Kekurangan Modal Masalah Hama dan Penyakit

74 lainnya dan tidak bisa diobati. Pada 30 petani sampel ternyata semua petani menghadapi masalah hama dan panyakit dalam usahatani pisang barangan. Dari uraian diatas dapat dikemukakan gambaran jumlah dan persentase petani berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi seperti tertera pada tabel 26 berikut: Tabel 26: Persentase dan Jenis Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Double Row. No Masalah Jumlah KK Persentase 1 Kurangnya pemahaman petani 13 43,3 2 Kurang modal 23 76,7 3 Hama dan penyakit 30 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 6. Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Yang Dihadapi Oleh Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan

1. Kurangnya Pemahaman Petani

Untuk mengatasi keterbatasan petani dalam menerapkan teknolgi Double Row, upaya yang bisa dilakukan oleh petani adalah diskusi sesama petani dan bertanya langsung kepada USAID-AMARTA yaitu koordinator lapangan.

2. Kekurangan Modal

Upaya yang dapat dilakukan petani pisang barangan untuk mengatasi kurangnya modal didalam menerapkan teknologi Double Row dalam usahatani pisang barangan didaerah penelitian adalah meminjam uang dari keluarga, dari petani yang lain, dari Bank dan dari pemerintah.

3. Masalah Hama dan Penyakit

Mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang barangan para petani biasanya melakukan sanitasi lahan. Dan tanaman yang sudah terserang hama dan penyakit, petani langsung membongkar tanaman dan menggantinya Universitas Sumatera Utara 75 dengan tanaman yang baru demikian halnya dengan penyakit Fusarium langsung dibongkar dan dibuang dari area uasahatani. Universitas Sumatera Utara 76 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Budidaya pisang barangan di daerah penelitian belum mengikuti semua komponen teknologi Double Row dan tidak sesuai dengan anjuran USAID-AMARTA. 2. Tingkat adopsi petani pisang barangan terhadap teknologi Double Row pada usahatani pisang barangan di daerah penelitian sedang 3. Tidak ada hubungan fakto-faktor sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman bertani terhadap tingkat adopsi petani dalam Teknologi Double Row pada usahatani pisang barangan yang dianjurkan oleh USAID- AMARTA. 4. Masalah-masalah yang dihadapi petani pisang barangan dalam mengadopsi teknologi Double Row di daerah penelitian adalah: kurangnya pemahaman petani, keterbatasan modal petani dan masalah serangan hama dan penyakit tanaman. 5. Upaya yang telah dilakukan petani untuk mengatasi masalah-masalah dalam mengadopsi teknologi Double Row pada usahatani pisang barangan didaerah penelitian adalah: melakukan pendampingan kepada petani secara intensif, petani melakukan sanitasi lahan dan pembongkaran tanaman yang sudah terserang hama dan penyakit. Universitas Sumatera Utara 77 Saran 1. Saran Kepada Petani Untuk kelancaran usahatani pisang barangan hendaknya para petani ikut dalam kelompok tani dan hendaknya petani menerapkan komponen teknologi Double Row yang dianjurkan oleh USAID-AMARTA secara tepat dan sesuai guna meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pisang barangan serta kualitas buah dan meningkatkan pendapatan petani.

2. Saran Kepada Pemerintah Dan USAID-AMARTA

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Anjuran Budidaya Kentang (Studi kasus: Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara)

7 106 74

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Terhadap Teknologi Anjuran Pada Budidaya Tanaman Bawang Merah di Desa Simanindo Sangkal, Kecamatan Simanindo, Kab.Samosir

0 43 116

Evaluasi Karakter Pisang Barangan (Masa acumlnata L) Pada Berbagai Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 21 123

Adaptabilitas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pada Berbagai Jenis Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 25 84

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Analisis Usahatani Pisang Barangan (Studi Kasus : Desa Sumbul Kecamatan Stm Hilir, Kabupaten Deli Serdang)

16 120 79

Tingkat Adopsi Petani Sayur Bayam Jepang Terhadap Teknologi Budidaya Anjuran Dan Hubungannya Dengan Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo )

10 71 79

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Nilam Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani (Kasus: Desa Tanjung Meriah Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 80 91

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Tingkat Adopsi Teknologi Rumah Kompos (Studi Kasus : Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 49 105

Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

1 27 68