Database CDSISIS Pengindeksan Indexing

13 melakukan proses tersebut terpisah pada database yang berbeda. Database repository biasanya dibahas dan digunakan dalam data warehousing dan business intelligence. Repository biasanya membutuhkan proses agregasi data dimana pada tingkat database yang lebih rendah tidak dapat melakukannya, sehingga memerlukan tingkat pembuatan struktur data yang lebih tinggi Hartono, 2013- 2014.

2.3 Database CDSISIS

CDSISIS Computerized Documentation Services Integrated Set of Information System merupakan perangkat lunak sistem penyimpanan dan temu kembali informasi Information Storage and Retrieval System yang dirancang untuk komputerisasi pengelolaan database non numerik yang terstruktur terutama yang berupa teks. CDSISIS ini sangat cocok digunakan untuk komputerisasi perpustakaan atau lembaga informasi lainnya yang banyak menggunakan data teks pada database yang dikelolanya. CDSISIS adalah software database katalog untuk perpustakaan yang sangat sederhana tetapi mempunyai kinerja baik. Dikembangkan oleh Unesco untuk negara berkembang. Di Indonesia, sebagian besar perpustakaan baik besar maupun kecil telah lama menggunakan CDSISIS untuk mengelola database bibliografinya secara elektronik. CDS\ISIS menyediakan fasilitas perancangan data base, untuk buku sudah ada standar pengeloaan data base dengan sistem penetuan ruas TAG mengacu pada formulir Indomarc Indonesisan Machinery Readable Catalogue. Format ini sebagai implementasi dari International Standard Organization ISO Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah format Universitas Sumatera Utara 14 untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital yang terbacakan mesin machine-readable lainnya.

2.4 Database Ms.Access

Menurut Staven 2007, 72 Microsoft Access adalah suatu piranti lunak dari Microsoft Corporation yang membantu proses pembuatan database. Sedangkan menurut Supardi 2006, 07 microsoft Accsess salah satu pengolah database termudah dan handal, produk microsoft walaupun dalam penerapan program berorientasi objek mengalami kesulitan tetapi microsoft accses tercepat dan termudah dalam membuat program aplikasi bisnis. Selain tabel, sebuah file database Access juga berisi bermacam-macam obyek database yang lain diantaranya: 1. Queri untuk mengorganisasi data, 2. Forms untuk berinteraksi dengan data pada layar, 3. Reports untuk mencetak hasil, 4. Macros dan program Visual Basic untuk memperluas fungsionalitas dari aplikasi database.

2.4.1 Pengembangan dengan Access

Access mengizinkan pengembangan yang relatif cepat karena semua tabel basis data, kueri, form, dan report disimpan di dalam berkas basis data miliknya. Untuk membuat Query, Access menggunakan Query Design Grid, sebuah program berbasis grafis yang mengizinkan para penggunanya untuk membuat query tanpa harus mengetahui bahasa pemrograman SQL. DI dalam Query Design Grid, para pengguna dapat memperlihatkan tabel basis data sumber dari query, dan memilih field-field mana yang hendak dikembalikan oleh proses dengan Universitas Sumatera Utara 15 mengklik dan menyeretnya ke dalam grid. Join juga dapat dibuat dengan cara mengklik dan menyeret field-field dalam tabel ke dalam field dalam tabel lainnya. Access juga mengizinkan pengguna untuk melihat dan memanipulasi kode SQL jika memang diperlukan. Bahasa pemrograman yang tersedia di dalam Access adalah Microsoft Visual Basic for Applications VBA, seperti halnya dalam beberapa aplikasi Microsoft Office. Dua buah pustaka komponen Component Object Model COM untuk mengakses basis data pun disediakan, yakni Data Access Object DAO, yang hanya terdapat di dalam Access 97, dan ActiveX Data Objects ADO yang tersedia dalam versi-versi Access terbaru.

