Rancang Bangun Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat, Indonesia.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Alam Indah Bunga Nusantara (PT ABN) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang hortikultura dengan produk utamanya adalah bunga hias krisan. PT ABN termasuk produsen krisan dengan kapasitas produksi yang cukup besar yakni mencapai puluhan ribu batang bunga per hari dengan berbagai tipe dan varietas. Jumlah varietas bunga krisan yang dimiliki sebanyak 73 jenis (PT ABN, 2007). Untuk mencapai hasil tersebut, PT ABN memiliki infrastruktur dan teknologi yang memadai. PT ABN memiliki rumah lindung green house dengan luasan total produktif 6,03 ha dan dibagi menjadi 24 blok untuk memudahkan dalam kegiatan perencanaan tanam, operasional, serta pengendalian. Secara keseluruhan terdapat 209 lokasi tanam yang berbeda (PT ABN, 2006).
Kegiatan operasional produksi bunga krisan potong melibatkan bagian-bagian dalam departemen produksi yaitu: bagian-bagian Mother Stock dan Nursery (MSN), Produksi, Hama dan Penyakit tanaman (HPT), Teknik, Gudang, Panen, dan Pascapanen. Bagian-bagian tersebut satu sama lain saling berinteraksi guna mendukung keberhasilan produksi bunga krisan potong agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan.
Oleh karena itu kelancaran serta kelaikan data dan informasi yang mengalir di antara bagian terkait harus terjamin baik. Lebih dari itu, data dan informasi harus dapat diperoleh dengan waktu yang tepat dan cepat, benar dan relevan, serta jelas dan mudah dipahami. Data dan informasi yang tersedia juga harus terintegrasi dari seluruh agregat data di perusahaan.
Sistem administrasi data dan informasi yang ada saat ini pada sistem produksi PT ABN masih bersifat semi manual dan terdesentralisasi pada tiap departemen. Semi manual dapat dijelaskan dalam proses daur data dan informasi yang terjadi pada sistem saat ini, yaitu: proses pengumpulan data, pengelompokan data, hingga proses distribusinya yang lebih banyak ditangani oleh manusia (Purwono, 2002).
Dengan pengelolaan data dan informasi demikian sangat terjadi tingkat kesalahan manusia yang dapat mengakibatkan proses pengendalian operasi kurang
(2)
2 optimal, Karena penanganan secara manual sangat bergantung pada manusia. Desentralisasi data (setiap bagian memiliki pengaturan data dan informasi masing-masing berdasarkan tugas dan fungsinya) juga menjadikan informasi tertentu hanya terdapat di bagian itu saja. Kondisi tersebut dapat menimbulkan redundansi serta inkonsistensi data dan informasi. Hal ini dapat berpeluang mengakibatkan tidak sinerginya antarbagian dan berakibat pada terganggunya proses produksi yang selanjutnya berpengaruh terhadap keberhasilan produksi.
Redundansi atau penggandaan data terjadi manakala suatu data yang sama disimpan pada setiap bagian (terdesentralisasi), sebagai contoh, data inventarisasi tanaman. Data lengkap tentang koleksi tanaman disimpan di bagian MSN, namun juga di bagian produksi. Jika terjadi perubahan data varietas tanaman di MSN, tidak secara langsung merubah data di bagian produksi dan bagian lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya inkonsistensi data, yaitu data yang sama di tiap bagian berbeda-beda.
Contoh ketidaksinkronan yang pernah terjadi antara satu bagian dengan bagian yang lain dalam sistem produksi PT ABN adalah aktivitas pemanenan bunga. Seharusnya telah dilakukan oleh bagian panen karena bunga sudah matang. Panen terpaksa dilakukan oleh bagian produksi yang bukan pelaksana tugas tersebut. Dalam hal ini jika karyawan yang bertugas sedang berhalangan hadir maka dapat mengakibatkan adanya kebuntuan layanan karena tidak adanya komunikasi informasi yang tersedia untuk berkolaborasi antardepartemen. Penangangan kemudian berjalan tidak optimal dan berakibat pada penurunan kualitas produksi.
Selain itu, pendokumentasian data yang manual pada buku harian karyawan, berkas-berkas, dan media fisik lainnya dapat rusak dan tercecer. Dengan demikian, perusahaan akan kesulitan melakukan proses pengolahan data, koreksi histori data sebelumnya, ataupun mengadakan penelitian lainnya. Padahal data tersebut adalah bahan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Akhirnya, informasi yang dihasilkan kurang memadai.
Data dan informasi produksi yang tidak terpusat dan pengelolaan secara manual tersebut juga akan menyulitkan pengontrolan kegiatan operasional. Hal ini melemahkan sinergi antarpersonil dan bagian dalam sistem produksi. Misalnya,
(3)
3 apakah kegiatan operasional yang dilakukan sudah sesuai dengan standard
operational procedure (SOP) dan jadwal kegiatan operasional, atau belum.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan dalam manajemen administrasi data dan informasi. Saat ini manajemen data dan informasi pada PT ABN tidak memungkinkan untuk pencarian dan pengambilan data secara interaktif sesuai kebutuhan. Solusi yang dapat dilakukan adalah membangun sistem basis data untuk menunjang sistem informasi operasional produksi yang lebih terkoordinasi dan terintegrasi.
Sistem tersebut untuk menangani Sistem Basis Data Produksi yang memungkinkan seluruh bagian yang terkait dengan produksi berbagi data dan informasi untuk dapat bersinergi pada rantai proses bisnis produksi krisan potong. Dengan sistem basis data tersebut dapat diperoleh jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, dan standarisasi data; kontrol atas kemungkinan terjadinya redundansi; dan jaminan konsistensi, integritas, serta keamanan data (Pratt dan Adamski, 1994). Penelitian ini dilakukan sebagai bagian awal dari proses pembangunan sistem informasi di PT ABN, Jawa Barat, Indonesia, yakni membangun sebuah Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong pada PT ABN (Simbapro Krisan Potong PT ABN) yang memuat data master dan operasional produksi serta mengintegrasikan data dan informasi di antara bagian-bagian kerja dalam sistem produksi bunga krisan potong di PT ABN, sehingga mempermudah dalam penyimpanan data produksi, penyediaan informasi, dan pengendalian operasional produksi di lapangan.
(4)
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil PT Alam Indah Bunga Nusantara
PT Alam Indah Bunga Nusantara (PT ABN) telah beroperasi selama 21 tahun sejak 15 November 1989. Perusahaan ini merupakan produsen bunga hias krisan berkualitas mengikuti standar mutu internasional. Kapasitas produksinya mencapai puluhan ribu batang per hari dan berbagai varietas yang mencapai 62 jenis, mensuplai pasar domestik serta berorientasi ekspor ke Timur Tengah dan Asia Timur.
Selain sebagai produsen bunga krisan, PT ABN juga memiliki sejumlah layanan lainnya, yaitu sebagai pusat dekorasi, pusat pembelajaran, pelatihan praktik lapangan (penangkaran induk dan pembibitan, budidaya, panen dan pascapanen, rantai distribusi dan pemasaran), serta program kewirausahaan untuk para pelajar.
Untuk menunjang kegiatan produksi tanaman krisan, PT ABN memiliki infrastruktur pokok berupa rumah lindung (green house) seperti yang disajikan pada Gambar 1. Green house digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan budidaya tanaman baik untuk penangkaran induk krisan (mother stock), tempat penyemaian/pengakaran stek (nursery) maupun tempat penanaman tanaman produksi bunga.
Gambar 1. Tunnel dan Venlo Green House diPT ABN
Sistem green house pada produksi PT ABN dilengkapi dengan teknologi irigasi irrigation system (drip and overhead irrigation system), pemupukan bertekanan (fertilization by injection or tank system), siklus pelampuan (cyclic
(5)
5 pembibitan dilengkapi dengan sirkulasi atap (Top Airing), rumah kaca (Gable
Wall System), meja dinamis (Moveable Table), serta sistem pendinginan (Cooling
System). Bibit tanaman induk krisan diimpor dari Fides Straathof Bv (Holland),
C.B.A. N.V. (Holland), Cleangro Limited (United Kingdom), dan Balai Penelitian Tanaman Hias (Segunung) (PT ABN, 2006).
B. Budidaya Bunga Krisan Potong 1. Tanaman Bunga Krisan
Krisan merupakan tanaman bunga hias yang diperkirakan berasal dari Asia Timur tepatnya daratan Cina. Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik pada kisaran 650-1.200 mdpl. Pada habitat aslinya, krisan bersifat menyemak dan tumbuh mencapai tinggi 30–200 cm.
Daerah sentra produksi tanaman hias krisan di Indonesia, antara lain: Cipanas (Cianjur), Sukabumi, Lembang (Bandung), Bandongan (Jawa Tengah), Malang (Jawa Timur), dan Brastagi (Sumatera Utara). Saat ini krisan telah dibudidayakan di daerah-daerah lain, seperti: NTB, Bali, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan
(
Puslitbanghort, 2006).2. Budidaya Bunga Krisan Potong di PT ABN
Kegiatan operasional produksi krisan potong di PT Alam Indah Bunga Nusantara dimulai dari aktivitas penyiapan sarana dan prasarana (pengecekan rumah lindung, pemasangan sarana irigasi, pengecekan instalasi lampu), penyiapan lahan (sterilisasi lahan, pembuatan bedengan, pengukuran pH tanah, dilanjutkan dengan penambahan kapur dan pemupukan), dan pemasangan sarana lainnya seperti jaring penegak tanaman, yellow trap, dan sebagainya hingga lahan siap untuk ditanami.
Selanjutnya, proses penanaman bibit krisan, yang telah dipersiapkan sebelumnya dari proses penangkaran tanaman induk krisan di lahan mother stock. Bakal bibit krisan berupa stek pucuk tanpa akar. Stek pucuk vegetatif tersebut diakarkan di nursery, hingga diperoleh bibit tanaman krisan, berupa stek berakar yang berkualitas dengan jumlah yang memadai. Bibit yang sudah siap ditanam di lahan produksi atau bila tersisa disimpan sebagai bibit cadangan.
