46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai hubungan antara Employee engagement dan tipe kepribadian Ekstrovert extraversion dengan Pro-social Voice behaviour
ini termasuk dalam jenis penelitian dasar, karena dilakukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dengan melakukan uji hipotesis dan
prinsip dasar sebuah teori atau menemukan teori yang ada. Penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan dan memprediksikan fenomena-
fenomena sosial. Selain itu, penelitian ini tergolong kedalam penelitian survey dimana data atau informasi yang dikumpulkan berupa data variabel
dari sekelompok objek populasi Dharma, 2008. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan
penelitian ilmiah sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya
Sugiyono, 2006.
Supraktiknya 2014
menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk menguji teori secara objektif dengan cara menguji hubungan antara variabel-
variabel. Analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi.
B. Variabel Penelitian
Variabel bebas 1 : Employee Engagement
Variabel bebas 2 : Tipe Kepribadian Ekstrovert Extraversion
Variabel tergantung : Pro-Social Voice Behaviour
C. Definisi Operasional
1. Voice Behaviour
Dalam penelitian ini, Pro-social voice behaviour yang digunakan adalah pro-social voice. Karyawan yang memiliki perilaku pro-social
voice menunjukkan perilaku verbal yang didasari oleh adanya motif
bekerja sama atau rasa kooperatif dari karyawan terhadap lingkungan kerja. Voice behaviour diukur dengan menggunakan skala prosocial
voice yang diadaptasi dari Van Dyne et al. 2003, dimana semakin
tinggi skor yang ditunjukkan pada skala voice behaviour maka menunjukkan tingkat voice behaviour yang tinggi pula pada karyawan
tersebut.
2. Tipe Kepribadian Ekstrovert Extraversion
Kepribadian ekstrovert
Extraversion dijelaskan
sebagai kepribadian yang memiliki ciri adanya kemampuan bersosialisasi dan
keaktifan, ramah, asertif dan senang berinteraksi secara positif dengan orang lain. Individu yang ekstrovert akan menunjukkan performansi
yang lebih baik di tempat kerja dan memiliki banyak kesempatan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melatih gairahnya. Seseorang yang ekstrovert memiliki jiwa sosial yang tinggi, mudah bergaul, dan memiliki ketertarikan pada relasi
dengan orang lain maupun peristiwa di lingkungan sekitarnya. Dalam mengetahui seberapa besar extraversion pada karyawan, dapat dilihat
melalui 3 aspek yaitu expressiveness, activity dan sociability. Extraversion
diukur dengan mengadaptasi skala kepribadian EPQR- Short form
yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barrett 1985. Skala ini menunjukkan hasil dimana semakin tinggi skor
extraversion tiap subyek maka karyawan tersebut cenderung memiliki
tipe kepribadian ekstrovert.
3. Employee Engagement
Employee engagement merupakan suatu keadaan karyawan terlibat
secara fisik, kognitif maupun emosi dengan perusahaan atau organisasi tempat karyawan bekerja, lewat bagaimana karyawan menjalankan
perannya dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, demi mencapai tujuan organisasi. Dapat dikatakan bahwa employee engagement
merupakan tingkat sejauh mana perasaan individu berada dan terlibat dalam organisasi mereka. Dalam mengetahui seberapa besar
engagement pada karyawan, dapat dilihat melalui 3 aspek yaitu
semangat vigour, dedikasi dedication dan penyerapan absorption. Employee engagement
diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari Saks 2006, dimana semakin tinggi skor yang
ditunjukkan dari skala engagement setiap subyek maka semakin tinggi pula tingkat engagement pada karyawan.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah perawat salah satu rumah sakit swasta di kota Pekanbaru, Riau. Perawat dipilih sebagai subjek dalam
penelitian karena voice behaviour pada karyawan penting dalam bidang kesehatan, supaya pengambilan tindakan yang salah terhadap pasien dapat
terhindarkan Tangirala Ramanujam, 2008. Proses penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode purposive sampling
merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu Siregar, 2013.
Dalam penelitian ini kriteria yang peneliti tetapkan adalah perawat yang telah bekerja dengan
pimpinan ruangan rumah sakit yang saat ini menjabat selama minimal 1 tahun dan memiliki ide atau pendapat yang ingin disampaikan kepada
atasannya tersebut. Penetapan kriteria subyek didasarkan pada karyawan yang telah bekerja antara 1-3 tahun akan cenderung dipengaruhi oleh
lingkungan, nilai, aturan dan tujuan perusahaan, sehingga membentuk sebuah sikap yang baru sesuai dengan kondisi lingkungan kerja Fieldman
Arnold, 1983. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala pada subjek. Skala yang digunakan
untuk mengumpulkan data berbentuk skala likert. Subjek diminta untuk memberikan respon mengenai kesesuaian atau ketidaksesuaian diri
mereka terhadap setiap item-item dalam sebuah kontinum yang terdiri dari beberapa pilihan respon Supratiknya, 2014. Variasi respon yang
digunakan peneliti dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pemberian Skor pada Skala Pro-Social Voice Behaviour, Employee
Engagement dan Extraversion
Item Favorable Skor
Item Unfavorable Skor
Sangat Sesuai SS 6
Sangat Sesuai SS 1
Sesuai S 5
Sesuai S 2
Agak Sesuai AS 4
Agak Sesuai AS 3
Agak Tidak Sesuai ATS 3
Agak Tidak Sesuai ATS 4
Tidak Sesuai TS 2
Tidak Sesuai TS 5
Sangat Tidak Sesuai STS 1
Sangat Tidak Sesuai STS 6
Menurut Azwar 2012 penggunaan istilah “sesuai” atau “tidak
sesuai ” digunakan sebagai pilihan respon karena dapat mengukur
keadaan subjek sendiri, sehingga dalam merespon item, subjek terlebih dahulu menimbang sejauh mana isi pernyataan tersebut sesuai dengan
keadaan dirinya. Selain itu, penggunaan pilihan respon yang berjumlah genap digunakan untuk menghindari subjek memberikan respon netral
Supratiknya, 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penelitian ini, subjek yang digunakan benar-benar harus memiliki hal penting yang berhubungan dengan organisasi, sehingga
data mengenai voice behaviour yang diperoleh lebih akurat. Maka dari itu, peneliti menyediakan skala tambahan yang berisi 5 buah pertanyaan
mengenai apakah subjek memiliki informasi, gagasan, ide, kritikan atau saran yang berhubungan dengan organisasi. Pilhan respon jawaban
yang disediakan untuk skala ini berupa jawaban “Ya” yang diberi skor
1 dan jawaban “Tidak” yang diberi skor 0.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Skala Pro-Social Voice Behaviour Pada penelitian ini, variabel pro-social voice behaviour
diukur dengan mengadaptasi skala voice behaviour dari Van Dyne, Ang dan Botero 2003. Item-item voice behaviour yang dipilih
dalam penelitian ini merupakan item dari dimensi pro-social voice. Hal ini dikarenakan bentuk dimensi pro-social voice merupakan
bentuk voice yang banyak dibahas dan banyak digunakan dalam penelitian lainnya mengenai voice behaviour. Skala ini berbentuk
self report sehingga dapat mempermudah peneliti dalam mengolah
data penelitian. Alat ukur voice behaviour berisikan 5 item pernyataan yang bersifat favorable.
Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Voice Behaviour Sebelum Uji Coba
Dimensi Sebaran Item
Jumlah Item
Pro Social Voice 1, 2, 3, 4, 5
5 Item 100
b. Skala Extraversion Extraversion
diukur dengan
menggunakan skala
kepribadian EPQR-Short form yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barrett 1985. Peneliti mengambil 12 item yang
berisi pernyataan-pernyataan
mengenai tingkat
ekstraversi seseorang. Item-item tersebut tersusun dari 3 aspek yaitu
expressiveness, activity dan sociability.
Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Extraversion Sebelum Uji Coba
Aspek Sebaran Item
Jumlah Item
Expressiveness 1, 6, 10
3 Item 25
Activity 2, 9, 11
3 Item 25
Sociability 3, 4, 5, 7, 8, 23
6 Item 50
c. Skala Employee Engagement Variabel
employee engagement
diukur dengan
menggunakan skala yang dikembangkan oleh Saks 2006. Skala ini berisi 6 item pernyataan mengenai sejauh mana karyawan
berada dan terlibat dalam perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja. Item-item tersebut tersusun oleh aspek-aspek
employee engagement yaitu aspek semangat vigour, aspek
dedikasi dedication dan aspek penyerapan absorption. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Employee Engagement Sebelum Uji Coba
Aspek Sebaran Item
Jumlah Item
Semangat vigour 1 dan 4
2 Item 33, 3 Dedikasi dedication
2 dan 5 2 Item 33,3
Penyerapan absorption 3 dan 6
2 Item 33,3
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Uji validitas merupakan upaya yang peneliti lakukan untuk memastikan bahwa alat tes yang digunakan memiliki kesesuaian dengan
variabel psikologis yang akan diukur Supratiknya, 2014. Azwar 2007 mengatakan bahwa untuk mengetahui suatu skala psikologi
mampu atau tidak menghasilkan data yang akurat dan tepat sesuai dengan tujuan yang hendak diukur, diadakan pengujian validitas alat
ukur. Dalam penelitian ini, ketiga skala yang digunakan untuk mengukur ketiga variabel diadaptasi dari skala penelitian dengan
menggunakan Bahasa Inggris. Peneliti harus melakukan adaptasi skala ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dengan menggunakan
metode yang digunakan adalah back translation. Pada awalnya peneliti mencoba untuk menerjemahkan skala ke
dalam bahasa Indonesia. Adaptasi skala yang telah diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil dari kedua terjemahan
tersebut kemudian peneliti diskusikan dengan dosen pembimbing skripsi untuk memperoleh kesan sense yang sama dari setiap item.
Setelah skala diterjemahkan, peneliti melakukan pengujian validitas isi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
content validity . Validitas isi digunakan untuk melihat kesesuaian isi
alat ukur dengan konstruk yang diukur, yang dilakukan dengan cara melakukan analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadainya
isi tes mewakili ranah isi Supatiknya, 2014. Penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis Kenneth Hopkin dalam
Siregar, 2013. Analisis logis dilakukan dengan tujuan untuk melihat seberapa memadahinya sebuah tes mewakili ranah isi serta seberapa
relevan ranah isi tersebut sesuai dengan intepretasi skor tes yang dimaksudkan. Evidensi terkait isi dapat berupa penilaian pakar atau ahli
terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur Supraktiknya, 2014. Peneliti menggunakan orang yang lebih ahli atau
yang berkompeten expert judgement untuk memberikan evidensi isi atau penilaian akan relevansi setiap item dengan tujuan konstruk yang
hendak diukur. Dalam penelitian ini, uji validitas isi terpenuhi oleh expert judgement
yaitu dosen pembimbing skripsi yang memberikan penilaian pada keseluruhan item.
2. Kesahihan Item Skala
Kesahihan item skala didapatkan dengan cara terlebih dahulu melakukan try out sebelum pengambilan data. Pada penelitian ini, try
out dilaksanakan pada hari Sabtu 21 Mei 2016 hingga Senin, 23 Mei
2016. Subjek yang digunakan untuk pelaksanaan try out berjumlah 40 orang dan merupakan perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit
swasta di Pekanbaru, Riau. Kesahihan item skala pada penelitian ini diestimasi melalui komputasi statistik, yaitu koefisien reliabilitas rxx
’ yang berada dalam rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Jika
Pengukuran akan semakin reliabel apabila nilai koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1,00. Menurut Azwar 2012 kualitas item
yang baik ialah item yang memiliki nilai rix diatas 0.3. Masing-masing item dari skala voice behaviour pada dimensi pro-
social voice memiliki nilai rix 0.3, yang berkisar antara 0.44 sampai
dengan 0.81, sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item dinyatakan reliabel dan tidak ada item yang digugurkan.
Ditemukan nilai rix sebesar 0.023 pada skala engagement, yaitu item nomor 2 yang
termasuk dalam aspek dedikasi dedication. Hal tersebut menunjukkan bahwa item tersebut tidak baik untuk dijadikan alat ukur dan harus
digugurkan. Pada skala extraversion, ditemukan empat item yang memiliki nilai rix dibawah 0.3. Terdapat dua item yang dihilangkan dari
aspek sociability yaitu item nomor 4 dengan nilai rix sebesar 0.280 dan nomor 7 dengan nilai rix 0.275. Selanjutnya terdapat satu item dari
aspek activity yaitu item no 2 dengan nilai rix sebesar 0.230 dan satu item dari aspek expressiveness yaitu item nomor 10 dengan nilai rix
sebesar 0.169. Hal tersebut menunjukkan bahwa keempat item tersebut tidak baik untuk dijadikan alat ukur dan harus digugurkan.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas merujuk pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2007. Alat
ukur yang reliabel mengacu pada kemapuan alat tes menghasilkan skor yang cermat dengan error yang kecil. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi hasil pengukuran yang prosedur pengetesannya dilakukan secara berungkali terhadap suatu populasi individu atau
kelompok AERA,APA, dalam Supratiknya 2014. Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan cara menghitung koefisien reliabilitas
alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka 0
sampai 1,00, dimana semakin koefisien mendekati angka 1,00 maka alat tes dapat dikatakan semakin reliabel. Alat tes dikatakan memiliki
reliabilitas yang baik apabila memiliki koefisien reliabilitas ≥ 0,70. Dalam artian lain, alat tes yang memiliki koefisien reliabilitas 0,70
merupakan alat tes yang kurang baik karena menunjukkan adanya error dan mengindikasikan bahwa hasil tes kurang memadahi untuk
digunakan Guilford dalam Supratiknya, 2014. Azwar 2012 mengatakan bahwa besarnya suatu koefisien
reliabilitas yang dihitung dari skor data suatu kelompok subjek pada situasi tertentu dengan koefisien reliabilitas pada kelompok subjek lain
dan dalam situasi yang juga berbeda, memiliki kemungkinan sangat besar untuk tidak sama besar skornya. Dalam penelitian ini alat ukur
yang digunakan merupakan skala adaptasi, sehingga peneliti perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan koefisian reliabilitas yang telah diuji cobakan pada setiap skala adaptasi. Peneliti melakukan perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 16.00 terhadap setiap alat ukur dari ketiga variabel penelitian.