2.5 Pengindeksan Indexing

Indeks merupakan alat bantu penelusuran yang paling banyak dikenal di masyarakat. Indeks berfungsi mempermudah mencari atau menelusuri kepingan- kepingan informasi spesifik dalam jajaran informasi yang besar jumlahnya. Indeks juga mudah digunakan karena tersusun menurut urutan abjad. Indeks berarti daftar yang disusun alfabetis, yang biasanya ditempatkan pada bagian akhir suatu buku; berupa nama orang, subyek dan lain sebagainya. Penyajian indeks sangat beragam, ada yang disusun alfabetis pada akhir buku, indeks pada buku yang berjilid, ensiklopedi misalnya, pada majalah, dan ada indeks artikel. Petunjuk berupa angka atau huruf maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan pada pencari informasi, bahwa informasi yang lebih Universitas Sumatera Utara 16 lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk tanda itu Lasa 1990, 42- 43. Yusup Yusup dan Subekti 2010, 226 menyatakan bahwa bahan-bahan yang diindeks kebanyakan merupakan informasi yang terdapat dalam majalah- majalah, baik yang umum maupun yang khusus, informasi pada surat kabar, informasi yang terdapat pada buku-buku tertentu, dan informasi yang terdapat pada media lain, yang jelas termasuk indeks yang menunjuk ke halaman-halaman buku concordance. Menurut Silvana 2002, 17 ada dua macam indeks, yaitu: 1 indeks buku, yang mencakup isi buku tersebut dan kumpulan buku atau katalog buku; 2 indeks majalah, yang mencakup per-artikel dan kumpulan majalah atau katalog majalah. Selain itu indeks terdiri dari: 1 subjek, berisi susunan entri-entri materi yang dibahas, memungkinkan penelusuran informasi melalui pendekatan subjek; 2 pengarang atau nama, berisi susunan entri-entri materi yang indeks, pendekatannya melalui pengarang. Silvana 2002, 18 menjelaskan bahasa yang digunakan dalam pembuatan indeks yang meliputi: 1 controlled indexing language bahasa indeks terkendali, merupakan kata atau istilah yang terdapat pada daftar tajuk subjek, seperti searslist of subject heading, library congress of subject heading, theasaurus; 2 free indexing language bahasa indeks bebas, merupakan kata atau istilah yang sesuai dengan subjek dipergunakan dalam istilah indeks. Free indexing language merupakan bahasa yang dikenal dalam indeks komputer; 3 natural indexing Universitas Sumatera Utara 17 language bahasa indeks alami, merupakan pemakaian kata atau istilah sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh pengarang atau dokumen tersebut. Menurut Irma 2011 perkembangan pengindeksaan subyek yaitu sebagai berikut: 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing Bahasa indeks Indexing language Controlled vocabulary atau kosakata terkendali Pengindeksan kata Derivative indexing Bahasa alami Natural language Kosakata bebas, kata kunci atau keywords 2. Pengindeksan pralaras Pre-coordinated indexing Pengindeksan pascalaras Post- coordinated indexing a. PENGINDEKSAN KONSEP Assignment indexing atau concept indexing Pada tahap ke-1 dari proses pengindeksan, yaitu pada tahap analisis, pengindeks indexer mempelajari isi dokumen untuk mengidentifikasi KONSEP-KONSEP penting yang dibahas dalam dokumen. Kemudian pada tahap penerjemahan, ia menggunakan bahasa indeks seperti bagan klasifikasi atau daftar tajuk subyek untuk menetapkan notasi, tajuk subyek, atau deskriptor, yang dapat mewakili konsep-konsep tsb. to assign = memberikan, menetapkan. Universitas Sumatera Utara 18 Dalam assignment indexing atau concept indexing pengindeks tidak sekedar mengambil kata-kata yang ditemukannya dalam dokumen, tetapi harus mengenali konsep-konsep yang berada di belakang kata-kata tsb. Dengan demikian pemakai atau penelusur sistem temu balik informasi dapat menemukan kembali retrieve semua dokumen tentang konsep tertentu, meskipun istilah yang ia gunakan untuk konsep tsb. berbeda dari istilah yang digunakan penyusun dokumen atau istilah yang digunakan dalam sistem temu kembali tsb. untuk konsep tsb. Ciri-ciri: 1. Menggunakan bahasa indeks atau kosa kata terkendali controlled vocabulary 2. Gangguan atau noise akibat adanya sinonim dan homonim teratasi 3. Hubungan antar konsep terlihat lewat acuan “ lihat juga” atau “see also”, sistem penunjukan lain, atau karena subyek yang berhubungan ditempatkan berdekatan dalam urutan sistematis b. PENGINDEKSAN KATA Derivative indexing Pengindeks mengambil kataistilah sebagaimana adanya dari judul dokumen, abstrak dokumen atau teks seluruh dokumen. to derive = mengambil atau memperoleh dari. Juga disebut term indexing atau keyword indexing. Ciri-ciri: 1. Menggunakan bahasa dokumen, jadi bahasa alami natural language atau kosa kata tak terkendali 2. Ada gangguan atau noise akibat sinonim dan homonim Universitas Sumatera Utara 19 3. Hubungan antar subyek tidak terlihatdiperlihatkan 4. Mudah dikerjakan, tidak memerlukan kemampuan intelektual 5. Dapat dikerjakan secara mekanis oleh komputer c. PENGINDEKSAN PRALARAS PRA-KOORDINASI Pre-coordinate indexing Perbedaan utama antara pengindeksan pralaras dengan pascalaras terletak pada cara subyek majemuk diindeks. Ciri