(6)
A b K p p k m a d p d C 1 b O b d d s ( Gamba ABN, dari k bibit di laha Kegiatan p pemupukan, pengatur tum kebersihan s G Setelah memperoleh aktivitas pan diperoleh pr proses prod diwujudkan
C. Basis Da 1. Basis Dat Basis berkaitan sa Oetomo (20 berkaitan. D duplikasi ya dan mudah u Untuk seperangkat
(Database M
ar 2 menunj kiri ke kanan an produksi, pemeliharaan , pengendalia mbuh, pemo sanitasi lingk
Gambar 2. A
h tanaman h bunga kr
nen, pengang roduk bunga duksi hingg
dalam bentu
ata
ta dan Data
data dapat d atu sama lain 002), basis Data tersebu ang tidak pe
untuk produk k melakukan
alat bantu Management
njukkan bebe n, yaitu kegi
, pemelihara n tanaman an terhadap otesan kuncu kungan di lah
Aktivitas Pro
cukup ma isan. Prose gkutan, pena
yang siap u a pascapane
uk Standar O
abase Manag
didefinisikan n yang dide
data merup ut diorganis erlu, sehingg ksi informas n pegelolaan
software (s
t System). D
erapa kegiat iatan panen b aan krisan, d n krisan
organisme p up bunga, pe han-lahan pr
oduksi Bunga
atang, dilak s diawali d ampungan ha untuk didistri
en, telah d Operating Pr
gement Syste
n sebagai ku esain untuk s pakan himpu sasikan sed ga dapat dio si.
n dan pengo software too DBMS meru
tan produks bibit nursery dan kegiatan meliputi k penggangu ta erompesan d
roduksi.
a Krisan pad
kukan prose dengan pen asil, dan pro ibusikan kep distandarisasi
rocedure (H
em (DBMS) umpulan ter suatu enterp unan kelom demikian ru olah atau die
organisasian ols) yang di upakan peran
i krisan pot y, kegiatan p n panen bun kegiatan pe anaman, pem daun, serta p
da PT ABN
es pemanen nentuan wak oses pascapan pada konsum
i oleh PT Hidayat, 2008
)
rpadu data y
prise tertentu
mpok data y upa agar tid
eksplorasi se
basis data ikenal sebag ngkat lunak
6 tong di PT penanaman nga krisan. enyiraman, mberian zat penanganan nan untuk ktu panen, nen hingga men. Semua ABN dan 8). yang saling u. Menurut yang saling dak terjadi ecara cepat diperlukan gai DBMS yang akan
(7)
7 menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali, pengaturan mekanisme pengamanan data, mekanisme pemakaian data secara bersama, mekanisme pengolahan data dalam lingkungan sistem informasi multiuser, dan lain sebagainya. Contoh perangkat lunak aplikasi DBMS yang tersedia komersial, antara lain: Microsoft Access, Visual Foxpro, FoxBase, dBaseIII.
2. Model Data Relasional
Model data adalah representasi sederhana yang menggambarkan struktur data dalam sebuah sistem nyata beserta karakteristik, relasi, batasan-batasan dan transformasi data (Rosari, 2006). Dengan model data tersebut data diatur dan diorganisir dalam penyimpanan ke dalam basis data. Salah satu bentuk model data yang sering digunakan saat ini adalah model data relasional.
Menurut Fathansyah (1999), pada basis data relasional, data akan dipilah-pilah ke dalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel terdiri atas lajur mendatar disebut baris data (row/record) dan lajur vertikal yang disebut kolom
(coloumn/field). Dan sistem manajemen basis data yang berdasarkan model data
relasional disebut dengan sistem manajemen basis data relasional atau Relasional
Database Management Systems (RDBMS) (Toledo dan Cushman, 2007).
3. Relasi
Hubungan antar tabel satu dengan yang lainnya melalui field yang sama disebut relasi. Relasi dibuat menggunakan field (atribut) kunci. Ada dua macam
field kunci, yaitu primary key (kunci utama) dan foreign key (kunci tamu).
Primary Key, yaitu kumpulan field yang mengidentifikasikan secara unik
suatu record sehingga dapat dihubungkan dengan tabel lain yang berkaitan.
Foreign key, yaitu field yang berisi nilai identifikasi dengan record yang berkaitan
dalam tabel lainnya.
Menurut Kusumo (2002), ada tiga bentuk relasi antar tabel, yaitu:
1. Relasi one to one (satu ke satu), ketika satu record pada suatu tabel hanya berhubungan dengan tepat satu record pada tabel lainnya.
(8)
8 2. Relasi one to many (satu ke banyak), ketika satu record pada suatu tabel
berhubungan dengan banyak record pada tabel lainnya.
3. Relasi many to many (banyak ke banyak), ketika banyak record pada suatu tabel berhubungan dengan banyak record pada tabel lainnya.
4. Referential Integrity
Referential Integrity adalah suatu aturan yang harus diikuti dalam menjaga
hubungan antar tabel yang telah didefinisikan. Dalam suatu hubungan antar tabel tidak diperkenankan terjadi:
a. Penambahan satu atau lebih record pada tabel-tabel relasi apabila record tersebut berisi fakta yang belum terdapat pada tabel primer (yang dirujuk). b. Penghapusan satu atau lebih record pada tabel primer yang telah digunakan
pada tabel yang direlasikan.
c. Mengubah isi field yang merupakan field penghubung antara tabel primer dengan tabel yang direlasikan.
Menurut Pratt dan Adamski (1994), referential integrity adalah suatu batasan bilamana sebuah tabel A terdapat foreign key yang merupakan primary key pada tabel B maka nilai-nilai dari tiap foreign key harus sesuai dengan nilai dari primary key pada baris dalam tabel B atau bersifat null.
D. Sistem Basis Data 1. Bahasa Basis Data
Menurut Fathansyah (1999), sebuah bahasa basis data dapat dipilah ke dalam 2 bentuk, yaitu:
a. Data Definition Languange (DDL)
Skema basis data yang menggambarkan/mewakili desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus ini. Pembuatan dan pengeditan tabel, indeks, penentuan struktur penyimpanan tabel dapat menggunakan DDL.
(9)
9 Bentuk bahasa yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa: penyisipan data baru, penghapusan data, pengubahan data pada suatu basis data.
Terdapat 2 jenis DML, yaitu:
1) Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.
2) Non prosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.
2. Arsitektur Sistem Basis Data
Menurut Oetomo (2002), arsitektur basis data dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu:
a. Sistem Basis Data Tunggal
Pada arsitektur ini, basis data (termasuk DBMS) dan aplikasinya diletakkan pada komputer yang sama yang tidak berada dalam lingkungan jaringan. Sistem ini biasanya digunakan pada perusahaan berskala kecil.
b. Sistem Basis Data Terpusat
Lokasi basis data secara fisik berada pada komputer pusat dalam suatu lingkungan jaringan. Meskipun pemasukan dan akses data dapat dilakukan dari berbagai terminal yang terhubung ke komputer tersebut, proses pengolahan data hanya berlangsung di komputer pusat. Dengan sistem ini, komputer pusat menjadi titik kritis dari proses pengolahan basis data. Bila komputer pusat terganggu, maka secara keseluruhan sistem informasi akan terganggu.
c. Sistem Basis Data Terdistribusi
Pada arsitektur ini salinan basis data, baik sebagian maupun secara keseluruhan, terdistribusi di beberapa lokasi. Pada sistem ini titik kritis pada sistem terpusat dapat dihindari. Namun, pada sistem ini tantangan terbesar yang dihadapi adalah proses pengintegrasian untuk menjaga konsistensi data yang tersebar di beberapa lokasi.
(10)
10 3. Pemrograman Basis Data dengan Visual Basic
Microsoft Visual Basic (VB) adalah bahasa pemrograman yang didesain untuk membangun aplikasi stand alone. Aplikasi ini dapat berkoneksi dengan berbagai macam sistem basis data. VB menggunakan syntax Visual Basic for
Aplication (VBA) sebagaimana yang digunakan dalam Ms Access. Walaupun
demikian, VB memiliki fleksibilitas yang lebih baik dari pada Ms Acces. Di sisi lain VB dapat diterjemahkan menjadi program executable, yang proses distribusinya kepada pengguna lebih cepat dan mudah (Post, 1999).
Visual Basic menyediakan alat untuk pemrograman basis data. Pada versi ke-6, VB memiliki tools dan teknologi baru untuk pengelolaan basis data, yaitu ADO (activeX data object), OLEDB (object linking and embedding database) dan Microsoft Data Report Designer. Dalam manajemen basis data, aplikasi VB berperan sebagai front end terhadap basis data, artinya aplikasi VB menyediakan antarmuka antara pengguna dengan basis data.
Aplikasi berbasis VB tidak secara langsung berinteraksi dengan basis data karena terdapat dua komponen di antaranya, yaitu kontrol data dan engine
database. Kontrol data adalah objek visual basic yang menghubungkan aplikasi
dengan basis data melalui engine database. Engine database adalah program yang mengelola informasi dalam basis data. Engine Database yang digunakan VB dan Ms Access adalah Engine JET (Joint Engine Technology) (Kusumo, 2002).
Dengan pemrograman basis data, tampilan dan alur kerja sebuah aplikasi dapat diatur dengan lebih baik. Alur kerja pemrograman basis data dalam VB dapat dijelaskan melalui Gambar 3.
(11)
11 Gambar 3. Alur Kerja Pemrograman Basis Data dalam Visual Basic
(Pangestu, 2003)
4. Akses Basis Data dengan ADO (Active-X Data Object)
ADO adalah antarmuka level tinggi ke OLEDB. Dengan menggunakan ADO yang dihubungkan dengan OLEDB, maka dapat dilakukan komunikasi dengan data Acces, Oracle, Server, SQL, dan sumber data lainnya yang menggunakan model objek ADO.
ADO memiliki tujuh objek, namun hanya 3 objek yang umumnya digunakan ketika bekerja dengan pemrograman ADO, yaitu: Connection,
Command dan Recordset. Masing-masing objek memiliki serangkaian properti
dan metode yang mengizinkan programer untuk memanipulasi objek dan isinya. Objek Connection digunakan untuk melakukan koneksi antara aplikasi dengan sumber data eksternal seperti Ms Acces, Ms SQL Server, Oracle, dan sebagainya. Objek Command digunakan untuk mengeksekusi perintah termasuk menggunakan parameter yang spesifik untuk mengakses record dari sumber data. Objek Recordset digunakan untuk mengakses record yang merupakan kembalian dari query SQL dan untuk menampilkan record ke pemakai (Kusumo, 2002).
E. Metode SDLC untuk Pembangunan Sistem Informasi
Metode daur hidup terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Program Aplikasi Database (Ms. Acess, MySQL, Paradox, dsb
Database Provider (ODBC, OLEDB, dsb)
Database Conector (Adodc, Data, dsb) Lingkungan Kerja Visual Basic
Komponen Visual Basic
(12)
12 Gambar 4. Pengembangan Daur Hidup
(o’Brien, 1999)
1. Tahap Investigasi
Kegiatan investigasi akan menghasilkan pernyataan masalah dan studi kelayakan. Pernyataan masalah meliputi tujuan-tujuan, kendala-kendala, dan lingkup sistem yang akan dibangun. Studi kelayakan akan mengidentifikasi biaya dan keuntungan dari sistem (Maninno, 2001). Menurut o’Brien (1999), kelayakan sistem dapat dilihat dalam 4 kategori, yaitu:
a. Kelayakan Organisasi
Berfokus pada bagaimana sistem yang dibangun apakah dapat mendukung tujuan dan rencana strategi organisasi.
b. Kelayakan Ekonomi
Sistem yang dibangun apakah dapat menghemat biaya, menambah profit serta mengurangi investasi organisasi.
c. Kelayakan Teknis dan Waktu
Digambarkan dengan kemampuan developer dan hardware dalam memenuhi kebutuhan dan sistem yang dibangun dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan.
d. Kelayakan Operasional
Keinginan dan kemampuan manajemen organisasi untuk mengoperasikan, mengembangkan, dan mendukung sistem yang dibangun.
