Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

70 tahun, dan 51-60 dengan 70 tahun Lampiran 10. Dilihat dari rata-rata tekanan darah sistolik prevalensi hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan adanya proses degeneratif yang lebih sering terjadi pada usia tua Davey, 2005. Apabila ingin mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang sebarannya normal, maka dapat dilakukan uji normalitas variabel yang berjenis numerik yaitu umur. Data yang mempunyai sebaran normal dianggap dapat mewakili populasi. Peneliti mencoba melihat apakah data yang didapatkan memiliki sebaran normal atau tidak. Dari uji normalitas variabel umur menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Akan tetapi menurut Salim 1999 apabila distribusi dari populasi sangat jauh dari normal maka dibutuhkan jumlah sampel yang lebih sedikit untuk distribusi populasi mendekati distribusi normal. Dikatakan sampel kecil bila jumlah sampel kurang dari 30 dan sampel besar bila jumlah sampel lebih dari 30.

A. Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

Dukuh Sembir terletak di Desa Madurejo dan merupakan salah satu dukuh di Kabupaten Sleman dengan prevalensi penyandang hipertensi yang tinggi. Berdasarkan data tahun 2012, keseluruhan jumlah penduduk adalah 972 orang. Responden dalam penelitian ini adalah penduduk dewasa yang berusia ≥40 tahun yang bersedia mengikuti informed consent . Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk dengan umur ≥40 tahun adalah 402 orang. Dari hasil penelitian didapatkan responden sebanyak 272 orang, tetapi yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 265 responden. Gambar 5. Bagan Profil Responden Berdasarkan Rule of Halves Gambar 6. Grafik Profil Responden Berdasarkan Rule of Halves Berdasarkan Gambar 5 dan 6. Dapat dilihat bahwa data yang diperoleh relatif masih sesuai dengan Rule of Halves Stahl, 1976. Dari 265 responden, 148 responden 55,8 mengalami hipertensi, 77 responden 29,1 yang mengalami 100 55,8 29,1 17,3 20 40 60 80 100 120 Responden Rule of Halves Populasi Sampel Hipertensi Sadar Terapi Populasi di dukuh Sembir 972 Populasi penelitian 402 Tidak hipertensi 117 44,2 Hipertensi 148 55,8 Tidak sadar hipertensi 71 26,7 Sadar hipertensi 77 29,1 Tidak terapi 31 11,8 Terapi 46 17,3 Populasi penelitian 265 100 hipertensi mengaku sadar menderita hipertensi, dan 46 responden 17,3 yang sadar mengalami hipertensi melakukan terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 265 responden, sebanyak 250 orang 94,3 tipe pengobatannya pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, dokter praktik, bidan, mantri dan sisanya 15 responden 5,7 memilih tidak pergi ke tempat pelayanan kesehatan. Dari 46 responden yang melakukan terapi, 29 responden 63 sumber terapinya dari biaya sendiri sedangkan 17 responden 40 dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan, Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS, maupun Asuransi Kesehatan ASKES. Rutinitas terapi responden hipertensi 3 bulan sebanyak 7 orang 15,2 dan 3 bulan sebanyak 39 orang 84,8. Untuk tipe terapi kebanyakan responden hipertensi mengkonsumsi obat 95,6, seperti amlodipin, kaptopril, nifedipin, hidroklorotiazid HCT, sisanya mengkonsumsi jamu 2,2 dan membuat mandiri dengan menggunakan daun alpukat 2,2. Namun, banyak dari responden yang melakukan terapi lupa bahkan tidak tahu nama obat yang dikonsumsi. Tabel V. Profil Obat Antihipertensi yang Digunakan Responden Terapi Jenis Obat Jumlah Amlodipin Kaptopril Nifedipin HCT Lupatidak tahu nama obat 6 10 2 1 25 Dari data yang terbatas tersebut, dapat dilihat bahwa responden yang melakukan terapi kebanyakan mengkonsumsi obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor dan CCB. ACE Inhibitor bekerja dengan mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II, sehingga terjadi penurunan tekanan darah, sedangkan CCB bekerja dengan menghambat masuknya ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah, akibatnya pembuluh darah mengalami vasodilatasi Saseen and Maclaughun, 2008.

B. Pengaruh Faktor Sosio-Ekonomi terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93