleh IMT-2000 framework yang merupakan salah satu bagian dari
program ITU.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17 Arsitektur Jaringan 3G WCDMA-UMTS
Dari gambar 2.17 diatas terlihat bahwa arsitektur jaringan UMTS terdiri dari perangkat-perangkat yang saling mendukung, yaitu User Equipment UE,
UMTS Terresterial Radio Access Network UTRAN dan Core Network CN.
2.5.4.1 UE User Equipment
User Equipment merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk dapat memperoleh layanan komunikasi bergerak. UE dilengkapi dengan
smart card yang dikenal dengan nama USIM UMTS Subscriber Identity Module yang berisi nomor identitas pelanggan dan juga algoritma security untuk
keamanan seperti authentication algorithm dan algoritma enkripsi. Selain terdapat USIM, UE juga dilengkapi dengan ME Mobile Equipment yang berfungsi
sebagai terminal radio yang digunakan untuk komunikasi lewat radio.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4.2 UTRAN UMTS Terresterial Radio Access Network
Jaringan akses radio menyediakan koneksi antara terminal mobile dan Core Network. Dalam UMTS jaringan akses dinamakan UTRAN Access
Universal Radio electric Terrestrial. UTRA mode UTRAN terdiri dari satu atau lebih Jaringan Sub-Sistem Radio RNS. Sebuah RNS merupakan suatu sub-
jaringan dalam UTRAN dan terdiri dari Radio Network Controller RNC dan satu atau lebih Node B. RNS dihubungkan antar RNC melalui suatu Iur Interface
dan Node B dihubungkan dengan satu Iub Interface. Di dalam UTRAN terdapat beberapa elemen jaringan yang baru
dibandingkan dengan teknologi 2G yang ada saat ini, di antaranya adalah Node-B dan RNC Radio Network Controller.
1. RNC Radio Network Controller RNC bertanggung jawab mengontrol radio resources pada UTRAN yang
membawahi beberapa Node-B, menghubungkan CN Core Network dengan user, dan merupakan tempat berakhirnya protokol RRC Radio Resource Control yang
mendefinisikan pesan dan prosedur antara mobile user dengan UTRAN.
2. Node-B Node-B sama dengan Base Station di dalam jaringan GSM. Node-B
merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada UE. Fungsi utama Node-B adalah melakukan proses pada layer 1 antara
lain : channel coding, interleaving, spreading, de-spreading, modulasi,
Universitas Sumatera Utara
demodulasi dan lain-lain. Node-B juga melakukan beberapa operasi RRM Radio Resouce Management, seperti handover dan power control.
2.5.4.3 CN Core Network
Jaringan Lokal Core Network menggabungkan fungsi kecerdasan dan transport. Core Network ini mendukung pensinyalan dan transport informasi dari
trafik, termasuk peringanan beban trafik. Fungsi-fungsi kecerdasan yang terdapat langsung seperti logika dan dengan adanya keuntungan fasilitas kendali dari
layanan melalui antarmuka yang terdefinisi jelas; yang juga pengaturan mobilitas. Dengan melewati inti jaringan, UMTS juga dihubungkan dengan jaringan
telekomunikasi lain, jadi sangat memungkinkan tidak hanya antara pengguna UMTS mobile, tetapi juga dengan jaringan yang lain.
1. MSC Mobile Switching Center MSC didesain sebagai switching untuk layanan berbasis circuit switch
seperti video, video call. 2. VLR Visitor Location Register
VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area
jaringan. 3. HLR Home Location Register
HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data tersebut antara lain berisi layanan pelanggan, service tambahan serta
informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir Update Location.
Universitas Sumatera Utara
4. SGSN Serving GPRS Support Node SGSN merupakan gerbang penghubung jaringan BSSBTS ke jaringan
GPRS. Fungsi SGSN adalah sebagai berikut : a. Mengantarkan paket data ke MS.
b. Update pelanggan ke HLR. c. Registrasi pelanggan baru.
5 GGSN Gateway GPRS Support Node GGSN berfungsi sebagai gerbang penghubung dari jaringan GPRS ke
jaringan paket data standard PDN. GGSN berfungsi dalam menyediakan fasilitas internetworking dengan eksternal packet-switch network dan
dihubungkan dengan SGSN via Internet Protokol IP. GGSN akan berperan antarmuka logik bagi PDN, dimana GGSN akan memancarkan dan menerima
paket data dari SGSN atau PDN. Selain itu juga terdapat beberapa interface baru, seperti : Uu, Iu, Iub, Iur. Antara UE dan UTRAN terdapat interface Uu.
Di dalam UTRAN terdapat interface Iub yang menghubungkan Node-B dan RNC, Interface Iur yang menghubungkan antar RNC, sedangkan UTRAN dan
CN dihubungkan oleh interface Iu. Protokol pada interface Uu dan Iu dibagi menjadi dua sesuai fungsinya,
yaitu bagian control plane dan user plane . Bagian user plane merupakan protokol yang mengimplementasikan layanan Radio Access Bearer RAB, misalnya
membawa data user melalui Access Stratum AS. Sedangkan control plane berfungsi mengontrol RAB dan koneksi antara mobile user dengan jaringan dari
aspek : jenis layanan yang diminta, pengontrolan sumber daya transmisi, handover, mekanisme transfer Non Access Stratum NAS seperti Mobility
Universitas Sumatera Utara
Management MM, Connection Management CM, Session Management SM dan lain-lain.