2. Tahap Analisis
Merupakan tahap penting sebelum sistem dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem seperti: lingkungan organisasi, analisis sistem untuk
a n a lis is
d e s a in In v e s tig a s i
im p le m e n ta s i
(13)
13 memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement (input, output, proses storage, dan kontrol) (o’Brien, 1999).
3. Tahap Desain
Tahap ini menghasilkan sebuah perencanaan untuk mengimplementasikan persyaratan-persyaratan secara efisien. Spesifikasi desain dibuat untuk proses-proses, data, serta interaksi lingkungan. Spesifikasi desain berfokus pada pilihan-pilihan untuk mengoptimalkan sumber daya yang diberikan dalam kendala-kendala yang ada.
Tahap ini juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional. Dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem dapat diperbaiki sedini mungkin. Menurut o’Brien (1999), aktivitas desain meliputi:
a. Desain Interface
Berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efisien. Konversi data dan informasi menjadi bahasa yang dapat dibaca mesin dan manusia. Kualitas proses konversi data dan informasi ditentukan pada desain antarmuka sistem.
b. Desain Basis Data
Desain basis data dan file berfokus pada struktur data yang digunakan sistem secara rinci. Data yang diusulkan oleh pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan.
c. Desain Logika Proses
Berupa pengembangan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan data, dan aktivitas kontrol agar sesuai dengan perencanaan pada tahap analisis.
4. Tahap Implementasi
Model basis data sudah dimplementasikan ke dalam tabel-tabel. Tabel-tabel yang terbentuk dinormalisasi. Penyelesaian desain, penulisan program, dan pengujian sistem dengan berbagai kondisi dilakukan pada tahap ini. Tahapan ini
(14)
14 merupakan tahap paling penting dan menentukan kesuksesan pembangunan suatu sistem.
5. Tahap Pemeliharaan
Merupakan tahap akhir dari SDLC, meliputi kegiatan monitoring, evaluasi, pembuatan manual sistem, juga training administrator yang dilakukan untuk mendukung pengembangan serta pemeliharaan sistem.
(15)
15
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan Februari 2010 di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cianjur, Jawa Barat.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Alat
a. Seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Prosesor dengan kecepatan minimal 2.3 Ghz
2) Kapasitas memori RAM 512 MB 3) Kartu Grafis 64 MB
4) Harddisk dengan kapasitas 40 GB b. Aplikasi perangkat lunak
1) Perangkat lunak RDBMS Ms Access 2007 untuk pembangunan basis data.
2) Bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk pembangunan
interface aplikasi sistem basis data.
3) Crystal Report Versi 4.6 untuk desain pembuatan laporan. 2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk menyusun sistem basis data ini adalah data dan informasi operasional produksi krisan potong pada PT ABN yang diperoleh selama kegiatan praktik lapangan sebelumnya dan peninjauan lapangan berikutnya.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka dan tinjauan lapang ke PT ABN, Cianjur Jawa Barat. Pembangunan Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT ABN dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode daur hidup atau System Development Life Cycle (SDLC), yakni meliputi tahapan:
(16)
16 1. Investigasi Sistem
Tahap ini menghasilkan pernyataan masalah dan studi kelayakan. Pernyataan masalah meliputi: tujuan, batasan, dan ruang lingkup sistem yang akan dibangun. Tahap ini menggunakan cara pengumpulan data melalui wawancara dan studi terhadap dokumentasi: laporan, prosedur manual, dan sebagainya.
2. Analisis Sistem
Menghasilkan identifikasi kebutuhan fungsional sesuai dengan lingkup sistem basis data yang dirancang. Proses yang dilakukan pada tahapan ini antara lain, yaitu:
a. Pengumpulan informasi yang mendukung, terutama adalah standar operasional produksi (SOP) bunga krisan, pemastian aliran data dan informasi kebutuhan oleh siapa, kapan, dimana, dalam bentuk apa, bagaimana cara, dari mana, dan pengumpulannya.
b. Analisis lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe transaksi, input/output, frekuensi suatu transaksi.
c. Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah satu bentuk formal dari requirement specification (bentuk diagram), yaitu:
flow chart dan data flow diagram (DFD).
3. Desain Sistem
Tahapan ini adalah proses menentukan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi sistem basis data yang akan dibangun. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data (data driven), desain interface, dan desain proses (process driven).
4. Implementasi Sistem
Pada tahapan ini dihasilkan kode-kode eksekusi, basis data, serta dokumentasi pengguna. Untuk mengimplementasikan sistem, spesifikasi sistem yang telah dibuat dikodekan dan diuji. Kegiatan implementasi dapat didetailkan sebagai berikut:
(17)
17 b. membuat program aplikasi
c. memasukkan data ke dalam basis data
d. mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data kemudian memasukkannya dalam basis data
e. melakukan validasi data dan pengujian.
5. Perawatan Sistem
Karena sistem yang akan dibangun adalah prototipe awal, maka fokus pada tahapan ini hanya mencakup kegiatan pemantauan ketika dilakukan evaluasi atau pengujian sistem. Selanjutnya, dilakukan pemodifikasian sistem agar sistem prototipe awal sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Hal ini dilakukan dengan meminta saran kepada pengguna. Pengguna secara langsung mencoba mengoperasikan prototipe Simbapro Krisan Potong PT ABN. Dengan demikian, pengguna akan mengevaluasi bagaimana perfomansi sistem baik mulai dari tampilan sistem, kemudahan penggunaan, maupun dari sisi informasi yang telah disediakan.
(18)
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Investigasi Sistem
1. Investigasi Sistem Administrasi Data
Perancangan sistem basis data produksi krisan potong ini diawali dari kegiatan investigasi. Proses investigasi sebenarnya sudah dilakukan saat penulis melakukan praktik lapang. Berdasarkan hasil praktik lapang ditemukan suatu kasus permasalahan. Selanjutnya, dibuatlah usulan penelitian untuk mendalami kasus dan menemukan solusi pemecahannya.
Proses investigasi dilanjutkan guna memperoleh klarifikasi masalah serta dukungan dan arahan dari pihak perusahaan management directives tentang ruang lingkup masalah, sehingga dalam tahapan ini diperoleh pernyataan masalah dan alternatif solusi yang tepat.
Hasil dari investigasi terhadap administrasi data dan informasi sistem produksi krisan potong PT ABN saat ini, yaitu:
a. Kegiatan pengolahan data dan sistem informasi bersifat semi manual. Pengolahan sebagian data sudah memanfaatkan komputer sebagai pengolah (berbasiskan file). Selebihnya bersifat manual tersimpan dalam berkas-berkas formulir dan tabel serta pada buku-buku ataupun laporan-laporan.
b. Terdesentralisasi (terpisah secara fisik dan otonomisasi dalam pengelolaan data) di setiap bagian sesuai dengan fungsi masing-masing.
c. Proses pengolahan data yaitu data dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan laporan sesuai dengan periode kerja tertentu, misal minggu, bulan dan tahun periode kerja.
Menurut Oetomo (2002), pengolahan data menjadi informasi itu merupakan suatu siklus (Gambar 5), yang terdiri dari tahap-tahap mulai dari pengumpulan data, input, pengolahan data, output, hingga distribusi.
Berdasarkan siklus data, sistem saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengumpulan Data
Dilakukan dari aktivitas harian kegiatan produksi, ke dalam formulir-formulir, buku harian, dan pencatatan yang ada di tiap unit masing-masing.
(19)
19 Data diinput ke dalam file-file komputer, misalnya menggunakan Ms Excel (aplikasi spreadsheets).
c. Pengolahan Data
Data diolah dengan bantuan program aplikasi spreadsheets berupa operasi aljabar, pengurutan, dan sebagainya.
d. Output
Laporan-laporan yang dihasilkan adalah laporan secara garis besar. Dibutuhkan proses tambahan bila menginginkan laporan yang bersifat detail. e. Distribusi
Data maupun informasi didistribusikan secara fisik, laporan langsung diberikan kepada bagian yang membutuhkan.
Gambar 5. Daur Data (Oetomo, 2002)
2. Kelemahan Sistem dalam Administrasi Data
Jumlah data dan kebutuhan informasi cenderung semakin bertambah, sehingga dalam tujuan pengelolaan data, sistem administrasi data berbasis file tidak efektif dan efisien. Bila tidak dipersiapkan sebuah sistem yang fleksibel, hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Pengumpulan
Pengolahan
Input Output
(20)
20 Sistem administrasi data dan informasi saat ini menghasilkan nilai keluaran yang belum optimal guna mendukung pengembangan pengendalian mutu produksi, antara lain berupa:
a. Kualitas informasi belum dapat memenuhi kebutuhan.
b. Sinkronitas antarunit produksi pada sistem produksi belum memadai.
c. Proses evaluasi dan pengeksplorasian data belum optimal untuk menunjang pengendalian dan mutu produksi
Kelemahan pengelolaan data berbasis file disusun berdasarkan urutan daur data disajikan pada Tabel 1.
(21)
21 Tabel 1. Kelemahan Pengelolaan Data Berbasis File
Aktivitas Alat Bantu Kelemahan
Pengumpulan data secara batch
Buku-buku,
formulir-formulir, rekapan
A. Kualitas data: Bentuk
Format tabel tidak baku dan tidak memenuhi kaidah normal
Isi
Tercecer-hilang Waktu
Harian dan mingguan Input Data Komputer
dengan program aplikasi berbasis file
a. Manajemen data tidak efektif, b. Ketergantungan struktural dan
data
c. Peluang redundansi data dan mengakibatkan inkonsistensi data Pengolahan Data terdesentralisasi di tiap departemen Kalkulator , Komputer dengan program aplikasi berbasis file
Output Komputer
dengan program aplikasi berbasis file
Kualitas Informasi: Bentuk
Belum sesuai standar Waktu
Membutuhkan waktu relatif lama dalam memperoleh laporan Isi
a. Isi laporan disajikan secara garis besar
b. Penyajian dengan spreadsheet tidak efektif dan efisien
(22)
22 3. Pernyataan Akar Masalah
Pengelolaan data yang semi manual dan berbasis file, serta tidak terintegrasi pada setiap unit produksi mengakibatkan tidak memadainya pengelolaan data dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan, baik oleh manajemen maupun setiap bagian dalam sistem produksi krisan potong.
4. Solusi Alternatif
Dalam usaha menyelesaikan persoalan tersebut, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan data dan penyediaan informasi produksi krisan potong secara lengkap, cepat, efektif, dan efisien.
Maka diusulkan formulasi teknologi informasi berupa Rancang Bangun Aplikasi Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN). Sebagai prototipe awal, sistem tersebut dibuat berbasis dekstop yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbasis jaringan dengan menyesuaikan kebutuhan.
