Konsentrasi sukrosa Tujuan Manfaat Bahan tanaman dan zat kimia

5 aksilar Taji et al., 1997, Smith, 2000. Termasuk kedalam auxin adalah IAA indole acetic acid, IBA indole butyric acid, NAA Naphthalene acetic acid dan 2,4-D 2,4-dichlorophenoxy acetic acid. Sitokinin mempunyai efek membesarkan jaringan, menginduksi pembentukan tunas aksilar dan tunas adventif serta mendukung pembelahan sel. Fungsinya yang menyebabkan pertumbuhan tunas aksilar melalui penghambatan dominansi apikal, sangat penting dalam kultur jaringan Taji et al., 1997, Smith, 2000. Anggota dari sitokinin adalah BA benzylaminopurine, 2iP isopentenyl adenine, kinetin dan zeatin. Konsentrasi dan jenis zat pengatur tumbuh merupakan faktor penting pada pembentukan kalus. Konsentrasi zat pengatur tumbuh berbeda untuk masing-masing tanaman dan tipe eksplan. Zat pengatur tumbuh 2,4-D secara luas digunakan untuk induksi kalus Smith, 2000. Sebagai contoh, pada Begonia, media yang digunakan untuk induksi kalus dengan eksplan daun adalah media MS yang diperkaya dengan 0.60 μ M NAA, 1.0 μ M 2,4-D dan 0.50 μ M BA Jain, 1997. Sedangkan pada Oryza sativa, penelitian dengan tiga macam medium yaitu MS + 2,4-D 0,5 mgl + NAA 1 mgl + BA 1 mgl; MS + 2,4-D 2 mgl + casein hidrolisat CH 3 gl, serta MS + 2,4-D 20 mgl, ketiga media menghasilkan kalus yang remah, globuler dan berwarna bening. Media dengan komposisi MS + 2,4-D 2 mgl + casein hidrolisat 3 gl menghasilkan kalus yang banyak membentuk nodul-nodul bakal tunas Purnamaningsih dan Mariska, 2005. Lee et al. 2003 menggunakan kombinasi 2 mgL 2,4-D + 0.2 mgL kinetin dengan medium dasar MS untuk menginduksi kalus pada Ipomoea batatas. Di samping untuk induksi kalus, zat pengatur tumbuh 2,4-D digunakan untuk induksi kalus embrionik pada Gossypium, dengan komposisi media MS ditambah 0.1 mgl kinetin, 0.2 mgl IAA dan 0.1 mgl 2,4-D Zhang et al., 2001. Penggunaan auxin dengan daya aktivitas kuat antara lain 2,4-D atau dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah baik untuk induksi kalus embrionik Purnamaningsih, 2006.

2.4. Konsentrasi sukrosa

Pembentukan kalus juga dipengaruhi oleh konsentrasi sukrosa. Pada pembentukan kalus tanaman Hypericum perforatum, diantara tiga konsentrasi sukrosa yang dicoba 30 gL, 40 gL dan 50 gL, konsentrasi sukrosa 30 gL menghasilkan frekuensi induksi kalus yang tertinggi 6 Ayan et al., 2004. Tetapi, berat basah kalus terbesar diperoleh pada media dengan sukrosa 50 gL Ayan et al., 2004. Pada pembentukan kalus kacang tanah, konsentrasi sukrosa 40 gL menghasilkan embrio somatik terbanyak dan dalam waktu yang tercepat dibandingkan dengan konsentrasi 20 gL dan 30 gL sukrosa Srilestari, 2005. 7 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan membentuk kalus ubi jalar ungu melalui teknik kultur jaringan. Dari kalus ini, dapat diinduksi menjadi tanaman lengkap. Tanaman yang berasal dari kalus akan menunjukkan variasi yang disebut variasi somaklonal. Variasi ubi jalar ungu ini merupakan modal dasar dalam pemuliaan tanaman ubi jalar. Secara detail, tujuan penelitian ini adalah: 1. Menentukan konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D yang efektif menginduksi kalus ubi jalar ungu. 2. Menentukan peranan zat pengatur tumbuh kinetin dalam induksi kalus 3. Menjelaskan pengaruh konsentrasi sukrosa dalam induksi kalus ubi jajar ungu.

3.2. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah dengan diketahuinya konsentrasi 2,4D dan kombinasi dengan kinetin serta konsentrasi sukrora yang paling baik untuk menginduksi kalus pada ubi jalar ungu, maka dapat dihasilkan kalus yang merupakan modal dalam meningkatkan variasi genetik ubi jalar ungu melalui variasi somaklonal. Peningkatan keragaman genetik ini penting untuk tujuan pemuliaan ubi jalar ungu, selain untuk meningkatkan produktivitas juga untuk mendapatkan galur-galur dengan kandungan antosianin yang tinggi. 8 BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Bahan tanaman dan zat kimia

Bahan tanaman yang digunakan adalah batang ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu diperoleh dari supermarket di Denpasar, lalu ditumbuhkan dalam polibag. Setelah tunas tumbuh, dipelihara hingga berukuran 15 – 20 cm, dan digunakan sebagai eksplan. Beberapa zat kimia penting yang digunakan adalah medium MS Murashige dan Skoog, instan, 2,4-D, kinetin, agar, sukrosa, alkohol, benlate, bayclin.

4.2. Medium induksi kalus