Medium induksi kalus Penyiapan eksplan dan penanaman eksplan Pengamatan

8 BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Bahan tanaman dan zat kimia

Bahan tanaman yang digunakan adalah batang ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu diperoleh dari supermarket di Denpasar, lalu ditumbuhkan dalam polibag. Setelah tunas tumbuh, dipelihara hingga berukuran 15 – 20 cm, dan digunakan sebagai eksplan. Beberapa zat kimia penting yang digunakan adalah medium MS Murashige dan Skoog, instan, 2,4-D, kinetin, agar, sukrosa, alkohol, benlate, bayclin.

4.2. Medium induksi kalus

Medium yang dicobakan untuk induksi kalus adalah medium MS dengan 8 agar dan dengan perlakuan zat pengatur tumbuh. Faktor lain yang diuji adalah konsentrasi sukrosa. Perlakuan yang dicoba adalah sebagai berikut: 1. MS + Tanpa pengatur tumbuh + sukrosa 30 gL 2. MS + Tanpa pengatur tumbuh + sukrosa 40 gL 3. MS + 1 mgL 2,4-D + sukrosa 30 gL 4. MS + 1 mgL 2,4-D + sukrosa 40 gL 5. MS + 1 mgL 2,4-D + 0.2 mgL kinetin + sukrosa 30 gL 6. MS + 1 mgL 2,4-D + 0.2 mgL kinetin + sukrosa 40 gL 7. MS + 2 mgL 2,4-D + 0.2 mgL kinetin + sukrosa 30 gL 8. MS + 2 mgL 2,4-D + 0.2 mgL kinetin + sukrosa 40 gL masing-masing perlakuan diulang sepuluh kali.

4.3. Penyiapan eksplan dan penanaman eksplan

Eksplan yang digunakan berupa stek batang muda ubi jalar ungu. Stek batang dibuat mulai dari lima cm dari ujung apikal sepanjang sekitar delapan cm dari apikal. Daun-daun dihilangkan, dan stek batang dicuci dengan air dan direndam dalam air sabun dan benlate selama 30 menit. Selanjutnya stek batang direndam direndam dalam 50 bayclin selama 15 menit, perendaman dalam 50 bayclin diulang selama 5 menit. Tahap selanjutnya stek batang dibilas 9 tiga kali dengan air steril dan dilakukan di dalam laminar airflow cabinet. Sterilisasi selanjutnya dilakukan dengan merendam eksplan dalam fungisida dengan dosis 2 gL selama 15 menit. Selanjutnya eksplan dibilas dengan air steril sebanyak tiga kali. Stek batang ubi jalar yang telah dibilas, kemudian dipotong-potong sepanjang 1 cm dalam cawan petri steril. Eksplan selanjutnya ditanam pada media perlakuan secara aseptik di dalam laminar airflow cabinet. Ditanam satu eksplan per botol.

4.4. Pengamatan

Pengamatan terhadap induksi kalus dilakukan terhadap parameter: persentase kultur yang membentuk kalus, umur kalus mulai tumbuh hari setelah penanaman, penampilan fisik kalus kompak atau tidakremah, warna kalus. Frekuensi induksi kalus atau persentase munculnya kalus dihitung dengan cara membagi jumlah eksplan yang menghasilkan kalus dengan jumlah eksplan yang bertahan bebas dari kontaminasi dikalikan 100. Di samping itu diamati juga persentase kultur yang terkontaminasi. 10 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Persentase kultur yang terkontaminasi