Gambaran fungsi operasional sistem basis data prototipe yang akan dibangun, yaitu:
a. Pengumpulan Data
Dilakukan secara manual pada setiap bagian dengan desain formulir atau tabel yang baku (standarisasi data input) sesuai dengan kebutuhan data dan informasi. Setiap hari, operasional produksi didokumentasikan dan dikumpulkan serta divalidasi pada tiap departemen/divisi kerja.
b. Penginputan Data
Data diinput ke Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong, kemudian disimpan dalam basis data. Penginputan data dilakukan secara rutin harian. c. Pengolahan Data
Pengolahan dapat secara langsung dilakukan sesuai aplikasi yang dibangun dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan manajemen. Saat ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan manajerial pengendalian dan mutu.
d. Output Data
Keluaran sistem adalah data, informasi, laporan yang dapat diperoleh secara cepat saat dibutuhkan dengan format baku sesuai kebutuhan.
(23)
23 Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan dapat diperoleh manfaat pengelolaan data menggunakan sistem basis data, antara lain: basis data dapat memberikan jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, standarisasi data, kontrol kemungkinan terjadinya redundansi, konsistensi, integritas, serta keamanan data. (Pratt dan Adamski, 1994). Selebihnya dari basis data yang dibangun dapat pula dikembangkan berbagai aplikasi yang akan meningkatkan kemampuan dalam pengohan data menjadi informasi yang menunjang dalam pengambilan keputusan manajemen.
5. Studi Kelayakan Sistem
Studi kelayakan terhadap rancang bangun sistem basis data produksi krisan potong tersebut dilakukan dalam beberapa jenis kelayakan, yaitu:
a. Kelayakan Organisasi
Sistem Basis Data Produksi ini layak untuk dikembangkan karena dapat mendukung pengendalian produksi yang lebih baik dengan kemampuan dalam pengelolaan data dan informasi operasional produksi yang optimal. Perusahaan sudah memulai dengan membuat standar baku setiap kegiatan operasional.
b. Kelayakan Teknis
Kelayakan ini berkaitan dengan ketersedian dan kemampuan teknologi
(software dan hardware) dalam mengatasi permasalahan dan mendukung
sistem yang akan dibangun.
Prototipe sistem ini dibangun untuk pc stand alone.Dengan menggunakan teknologi komputer berspesifikasi standar serta software yang handal sehingga secara teknis prototipe sistem ini layak untuk dikembangkan.
c. Kelayakan Ekonomi
Secara ekonomis, sistem ini layak pula untuk dikembangkan sebab dari sisi kebutuhan biaya pembangunan murah. Perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam rancang bangun sistem tersebut mudah diperoleh di pasaran Secara operasional, hal itu dihitung sebagai biaya pemeliharaan saja. Di sisi lain, diperoleh manfaat lebih terutama dalam mendukung sistem yang efektif dan efisien.
(24)
24 d. Kelayakan Operasional
Secara operasional, sistem ini layak karena mudah dalam instalasi program,
set up aplikasi, pengoperasian, dan pemeliharaannya.
5. Ruang Lingkup Sistem
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem basis data produksi krisan potong yang mempermudah penyimpanan data produksi, penyediaan informasi dan pengendalian operasional produksi di lapangan. Sekaligus juga menjadi upaya optimalisasi manajerial administrasi data dan informasi. Rancangan sistem basis data ini memuat, antara lain:
a. data standar operasional produksi krisan potong,
b. pengelolaan data dan dokumentasi proses produksi krisan potong,
c. mengintegrasikan informasi di antara bagian-bagian kerja dalam produksi bunga krisan potong,
d. menyediakan laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.
B. Analisis Sistem
Dalam tahapan analisis akan dihasilkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun dan dikembangkan pada masa berikutnya. Tahapan ini dimulai dari pendefinisian kelompok pemakai dan ruang lingkup aplikasi. Selanjutnya, akan dapat ditentukan kebutuhan fungsional yang harus dapat dipenuhi dari sistem baru yang akan dibangun.
1. Pendefinisian Group Pemakai dan Area Aplikasi a. Grup Pemakai
Administrator dalam sistem basis data ini adalah Manager Quality Control yang memiliki wewenang dalam pengawasan operasional produksi tanaman krisan potong. Operasional sistem akan membutuhkan data dari bagian-bagian, yaitu HPT (hama dan penyakit tanaman), Teknik, Produksi, MSN (Mother Stock
dan Nursery), QC (quality control), dan Panen. Ruang lingkup dari sistem
(25)
25 Gambar 6. Ruang Lingkup Sistem Produksi Krisan Potong PT ABN
b. Domain Aplikasi
Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara (Simbapro Krisan Potong PT ABN) adalah sistem informasi yang mendokumentasikan kegiatan operasional produksi krisan potong. Setiap divisi dapat mendokumentasikan data master dan operasi. Kemudian sistem dapat melakukan pengolahan data tersebut untuk menghasilkan informasi tertentu yang dibutuhkan. Setiap divisi dapat mengakses informasi, baik yang berkaitan dengan divisinya maupun divisi lain yang berhubungan, dalam menunjang kegiatan operasional produksi. Manajer dapat melakukan pengecekan dari laporan-laporan operasional yang disediakan oleh sistem.
Dengan demikian, aplikasi ini akan mempermudah pendokumentasian data master pada setiap divisi, data operasi produksi, juga dalam pengolahan data dan penyajian informasi untuk kepentingan pengendalian dan mutu produksi yang efektif guna mencapai produktivitas yang lebih baik.
Identifikasi spesifikasi kebutuhan disajikan pada Tabel 2. Kebutuhan Pemakai Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong diidentifikasi sebagai berikut.
Bag. HPT
Bag. Produksi Bag. MSN
Bag. Teknik Bag. Panen&Pasca Bag. Gudang
Bag. QC
(26)
26 1) Bagian Mother Stock
Fungsi kritisnya adalah informasi ketersediaan bibit tanaman induk, SOP pemeliharaan tanaman induk, jumlah tanaman induk di lahan, proses dan jadwal pemeliharaan tanaman induk.
2) Bagian Nursery
Fungsi kritisnya adalah informasi varietas tanaman krisan, informasi jumlah bibit nursery, catatan distribusi bibit ke lahan, SOP pembibitan. 3) Bagian Produksi Krisan Potong
Fungsi kritisnya adalahnya informasi ketersediaan bibit untuk krisan produksi, jadwal pemeliharaan tanaman krisan di lahan, jumlah tanaman krisan di lahan, SOP produksi krisan potong.
4) Bagian Panen
Fungsi kritisnya adalah jadwal panen tanaman. Fungsi dokumentasionalnya adalah kegiatan panen dan informasi rekapitulasi hasil panen krisan di lahan.
5) Bagian Teknik
Fungsi kritisnya adalah informasi jadwal kegiatan pemeliharaan tanaman di lahan yang berkaitan dengan penggunaan sarana teknik, termasuk dalam dokumentasi kegiatan pemeliharaan dan data fasilitas green house dan sarana teknik pendukung lainnya.
6) Bagian HPT
Fungsi kritisnya adalah dalam dokumentasi operasi proteksi krisan, serta dokumentasi operasi pengamatan, dan informasi perkembangan hama dan penyakit tanaman.
7) Pengguna Manajemen
Dalam prototipe sistem ini difokuskan agar kebutuhan manajemen QC terpenuhi dalam hal administrasi data operasi dan pengolahan informasi produksi tanaman krisan potong, meliputi: administrasi data tanaman induk, bibit, dan krisan; pengendalian operasi, yaitu penggunaan saprodi dan SOP; serta pengendalian HPT, yaitu proteksi organisme penggangu tanaman dan perkembangannya.
(27)
27 Tabel 2. Identifikasi Spesifikasi Kebutuhan
No. Jenis Kebutuhan Spesifikasi Kebutuhan
1. Fungsional a. Setiap divisi (Mother Stock dan Nursery, Produksi, Hama dan Penyakit, Teknik, Pengendalian mutu Quality Control, Panen) dapat memasukkan data utama master dan operasional produksi.
b. Setiap divisi dapat mengakses data dan informasi bagian masing-masing ataupun yang berkaitan dengan bagian lain.
c. Manajer mampu membuat laporan evaluasi produksi yang berisi ringkasan kondisi produksi per satuan waktu (harian, minggu, bulanan kerja). 2. Non Fungsional a. Mempunyai informasi mengenai peta lokasi
produksi perusahaan.
b. Mampu beroperasi pada PC yang menggunakan sistem operasi Ms Windows.
c. Mempunyai kecepatan akses data atau informasi yang baik.
d. Mempunyai tampilan user friendly.
2. Penelitian Dokumen dan Analisis Transaksi
Aliran data dan informasi pada sistem saat ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan objek utama, yaitu:
a. Objek Tanaman (Produk)
Aliran data produk tanaman dalam objek ini yaitu: induk, bibit, dan krisan. b. Objek Saprodi (Sarana Produksi)
Aliran data penggunaan sarana dan prasarana input produksi, misalnya pupuk dan obat.
c. Objek Hama dan Penyakit Tanaman
Aliran data hama dan penyakit tanaman, misalnya data hama dan penyakit endemik serta perkembangannya.
(28)
28 d. Objek Teknis Operasional
Aliran data teknis standar yang dilakukan dalam operasional sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, misalnya dokumentasi operasional, dan jadwal operasional kritis.
3. Metode Pendekatan Aktivitas (Use Cases)
Use case adalah suatu aktivitas dari sistem yang ditampilkan dan biasanya
merupakan akibat dari permintaan user. Teknik yang direkomendasikan untuk mengidentifikasi aktivitas, yakni Teknik Dekomposisi Even. Teknik ini merupakan salah satu teknik pendekatan dengan mendaftar semua pengguna serta jenis kebutuhan tugasnya.