2.5.5 Konsep Seluler
Sel cell merupakan unit geografi terkecil dalam jaringan seluler. Ukuran sel yang berbeda-beda dipengaruhi oleh keadaan geografis dan besar trafik yang
akan di layani. Sel yang memiliki kepadatan trafik tinggi ukuran sel dibuat kecil dan sel yang memiliki kepadatan trafik rendah ukuran sel dibuat lebih besar.
Selain istilah sel, pada sistem seluler dikenal pula istilah cluster yaitu kumpulan dari sel.
Pada sistem seluler semua daerah dapat dicakup tanpa adanya gap sel satu dengan yang lain sehingga bentuk sel secara heksagonal lebih mewakili di
banding bentuk lingkaran Gambar 2.18. Bentuk lingkaran lebih mewakili perserbaran daya yang ditransmisikan oleh antena .
Bentuk seperti itu adalah bentuk ideal, didalam prakteknya bentuk seperti itu tidak pernah di temukan, karena radiasi antena tidak bisa membentuk daerah
cakupan seperti itu, disamping itu keadaan geografis kontur turut mempengaruhi bentuk sel, sehingga bentuk sel sebenarnya bisa di gambarkan seperti Gambar
2.19.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18 Perbandingan Heksagonal dan Lingkaran
Gambar 2.19 Bentuk Sel Sebenarnya.
Dari gambar 2.19 diatas terlihat bahwa keadaan sel sebenarnya berbentuk seperti amoeba dikarena radiasi antena tergantung pada keadaan geografis,
sebaran daya pada antena tersebut Berdasarkan jenis antena yang digunakan, sel dapat dibagi menjadi dua
yaitu sel omnidireksional dan sel sektoral. Sel omnidireksional hanya mampu melayani dengan luasan yang sempit. Pada sel sektoral terdapat tiga arah
pancaran, yang masing-masing melingkupi area sebesar 120
o
. seperti yang terlihat pada gambar 2.20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20 Jenis Antena
Pada gambar 2.20 diatas terlihat sel pada omnidireksional yang memancar kan ke segala arah terlihat sangat sempit di bandingkan sel pada sektor-sektor 120
o
. Satu sel akan dilayani oleh site. Dalam satu site bisa memiliki lebih dari
satu sel. Setiap site biasanya terdiri atas sebuah menara tower antena dan shelter. Ada juga yang hanya menjadi pengulang repeater untuk minilink saja.
Penempatan site biasanya dilakukan di atas tanah, namun untuk daerah yang padat site ditempatkan di atas gedung-gedung yang tinggi. Konfigurasi site dapat dilihat
pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21 Konfigurasi Site
Menara 1 Menara digunakan untuk meletakkan berbagai macam antena.
seperti antena sektoral, antena dan radio transmisi minilink. Tinggi menara disesuaikan dengan kebutuhan.
120 120
120 30
30
a Omnidireksional b Sektoral
1
2
Universitas Sumatera Utara
Shelter 2 Shelter terbuat dari bahan sejenis besi sebagai tempat untuk
menyimpan berbagai komponen site, seperti BTS, perangkat transmisi, batere-BFUBattery Fuse Unit, fan unit, cooling unitair condinditioner,
heating unit.
Dengan adanya pengulangan frekuensi, kelompok-kelompok sel yang menggunakan frekuensi yang sama membentuk sebauh cluster N, Dimunculkan
parameter i dan j untuk menentukan kluster-kluster yang berbeda dengan N=i
2
+ij+j
2
. Nilai N misalkan N = 7, tergantung persyaratan CI yang diperbolehkan oleh sistem. Dengan nilai N tersebut, maka perbandingan jarak
antara dua sel berfrekuensi sama terhadap jari-jari sel R dapat diketahui :
dengan q = faktor co-channel reduction, apabila nilai q meningkat maka CI juga naik.
2.5.6 Sektorisasi Antena
Ada dua metode yang digunakan dalam sektorisasi yaitu menggunakan tiga sektor 120
atau 6 sektor 60 . Kedua metode tersebut sama-sama mengurangi
jumlah interferensi sumber. Sektorisasi 3 sektor biasa digunakan pada pola pengulangan 7 sel dan akan memberikan total 21 kanal. Sektorisasi 6 sektor biasa
digunakan pada pola pengulangan 6 sel dan akan menghasilkan 24 kanal. q = DR =
N 3
2.12
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan sektorisasi adalah banyaknya kanal yang terbentuk sehingga mengurangi efisiensi jaringan. Hal ini berarti bahwa total trafik yang dapat dibawa
untuk memberikan Grade of Service GoS menurun.
2.6 Handover