Analisis Model dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Logistik

perusahaan yang melakukan perataan laba dan 49,004 untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. 4.3. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Analisis Regresi Logistik Analisis regresi logistik digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI. Metode analisis regresi logistik yang digunakan adalah metode Enter. Penelitian ini menggunakan SPSS versi 13 for windows untuk perhitungan analisis regresi logistik. Setelah perhitungan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage perusahaan selanjutnya dilakukan analisis pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap perataan laba. Hasil regresi logistik dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 : Persamaan Regresi Logistik Variabel Koefisien B Sig. Exp B Konstanta 5,159 0,202 174,071 Ukuran Perusahaan X1 -1,098 0,129 0,334 Profitabilitas Perusahaan X2 0,146 0,165 1,157 Leverage Operasi Perusahaan X3 0,025 0,435 1,026 Sumber : Lampiran 3 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam pengujian ini dapat diketahui variabel-variabel manakah yang berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage. Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, terlihat bahwa dari ketiga variabel yang diuji yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage. Hal tersebut karena nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Persamaan Regresi Logistik : Y = 5,159 – 1,098 X 1 + 0,146 X 2 + 0,025 X 3 Dari persamaan regresi di atas menjelaskan bahwa : 1. Konstanta a = 5,159 menunjukkan apabila ukuran perusahaan X 1 , profitabilitas X 2 dan leverage X 3 adalah konstan atau nol, secara rata-rata estimated logit naik sebesar 5,159. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara konstanta dan perataan laba. 2. Koefisien regresi untuk variabel ukuran perusahaan b 1 = -1,098 Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang lain konstan, naiknya ukuran perusahaan sebesar 1 unit, secara rata-rata estimated logit turun sebesar 1,098. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang berlawanan arah antara ukuran perusahaan dan perataan laba. Nilai signifikansi untuk variabel ukuran perusahaan adalah 0,129 sig 0,05. Oleh karena signifikansi ini lebih besar dari 0,05 maka ukuran perusahaan tidak berpengaruh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. signifikan terhadap kemungkinan perataan laba. Nilai odd ratio variabel ukuran perusahaan adalah 0,334. Hal ini menunjukkan perbandingan kemungkinan perataan laba pada perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan tinggi adalah 0,334 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai ukuran perusahaan rendah. 3. Koefisien regresi untuk variabel profitabilitas b 2 = 0,146 Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang lain konstan, naiknya profitabilitas sebesar 1 unit, secara rata-rata estimated logit naik sebesar 0,146. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara profitabilitas dan perataan laba. Nilai signifikansi untuk variabel profitabilitas adalah 0,165 sig 0,05. Oleh karena signifikansi ini lebih besar dari 0,05 maka profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan perataan laba. Nilai odd ratio variabel profitabilitas adalah 1,157. Hal ini menunjukkan perbandingan kemungkinan perataan laba pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi adalah 1,157 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Koefisien regresi untuk variabel leverage b 3 = 0,025 Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang lain konstan, naiknya leverage sebesar 1 unit, secara rata-rata estimated logit naik sebesar 0,025. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara leverage dan perataan laba. Nilai signifikansi untuk variabel profitabilitas adalah 0,435 sig 0,05. Oleh karena signifikansi ini lebih besar dari 0,05 maka leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan perataan laba. Nilai odd ratio variabel leverage adalah 1,026. Hal ini menunjukkan perbandingan kemungkinan perataan laba pada perusahaan yang mempunyai leverage tinggi adalah 1,026 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah. Tabel 4.4 : Pengujian Model Pengujian Nilai Uji Omnibus Signifikansi 0,162 Cox Snell Square 0,157 Nagelkerke R Square 0,215 Uji Hosmer Lemeshow 2,829 Signifikansi 0,945 Sumber : Lampiran 3 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pembuktian uji serentak dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan melihat uji omnibus yang terdapat pada Tabel 4.4. Hasil uji omnibus menunjukkan tingkat signifikansi 0,05 yakni sig = 0,162. Hal ini berarti secara bersama-sama variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Uji koefisien determinasi R 2 dilakukan dengan tujuan mengetahui seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Pengujian dilakukan dari nilai Cox Snell R Square dan Nigelkerke R. Square. Dari Tabel 4.4 didapatkan nilai Cox Snell R Square masing-masing sebesar 0,157 dan 0,215. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage memberikan sumbangan efektif terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage sebesar 15,7 atau 21,5 dan sisanya dipengaruhi factor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Uji kesesuaian model dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Statistic. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model. Apabila Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Statistic sama atau kurang dari 0,05, maka Ho ditolak dimana artinya ada perbedaan signifikan antara hasil observasi dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemungkinan prediksi model. Namun, apabila nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Statistic lebih besar dari 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak, artinya prediksi model sesuai dengan hasil observasinya. Tabel 4.4 menunjukkan nilai Hosmer and Lemeshow pada perataan laba sebesar 0,945, yang menunjukkan bahwa Ho diterima karena nilai signifikansi diatas 0,05.

4.3.2. Tingkat Keakuratan Model

Dalam pengujian ini dapat diketahui tingkat keakuratan analisis regresi logistik dalam mengklasifikasikan perusahaan ke dalam kategori yang diprediksi melakukan perataan laba dan tidak melakukan perataan laba. Tabel 4.5 : Tingkat Keakuratan Model Regresi Logistik Predicted Perataan Laba Observed Tidak Ya Percentage Correct 4 7 36,4 Perataan Laba Tidak Ya Overall percentage 4 15 78,9 63,3 Sumber : Lampiran 3 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa model regresi logistic pada pada penelitian ini dapat mengklasifikasikan sampel perusahaan lebih dari 50. Pada perusahaan food and beverage ini tingkat akurasi analisis regresi logistik dalam memprediksi adalah 63,3 artinya kesalahan dalam mengklasifikasi pada masing-masing tahun adalah sebesar 36,7. 4.4. Pembahasan dan Implikasi Hasil Penelitian 4.4.1. Pembahasan