Detail pengaksesan tingkatan yang tepat untuk mengidentifikasi use case adalah dengan cara fokus pada dasar-dasar proses bisnis. Dasar proses bisnis sendiri merupakan suatu tugas yang ditampilkan pada satu tempat sebagai akibat dari satu kejadian bisnis. Hasil identifikasi use case pada proses bisnis produksi krisan potong PT ABN disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Identifikasi Use Cases dari Simbapro Krisan Potong PT ABN No Pengguna
Divisi
Tujuan untuk Pengguna/Pelaku
1. Mother Stock -pemasukan data induk krisan
-pemasukan data pemeliharaan induk -pemasukan data operasional harian
-pengaksesan informasi SOP tanaman induk -pengaksesan informasi stok tanaman induk -pengaksesan rekapan pemeliharaan induk
-pengaksesan informasi jadwal pemeliharaan induk
2. Nursery -pemasukan data supplier bibit krisan
-pemasukan data varietas krisan -pemasukan data bibit
-pemeliharaan bibit
(29)
29 -pengaksesan informasi SOP pengakaran bibit
-pengaksesan informasi stok bibit
-pengaksesan rekapitulasi pemeliharaan bibit 3. Produksi -pemasukan data krisan produksi
-pemasukan data operasional bagian -pemeliharaan krisan produksi
-pengaksesan informasi mengenai ketersediaan bibit -pengaksesan informasi mengenai generasi tanaman krisan
-pengaksesan informasi SOP krisan produksi -pengaksesan informasi stok krisan produksi -pengaksesan rekapitulasi krisan produksi 4. Panen -pemasukan data operasional bagian
-pengaksesan informasi mengenai jadwal panen krisan -pemasukan data panen krisan di suatu lokasi
-pengaksesan rekapan data pemanenan 5. HPT
(Hama Penyakit Tanaman)
-pemasukan data hama dan penyakit krisan -pemasukan data operasional bagian
-pemasukan data pengamatan perkembangan hama dan penyakit di lokasi tertentu
-pengaksesan info perkembangan HPT -pengaksesan info SOP penanganan HPT 6. Gudang -pemasukan data jenis pupuk dan obat tanaman
-pemasukan data penggunaan saprodi 7. Teknik -pemasukan data operasional bagian
-pemasukan data green house, lokasi dan komponen yang tersedia
-pemasukan data lokasi tanam -pengaksesan SOP teknik
-pengaksesan rekapan pemeliharaan green house 8. Manajemen
Pengendalian
-pemasukan data SOP di setiap divisi
(30)
30 dan Mutu -pengaksesan laporan perkembangan HPT
-pengaksesan laporan operasional
-pengaksesan laporan penggunaan saprodi
C. Desain Sistem
Tahapan ini adalah proses penentuan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data (data driven), desain interface, dan desain proses (process driven).
Tahap desain dilakukan agar pada saat implementasi terdapat gambaran jelas tentang sistem yang dibangun. Dalam tahap ini digunakan pendekatan desain sistem tradisional. Pendekatan tradisional menggunakan teknik permodelan data ERD, permodelan proses DFD, serta pemrograman modular.
1. Desain Basis Data
Data dimodelkan dengan perancangan ERD (Entity Relationship Diagram) untuk mengidentifikasi semua entitas yang mungkin terlibat dalam sistem. Permodelan data tersebut menghasilkan sejumlah himpunan entitas yang terlibat, yaitu :
a. Varietas Krisan
Himpunan entitas ini menyimpan semua data koleksi himpunan varietas krisan yang diproduksi oleh PT ABN.
b. Supplier Krisan
Himpunan Entitas ini menyimpan data tentang himpunan produsen varietas krisan yang mensuplai bibit induk krisan kepada PT ABN.
c. Tanaman Induk
Himpunan Entitas Tanaman Induk menyimpan data kelompok induk di lokasi tertentu.
d. Tanaman Krisan
Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok krisan di lokasi tertentu. e. Bibit Krisan
(31)
31 Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok bibit yang dihasilkan dari stek vegetatif induk tertentu.
f. Jenis Transaksi Tanaman
Himpunan entitas ini menyimpan data jenis kegiatan pemeliharaan tanaman baik berupa kegiatan penyusutan atau penambahan jumlah tanaman di lokasinya.
g. Transaksi Bibit
Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok bibit krisan tertentu.
h. Transaksi Krisan Produksi
Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok krisan produksi tertentu.
i. Transaksi Tanaman Induk
Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok tanaman induk krisan tertentu. j. Pengguna
Himpunan entitas ini menyimpan data para pengguna terdaftar pada Simbapro Krisan Potong PT ABN.
k. Periode
Himpunan entitas ini menyimpan data tentang awal dan akhir suatu masa produksi. Biasanya awal periode adalah 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember setiap tahun periodenya.
l. Prediksi Krisan
Himpunan entitas ini menyimpan data hasil prediksi keberhasilan panen tanaman krisan seminggu sebelum dilakukan pemanenan.
m. Bagian
Himpunan entitas ini menyimpan data unit bagian yang bekerja dalam kegiatan produksi krisan potong.
(32)
32 n. Saprodi
Himpunan entitas ini menyimpan data bahan habis produksi pertanian yang digunakan dalam proses produksi krisan potong. Misalnya adalah pupuk, obat, kertas, dan sebagainya.
o. Jenis Saprodi
Himpunan entitas yang menyimpan data kategori suatu sarana dan prasarana produksi.
p. SOP Kegiatan
Himpunan entitas yang menyimpan data kegiatan standar prosedural kegiatan produksi (SOP) krisan potong.
q. SOP Saprodi
Himpunan entitas yang menyimpan data detail sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan tertentu pada SOP.
r. SOP Detail
Himpunan entitas yang menyimpan keterangan detail dari kegiatan tertentu pada SOP.
s. Operasional
Himpunan entitas ini menyimpan data aktivitas operasional harian, mingguan, dan bulanan yang dilakukan dalam proses produksi oleh setiap bagian produksi.
t. Operasional Detail
Himpunan entitas yang menyimpan penggunaan saprodi dalam setiap kegiatan operasional tertentu.
u. Hama dan Penyakit Tanaman
Himpunan entitas ini menyimpan data jenis hama dan penyakit tanaman krisan endemik di lokasi produksi krisan potong PT ABN.
v. Pengamatan Hama dan Penyakit
Himpunan entitas ini menyimpan data pengamatan hama dan penyakit tanaman krisan pada waktu serta lokasi tertentu.
w. Pengamatan Hama dan Penyakit Detail
Himpunan entitas ini menyimpan data detail penyakit dan intensitasnya pada suatu pengamatan tertentu.
(33)
33
x. Green House
Himpunan entitas ini menyimpan data tentang green house yang digunakan pada proses produksi.
y. Komponen Green House
Himpunan entitas ini menyimpan data komponen sistem green house. z. Lokasi
Himpunan entitas ini menyimpan data lokasi tanam produktif krisan potong.
Hasil desain basis data dalam rancangan Simbapro Krisan Potong PT ABN disajikan dalam lampiran 4 Tabel Desain Struktur Data Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.
2. Desain Logika Proses
Dalam tahapan ini, proses yang berlangsung di dalam sistem basis data produksi ini dimodelkan dengan DFD (data flow diagram). DFD merupakan teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran data dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. DFD mampu untuk menjelaskan sebuah proses.
DFD Sistem Basis Data Produksi ditampilkan pada gambar diagram konteks level 0 yang menggambarkan hubungan sistem dengan bagian-bagian pada sistem produksi (Gambar 7).
Gambar 7. Diagram Konteks Simbapro Krisan Potong Level 0
Diagram Konteks Sistem Basis Data
Produksi Divisi - Divisi
Produksi
Manajemen data master
data operasi laporan
informasi
(34)
34 Simbapro Krisan Potong PT ABN, seperti yang disajikan pada Gambar 8, meliputi empat proses utama, yaitu:
1) Proses Dokumentasi Data Master
Proses ini diawali dengan penginputan data master ke dalam sistem. Sistem akan melakukan validasi akan kelengkapan dan logikal data sehingga diperoleh data master valid. Kemudian data disimpan dalam basis data sistem.
2) Proses Dokumentasi Data Operasional
Proses ini dilakukan dengan penginputan data operasional yang melibatkan data master. Data operasional valid dihasilkan dari proses ini yang kemudian disimpan dalam basis data sistem.
3) Proses Pengolahan Informasi
Proses ini adalah pengolahan data, dari data master dan operasional yang disimpan, melalui proses berupa query data maupun perhitungan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
4) Proses pembuatan Laporan
Proses ini menghasilkan laporan, yaitu penyajian baku informasi dalam bentuk cetak yang dibutuhkan oleh Manajemen Kualitas dan Pengendalian Operasi.
Gambar 8. Diagram Simbapro Krisan Potong Level 1 Diagram Sistem Level 1
Divisi -divisi Produksi Dokumentasi Master Dokumentasi Operasi Pengolahan Informasi Laporan
input data master
input data operasi
Managemen Data Master
Data Operas informasi
laporan data master valid
data operasi valid update data master
data master
data operasi update data operasi
data operasi data master data master data operasi 1 2 3 4
(35)
35 Pada proses pengolahan informasi terdapat beberapa fungsi utama, antara lain:
1) Fungsi Umur Tanaman
Tanggal sistem : tanggal saat sistem informasi aktif Tanggal tanam : tanggal tanaman ditanam
satuan = tanggal sistem - tanggal tanam 2) Fungsi Stok tanaman
Jmltanam : jumlah tanaman saat ditanam
Penyusutan : pemeliharaan yang mengurangi jumlah tanaman Stok induk = jmltanam - penyusutan
3) Fungsi Produktivitas Pinching
Jmlinduk : total kelompok tanaman induk saat tertentu
Jmlpinching : total stek dihasilkan kelompok tanaman induk saat tertentu Produktivitas = (jmlpinching/jmlinduk) x 100 %
4) Keberhasilan Divisi Mother Stock
tanam : total tanam tanaman induk hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman induk hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t susksesms = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 5) Keberhasilan Divisi Nursery
tanam : total bibit pinching hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi bibit hingga waktu tertentu t
suskses nursery = (((pinching – seleksi stek) – seleksi bibit) / (pinching – seleksi stek)) x 100%
6) Keberhasilan Divisi Produksi
tanam : total tanam tanaman krisan hingga waktu tertentu t sulam : total sulam tanaman krisan hingga waktu tertentu t seleksi : total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t suskses produksi = (((tanam + sulam) - seleksi) / (tanam + sulam)) x 100% 7) Produktivitas Produksi Krisan
Panen : jumlah panen bunga krisan (ouput) saat t Tanam : jumlah tanam krisan saat t
(36)
36 Sulam : jumlah sulan krisan disaat t
keberhasilan = (panen / (tanam + sulam)) x 100 % 8) Fungsi MK (Minggu Kerja)
Periode Awal : tanggal periode dimulai Sistem : tanggal diakses Periode Akhir : tanggal periode diakhiri
Jumlah MK = datediff(“ww”, periodeawal, periodeakhir) MK saat ini = datediff(“ww”, periodeawal, sistem) 9) Fungsi Perkembangan Hama dan Penyakit
Prosentase : intensitas serangan hama tertentu pada lokasi tertentu Perkembangan hama dalam setahun = rata-rata (prosentase)
Pseudocode Pengolahan Informasi Tanaman Induk
1). Proses Pengolahan Informasi Stok Induk Prosedur Perhitungan Stok Induk
(fungsi untuk perhitungan stok setiap tanaman induk) Deklarasi
(mendeklarasikan variabel-variabel yang diperlukan untuk menyimpan nilai)
kode_induk : string
tanam_induk, stok, plus, minus : long Algoritma
1. baca data tanaman induk – kode induk
2. ambil data jumlah tanam induk pada tbl_induk dimana tblInduk.indukid = kode induk
3. if data tanaman induk ada maka 4. tanam_induk = tblinduk.jmlinduk 5. else
6. tanam_induk = 0 7. end if
8. Ambil Data sum(jmlinduk) sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’
(37)
37 9. if ada data maka
10.PLUS = total induk 11.else
12.PLUS = 0 13.end if
14.ambil Data sum(jmlinduk) sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’
15.if ada data maka 16.MINUS = total induk 17.else
18.MINUS = 0 19.end if
20.stok = tanam_induk + (PLUS-MINUS) 2). Jadwal Pemeliharaan Induk
Prosedur Pemeliharaan Induk
(Menampilkan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Induk) Deklarasi
kode_induk : string umur_induk : number Algoritma
1. baca data tanaman induk – kode_induk 2. panggil fungsi umur_induk dalam minggu
3. ambil data kegiatan pemeliharaan dari tbl_sop dimana memenuhi kondisi tbl_sop.minmst <= umur_induk <= tbl_sop.maksmst dan tbl_sop.sasaran= tanaman induk
4. tampilkan semua data kegiatan pemeliharaan yang memenuhi kondisi 3). Rekapitulasi Induk
Data dari tbl_trans_tanaman untuk pemeliharaan induk No. Nama Transaksi Status
1. Sulam Induk Plus 2. Seleksi Induk Plus
(38)
38 3. Musnah Induk Minus
prosedur rekapitulasi induk general deklarasi
tgl_awal : date tgl_akhir : date
tanam_awal, plus_awal, minus_awal : number (long) tanaml, plus, minus : number (long) algoritma
1. baca data tgl_awal dan tgl_akhir
2. ambil data sum (jmlinduk) sebagai tanam_awal dari tbl_induk dikelompokkan berdasarkan tgl dimana (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 3. ambil data sum(jmlinduk) sebagai plus_awal dari tbl_trans_induk data
dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’ and (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 4. ambil data sum(jmlinduk) sebagai minus awal_awal dari tbl_trans_induk
data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’and (tbl_induk.tgltanam < tgl_awal) 5. saldo_awal = tanam_awal + (plus_awal – minus_awal)
6. ambil data sum (jmlinduk) sebagai tanam dari tbl_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl_induk.tgltanam dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)
7. ambil data sum(jmlinduk) sebagai plus dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)
8. ambil data sum(jmlinduk) sebagai minus dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana (tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir)
9. saldo_akhir = saldo_awal + (tanam + plus – minus)
(39)
39 3. Desain Antarmuka
Perancangan tampilan antarmuka Grapical User Interface (GUI) adalah sangat penting mengingat GUI-lah yang akan dihadapi oleh pengguna ketika menggunakan aplikasi baik berupa tampilan display maupun kontrol. Oleh karena itu, dirancanglah GUI dalam bentuk format standar yang memperhatikan faktor manusia human factor design.
