FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PELAKSANAAN PENERTIBAN REKLAME DI KOTA PENUTUP

x

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PELAKSANAAN PENERTIBAN REKLAME DI KOTA

DENPASAR 4.1 Tugas, Aturan, dan Kesadaran Masyarakat dalam Penertiban Reklame di Kota Denpasar .................................... 55 4.2 Faktor Penghambat Penertiban Reklame.................................. 58

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 64 5.2 Saran ........................................................................................ 65 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN RINGKASAN SKRIPSI xii ABSTRAK Guna memperkenalkan jenis produk dan jasa yang akan ditawarkan kepada para konsumen, salah satu bentuk usaha yang dilakukan para pengusaha yaitu melalui reklame. Dewasa ini reklame sudah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen produk dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Fungsi reklame sebagai metode promosi lainnya dalam menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan salah satu sistem komunikasi tersebut memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya. Papan-papan reklame dan LED yang didirikan di tempat strategis, pemasangan spanduk, penempelan kertas- kertas reklame yang kian hari semakin memenuhi tembok-tembok dan pohon- pohon di pinggir jalan sangat merusak pemandangan dan keindahan kota serta terkadang menggangu kenyamanan pengguna jalan dalam berkendara. Banyak terjadi penyimpangan dalam bidang perizinan, salah satunya izin pemasangan reklame di Kota Denpasar sehingga mengakibatkan dibongkarnya secara paksa reklame yang berbentuk billboard maupun LED oleh pihak Pemerintah Kota. Pengaturan penyelenggaraan reklame disamping menyangkut kegiatan perekonomian juga erat kaitannya dengan tata ruang kota khususnya dari segi ketertiban dan keindahan. Oleh sebab itu, izin pemasangan reklame di Kota Denpasar diatur di dalam Keputusan Walikota Denpasar No. 3 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar. Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan dengan melihat kesenjangan teori dan praktek yang sesuai dengan hasil di lapangan karena data-data yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Data hukum yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan, dan data hukum sekunder berupa dokumen-dokumen seperti peraturan perundang-undangan dan literatur hukum. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwaupaya Penertiban Penyelenggaraan Reklame Di Kota Denpasar sudah berjalan dengan baik, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan diantaranya kurangnya kesadaran penyelenggara reklame untuk mengurus perizinan pemasangan reklame. Dalam pelaksanaan Penertiban Penyelenggaraan Reklame terdapat faktor pendukung dan penghambat. Beberapa faktor pendukung yang timbul berupa adanyadata dan informasi mengenai pelanggaran reklame yang terjadi di Kota Denpasar. Sedangkan faktor penghambat yang timbul yaitu kurangnyajumlah petugas dan peralatan penunjang bagi Dinas yang terkait untuk melaksanakan Penertiban Penyelenggaraan Reklame di Kota Denpasar. Kata Kunci : Penertiban, Penyelenggaraan, Reklame. xiii ABSTRACT In order to introduce the types of products and services that will be offered to consumers, one form of business conducted by entrepreneurs is through advertisement. Today billboard has developed into a communication system that is very important not only for manufacturers but also products and services for consumers. The function of the billboard as other promotional methods in conveying the message to the consumer to make one of these communication systems holds a very important role for the company’s success in marketing products and services. Billboards and LED incorporated in strategic places, installation of banners, pasting paper billboard becoming increasingly meets the walls and trees on the roadside so spoil the view and beauty of the city and sometimes interfere with the comfort of road users in driving. Many irregularities in the field of licensing, one of which permits the installation of billboards in the city of Denpasar resulting forcibly tearing down billboards and LED billboard shaped by the city administration. Arrangements regarding the implementation of billboards in addition to the economic activity is also closely related to the urban planning, especially in terms of order and beauty. Therefore, permit the installation of billboards in the city of Denpasar is set in Denpasar Mayor Decree No. 3 of 2014 on the Implementation of Billboards in the city of Denpasar. The research method used is empirical legal research. Empirical legal research is a scientific research done by looking at the gap theory and practice in accordance with results on the pitch because the data collected through interviews and observations. Legal data used are primary data obtained from fieldwork, and data in the form of secondary legal documents such as legislation and legal literature. Based on the results of research conducted on the matter can be concluded that the efforts of Controlling Operation of Billboards in Denpasar has been running well, but in practice there are still shortcomings including lack of awareness billboard providers to manage licensing installation of billboards. In the implementation of Operation Control Billboards are enabling and inhibiting factors. Some of the contributing factors that arise in the form of their data and information on the billboard violations that occurred in the city of Denpasar. While the factors that arise are insufficient numbers of personnel and supporting equipment for the Department concerned to carry out the Operation Control Billboards in the city of Denpasar. Keywords : Control, Implementation, Advertising. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bali sebagai pusat pariwisata baik lokal maupun internasional merupakan lahan subur bagi para pengusaha untuk mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkannya. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.Pariwisata memberikan peluang kepada masyarakat untuk berusaha atau berwirausaha, jenis-jenis usaha yang ada kaitannya dengan pariwisata tergantung dari kreativitas para pengusaha baik yang bermodal kecil maupun besar untuk memberikan jasa atau menawarkan produk yang sekiranya diperlukan oleh wisatawan. Guna memperkenalkan jenis produk dan jasa yang akan ditawarkan kepada para konsumen, salah satu bentuk usaha yang dilakukan para pengusaha yaitu melalui reklame.Berdasarkan rumusan Pasal 1 ayat 39 Peraturan Walikota Denpasar No. 3 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Reklame Di Kota Denpasar, pengertian reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Dewasa ini reklame sudah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen produk dan jasa tetapi juga bagi konsumen. Agar penyelenggaraan reklame tersebut tertib maka perlu diatur melaluiperizinan. Izin merupakan hal yang penting guna menciptakan kondisi yang nyaman, tentram dan bersih dari reklame-reklame yang akan dipasang.Reklame merupakan salah satu cara promosi yang tidak terpisahkan dari sistem dan sosial masyarakat modern. Fungsi reklame sebagai metode promosi lainnya dalam menyampaikan pesan kepada konsumen menjadikan salah satu sistem komunikasi tersebut memegang peran sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya. 1 Berbicara mengenai reklame apabila dilihat dari istilahnya, reklame berasal dari bahasa Belanda yaitu reclame yang di ambil atau dikutip dari bahasa Perancis, yaitu reclamire yang berarti berteriak berulang-ulang. Mungkin pada masa lalu seorang pejabat atau pengusaha ingin memperkenalkan suatu pengumuman atau peluncuran produk baru maka dipergunakan alat mirip corong untuk meneriakkan secara berulang-ulang agar menarik perhatian pendengarnya. Tetapi yang membedakannya adalah peralatan atau sarana media reklame pada zaman sekarang lebih canggih dan lebih luas jangkauannya, baik menggunakan media massa elektronik maupun media cetak. 2 Dalam upaya menyampaikan informasi atau pesan kepada konsumen, serta untuk menjamin informasi mengenai produk yang akan disampaikan melalui 1 Lukman Wirianto, 2010, Peran ReklameIklan Dalam Mempromosikan Produk dan Jasa, Graha Ilmu, Jakarta, hal. 7. 2 Muhammad Jaiz, 2001, Dasar-Dasar Periklanan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 15.