Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dewasa ini reklame sudah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen produk dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Agar penyelenggaraan reklame tersebut tertib maka perlu diatur melaluiperizinan. Izin merupakan hal yang penting guna menciptakan kondisi yang nyaman, tentram dan bersih dari reklame-reklame yang akan dipasang.Reklame merupakan salah satu cara promosi yang tidak terpisahkan dari sistem dan sosial masyarakat modern. Fungsi reklame sebagai metode promosi lainnya dalam menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan salah satu sistem komunikasi tersebut memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya. 1 Berbicara mengenai reklame apabila dilihat dari istilahnya, reklame berasal dari bahasa Belanda yaitu reclame yang di ambil atau dikutip dari bahasa Perancis, yaitu reclamire yang berarti berteriak berulang-ulang. Mungkin pada masa lalu seorang pejabat atau pengusaha ingin memperkenalkan suatu pengumuman atau peluncuran produk baru maka dipergunakan alat mirip corong untuk meneriakkan secara berulang-ulang agar menarik perhatian pendengarnya. Tetapi yang membedakannya adalah peralatan atau sarana media reklame pada zaman sekarang lebih canggih dan lebih luas jangkauannya, baik menggunakan media massa elektronik maupun media cetak. 2 Dalam upaya menyampaikan informasi atau pesan kepada konsumen, serta untuk menjamin informasi mengenai produk yang akan disampaikan melalui 1 Lukman Wirianto, 2010, Peran ReklameIklan Dalam Mempromosikan Produk dan Jasa, Graha Ilmu, Jakarta, hal. 7. 2 Muhammad Jaiz, 2001, Dasar-Dasar Periklanan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 15. pemasangan reklame agar tidak dipergunakan untuk tujuan yang tidak benar, maka pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemasangan reklame diwajibkan memenuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, prosedur dan mekanisme perizinan disetiap daerah kabupaten dan kota berbeda dengan daerah yang lain karena setiap daerah sudah mempunyai kewenangan sendiri untuk mengaturnya melalui otonomi daerah masing-masing. 3 Pembangunan reklame yang berbentuk billboard,LEDdan juga pemasangan spanduk-spanduk di sekitar jalan raya merupakan pemandangan yang tidak asing lagi. Papan-papan reklame dan LED yang didirikan di tempat strategis, pemasangan spanduk, penempelan kertas-kertas reklame yang kian hari semakin memenuhi tembok-tembok dan pohon-pohon di pinggir jalan sangat merusak pemandangan dan keindahan kota serta terkadang menggangu kenyamanan pengguna jalan dalam berkendara. Hal ini sudah menjadi keprihatinan dunia secara global, masing-masing negara diharuskan untuk mentaati prinsip-prinsip hukum dalam hukum lingkungan. 4 Banyak terjadi penyimpangandalam bidang perizinan, salah satunya izin pemasangan reklame di Kota Denpasar sehingga mengakibatkan dibongkarnya secara paksa reklame yang berbentuk billboard maupun LED oleh pihak Pemerintah Kota yang selanjutnya disebut Pemkot. Penyimpangan-penyimpangan 3 Henry S. Siswosoediro, 2009, Mengurus Surat-Surat Perijinan, Visimedia, Bandung, hal. 2. 4 Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Pubilk, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 24. itu terjadi karena beberapa hal, misalnya reklame tersebut melanggar izin lokasi, terpasang di jalur hijau, dan reklame tidak memiliki izin. Pelayanan publik sebagai bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat ataupun daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Seiring dengan penerapan sistem desentralisasi, pelayanan publik akhir-akhir ini menjadi diskusi yang hangat dan menjadi perhatian dikalangan masyarakat. Sebelumnya pelayanan publik kurang menjadi perhatian karena berkembang asumsi bahwa pelayanan publik itu hanyalah urusan pemerintah saja, mulai dari proses perumusan, kebijakan, implementasi sampai dengan evaluasi masyarakat seringkali tidak bisa mengakses segala informasi yang berkaitan dengan pelayanan publik ini. Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan pemerintah merupakan kegiatan yang harus terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dalam fungsinya sebagai pelayanan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap penduduk dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah maka diperlukan pengaturan hukum yang mendukungnya.Pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah juga berwenang mengatur tentang reklame. Pengaturan penyelenggaraan reklame disamping menyangkut kegiatan perekonomian juga erat kaitannya dengan tata ruang kota khususnya dari segi ketertiban dan keindahan.Maka dari itu penyelenggaraan reklame di Kota Denpasar harus sesuai dengan tata kehidupan masyarakat Kota Denpasar. Izin pemasangan reklame di Kota Denpasar diatur di dalam Keputusan Walikota Denpasar No.3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar. Peraturan demi peraturan telah ditetapkan sedemikian rupa, namun masih juga timbul masalah. Maka sebagai syarat untuk menjamin berfungsinya rencana atau tujuan Keputusan Walikota Denpasar No.3 Tahun 2014dalam pelaksanaannya perlu dukungan dari instansi-instansi yang terkait maupun partisipasi masyarakat di dalam penanganannya. Perizinan yang merupakan jasa publik harus sesuai dengan aturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah selaku pihak dalam penyelenggara pemerintahan. Sehingga apa yang akan dilaksanakan menjadi legal atau resmi dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar masyarakat dalam aktivitasnya sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhannya tidak mengganggu ketertiban dan kenyamanan. Akan tetapi sering kali ketentuan izin pemasangan untuk reklame seperti billboard, LED, spanduk, umbul-umbul, baliho dan sebagainya tersebut diacuhkan sehingga dalam pemasangannya dilakukan sembarangan.Dengan adanya kebijakan pemerintah yang diatur dalam peraturan daerah maka diharapkan pemasanganreklame dapat terlaksana secara rapidan tertata sebagaimana mestinya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui tentang penertiban penyelenggaraan reklame dalam bentuk skripsi dengan judul :“Upaya Penertiban Penyelenggaraan Reklamedi Kota Denpasar.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dikemukakan permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan di dalam penulisan ini. Permasalahan tersebut apabila dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakahpelaksanaan penertiban terhadap reklamedi Kota Denpasar? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dalam pelaksanaan penertiban reklame di Kota Denpasar?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Dalam penulisan karya ilmiah diperlukan suatu ketegasan mengenai materi yang diuraikan, hal ini bertujuan untuk mecegah agar materi yang dibahas tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka untuk menghindari agar tidak terlalu meluas dan nantinya pembahasan diuraikan terarah dan tertuju pada pokok permasalahan. 5 Adapun pembatasannya adalah sebagai berikut : Pembahasan pertama membahas mengenai pelaksanaan penertiban terhadap reklame di Kota Denpasar. Sedangkan pembahasan kedua akan membahasmengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan penertiban reklame di Kota Denpasar. 5 Bambang Sunggono, 2005, Metode Penelitian Hukum, Cetakan 7, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 24.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Sejauh ini penelitian tentang “Upaya Penertiban Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar” ini belum pernah dilakukan. Adapun indikator pembeda antara penelitian yang telah ada dengan penelitian penulis, dapat penulis sajikan sebagai berikut : a. Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Pelayanan Perizinan dan Pajak Reklame, ditulis oleh Agus Suciptoroso, Fakultas Hukum Universitas SebelasMaret, Surakarta, Tahun 2008, dengan Rumusan masalah : 1 Bagaimana pelaksanaan pelayanan prosedur perizinan dan pajak reklame di Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen? 2 Hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam pelaksanaan pelayanan prosedur perizinan dan pajak reklame di Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen? Hasilpenelitian dari skripsi tersebut, yaitu : 1 Prosedur Perizinan Penyelenggaraan Reklame Berdasarkan Keputusan Bupati Sragen Nomor 44 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sragen Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Pajak Reklame, permohonan izin reklame harus memenuhipersyaratan sebagai berikut: - Permohonan izin reklame diajukan secaratertulis kepada Bupati Sragen melalui Kepala Unit Pelayanan Terpadudengan persyaratan Mengisi formulir permohonan yang telah disediakan, Melampirkan fotocopy