Para peneliti Human Factor telah mengembangkan beberapa petunjuk untuk membantu dalam desain antarmuka. Bahwa semua form dan laporan dalam aplikasi harus sebisa mungkin bersifat konsisten. Yaitu semua kontrol, perintah, icon, harus digunakan secara konsisten dalam aplikasi juga warna, tata letak, struktur form harus terkoordinasi dengan baik sehingga para pengguna memahami data dan konteks pada setiap form dan laporan (Post, 1999).
Sehingga dalam perancangan antarmuka ini mengambil beberapa perhatian dalam pengembangan desainnya. Faktor pertimbangan yang diperhatikan adalah konsistensi dalam hal tata letak kontrol dan warna form, kejelasan dalam penamaan form, umpan balik dari sistem berupa konfirmasi bila pemakai melaksanakan suatu kegiatan penting. Faktor manusia dasar yang diterapkan dalam desain antarmuka aplikasi disajikan secara ringkas pada tabel 4.
Tabel 4. Elemen Desain Human Factor
Human Factors Penerapan
Kendali Pengguna (user control)
Menyesuaikan dengan tugas/aktivitas pengguna Merespon kontrol pengguna dan even yang dilakukan Kekonsistenan
(consistency)
Konsistensi dalam perencanaan layout, desain, dan warna form serta dalam nama aksi.
Kejelasan (clarity) Kejelasan dalam pengorganisasian dan istilah yang digunakan Umpan balik
(feedback)
Menggunakan metode visual dalam persetujuan penginputan dan perubahan data, penyelesaian suatu tugas, ataupun dalam aktivasi
forgiveness Berupa konfirmasi dalam pembaruan data ataupun penghapusan data
(40)
40 Dalam perancangan tersebut, desain standar pada form data master maupun form data transaksi terdiri dari sebuah form utama dan form pendukung. Form utama berfungsi untuk menampilkan isi data dan pilihan untuk melakukan penambahan, pengeditan, penghapusan, serta pencarian data. Layout form utama berbentuk tabular. Dengan format ini dapat ditampilkan semua data yang ada dalam tampilan tabel sehingga pengguna dapat melihat semua data tersebut.
Form pendukung digunakan dalam proses pemasukan data baik pada saat melakukan penyimpanan maupun pada saat melakukan perubahan terhadap data tertentu. Layout form pendukung berbentuk Kolumnar, sehingga hanya dapat menyajikan satu data record saja. Hal ini untuk memberikan fokus terhadap sebuah data yang sedang diproses.
Model form yang lain adalah form menu utama yang berfungsi sebagai form induk yang menyediakan pilihan form yang akan diakses oleh pengguna. Tampilan form log in berfungsi untuk memasukkan data pengguna yang disertai
password. Form informasi digunakan dalam menampilkan pilihan-pilihan
informasi hasil pengolahan dan perhitungan. Form grafik untuk menampilkan pengolahan data statistik dalam bentuk grafik.
Selain kekonsistenan dalam layout yang memperhatikan penggunaan form oleh pengguna (aspek lingkungan) juga dipilihlah warna yang bersifat netral dan tidak mencolok seperti warna dasar form yaitu abu-abu. Hal ini menyesuaikan dengan kenyamanan visual. Bila salah dalam pemilihan warna, misal paduan warna yang terlalu kontras, akan berdampak psikologis pada timbulnya perasaan lelah akibat kelelahan secara visual. Hal ini ditimbulkan dari seringnya mata melakukan akomodasi.
Dalam sistem yang dibangun akan dibuat form-form untuk pemasukan, perubahan, pengambilan data ataupun dalam penampilan informasi sesuai yang dibutuhkan, yaitu:
1) Form Varietas
Form input dan penampilan data mengenai varietas tanaman krisan yang dikoleksi oleh PT ABN.
(41)
41 Form pemasukan dan penampilan data identitas suplier induk krisan PT ABN
3) Form Tanaman Induk
Form pemasukan dan penampilan data tanaman induk sebagai tanaman penghasil bahan bibit baru tanaman krisan.
4) Form Bibit Krisan
Form pemasukan dan penampilan data identitas bibit hasil dari tanaman induk yang akan dibudidayakan menjadi bibit induk baru atau tanaman produksi.
5) Form Tanaman Krisan
Form pemasukan dan penampilan data identitas tanaman krisan produksi penghasil bunga krisan.
6) Form Saprodi (Sarana Produksi)
Form pemasukan dan penampilan data sarana dan prasarana pertanian yang digunakan dalam operasional produksi krisan potong.
7) Form HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)
Form pemasukan dan penampilan data identitas berbagai hama dan penyakit tanaman endemik yang menyerang tanaman krisan di lahan produksi.
8) Form Green House dan Komponen
Form pemasukan dan penampilan data sistem dan komponen green house yang digunakan sebagai penunjang kegiatan produksi.
9) Form Lahan Produksi
Form pemasukan dan penampilan data lahan produksi baik untuk tanaman induk, pembibitan, dan krisan produksi.
10)Form Pemeliharaan
Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan standar untuk tanaman induk, bibit, dan krisan produksi.
11)Form SOP (Standard Operating Procedure)
Form pemasukan dan penampilan data prosedural kegiatan dalam proses produksi krisan potong PT Alam Indah Bunga Nusantara.
(42)
42 Form pemasukan dan penampilan data identitas dari bagian atau departemen yang terlibat dalam proses produksi
13)Form Pemeliharaan Tanaman Induk
Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman induk.
14)Form Pemeliharaan Bibit Nursery
Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan bibit. 15)Form Pemeliharaan Tanaman Krisan Produksi
Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman krisan.
16)Form Prediksi Panen
Form pemasukan dan penampilan data hasil prediksi tanaman krisan satu minggu sebelum panen dilakukan.
17)Form pengamatan HPT (Hama dan Penyakit Tanaman)
Form pemasukan dan penampilan data rutin hasil pengamatan HPT di lahan sebelum dilakukan kegiatan penyemprotan rutin 2 mingguan.
18)Form Operasional
Form pendokumentasian semua kegiatan operasional produksi yang melibatkan form SOP dan saprodi yang digunakan.
19)Form Informasi Tanaman Induk
Form menyajikan informasi mengenai stok, rekapitulasi pemeliharaan, info pemeliharaan, info jadwal bongkar, dan ringkasan produksi tanaman induk.
20)Form Informasi Bibit Nursery
Form menyajikan informasi mengenai stok, distribusi bibit, rekapitulasi pemeliharaan bibit, ringkasan produksi bibit nursery.
21)Form Informasi Tanaman Krisan Produksi
Form menyajikan informasi mengenai stok tanaman krisan, rekapitulasi pemeliharaan, info pemeliharaan, info jadwal panen, dan ringkasan krisan. 22)Form Informasi Perkembangan HPT
Form yang menyajikan informasi perkembangan HPT dan penggunaan pestisida untuk pengendaliannya.
(43)
43 23)Form Informasi Operasional
Form yang menyajikan informasi kegiatan operasional harian maupun rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana produksi.
24)Form Grafik Tanaman Induk
Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tentang penanaman tanaman induk dan hasil stek vegetatif krisan dalam setahun periode tertentu.
25)Form Grafik Tanaman Krisan
Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tanaman krisan per lokasi tertentu.
26)Form Informasi Impor Varietas
Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan impor tanaman induk dalam satu tahun periode.
27)Form Grafik Perkembangan HPT
Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan HPT baik berdasarkan lokasi tanam tertentu atau secara umum di seluruh lokasi yang diamati.
D. Implementasi Sistem
Tahapan ini adalah tahapan penerapan dari hasil proses desain sebelumnya. Hasil desain data diimplementasikan dalam bentuk tabel fisik pada software
Relational Database Management System RDBMS, yaitu Ms Access. Diawali
dengan pembuatan file basis data kosong dan dilanjutkan dengan pembuatan tabel-tabel relasional untuk penyimpanan data.
Sementara itu, implementasi desain antarmuka adalah dengan membuat form–form menggunakan Visual Basic sesuai rancangan awal dan dilanjutkan dengan mengimplementasikan algoritma pemrograman pada Visual Basic menjadi sebuah program.
Setelah hal tersebut selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan penginputan data contoh untuk mensimulasikan proses penyimpanan dan pengolahan data menjadi informasi pada sistem basis data produksi krisan potong. Tahap akhir proses implementasi adalah proses validasi sistem, yaitu melakukan
(44)
44 pengecekan terhadap hasil pengolahan data simulasi, apakah hasil dari pengolahan sistem telah memenuhi kaidah atau belum.
