Menghitung Akurasi dengan 3 Fold Cross Validation

Gambar 4.3 kontras, korelasi, energi, dan homogenitas Empat ciri yang didapatkan dari matriks kookurensi Gambar 4.2. Ciri yang didapatkan adalah kontras, korelasi, energi, dan homogenitas berturut-turut dari kolom 1 hingga kolom 4. Keempat ciri inilah yang akan digunakan pada identifikasi.

4.2. Menghitung Akurasi dengan 3 Fold Cross Validation

Total keseluruhan data yang digunakan 30 data yang terdiri dari 15 citra fundus retina normal dan 15 citra fundus retina glaukoma. Data berformat jpg, keseluran data dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Data citra fundus retina No Nama citra Keterangan 1 1 glaukoma 2 2 glaukoma 3 3 glaukoma 4 4 glaukoma 5 5 glaukoma 6 6 glaukoma 7 7 glaukoma 8 8 glaukoma 9 9 glaukoma 10 10 glaukoma 11 11 glaukoma 12 12 glaukoma 13 13 glaukoma 14 14 glaukoma 15 15 glaukoma 16 16 normal 17 17 normal 18 18 normal 19 19 normal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 20 normal 21 21 normal 22 22 normal 23 23 normal 24 24 normal 25 25 normal 26 26 normal 27 27 normal 28 28 normal 29 29 normal 30 30 normal Untuk pengujian akurasi menggunakan data sebanyak 18 citra sebagai training. Data akan dibagi menjadi 3 kelompok data secara merata menjadi 6 data citra untuk tiap kelompok datanya. Untuk data training menggunakan kombinasi dari dua kelompok data. Sedangkan kelompok data yang tersisa akan menjadi data testing. Pengujian akan dilakukan hingga semua kelompok data telah menjadi data testing maupun training. Tabel 4.2 Pembagian data untuk data uji dan dataset Pembagian data Data Citra Glaukoma Normal Data uji citra 1 sampai 6 citra 16 sampai 21 Dataset citra 7 sampai 15 citra 22 sampai 30 Tabel 4.2 menjelaskan pembagian data, banyaknya data untuk data uji dan datset, dan citra mana saja yang akan menjadi data uji dan dataset. Setelah data dibagi, berikutnya membagi dataset kedalam 3 kelompok untuk melakukan pengujian 3 fold cross validation. Tabel 4.3 Komposisi citra untuk tiap data Kelompok data Data Citra kelompok 1 7 8 9 22 23 24 kelompok 2 10 11 12 25 26 27 kelompok 3 13 14 15 28 29 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setelah mendapatkan komposisi citra untuk tiap kelompok data seperti yang ditunjukan Tabel 4.3, lakukan pengujian validasi. Untuk pengujian akan dilakukan sebanyak 3 iterasi. Penggunaan kelompok data untuk setiap iterasi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Pembagian kelompok data untuk data testing dan data train untuk tiap iterasi Iterasi Data testing Data training iterasi 1 kelompok 1 kelompok 2 + kelompok 3 iterasi 2 kelompok 2 kelompok 1 + kelompok 3 iterasi 3 kelompok 3 kelompok 1 + kelompok 2 Tabel 4.4 menjelaskan pembagian kelompok data untuk tiap iterasi pengujian 3 fold cross validation. Setiap iterasi terdapat satu kelompok data sebagai data testing dan dua kelompok data sebagai data train. Kelompok data yang digunakan sebagai data testing, tidak dapat digunakan sebagai data training dalam iterasi yang sama. Artinya setiap iterasi menggunakan kombinasi yang berbeda- beda. Tabel 4.5 Hasil pengujian 3 fold cross validation untuk 18 dataset no citra identifikasi Indikasi k=3 k=5 k=7 k=9 1 7 glaukoma 1 1 1 1 2 8 glaukoma 1 1 1 1 3 9 glaukoma 1 1 1 1 4 22 normal 1 1 1 1 5 23 normal 1 1 1 1 6 24 normal 1 1 1 1 7 10 glaukoma 1 8 11 glaukoma 1 9 12 glaukoma 1 10 25 normal 1 1 1 11 26 normal 1 1 1 12 27 normal 1 1 1 13 13 glaukoma 14 14 glaukoma 15 15 glaukoma 1 16 28 normal 1 17 29 normal 18 30 normal 1 salah 12 10 9 12 benar 6 8 9 6 akurasi 33.33333 44.44444 50 33.33333 Dari pengujian pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa akurasi dari 18 data training paling tinggi adalah 50 dengan nilai k = 7. Akurasi yang didapatkan tentu masih kurang baik untuk dijadikan data training dalam sistem deteksi glaukoma. Tabel 4.6 Hasil penguajian 3 fold cross validation untuk 30 data No Citra Indikasi identifikasi k=3 k=5 k=7 k=9 1 1 glaukoma 1 1 1 1 2 2 glaukoma 1 1 1 1 3 3 glaukoma 1 1 1 1 4 4 glaukoma 1 1 1 1 5 5 glaukoma 1 1 1 1 6 16 normal 7 17 normal 8 18 normal 9 19 normal 1 10 20 normal 1 1 1 1 11 6 glaukoma 1 1 1 1 12 7 glaukoma 1 1 1 1 13 8 glaukoma 1 1 1 1 14 9 glaukoma 1 1 1 1 15 10 glaukoma 1 1 1 1 16 21 normal 1 1 1 1 17 22 normal 1 1 1 1 18 23 normal 1 1 1 1 19 24 normal 1 1 1 1 20 25 normal 1 1 1 1 21 11 glaukoma 1 1 1 22 12 glaukoma 1 1 1 23 13 glaukoma 24 14 glaukoma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 15 glaukoma 1 26 26 normal 27 27 normal 28 28 normal 1 29 29 normal 30 30 normal 1 Keterangan hasil uji 11 9 10 10 19 21 20 20 63.33333 70 66.66667 66.66667 Pengujian berikutnya yaitu menggunakan 30 data, dengan membagi data secara kedalam 3 kelompok data dimana masing-masing kelompok data terdiri dari 10 data citra. Hasil dari pengujian ini lebih baik dengan akurasi terbesar yang didapatkan adalah 70 dengan nilai k=5. Nilai akurasi untuk pengujian ini dapat dikatakan cukup untuk digunakan dalam sistem deteksi glaukoma. Akan tetapi karena keterbatasan data, maka pengujian untuk menemukan persentase benar dalam mendeteksi tidak dapat dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3. Hasil Identifikasi