utama: Penggabungan konsep-konsep untuk menyatakan suatu subyek majemuk dilakukan pada tahap pengindeksan tahap input. Disebut pre-coordinate, pra-koordinasi atau pralaras sebab koordinasi atau penggabungan istilah indeks untuk deskripsi indeks dilakukan pada tahap masukan atau input, jadi sebelum = pra- penelusuran dilakukan. Terutama digunakan untuk indeks tercetak seperti dalam majalah indeks dan abstrak, bibliografi nasional, indeks majalah, dan juga katalog subyek perpustakaan yang belum berbentuk OPAC. Bahasa indeks yang cocok untuk pengindeksan pra- koordinasi adalah daftar tajuk subyek. Ciri: 1. Subyek majemuk diperlakukan sebagai satu kesatuan 2. Pembentukan subyek majemuk dikerjakan pada tahap pengindeksan input 3. Perlu urutan sitiran citation order agar pengindeksan taat azas 4. Pendekatan terhadap subyek bersifat linear Contoh: Topik: Klasifikasi peta di perpustakaan khusus di Australia Universitas Sumatera Utara 20 PERPUSTAKAAN KHUSUS – PETA – KLASIFIKASI – AUSTRALIA Topik: Konstruksi jembatan dengan beton bertulang JEMBATAN – KONSTRUKSI – BETON BERTULANG Topik: Kiat pemasaran jamu di lingkungan masyarakat kota JAMU – PEMASARAN – MASYARAKAT KOTA Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi tajuk subyek disusun menurut urutan sitasi urutan faset. d. PENGINDEKSAN PASCALARAS PASCA-KOORDINASI Post-coordinate indexing Ciri utama: Penggabungan konsep-konsep untuk menyatakan subyek majemuk dilakukan pada tahap penelusuran output. Disebut post-coordinate, pasca - koordinasi, sebab koordinasi atau penggabungan istilah indeks dilakukan pada tahap penelusuran. Pada tahap pengindeksan = tahap masukan atau input dokumen di-indeks dengan menggunakan istilah-istilah indeks yang mewakili konsep-konsep tunggal. Pada tahap output = penelusuran penelusur menggabungkan istilah-istilah indeks sesuai dengan subyek yang dicarinya. Penggabungan ini tidak memerlukan urutan sitasi, karena pendekatan terhadap subyek majemuk dalam sistem pasca- koordinasi bersifat multi-dimensional. Bahasa indeks yang sesuai untuk sistem pasca-koordinasi adalah tesaurus. Ciri: 1. Pada tahap masukan konsep-konsep tunggal di-indeks 2. Tidak diperlukan urutan sitasi Universitas Sumatera Utara 21 3. Penggabungan atau kombinasi konsep dilakukan oleh penelusur pada tahap penelusuran 4. Pendekatan bersifat multidimensional 5. Sistem pasca-koordinasi baru bisa efektif apabila diterapkan dalam sistem berbantuan komputer Contoh: Topik: Klasifikasi peta di perpustakaan khusus di Australia. KLASIFIKASI PETA PERPUSTAKAAN KHUSUS AUSTRALIA Dengan kemajuan teknologi maka muncul indeks web, kegiatan ini disebut pula pengindeksan internet, termasuk gaya indeks belakang buku pada setiap situs atau internet, dan pembuatan metadata kata kunci guna memberikan kosakata yang lebih bermanfaat untuk internet atau mesin pencari. Dengan peningkatan jumlah majalah yang memiliki artikel on-line pengindeksan web menjadi penting. Menurut Browne Browne dan Jeremy 2004 mengkategorikan pengindeksan web sebagai berikut : 1. Granularity of indexes Kategori ini merupakan indeks tingkat rinci dilihat dari penyajian atau penggambaran informasi. Semakin rinci informasinya, kelompoknya semakin kecil. Indeks yang teraut pada paragraf khusus tampaknya lebih rinci daripada daftar isi atau peta situs yang tertaut pada halaman khusus. Indeks semacam ini mengambil pola indeks belakang buku yang digunakan oleh situs web individu Universitas Sumatera Utara 22 dan untuk dokumen dalam situs web, juga untuk bahan non naskah seperti gambar dan presentasi multimedia dengan teks atau digabung dengan media lain. 2. Indeks bahan yang telah diketahui Indeks itu mencocokan pencarian, dan indeks akan sesuai pencarian apabila pemustaka tahu persis yang mereke cari. Indeks yang bagus menyediakan berbagai sinonim sebagai titik akses dan membimbing pengguna antara istilah dengan menggunakan rujukan silang. Tentu saja pengguna cukup dengan beberapa titik entri kedalam indeks. Sementara dengan melihat-lihat memerlukan pengetahuan yang sama atau bahkan lebih. Lagi pula pandangan mereka tentang kategori yang tepat mungkin berbeda dengan pandangan yang dihadiran oleh taksonomi yang digunakan. Misalnya dalam direktori Yahoo dir.yahoo.com kita melihat bird burung dibawah binatang, akan tetapi jika kita tertarik pada kegiatan birding mengamati dan mengidentifikasi burung dalam habitatnya , kita harus mengikuti jejak rekreasi. 3. Indeks berdasarkan jenis dokumen Kebanyakan indeks situs web adalah indeks untuk keseluruhan web. Prinsip yang sama utama dalam kasus ini adalah konten yang diindeks, pengguna, frekuensi pemutakhiran, dan khalayak yang diharapkan. Indeks pada buku memerlukan pertimbangan penyediaan teks apakah kita akan mengakses bab secara keseluruhan sekaligus dan tingkat kerincian pengindeksan misalnya, apakah anda akan menautkan pada paraggraf secara individual. Para pengindeks jurnal perlu menentukan beberapa informasi sitran yang disediakan misalnya, apakah taut menyatakan volume, issue, dan tahun pengindeksan.

2.6 Pengabstrakan