1. Implementasi User Interface
Form pertama yang ditampilkan saat sistem diaktifkan adalah Form Pembuka (Gambar 9). Form ini memberikan informasi tentang Simbapro Krisan Potong PT ABN dan menunjukkan bahwa aplikasi dalam proses penyiapan. Setelah siap sistem akan meminta pengguna untuk melakukan login dengan mengisi form login (Gambar10).
Gambar 9. Form Pembuka Simbapro Krisan Potong PT ABN
Form login diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna sistem adalah pengguna yang telah didaftar. Pengguna melakukan login dengan memasukkan nama dan password. Bila nama dan password salah maka sistem akan memberikan kesempatan untuk mengulang login hingga 3 kali kesempatan.
(45)
45 Bila pengguna telah memasukkan nama dan password dengan benar maka pengguna dizinkan mengakses semua data dan informasi pada sistem. Selanjutnya, pengguna disajikan tampilan menu utama Simbapro Krisan Potong PT ABN (Gambar 11). Form ini menyajikan pilihan-pilihan menu data dan informasi yang dikelompokkan dalam 6 macam, yaitu: master, operasi, informasi, laporan, grafik, serta sistem.
a. Menu Master
Menu ini menyediakan pilihan akses data master pada sistem produksi krisan potong PT ABN. Data master tersebut antara lain memuat submenu master tanaman induk, bibit, krisan, varietas, hama dan penyakit, supplier, lokasi,
green house dan komponennya, sarana produksi, jenis pemeliharaan, SOP,
serta bagian dalam sistem produksi. b. Menu Operasi
Menu ini menyediakan pilihan akses submenu data operasional produksi harian krisan potong PT ABN, antara lain memuat: pemeliharaan induk, bibit, krisan, impor varietas, prediksi panen, pengamatan hama dan penyakit tanaman, serta operasional.
c. Menu Informasi
Menu ini menyediakan submenu hasil pengolahan data master dan operasional. Menu ini menyediakan akses informasi meliputi: tanaman induk, bibit, krisan, pelacakan generasi krisan, perkembangan HPT, serta operasional. d. Menu Laporan
Menu ini menyediakan bentuk cetak informasi. Submenu laporan yang sudah disediakan oleh Simbapro Krisan Potong PT ABN terdiri dari Laporan Tanaman Induk dan Krisan Potong.
e. Menu Grafik
Menu ini menyediakan informasi dengan penyajian grafik. Informasi yang disediakan dalam menu ini meliputi submenu grafik tanaman induk, krisan potong, impor varietas, perkembangan hama dan penyakit tanaman.
f. Menu Sistem
Menu ini menyediakan akses terhadap informasi program Simbapro PT ABN (submenu about), proses login, dan exit untuk keluar dari program aplikasi.
(46)
46 Gambar 11. Menu Utama Simbapro Krisan Potong PT ABN
Selain mengakses melalui menu utama, pengguna juga dapat mengakses melalui toolbar. Toolbar digunakan untuk mempersingkat tugas pengguna dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan sering dilakukan (Kurniadi, 2000). Toolbar Simbapro ini menyediakan menu data master, data operasional, informasi serta grafik.
Contoh implementasi form varietas krisan ditunjukkan pada Gambar 12. Form utama varietas dibuat dengan menggunakan tools yang terdapat pada Visual Basic 6. Dalam form utama tersebut digunakan kontrol text box untuk pemasukan data; label untuk teks tetap; list view untuk menampilkan data secara tabular;
frame untuk pengaturan kelompok kontrol; combo box untuk menyajikan pilihan;
command button untuk tombol-tombol perintah; dan image box untuk
menampilkan foto varietas. Form utama memiliki ukuran standar 10275 x 9100
pixel.
Form varietas pendukung (Gambar 14) terdiri dari kontrol text box, label,
(47)
47 standar 7725 x 5025 pixel. Common dialog digunakan dalam memudahkan pembukaan file gambar dalam tampilan jendela dialog Windows.
Gambar 12. Form Utama Varietas Krisan Simbapro Krisan Potong PT ABN
Form utama varietas diberi nama Form Data Varietas Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara. Pada form itu diperlihatkan semua record yang disimpan dalam basis data sistem secara tabular dan diberikan keterangan jumlah data yang tersedia juga disediakan beberapa pilihan kegiatan yang dapat dilakukan terhadap data varietas, yaitu penambahan, perubahan, dan penghapusan data. Selain itu, form tersebut dilengkapi dengan tools untuk pencarian data berdasarkan kategori yang disediakan, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam mencari data varietas tertentu.
Pada saat penambahan atau perubahan data, sistem akan menampilkan form pendukung (Gambar 13 dan 14). Form ini dilengkapi sebuah label status yang memberikan informasi proses yang sedang dilaksanakan oleh pengguna. Dengan form ini pengguna akan fokus terhadap sebuah data yang akan diprosesnya karena data ditampilkan secara columnar yaitu dalam kolom-kolom tunggal.
(48)
48 Gambar 13. Form Pemasukan Data Varietas Krisan
Gambar 14. Form Pengeditan Data Varietas Krisan
Saat pengeditan maupun penambahan data, bila terdapat kesalahan ataupun ketidaklengkapan data, sistem akan memberikan konfirmasi kepada pengguna, kemudian melakukan pembatalan proses yang sedang berlangsung (Gambar 15). Setelah sistem memastikan validasi dipenuhi dengan baik oleh pengguna, selanjutnya sistem akan mengizinkan proses dijalankan.
(49)
49 Gambar 15. Konfirmasi Ketidaklengkapan Data Perubahan Varietas
Sistem juga akan memberikan konfirmasi kepada pengguna bila melakukan proses penghapusan data seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Setelah dipastikan benar akan dilakukan proses penghapusan maka sistem akan melakukan penghapusan data dari basis data sistem. Desain antarmuka penyimpanan data transaksi operasional tidaklah jauh berbeda dengan desain antarmuka data master.
Gambar 16. Konfirmasi Penghapusan Data Varietas
Form antarmuka penyajian informasi dilengkapi dengan navigasi sesuai informasi yang disediakan. Sebagai ilustrasi, form informasi induk (Gambar 17), terdapat 5 navigasi pilihan informasi. Navigasi pertama menyajikan informasi stok tanaman induk di lahan, navigasi kedua menyajikan informasi jadwal standar pemeliharaan tanaman induk yang menyesuaikan umur tanaman induk krisan, navigasi ketiga menyajikan informasi rekapitulasi transaksi pemeliharaan tanaman induk, pilihan navigasi keempat memberikan informasi jadwal bongkar tanaman induk, dan navigasi terakhir menyajikan informasi ringkasan tanaman induk dalam periode produksi berlangsung. Selain itu, juga disediakan fasilitas print untuk mencetak informasi yang disajikan dalam form tersebut (Gambar 18).
(50)
50 Gambar 17. Form Informasi Tanaman Induk
Gambar 18. Laporan Stok Induk Simbapro Krisan PT ABN
Form antarmuka penyajian grafik (Gambar 19), terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah kontrol pemasukan parameter sedangkan bagian lainnya digunakan untuk menampilkan hasil grafik dari parameter yang diberikan. Dengan
(51)
51 grafik pengguna akan lebih mudah menginterpretasikan suatu informasi yang disajikan.
Gambar 19. Form Grafik Simbapro Krisan Potong PT ABN 2. Implementasi Proses dan Pemrograman Sistem
Pada saat pemrograman dibuatlah modul untuk efektivitas dan efisiensi pengkodean, yaitu dengan meringkas kode-kode program yang sama dan digunakan secara berulang, kemudian dikumpulkan menjadi suatu sub program sendiri yang dapat dipanggil berulang-ulang sesuai kebutuhan. Sub program-sub program tersebut disimpan dalam file modul yang bernama modul1.bas.
Sub program dalam bentuk prosedur maupun fungsi yang disimpan dalam file modul1.bas antara lain sebagai berikut.
a. Prosedur Form Center
Prosedur ini dijalankan saat form aktif. Semua form secara default diposisikan di tengah jendela form menu utama.
'prosedur untuk memposisikan jendela form di menu mdi Sub FormCenter(Frm As Form)
Frm.Top = (menu.Height * 0.85) / 2 ‐ Frm.Height / 2
Frm.Left = menu.Width / 2 ‐ Frm.Width / 2 End Sub
b. Prosedur Koneksi Basis Data
Komunikasi antara aplikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN dengan Ms Access (RDBMS) dilakukan dengan menggunakan perantara Open Database
(52)
52
Conectivity Data Source Name (ODBC DSN). Kontrol Data aplikasi
menggunakan ActiveX Data Object (ADO). Kontrol ADO inilah yang dikoneksikan ke DSN. Dengan ODBC ini dapat dilakukan pengaksesan data dari berbagai macam DBMS hanya dengan memastikan bahwa koneksi aplikasi ke ODBC sudah benar.
Koneksi menggunakan perantara ODBC dipilih karena koneksi yang tersebut sekaligus untuk mengkoneksikan Crystal Report 4.6.1.116, yaitu program untuk pembuatan desain laporan, dengan RDBMS. Program bawaan Visual Basic 6 ini tidak dapat mengenali basis data Ms Acces 2007 yang digunakan dalam membangun basis data.
Public Conn As New ADODB.Connection Public conshape As New ADODB.Connection Public rs As New ADODB.Recordset
Public rshpt As ADODB.Recordset Public rssuplier As ADODB.Recordset Public rspengguna As ADODB.Recordset Public rslahan As ADODB.Recordset Public rssaprodi As ADODB.Recordset Public rsgh As ADODB.Recordset Public rsghdetil As ADODB.Recordset Public rsbagian As ADODB.Recordset Public rslokasi As ADODB.Recordset Public rsbibit As ADODB.Recordset Public rsvar As ADODB.Recordset Public rskrisan As ADODB.Recordset Public rstranstanaman As ADODB.Recordset 'prosedur untuk melakukan koneksi basis data Public Sub bukadb()
If Conn.State = 1 Then Conn.Close
Set Conn = New ADODB.Connection
Set rssuplier = New ADODB.Recordset
Set rshpt = New ADODB.Recordset
Set rslahan = New ADODB.Recordset
Set rsgh = New ADODB.Recordset
Set rsghdetil = New ADODB.Recordset
Set rssaprodi = New ADODB.Recordset
Set rsbagian = New ADODB.Recordset
Set rslokasi = New ADODB.Recordset
Set rsbibit = New ADODB.Recordset
Set rskrisan = New ADODB.Recordset
Set rspengguna = New ADODB.Recordset
Set rsvar = New ADODB.Recordset
Set rstranstanaman = New ADODB.Recordset
Conn.Open "dsn=coba" End Sub
'prosedur untuk melakukan penutupan koneksi basis data Public Sub tutupdb()
(1)
116
varid varietas tipe bentuk warna umur foto suplierid ketvar
VR022 RED MAXX SPRAY ASTER MERAH MIX 14 Picture22.jpg SP003 SPRAY ASTER VR023 REAGENT IMPROVE SPRAY ASTER PINK 14 Picture23.jpg SP003 SPRAY ASTER
VR024 PELICAN SPRAY ASTER PINK 14 Picture24.jpg SP003 SPRAY ASTER
VR025 PUMA SPRAY KANCING PUTIH 14 Picture25.jpg SP003 SPRAY KANCING
VR026 REGGIE SPRAY KANCING PINK 14 Picture26.jpg SP003 SPRAY KANCING
VR027 PUMA SUNNY SPRAY KANCING KUNING 14 Picture27.jpg SP003 SPRAY KANCING
VR028 KERMIT SPRAY POMPON HIJAU 14 Picture28.jpg SP003 SPRAY POMPON
VR029 BREEZER SPRAY KANCING HIJAU 14 Picture29.jpg SP003 SPRAY KANCING
VR030 O GR SPRAY POMPON ORANGE 14 Picture1.jpg SP004 SPRAY POMPON
VR031 GRAND ORANGE SPRAY KANCING ORANGE 14 Picture1.jpg SP004 SPRAY KANCING VR032 ORANGE BN SPRAY KANCING ORANGE 14 Picture2.jpg SP004 SPRAY KANCING VR033 PINGPONG PINK SPRAY POMPON PINK 14 Picture3.jpg SP004 SPRAY POMPON
VR034 IBIS SPRAY ASTER PUTIH 14 Picture4.jpg SP004 SPRAY ASTER
VR035 MONALISA SPRAY DECORATIVE PUTIH 13 Picture5.jpg SP004 SPRAY DECORATIVE VR036 EURO SPRAY DECORATIVE PUTIH 13 Picture6.jpg SP004 SPRAY DECORATIVE VR037 EURO SUNNY SPRAY DECORATIVE KUNING 13 Picture8.jpg SP004 SPRAY DECORATIVE VR038 PUMA MALAYSIA SPRAY KANCING PUTIH 14 Picture10.jpg SP004 SPRAY KANCING VR039 LOLIPOP SPRAY POMPON PINK TUA 13 Picture10.jpg SP004 SPRAY POMPON VR040 LOLIPOP YELLOW SPRAY POMPON KUNING 13 Picture11.jpg SP004 SPRAY POMPON VR041 FUNNY CAPTIVA SPRAY POMPON KUNING 14 Picture14.jpg SP004 SPRAY POMPON VR042 REMIX SPRAY ASTER MERAH MIX 13 Picture15.jpg SP004 SPRAY ASTER VR043 PINK REGGIE SPRAY KANCING PINK 13 Picture16.jpg SP004 SPRAY KANCING VR044 BN REGGIE SPRAY KANCING PINK TUA 13 Picture17.jpg SP004 SPRAY KANCING VR045 HAWAIAN SPRAY DECORATIVE SALEM 14 Picture18.jpg SP004 SPRAY DECORATIVE
(2)
117
varid varietas tipe bentuk warna umur foto suplierid ketvar
VR046 ARDILO ROYAL SPRAY KANCING PINK TUA 14 Picture21.jpg SP005 SPRAY KANCING VR047 CHOPIN SPRAY KANCING PUTIH 14 Picture28.jpg SP005 SPRAY KANCING VR048 EURO PINK SPRAY DECORATIVE PINK MUDA 14 Picture1.jpg SP005 SPRAY DECORATIVE VR049 EVERGLADES SPRAY KANCING KUNING 14 Picture2.jpg SP005 SPRAY KANCING VR050 ILMONDO SPRAY DECORATIVE PINK 13 Picture4.jpg SP005 SPRAY DECORATIVE
VR051 VESUVIO SPRAY JARUM PUTIH 13 Picture5.jpg SP005 SPRAY JARUM
VR052 VESUVIO YELLOW SPRAY JARUM KUNING 14 Picture10.jpg SP005 SPRAY JARUM VR053 TERIFIK SPRAY ASTER ORANGE 13 Picture7.jpg SP005 SPRAY ASTER
VR054 CALABRIA STANDAR DECORATIVE PUTIH 14 Picture24.jpg SP005 STANDAR DECORATIVE
(3)
iv Adhi Nur HIdayat. F14104085. Rancang Bangun Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Di Bawah Bimbingan: Kudang Boro Seminar. 2010.
RINGKASAN
PT Alam Indah Bunga Nusantara (PT ABN) adalah sebuah perusahaan produsen bunga krisan potong dengan kapasitas produksi yang cukup besar. Untuk mencapai hasil tersebut, PT ABN memiliki infrastruktur dan teknologi produksi yang memadai, di antaranya, green house dengan total luasan produktif 6.03 ha.
Kegiatan operasional produksi krisan potong tersebut melibatkan bagian-bagian dalam sistem produksi, yaitu bagian-bagian Mother Stock dan Nursery (MSN), Produksi, Hama dan Penyakit Tanaman (HPT), Teknik, Gudang, Panen dan Pascapanen. Semua bagian tersebut saling berinteraksi untuk mendukung keberhasilan target produksi. Oleh karena itu, kelancaran serta kelaikan data dan informasi yang mengalir di antara semua bagian tersbut harus terjamin baik.
Permasalahan yang dihadapi adalah sistem administrasi data dan informasi yang ada saat ini bersifat semi manual dan terdesentralisasi di tiap bagian. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi tingkat kesalahan manusia yang dapat mengakibatkan proses pengendalian operasi tidak optimal. Desentralisasi data menjadikan data dan informasi tertentu hanya terdapat di bagian itu saja. Kondisi ini dapat menimbulkan redundansi serta inkonsistensi data dan informasi, juga berpeluang mengakibatkan tidak sinerginya antarbagian pada sistem produksi.
Untuk memecahkan masalah tersebut, perlu dibangun Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong pada PT ABN (Simbapro Krisan Potong PT ABN). Sistem ini dibangun dengan tujuan memodifikasi sistem pengelolaan data yang semi manual dan terdesentralisasi menjadi terpusat dan terintegrasi, sehingga dapat menunjang sistem administrasi data dan informasi produksi krisan potong menjadi lebih efektif dan efisien.
Metode yang digunakan dalam rancang bangun sistem basis data tersebut mengacu pada 5 tahapan pengembangan Sistem Daur Hidup atau System Development Life Cycle (SDLC), yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi,
(4)
v dan pemeliharaan. Sistem basis data yang telah dibangun berbentuk aplikasi desktop dan bekerja dalam platform Windows. Sistem ini dibangun dengan menggunakan software Ms Access 2007 dan Visual Basic 6.0 (VB). Microsoft Access 2007 (RDBMS) digunakan dalam pembangunan basis data relasional sedangkan VB digunakan untuk pembangunan interface aplikasi sistem tersebut.
Prototipe awal Simbapro Krisan Potong PT ABN telah dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan fungsional yang mencakup form pemasukan data master, data operasional produksi, form penyajian informasi, grafik, serta laporan. Simbapro Krisan Potong PT ABN menyediakan informasi lintas departemen dan bersifat terpusat, sehingga diharapkan mampu mengintegrasikan data dan informasi produksi krisan potong sesuai kebutuhan tiap bagian.
Sistem ini masih terbatas dalam lingkup fungsi dokumentasi data master dan operasional produksi krisan potong, fungsi informasi inventori objek tanaman (induk, bibit, dan krisan produksi), fungsi informasi hama dan penyakit tanaman, serta fungsi informasi operasional produksi. Oleh sebab itu, sistem ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut.
Pemeliharaan sistem, sebagai tahapan akhir dalam SDLC, dilakukan pada 11 Februari 2010. Pengguna yang melakukan uji coba awal adalah Ir Tatan Sutarna (sebagai ahli). Diperoleh dari uji coba ini tanggapan cara pengoperasian, saran detail informasi, dan pelengkapan laporan yang harus disediakan oleh sistem.
Berdasarkan tanggapan pengguna dari sisi cara pengoperasian, sistem basis data ini mudah dioperasikan atau user friendly. Berdasarkan ruang lingkup yang diteliti, aspek informasi yang disediakan sudah mencukupi. Walaupun demikian, masih terdapat peluang untuk pengembangan lebih lanjut, yaitu pada saat implementasi. Sementara itu, dalam aspek penyediaan laporan masih perlu dilengkapi.
Kata Kunci : Sistem Basis Data Produksi, Krisan Potong, PT Alam Indah Bunga Nusantara
(5)
vi Adhi Nur Hidayat. F14104085. Design Database System of Crysant Cut Flowers Production on PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cianjur, West Java, Indonesia. was supervised by: Kudang Boro Seminar. 2010.
ABSTRACT
PT Alam Indah Bunga Nusantara is a crysant cut flower company that have adequately big capacity production. In order to reach production target, PT ABN has sufficient infrastructure and production technology, i.e. green house with 6.03 ha of total productive area.
The Operational production activity of crysant cut flower involves divisions of production system. That division are Mother Stock and Nursery (MSN), Production, Plant Disease (HPT), Technic, Store House, and Harvesting and Post Harvesting. All of these divisions interact each another for supporting production target. Thus, continuity and properness of data and information from all divisions have to be well proven.
The problems appeared at the moment are semi manual and decentralized administration system of data and information. As a consequence, it is verily possible happened rate humans erros that cause inadequate operation control process. This decentralization of data make certain data and information only available on the certain division. Redudancy and inconsistency of data and information might occur on this condition. It might also cause divisions of production system no longer synergist.
In oder to solve the problem, it was required to build database system of crysant cut flowers production (Simbapro Krisan Potong PT ABN). This system was built for modifying the manual and decentralized system become centralized and integrated system, then it will be able support the administration system of data and information of crysan cut flower production effective and efficient. The building method of this system was refered to SDLC (System Development Life Cycle) that consisted of five steps: investigation, analysis, design, implementation, and maintenance.
The database system that had been built was desktop application and properly work on Ms Windows platform. It used Ms Acces 2007 and Visual Basic
(6)
vii 6.0 (VB). Microssoft Acces 2007 (RDBMS) was used on building relational database and vb was used on building application interface.
The former prototype of Simbapro Krisan Potong PT ABN had been built base on advisement of functional requirement that covered input master data form, operational data form, information form, and reports. Simbapro Krisan Potong PT ABN serves information inter divisions and centrally provided, thus expectedly able to integrate data and information of crysant cut flower production that suitable with each divisions need.
This system only covered several functional aspect, i.e.: documentational master and operational production data, inventory information of crysant plant (mother, seed, plant), information of the plant desease, and information of operational production. So, this system could be improved as well as.
The maintenance of system, as finally step of SDLC, was executed at 11 february 2010. User that evaluate the system was Mr.Tatan Supriatna (as crysant an expert). It resulted response on operational method, suggestion on information detail, and readiness on report completeness.
Based on user response on operational aspect, this system was user friendly; on problem limitation aspect, the information service was adequately sufficient. However, this system still need to be improved during implementation. Meanwhile, on report aspect, the system was necessary to be completed.
Key Word: Database System Production , Crysant Cut Flower, PT Alam Indah Bunga Nusantara