Prevalensi hipertensi Pengaruh Faktor Sosio-Ekonomi terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan

Inhibitor dan CCB. ACE Inhibitor bekerja dengan mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II, sehingga terjadi penurunan tekanan darah, sedangkan CCB bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah, akibatnya pembuluh darah mengalami vasodilatasi Saseen and Maclaughun, 2008.

B. Pengaruh Faktor Sosio-Ekonomi terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan

Terapi Hipertensi Analisis hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square . Tingkat kemaknaan menggunakan nilai p0,05 pada interval kepercayaan 95. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan dengan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi p0,05.

1. Prevalensi hipertensi

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan prevalensi diperoleh bahwa ada 128 responden 57,9 yang pendidikannya ≤SMP menderita hipertensi, sedangkan di antara responden yang tingkat pendidikannya SMP, ada 20 responden 45,5 yang menderita hipertensi. Hasil uji statistik diperoleh nilai pα 0,0880,05 maka Ho gagal ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi antara responden dengan tingkat pendidikan ≤SMP dan SMP tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan dengan prevalensi. Tabel VI. Distribusi Responden di Dukuh Sembir menurut Faktor Sosio-Ekonomi dan Prevalensi Faktor Sosio- Ekonomi Prevalensi Total OR 95 CI p value Hipertensi Tidak Hipertensi n N N Tingkat Pendidikan ≤ SMP 128 57,9 93 42,1 221 100 1.652 0,862-3,166 0,088 SMP 20 45,5 24 54,5 44 100 Jumlah 148 55,8 117 44,2 265 100 Jenis Pekerjaan Indoor Outdoor Jumlah 43 105 148 60,6 54,1 55,8 28 89 117 39,4 45,9 44,2 71 194 265 100 100 100 1,302 0,748-2,264 0,214 Tingkat Penghasilan ≤UMR UMR Jumlah 129 19 148 55,8 55,9 55,8 102 15 117 44,2 44,1 44,2 231 34 265 100 100 100 0,998 0,484-2,062 0,574 OR = Odds Ratio Hasil analisis hubungan antara jenis pekerjaan dengan prevalensi diperoleh bahwa ada 43 responden 60,6 yang bekerja indoor menderita hipertensi, sedangkan di antara responden yang bekerja outdoor , ada 105 responden 54,1 yang menderita hipertensi. Hasil uji statistik diperoleh nilai pα 0,2140,05 maka Ho gagal ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi antara responden yang bekerja indoor dan outdoor tidak ada pengaruh antara jenis pekerjaan dengan prevalensi. Hasil analisis hubungan antara tingkat penghasilan dengan prevalensi diperoleh bahwa ada 129 responden 55,8 yang penghasilannya ≤UMR menderita hipertensi, sedangkan di antara responden yang tingkat penghasilannya UMR, ada 19 responden 55,9 yang menderita hipertensi. Hasil uji statistik diperoleh nilai pα 0,5740,05 maka Ho gagal ditolak sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi antara responden dengan tingkat penghasilan ≤UMR dan UMR tidak ada pengaruh antara tingkat penghasilan dengan prevalensi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan prevalensi hipertensi Tee, Teoh, Aiman, Aiful, Har, Tan, et al. , 2010. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan sub-analisis masing-masing tingkat pendidikan dengan prevalensi hipertensi dengan mengubah kategori pendidikan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara tingkat pendidikan SD dan ≥SMA dengan prevalensi hipertensi. Nilai p yang diperoleh adalah 0,018 dan Odds Ratio 2,444 1,206-4,956, artinya responden dengan tingkat pendidikan SD mempunyai peluang 2,444 kali untuk menderita hipertensi dibanding responden yang tingkat pendidikan ≥SMA. Rendahnya pendidikan berhubungan dengan prevalensi hipertensi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan kesulitan menerima informasi yang diberikan sehingga berdampak pada perilaku dan pola hidup sehat. Hasil ini juga dipertegas dengan penelitian yang dilakukan oleh Li et al . 2013 bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang buruk tentang penyakit hipertensi, sedangkan untuk hasil analisis jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan menunjukkan bahwa keduanya tidak berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi Suparto, 2010 dan Oliveira et al. , 2014.

2. Tingkat kesadaran akan hipertensi

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93