Kurangnya Pemahaman Petani Petani kurang memahami cara menerapkan teknologi Double Row karena Kekurangan Modal Masalah Hama dan Penyakit Kurangnya Pemahaman Petani

73 hal ini teknologi Double Row dengan baik karena butuh biaya yang besar untuk membeli sarana produksi yang lebih besar, artinya sangat diperlukan modal yang besar juga. Dan juga disebabkan bahwa teknologi Double Row ini masih sangat baru bagi para petani di daerah penelitian. Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Pisang Barangan.

1. Kurangnya Pemahaman Petani Petani kurang memahami cara menerapkan teknologi Double Row karena

teknologi ini cukup rumit disamping tingkat pendidikan petani sampel masih tergolong rendah yaitu SLTP. Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa 43,3 petani mengatakan bahwa teknologi Double Row sangat sulit dipahami.

2. Kekurangan Modal

Dalam mengadopsi teknologi Double Row pada usahatani pisang barangan membutuhkan biaya yang besar dibandingkan dengan cara tradisional. Oleh karena kurangnya modal petani pisang barangan sehingga petani melakukan pemupukan sekali dalam tiga bulan, tidak melakukan pemeliharaan secara intensif, tidak melakukan penyuntikan ontong, dan selain itu modal juga menyebabkan petani tidak mampu membayar upah tenaga kerja dalam budidaya pisang barangan dengan cara Double Row.

3. Masalah Hama dan Penyakit

Masalah hama dan penyakit untuk tanaman pisang barangan sendiri merupakan masalah yang sangat serius yaitu penyakit layu yang dinamakan dengan penyakit Fusarium yang menyerang batang dan daun. Jika penyakit ini sudah menyerang satu tanaman pisang saja maka akan menular ke tanaman pisang Universitas Sumatera Utara 74 lainnya dan tidak bisa diobati. Pada 30 petani sampel ternyata semua petani menghadapi masalah hama dan panyakit dalam usahatani pisang barangan. Dari uraian diatas dapat dikemukakan gambaran jumlah dan persentase petani berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi seperti tertera pada tabel 26 berikut: Tabel 26: Persentase dan Jenis Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Double Row. No Masalah Jumlah KK Persentase 1 Kurangnya pemahaman petani 13 43,3 2 Kurang modal 23 76,7 3 Hama dan penyakit 30 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 6. Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Yang Dihadapi Oleh Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan

1. Kurangnya Pemahaman Petani

Untuk mengatasi keterbatasan petani dalam menerapkan teknolgi Double Row, upaya yang bisa dilakukan oleh petani adalah diskusi sesama petani dan bertanya langsung kepada USAID-AMARTA yaitu koordinator lapangan.

2. Kekurangan Modal

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

7 106 74

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Terhadap Teknologi Anjuran Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah di Desa Simanindo Sangkal, Kecamatan Simanindo, Kab.Samosir

0 43 116

Evaluasi Karakter Pisang Barangan (Masa acumlnata L) Pada Berbagai Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 21 123

Adaptabilitas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pada Berbagai Jenis Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 25 84

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus : Desa Sumbul Kecamatan Stm Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

16 120 79

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Rumah Kompos (Studi Kasus : Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 49 105

Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

1 27 68