Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
17 secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa dan tidak ada
sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat. Laa ilaha illa Allah tidak ada Tuhan selain Allah.
Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu. Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak
dikaitkan dengan bilangan. Beberapa ayat al-Qur’an telah dengan jelas mengatakan keesaan Allah. Di antaranya surah al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai
berikut:
Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Q.S. al-Ikhlas [112]:1-4 Dari ayat di atas dapat ditangkap penjelasan bahwa Allah itu Maha Esa.
Keesaan Allah Swt. itu menurut M. Quraish Shihab mencakup keesaan Zat, keesaan Sifat, keesaan Perbuatan, serta keesaan dalam beribadah kepada
Nya. Keesaan Zat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya
bahwa Allah Swt. tidak terdiri dari unsur-unsur, atau bagian-bagian. Karena, bila Zat Yang Maha Kuasa itu terdiri dari dua unsur atau lebih—betapapun
kecilnya unsur atau bagian itu—maka ini berarti Dia membutuhkan unsur atau bagian itu, atau dengan kata lain, unsur atau bagian ini merupakan
syarat bagi wujud-Nya. Adapun keesaan dalam sifat-Nya, mengandung pengertian bahwa
Allah memiliki sifat yang tidak sama dalam substansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan
untuk menunjuk sifat tersebut sama. Sebagai contoh, kata rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau kasih
sayang makhluk. Namun substansi dan kapasitas rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan rahmat makhluk-Nya. Allah Esa dalam sifat-Nya,
sehingga tidak ada yang menyamai substansi dan kapasitas tersebut. Keesaan dalam perbuatan-Nya mengandung arti bahwa segala sesuatu
yang berada di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujudnya, kesemuanya adalah hasil Perbuatan Allah semata.
Sedangkan keesaan dalam beribadah merupakan perwujudan dari ketiga keesaan di atas.
Ñ ÆƾÈƷÈ¢ ¦ÅȂÉǨÉǯ ÉǾÈdz ÌǺÉǰÈȇ ÌÈŃÈÂÐ ÌƾÈdzȂÉȇ ÌÈŃÈ ÌƾÊǴÈȇ ÌÈŃÏ ÉƾÈǸ ċǐdz¦ Éƅ ¦Î ÆƾÈƷÈ¢ Éƅ¦ ÈȂÉǿ ÌDzÉǫ
Buku Siswa Kelas X MA 18
Katakanlah: ”sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku, semuanya karena Allah, Pemelihara seluruh alam.” Q.S. al-An’
Ɨm [6]:162
Dari sini dapat disimpulkan bahwa segala bentuk peribadatan harus ditujukan hanya kepada Allah semata. Hanya Allah yang wajib disembah.
Tidak boleh peribadatan itu ditujukan kepada selain Allah Swt. keesaan Allah Swt. sangat penting ditanamkan dalam hati setiap orang
yang mengimani adanya Allah Swt. Oleh karena itu, untuk mendukung ketercapaian keimanan tersebut harus didukung dengan pemahaman
mengenai llmu tauhid dan cabang-cabang lain dari ilmu tauhid. Dengan pemahaman yang utuh seperti ini, diharapkan bisa memudahkan seseorang
untuk bertauhid yang benar. Kemudian untuk melengkapi pemahaman tentang pengertian tauhid
tersebut, berikut ini dijelaskan tentang hal-hal lain yang terkait dengan penjelasan di atas. Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang
Allah Swt. sifat-sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan
daripada-Nya, serta tentang rasul-rasul Allah Swt. untuk menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang
boleh dinisbahkan kepada mereka, dan hal-hal terlarang mengaitkannya kepada mereka.
Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan wah
ҕdah Allah Swt. dalam zat- Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa
Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. Keyakinan tauhid inilah yang menjadi tujuan utama bagi kebangkitan Nabi Muhammad Saw.
2. Nama-Nama Ilmu
Tauhid
Ilmu tauhid memiliki beberapa sebutan lain seperti berikut: 1. Ilmu
Ushuluddin Kata ushuluddin terdiri dari dua kata yaitu us
ҕnjl yang berarti pokok atau pangkal dan din yang berarti agama. Jadi ilmu ushuluddin adalah
ilmu tentang pokok-pokok agama. Ilmu tauhid sering disebut juga dengan ilmu ushuluddin pokok-pokok atau dasar-dasar agama karena
ilmu itu menguraikan pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
2. Ilmu Aqaid
Ilmu tauhid sering juga disebut ilmu aqaid keyakinan, karena ilmu tersebut membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan
keyakinan.