a. Skala Pro-Social Voice Behaviour Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh skor koefisien reliabilitas Cronbach ’s Alpha sebesar α =
0.841 untuk skala voice behaviour. Hal ini menunjukkan bahwa adaptasi skala voice behaviour Van Dyne, Ang dan Botero 2003
memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik ≥ 0,70 serta memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya.
Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Pro-Social Voice Behaviour
Dimensi Koefisien Reliabilitas
Jumlah Item
Pro-Social Voice 0,841
5
b. Skala Extraversion Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS,
diperoleh skor koefisien reliabilitas Cronbach ’s Alpha sebesar 0,758
pada skala extraversion. Skor tersebut diperoleh setelah peneliti menggugurkan 4 item yaitu item nomor 2, 4, 7 dan 10. Hal ini
menunjukkan bahwa adaptasi skala extraversion dari Eysenck, Eysenck dan Barrett 1985 memenuhi syarat sebagai alat ukur yang
baik ≥ 0,70 dan dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang dapat dipercaya.
Tabel 3.6 Koefisien Reliabilitas Extraversion
Dimensi Koefisien Reliabilitas
Jumlah Item
Extraversion 0,758
8
c. Skala Employee Engagement Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS menunjukkan
skor koefisien reliabilitas Cronbach ’s Alpha sebesar α = 0.870
untuk skala employee engagement. Skor tersebut diperoleh setelah peneliti menggugurkan item nomor 2. Hal ini menunjukkan bahwa
adaptasi skala engagement Saks 2006 memenuhi syarat sebagai alat
ukur yang baik ≥ 0,70 karena memiliki reliabilitas yang tinggi dan dapat dipercaya.
Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Employee Engagement
Dimensi Koefisien Reliabilitas
Jumlah Item
Engagement 0,870
5
G. Metode Analasis Data 1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat normalitas sebaran dari variabel bebas maupun variabel
tergantung yang digunakan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan mengitung Z-Score
dengan metode
One Sample
Kolmogorov Smirnov
Test menggunakan IBM SPSS versi 22. Data dapat dikatakan
terdistribusi normal apabila taraf signifikan p lebih besar sama dengan 0,05 Santoso, 2010.
b. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual Gunawan, 2015.
Nilai residu seharusnya memiliki varians yang konstan. Apabila nilai residu semakin meningkat atau menurun dengan pola tertentu
maka disebut sebagai homoskedastisitas. Dalam sebuah penelitian, akan diikutserakan beberapa subjek atau partisipan yang
diasumsikan bahwa setiap sampel yang ada, berasal dari populasi dengan
varians yang
sama. Varians
yang unequal
heteroskedastisitas akan menghasilkan bias dan inkonsistensi dalam memprediksi Field, 2015. Sebuah model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini Homoskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glesjer.
c. Uji Linearitas
Uji lienaritas adalah uji asumsi yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang hendak dianalisis
berdasarkan sebuah garis lurus linear Santoso, 2010. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini, uji linearitas dilakukan dengan metode Test for Linearity
menggunakan IBM SPSS versi 22. Jika hasilnya menunjukkan bahwa p ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data
memiliki hubungan yang linear Santoso, 2010. Dalam artian lain, “jika ada peningkatan atau penurunan kuantitas disuatu variabel
akan diikuti secara linier oleh peningkatan atau penurunan pada kuantitas variabel yang lainnya
”.
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, terdapat 2 hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis yang pertama dan kedua menggunakan metode
stastistik regresi linear sederhana dengan menggunakan IBM SPSS versi 22. Regresi linear sederhana digunakan untuk tujuan peramalan
dari satu variabel tergantung terhadap satu variabel bebas Santoso, 2014 dan mempredikisi seberapa jauh nilai variable dependen apabila
nilai variable independen diubah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN