lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar.
Perseroan bergerak
dalam bidang perindustrian, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan darat atau laut, serta perdagangan
degan kantor pusat yang berkedudukan di JL. Raya Cimareme No.131 Padalarang Bandung, Jawa Barat, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl.
Cimareme No.143 Cimahi, Bandung, Jawa Barat, dan perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1990.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dari data yang terdapat pada laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan.
Perataan laba merupakan salah satu upaya para manajer perusahaan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga kinerja perusahaan
terlihat stabil. Perataan laba dilakukan dengan tujuan agar kinerja perusahaan tersebut terlihat baik dan untuk mengurangi konflik di antara
manajer dengan karyawan dan pemilik perusahaan, sedangkan bagi pemilik perusahaan adanya praktik perataan laba maka mereka akan lebih mudah
untuk dapat memeperhitungkan risiko, return dan arus kas di masa depan perusahaan. Skala 1 untuk perusahaan yang dikategorikan melakukan
perataan laba dan skala 0 untuk perusahaan yang dikategorikan tidak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
melakukan pertain laba. Deskripsi variabel-variabel penelitian yang mempengaruhi perataan laba akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini:
Tabel 4.1 : Deskripsi Hasil Penelitian Perusahaan Food And Beverages Periode Tahun 2007 – 2009.
Variabel N Minimum Maximum
Mean Std.
Deviation Perataan Laba Y
30 0,000
1,000 0,633
0,490 Ukuran Perusahaan
X1 30 5,262 7,606 6,180 0,640
Profitabilitas Perusahaan X2
30 0,771 22,289 7,453 5,582
Leverage Operasi Perusahaan X3
30 21,147 89,396 48,678 17,047
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel-variabel
bebas memiliki variasi data yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari nilai standar deviasi yang besar. Variabel yang memiliki variasi paling besar
adalah leverage operasi perusahaan X3 yaitu sebesar 17,047, leverage memiliki nilai minimum 21,147 dan nilai maksimum 89,396 dengan rata-
rata sebesar 48,678. Variabel bebas yang memiliki variasi terendah adalah ukuran perusahaan X1 yaitu sebesar 0,640, ukuran perusahaan memiliki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nilai minimum 5,262 dan nilai maksimum 7,606 dengan rata-rata sebesar 6,180
Berikut ini deskripsi variabel sampel perusahaan yang dikategorikan melakukan perataan laba dan sampel perusahaan yang dikategorikan tidak
melakukan perataan laba: Tabel 4.2:Deskripsi Hasil Penelitian Perataan Laba dan Non Perataan Laba
Perusahaan Food And Beverages Periode Tahun 2007 – 2009.
Sumber : Lampiran 2 Variabel ukuran perusahaan X1 yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai aktiva perusahaan, jadi untuk melihat besar atau kecilnya perusahaan yang diukur dari total aktiva berdasarkan nilai buku yang
dinyatakan dalam satuan rupiah dan skala pengukuran adalah rasio. Ada kecenderungan bahwa semakin besar perusahaan semakin besar pula jumlah
utang yang dimiliki. Berdasarkan tabel di atas ukuran perusahaan seluruh Perataan Laba
Non Perataan Laba Variabel
Min Maks Mean Min Maks
Mean X1
5,262 7,606 6,397 5,303 7,598 6,054
X2 2,422 12,240
5,503 0,771 22,289 8,582
X3 26,281 63,260
48,116 21,147 89,396 49,004 N 19
11
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sampel memiliki rata-rata sebesar 6,180 dimana 6,397 untuk perusahaan yang melakukan perataan laba dan 6,054 untuk perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba. Profitabilitas X2 selain digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber – sumber yang dimilikinya. Sehingga
profitabilitas diduga dapat mempengaruhi laba, karena secara logis merupakan instrumen yang terkait langsung dengan objek perataan laba.
Berdasarkan tabel di atas profitabilitas seluruh sampel memiliki rata-rata sebesar 22,289 dimana 5,503 untuk perusahaan yang melakukan perataan
laba dan 8,582 untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Leverage X3 dapat didefinisikan sebagai pengguna aktiva atau
dana dimana untuk penggunaan perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi
mempunyai risiko rugi lebih besar, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi, sedangkan perusahaan dengan rasio leverage
yang rendah memiliki resiko rugi yang lebih kecil jika kondisi ekonomi yang sedang menurun, tetapi juga memiliki hasil pengembalian yang lebih
rendah jika kondisi ekonomia membaik. Berdasarkan tabel di atas leverage seluruh sampel memiliki rata-rata sebesar 48,678 dimana 48,116 untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan yang melakukan perataan laba dan 49,004 untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
4.3. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis 4.3.1. Analisis Regresi Logistik