ÎÓÏ ÈśÊǸÈdzƢÈǠÌdz¦ ď§È° ÊƅÊ ÊļƢÈÈŲÈ ÈÄƢÈȈÌÈŰÈ ȆÊǰÉLjÉǻÈ ÊļÈȐ ÈǏ ċÀʤ ÌDzÉǫ
Akidah Akhlak, Kurikulum 2013
19 3. Ilmu
Kalam Kata kalam berarti perkataan atau kata-kata yang tersusun yang
menunjukkan suatu maksud pengertian. Kata kalam kemudian dipakai untuk menunjukkan salah satu sifat Allah yaitu berkata-kata. Jadi ilmu
kalam adalah ilmu tentang kalam Allah. Ilmu tauhid sering juga disebut dengan ilmu kalam. Penamaan
ilmu kalam didasarkan pada beberapa alasan, antara lain; a. Problem-problem yang diperselisihkan umat Islam pada masa-
masa awal dalam ilmu ini adalah masalah Kalam Allah Swt. yaitu al-Qur’an, apakah ia makhluk dalam arti diciptakan ataukah ia
qadim dalam arti abadi dan tidak diciptakan; b. Dasar dalam membahas masalah-masalah ke Tuhanan tidak lepas
dari dalil-dalil aqli yang dijadikan sebagai argumentasi yang kuat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika mantiq
yang penyajiannya melalui permainan kata-kata yang tepat dan jitu.
c. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam
¿lsafat, maka pembuktian dalam soal- soal agama ini dinamai ilmu kalam untuk membedakan dengan
logika dalam ¿lsafat.
4. Ilmu Il Ɨhiah
Ilmu tauhid juga dikenal dengan sebutan ilmu il Ɨhiah, karena
yang menjadi obyek utama ilmu ini pada dasarnya adalah masalah ketuhanan. Ilmu tauhid juga kadang disebut dengan teologi. Teologi
adalah ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan. Kata teologi berasal dari dua kata yaitu theo yang berarti Tuhan dan logos yang berarti
ilmu. Tetapi apabila kata teologi dipakai untuk membicarakan tentang Tuhan dalam Islam, maka hendaklah selalu ditambahkan kata Islam
di belakangnya, sehingga menjadi teologi Islam. Sebab kata itu dapat juga dipakai untuk membicarakan Tuhan menurut agama-agama yang
lain, seperti teologi Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya. Ini semua dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa istilah teologi Islam, ilmu kalam, dan ilmu tauhid memiliki kesamaan pengertian,
yaitu di sekitar masalah-masalah sebagai berikut; 1 Kepercayaan tentang Tuhan dengan segala seginya, yang berarti
termasuk di dalamnya soal-soal wujud-Nya, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya dan sebagainya.
Buku Siswa Kelas X MA 20
2 pertalian-Nya dengan alam semesta, yang berarti termasuk di
dalamnya persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta qada dan qadar. Pengutusan rasul-rasul juga termasuk
di dalam persoalan pertalian manusia dengan Tuhan, yang meliputi juga soal penerimaan wahyu dan berita-berita alam ghaib
atau akhirat.
3. Ruang Lingkup
Tauhid
Pokok-pokok pembahasan yang menjadi ruang lingkup ilmu tauhid meliputi tiga hal sebagai berikut:
1. Ma’rifat al-mabda’ yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan tentang Pencipta alam yaitu Allah Swt. Hal ini sering diartikan dengan
wujud yang sempurna, wujud mutlak atau wajibul wujud. 2. Ma’rifat al-watsiqah yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan
tentang para utusan Allah Swt. yang menjadi utusan dan perantara Allah Swt. dengan umat manusia untuk menyampaikan ajaran-ajaran
Nya, tentang kitab-kitab Allah yang dibawa oleh para utusan-Nya dan tentang para malaikat-Nya.
3. Ma’rifat al-ma’ad yaitu mempercayai dengan penuh keyakinan akan
adanya kehidupan abadi setelah mati di alam akhirat dengan segala hal ihwal yang ada di dalamnya.
4. Macam-Macam Tauhid
Berdasarkan jenis dan sifat keyakinan tauhid, para ulama membagi ilmu tauhid dalam empat bagian; yaitu:
1. Tauhid yang berhubungan dengan ke Tuhanan yaitu mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah kita harus berTuhan, beribadah,
memohon pertolongan, tunduk, patuh dan merendah serta tidak kepada yang lain. Tauhid ini mengandung makna bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah. Semua amal ibadah harus disandarkan kepada-Nya.
Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat
kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Q.S. al-Mukmin [40] : 65
2. Tauhid yang berhubungan dengan sifat Allah yang Maha Memelihara yaitu mempercayai bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya pencipta,
pemelihara, penguasa dan pengatur alam semesta ini. Tauhid ini juga mengandung pengertian keyakinan atas keesaan Allah dalam
penciptaan alam. Allah adalah al-Kh Ɨliq. Hanya Allah Pencipta dan
Penguasa alam semesta.
ÓÒ ÈśÊǸÈdzƢÈǠÌdz¦ ď§È° ÊƅÊ ÉƾÌǸÈÌū¦ ÈǺȇďƾdz¦ ÉǾÈdz Èś ÊǐÊǴÌÉű ÉǽȂÉǟÌ®ƢÈǧ ÈȂÉǿ ȏʤ ÈǾÙdzʤ Èȏ ČȆÈÌū¦ ÈȂÉǿ