16
1. Macam Perintah Data Base Management Sistem DBMS
Untuk mengelola dan mengorganisasikan data perlu adanya semacam perintahbahasa yang digunakan, sebagai berikut: Kadir, 1999: 29.
a. Data Definition Language DDL
DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan oleh administrator basis data DBA untuk mendefinisikan skema ke
DBMS. kema adalah deskripsi lengkap tentang struktur medan, rekaman, dan hubungan data pada basis data.
DDL juga dipakai untuk mendefinisikan subskema, merupakan pandangan bagi pengguna terhadap basis data. Subskema merupakan
himpunan bagian dari skema dan dapat menjadi mekanisme pengamanan sistem basis data, yakni dengan mengatur hak
pengaksesan item-item dalam basis data.
b. Data Manipulation Language DML
DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk mempermudah pemakai malakukan akses, memanipulasi dan
mengambil data dari database. Secara khusus DQL mengenal query, merupakan bagian
dari DML. Query adalah fasilitas yang memungkinkan pengguna dengan ilmu pengetahuan tentang komputer yang terbatas ataupun
tidak, bisa mengetahui bahasa pemrograman, dan dapat meminta informasi terhadap basis data.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
DML menurut Kadir 1999: 31 pada dasarnya dibagi menjadi dua: 1.
Prosedural, yang menuntut pengguna menentukan data apa yang diperlukan dan bagaimana cara mendapatkannya.
2. Nonprosedural, yang menuntut pengguna menetukan data apa saja
yang diperlukan tanpa harus menyebutkan cara mendapatkannya. Secara khusus, bagian DML ada yang disebut DQL Dalam
literatur terkadang DQL dibedakan dengan DML. DQL hanya sering disebut bahasa query. DQL adalah fasilitas yang memungkinkan
pengguna dengan pengetahuan yang terbatas ataupun tidak mengetahuibahasa pemrograman dapat meminta informasi terhadap
basis dataKadir, 1999: 31. Sebagai contoh, pengguna dapat memberikan perintah.
3. Perancangan Basis Data
Perancangan basis data menurut Kadir 1999: 39 ada 3 tahapan, yaitu: a.
Perancangan basis data secara konseptual, merupakan upaya untuk membuat model yang masih bersifat konsep.
b. Perancangan basis data secara logis, merupakan tahapan untuk
memetakan model konseptual ke model basis data yang akan dipakai. Namun sebagai mana perancangan basis data secara
konseptual, perancangan ini tidak tergantung pada DBMS yang dipakai. Itulah sebabnya perancangan basis data secara logis kadang
disebut pemetaan model data.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
c. Perancangan basis data secaara fisis, merupakan tahapan
untukmenuangkan perancangan basis data yang bersifat logis menjadi basis data fisis yang tersimpan pada media penyimpan
eksternal.
4. Sejarah Kemunculan Basis Data
Menurut sejarah, sistem pemrosesan data terbentuk setelah masa sistem pemrosesan berkas. Sistem pemrosesan manual dan sistem
pemrosesan berkas. Sistem pemrosesan manual berbasis kertas merupakan bentuk pemrosesan yang menggunakan dasar berupa
setumpuk rekaman yang tersimpan pada rak-rak berkas. Jika suatu berkas diperlukan, berkas tersebut harus dicari dalam rak-rak tersebut.
Pada saat awal penerapan sistem komputer, sekelompok rekaman disimpan pada sejumlah berkas secara terpisah. Sistem yang
menggunakan pendekatan seperti ini biasa disebut sebagai sistem pemrosesan berkas. Sistem ini tentu saja memiliki kelebihan dari pada
sistem pemrosesan manual, yaitu dalam kecepatan dan keakuratannya. Sistem pemrosesan berkas menurut Kadir 1999: 18 memiliki
kekurangan dalam hal: 1.
kemubaziran data 2.
keterbatan berbagai data 3.
ketidakkonsistenan; dan 4.
kekurangan luwesan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Sistem pemrosesan basis data dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan yang ada pada sistem pemrosesan data. Sistem seperti ini
dikenal dengan sebutan Data Base Management Sistem DBMS.
2.4 MySQL