29 diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat meresapnya air melalui tanggul sawah.
Laju perkolasi normal pada tanah lempung sesudah dilakukan genangan berkisar antara 1 sampai 3 mmhari. Di daerah dengan kemiringan diatas 5 , paling tidak
akan ter terjadi kehilangan 5 mmhari akibat perkolasi dan rembesan. Faktor yang mempengaruhi perkolasi adalah :
• Tekstur tanah • Permeabilitas tanah
• Letak permukaan air tanah • Tebal lapisan tanah bagian atas
2.5.8 Pergantian Lapisan Air
a Setelah pemupukan, usahakan untuk menjadwalkan dan mengganti lapisan air menurut kebutuhan.
b Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2 kali, masing – masing 50 mm 3,3 mmhari selama 12 bulan selama
sebulan dan dua bulan setelah transplatasi.
2.6 Pola Tanam
Pola tanam ialah susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama satu tahun yang umumnya di Indonesia dikelompokkan dalam tiga jenis tanaman, yaitu
padi, tebu, dan palawija. Umumnya pola tanam mengikuti debit andalan yang tersedia untuk mendapatkan luas tanam yang seluas-luasnya. Terbatasnya
persediaan air adalah alasan yang mempengaruhi penyusunan pola tanam dalam satu tahun. Rencana tata tanam bagi daerah irigasi berguna untuk menyusun suatu
Universitas Sumatera Utara
30 pola pemanfaatan air irigasi yang tersedia untuk memperoleh hasil produksi tanam
yang sebesar-besarnya bagi usaha pertanian. Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangi, maka areal irigasi harus
dibagi-bagi menjadi sedikitnya tiga atau empat golongan. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan luas lahan tanam maksimal dari debit yang tersedia.
Perencanaan golongan dilakukan dengan cara membagi lahan tanam dengan masa awal tanam yang berbeda. Langkah ini ditempuh dengan alasan tidak
mencukupinya jumlah kebutuhan air apabila dilakukan penanaman secara serentak atau bisa juga dengan asumsi apabila tidak turunnya hujan untuk
beberapa saat ke depan. Termasuk juga dikarenakan keterbatasan dari sumber daya manusianya maupun bangunan pelengkap yang ada.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Secara garis besar bab ini memberikan gambaran umum tentang lokasi penelitian beserta tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada penelitian tentang
“Analisis Optimalisasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Waduk Keuliling Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam”.
3.1 Metodologi Penelitian
Metode yang dipakai dalam studi kali ini ialah dengan mengacu pada beberapa pokok pikiran, teori dan rumusan-rumusan empiris yang ada pada
beberapa literatur, yang diharapkan dapat memperoleh cara untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi dari Waduk Keuliling, Aceh Besar, NAD.
Tugas Akhir ini disusun dalam ruang lingkup pekerjaan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan Tugas Akhir meliputi data
sekunder yang diperoleh secara tidak langsung berupa catatan maupun hasil penelitian dari pihak lain. Pada tahap ini, gambar-gambar dan data-data yang
harus didapat dari instansi-instansi terkait antara lain meliputi ; • Peta lokasi studi dan peta daerah irigasi untuk mengetahui lokasi studi
perencanaan • Curah hujan, untuk mengetahui curah hujan efektif, juga sebagai dasar
untuk menentukan debit andalan.
Universitas Sumatera Utara
32 • Data debit inflow, sebagai data inflow waduk untuk menghitung debit
andalan. • Data teknis waduk Keuliling, untuk mengetahui gambaran kondisi
waduk secara umum serta areal layanan waduk. 2. Melakukan studi pustaka yang berasal dari textbook, jurnal dan catatan kuliah
sebagai bahan acuan agar dapat melaksanakan tugas akhir dengan baik sesuai dengan tahapannya. Adapun yang menjadi bahan acuan ialah antara lain
deskripsi tentang Irigasi Waduk Keuliling dan masalah kebutuhan air irigasi. 3. Melakukan analisa hidrologi, yaitu membahas mengenai perhitungan
evapotranspirasi, curah hujan efektif dan volume andalan waduk.
3.2 Deskripsi Daerah Studi