Jaringan Irigasi Tri Utomo 07 0404 042

11 menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah. Kebutuhan akan air bagi kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung makin meningkat. Untuk meningkatkan ketersediaan air permukaan perlu ada tindakan yaitu dengan memperbaiki kondisi Daerah Aliran Sungai DAS yang sudah memburuk menjadi hijau kembali dengan membuat storage di permukaan dalam bentuk waduk.

2.3 Jaringan Irigasi

Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha untuk memberikan air guna keperluan pertanian yang dilakukan dengan tertib dan teratur untuk daerah pertanian yang membutuhkannya dan kemudian air itu dipergunakan secara tertib dan teratur dan dibuang kesaluran pembuangan. Istilah irigasi diartikan suatu bidang pembinaan atas air dari sumber – sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang terkandung didalamnya, baik yang alamiah maupun yang diusahakan manusia. Pengairan selanjutnya diartikan sebagai pemanfaatan serta pengaturan air dan sumber – sumber air yang meliputi irigasi, pengembangan daerah rawa, pengendalian banjir, serta usaha perbaikan sungai, waduk dan pengaturan penyediaan air minum, air perkotaan dan air industri. Universitas Sumatera Utara 12 Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk atau primer, saluran sekunder, dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya. Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang berikut, saluran turutan serta bangunan pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier. Dari segi konstruksi jaringan irigasi, Pasandaran 1991 mengklasifikasikan sistem irigasi menjadi empat jenis yaitu : 1. Irigasi Sederhana Adalah sistem Irigasi yang sitem konstruksinya tidak menggunakan alat ukur atau pintu-pintu masih sangat sederhana dan pada umumnya dimulai dari bangunan utama sampai dengan saluran tersier masih sangat sederhana dan sebahagian asli dari bangunan alam, sehingga efisiensinya rendah. 2. Irigasi Setengah Teknis Adalah sistem Irigasi dengan sistem konstruksi pintu pengatur dan alat pengukur pada bangunan pengambilan head work saja, sehingga air hanya teratut dan terukur pada bangunan pengambilan saja dengan demikian efesiensinya sedang. 3. Irigasi Teknis Universitas Sumatera Utara 13 Adalah sistem irigasi yang dilengkapi dengan alat pengatur dan pengukur air pada bangunan pengambilan, bangunan bagi dan bangunan sadap sehingga air terukur dan teratur sampai bangunan bagi dan sadap, diharapkan efesiensinya tinggi. 4. Irigasi Teknis Maju Adalah sistem irigasi yang airnya dapat diatur dan terukurpada seluruh jaringan dan diharapkan efisiensinya sangat tinggi. Petak irigasi adalah petak lahan yang memperoleh air irigasi. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang merupakan kesatuan dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama. Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter masing – masing seluas 8 sampai dengan 15 hektar. Tabel 2.1 Klasifikasi Irigasi KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI Teknis Semiteknis Sederhana 1. Bangunan utama Bangunan permanen Bangunan permanent atau semi permanen Bangunan sementara

2. Kemampuan

bangunan dalam mengukur mengatur debit baik sedang Jelek

3. Jaringan saluran

Saluran irigasi dan pembuang terpisah Saluran irigasi dan pembuang tidak sepenuhnya terpisah Saluran irigasi dan pembuang jadi satu

4. Petak tersier

Dikembangkan sepenuhnya Belum dikembangkan atau densitas bangunan tersier jarang Belum ada jaringan terpisah yang dikembangkan

5. Efisiensi secara

keseluruhan 50 – 60 40 – 50 40 Universitas Sumatera Utara 14 6. Ukuran Tak ada batasan Sampai 2.000 ha Tak lebih dari 500 ha Sumber:Direktorat Jendral Pengairan, Standart Perencanaan Irigasi KP-01:1986 2.4 Analisa Hidrologi 2.4.1 Curah Hujan Rata – Rata