Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
51 Kemudian beliau berkata, “seluruh perkara tidak akan baik
kecuali dengan al-hikmah, yang tidak lain adalah menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya; mendudukkan perkara pada
tempatnya, mengundurkan waktu jika memang sesuai dengan kondisinya, dan memajukan waktu jika memang sesuai dengan
yang dikehendaki.” b. Anjuran Memiliki Hikmah
Hikmah itu adalah Setiap perkataan yang benar dan menyebabkan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan
amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan ajaran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah
atau pemahaman yang benar tentang al-Qur’an, karena itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah. Orang yang dianugerahi
al-hikmah adalah: Orang yang mempunyai ilmu mendalam dan mampu mengamalkannya secara nyata dalam kehidupan. Orang yang benar
dalam perkataan dan perbuatan. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya adil. Orang yang mampu memahami dan
menerapkan hukum Allah Swt Setelah seseorang mendapatkan hikmah, maka baginya wajib
untuk menyampaikan atau mendakwahkannya sesuai dengan ¿rman
Allah
Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. QS. An-
ahl [16] : 125 Hikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang
lemah lembut, pemberian motivasi, hilm tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh, halus ataupun pemaaf. Namun, hikmah juga
mencakup pemahaman yang mendalam tentang berbagai perkara berikut hukum-hukumnya, sehingga dapat menempatkan seluruh
perkara tersebut pada tempatnya, yaitu
Buku Siswa Kelas X MA 52
1 Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara
tepat dan benar 2 Dapat memberi nasihat pada tempatnya
3 Dapat menempatkan
mujadalah dialog yang baik pada tempatnya. 4 Dapat menempatkan sikap tegas
5 Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang
dibutuhkannya c. Keutamaan Hikmah
1 memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela kebenaran ataupun keadilan,
2 menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3 mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan bahasan,
4 memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar,
5 senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang dihadapi,
6 memiliki daya penalaran yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan,
7 orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah
3. Membiasakan Sikap Iffah
a. Pengertian ‘Iffah Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu-
‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, iffah juga berarti kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah
memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya.
Iffah al-iffah juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk memelihara kesucian diri al-iffah adalah menjaga diri dari segala tuduhan,
¿tnah, dan memelihara kehormatan.
b. Iffah dalam Kehidupan iffah hendaklah dilakukan setiap waktu agar tetap berada dalam
keadaan kesucian. Hal ini dapat dilakukan dimulai memelihara hati qalbu untuk tidak membuat rencana dan angan-angan yang buruk.
Sedangkan kesucian diri terbagi ke dalam beberapa bagian:
Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
53 a Kesucian Panca Indra; QS. An-N
njr [24] : 33
Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan
karunia-Nya. QS. An-N njr [24] : 33
b Kesucian Jasad; QS. Al-A তzƗb [33] : 59
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: «Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka». yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-A
তzƗb [33] : 59
c Kesucian dari Memakan Harta Orang Lain; QS. An-Nisa [4] : 6
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. ke mudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas
pandai memelihara harta, Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim
lebih dari batas kepatutan dan janganlah kamu tergesa-gesa membelanjakannya sebelum mereka dewasa. barang siapa di
antara pemelihara itu mampu, Maka hendaklah ia menahan diri dari memakan harta anak yatim itu dan Barangsiapa yang miskin,
Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah
kamu adakan saksi-saksi tentang penyerahan itu bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas atas persaksian itu.
QS. An-Nis
Ɨ [4] : 6
... ÊǾÊǴ ÌǔÈǧ ÌǺÊǷ Éƅ¦ ÉǶÉȀȺȈÊǼÌǤɺȇ ċŕÈƷ ƢÅƷƢÈǰÊǻ ÈÀÂÉƾÊÈŸ ȏ ÈǺȇÊǀċdz¦ ÊǦÊǨÌǠȺƬÌLjÈȈÌdzÈÂ
ÌǺÊǷ ċǺÊȀÌȈÈǴÈǟ ÈśÊǻÌƾÉȇ ÈśÊǼÊǷÌƚÉǸÌdz¦ Ê ƢÈLjÊǻÈ ÈǮÊƫƢÈǼȺƥÈ ÈǮÊƳ¦ÈÂ̱ȋ ÌDzÉǫ ČÊœċǼdz¦ ƢÈȀČºȇÈ¢ ƢÈȇ ÒÖ ƢÅǸȈÊƷÈ° ¦Å°ȂÉǨÈǣ Éƅ¦ ÈÀƢÈǯÈ ÈǺÌȇȯÌƚɺȇ ȐÈǧ ÈǺÌǧÈǂÌǠɺȇ ÌÀÈ¢ ÈŇ̮Ȣ ÈǮÊdzȯ ċǺÊȀÊƦȈÊƥȐÈƳ
ÌǶÊȀÌȈÈdzʤ ¦ȂÉǠȺǧÌ®ƢÈǧ ¦Åƾ ÌNjÉ° ÌǶÉȀ̺ǼÊǷ ÌǶÉƬ ÌLjÈǻ¡ ÌÀÊƜÈǧ ȬƢÈǰďǼdz¦ ¦ȂÉǤÈǴȺƥ ¦È¯Ê¤ ċŕÈƷ ȄÈǷƢÈƬÈȈÌdz¦ ¦ȂÉǴȺƬ̺ƥ¦È ÌǦÊǨÌǠȺƬÌLjÈȈÌǴȺǧ ƢčȈÊǼÈǣ ÈÀƢÈǯ ÌǺÈǷÈ ¦ÂÉǂȺƦÌǰÈȇ ÌÀÈ¢ ¦Å°¦ÈƾÊƥÈ ƢÅǧ¦ÈǂÌLJʤ ƢÈǿȂÉǴÉǯÌƘÈƫ ȏÈ ÌǶÉÈ٦ÈȂÌǷÈ¢
¦ÂÉƾÊȀÌNjÈƘÈǧ ÌǶÉÈ٦ÈȂÌǷÈ¢ ÌǶÊȀÌȈÈdzʤ ÌǶÉƬÌǠȺǧÈ® ¦È¯ÊƜÈǧ Ê»ÂÉǂÌǠÈǸÌdzƢÊƥ ÌDzÉǯÌƘÈȈÌǴȺǧ ¦ÅŚÊǬÈǧ ÈÀƢÈǯ ÌǺÈǷÈÂ Ó ƢÅƦȈÊLjÈƷ ÊƅƢÊƥ ȄÈǨÈǯÈ ÌǶÊȀÌȈÈǴÈǟ
Buku Siswa Kelas X MA 54
d. Kesucian Lisan Dengan cara tidak berkata menyakitkan orang tua seperti
¿rman Allah Swt.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia
QS. Al Isr Ɨ’ [17] : 23
c. Keutamaan Iffah Dengan demikian, seorang yang ‘a
¿f adalah orang yang bisa menahan diri dari perkara-perkara yang dihalalkan ataupun
diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya. Sebagaimana sabda Rasulullah:.
Artinya; “Apa yang ada padaku dari kebaikan harta tidak ada yang aku simpan dari kalian. Sesungguhnya siapa yang menahan diri
dari meminta-minta maka Allah akan memelihara dan menjaganya, dan siapa yang menyabarkan dirinya dari meminta-minta maka
Allah akan menjadikannya sabar. Dan siapa yang merasa cukup dengan Allah dari meminta kepada selain-Nya maka Allah akan
memberikan kecukupan padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”
HR. Al-Bukhari dan Muslim.
Agar seorang mukmin memiliki sikap iffah, maka harus melakukan usaha-usaha untuk membimbing jiwanya dengan melakukan dua hal
berikut: