Penelusuran Search Engine Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan Database Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)

25 f. Menghitung jumlah kata penting dalam kelompok cluster dan kuadratnya dibagi dengan jumlah total kata dalam kelompok merupakan nilai kelompok. g. Faktor signifikansi kalimat adalah nilai kelompok yang tertinggi atau jumlah dari nilai-nilai kelompok dalam kalimat. Sebagai sumber informasi, abstrak mempunyai banyak keuntungan khususnya bagi pencari informasi yang mempunyai banyak kegiatan. Dengan membaca indeks dapat menghemat waktu karena dapat merasa cukup apabila hanya membaca indeks saja.

2.7 Penelusuran Search Engine

Setelah data disimpan dalam database, maka sistem informasi harus mampu menemukan kembali secara cepat dan tepat. Penelusuran informasi merupakan bagian dari sistem temu kembali informasi yang mempunyai peranan penting dalam melakukan akses terhadap informasi. Sehingga apabila ingin menghasilkan tingkat presisi informasi yang tinggi maka perlu dilakukan penelusuran dengan tepat. Menurut Prasetiawan 2011 penelusuran informasi merupakan kegiatan menelusur kembali seluruh atau sebagian informasi yang pernah ditulis atau diterbitkan melalui sarana temu kembali informasi yang tersedia. Sedangkan strategi penelusuran adalah penelusuran yangdilakukan secara sistematis systematic searching, yang meliputi cara-cara bagaimana menggunakan kata kunci keyword, frase, subjek dokumen, menggunakan logika boolean boolean logic serta fasilitas-fasilitas penelusuran lain yang tersedia padamasing-masing search engines. Dengan strategi penelusuran ini diharapkan penelusur user, bisa Universitas Sumatera Utara 26 menemukan dokumen atau informasi yang diperlukan secara cepat dan tepatrelevan.” Chowdhury 2001 menyatakan bahwa dalam mengatasi permasalahan dalam penelusuran harus memiliki 6 kemampuan untuk melakukan penelusuran informasi, antara lain sebagai berikut: 1. Penentuan perintah Mengatasi permasalahan informasi dimulai dengan memahami dengan jelas masalah yang ada dari sudut pandang informasi yang dibutuhkan. Eisenberg and Berkowitz yang dikutip oleh Chowdhury, 2004. Jadi, ketika akan mencari informasi kita harus terlebih dahulu menentukan topik yang tepat. 2. Strategi pencarian informasi Strategi pencarian adalah suatu proses untuk bisa mendapatkan dokumen yang benar-benar relevan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3. Lokasi dan aksesnya Tahapan ini penerapan strategi penelusuran informasi digunakan. Setelah sumber informasi yang akan dicari telah diketahui, pengguna harus menggunakan strategi pencarían untuk menemukan kembali informasi yang dibutuhkan. Pada saat kemampuan penelusuran mencari informasi yang dibutuhkan pengguna harus mengerti bagian dari strategi penelusuran yaitu penggunaan sarana pencarían seperti mesin pencari pada website, CD-ROMs, basis data online atau jurnal online, indeks, abstrak, dan berbagai macam sumber informasi online. 4. Penggunaan informasi Setelah lokasi informasi telah ditentukan, pengguna membutuhkan informasi tersebut untuk digunakan. Informasi memiliki berbagai macam bentuk dan formatnya. Akan tetapi, setiap bentuk atau format membutuhkan kemampuan dalam penggunaanya. 5. Perpaduan informasi Konteks yang dimaksud perpaduannya adalah semua aplikasi sistem temu kembali informasi disesuaikan dengan perintah yang dicari. Misalkan informasi yang dicari melalui mesin pencari, maka disesuaikan juga kebutuhan informasinya contoh menurut formatnya. Pada mesin pencari ada sarana dan teknik yang digunakan untuk memadukan informasi yang diinginkan agar keluaran yang didapat sesuai. 6. Evaluasi Pada tahap evaluasi melibatkan pemeriksaan terhadap hasil dari informasi yang telah dicari. Pada proses penelusuran diperbaiki jika tidak menemukan informasi yang diinginkan. Dapat membuat pertanyaan seperti dibawah ini: Universitas Sumatera Utara 27 a Apakah cara yang digunakan sesuai ? b Apakah informasi yang diinginkan berhasil ditemukan ? c Apakah ada pemecahan masalah ketika informasi tidak ditemukan ? Dari uraian di atas, ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan proses penelusuran informasi antara lain : 1. Memahami query 2. Menganalisis dan menggambarkan query yang dapat digunakan untuk menerangkan tipe sumbernya 3. Menyeleksi sumber informasi yang tepat 4. Menyeleksi dan menggunakan sarana indekskamus, thesaurus, daftar tajuk subyek, dan lain lain 5. Temu kembali informasi 6. Memeriksa temu kembali informasi 7. Memodifikasi query, mengganti basis data, dll. Formulasi query diperlukan dalam penelusuran, menurut W. B. Croft 2010, 114 dalam query representation and understanding workshop report, mengemukakan bahwa : The process of query formulation also referred to as query rewriting or query transformation modifies the original keyword query submitted by the user to the search engine in order to better represent the underlying intent of the query. The formulated query is then used as an input to the search engine’s ranking algorithm. Thus, the primary goal of query formulation is to improve the overall quality of the ranking presented to the user in response to her query. Pendapat di atas apabila diartikan bahwa proses perumusan query juga disebut sebagai permintaan menulis ulang atau transformasi permintaan memodifikasi asli permintaan kata kunci yang diajukan oleh pengguna ke mesin pencari rangka untuk lebih mewakili maksud yang mendasari query. Permintaan dirumuskan kemudian digunakan sebagai masukan untuk pencarian peringkat algoritma mesin. Dengan demikian, tujuan utama dari permintaan formulasi adalah untuk meningkatkan kualitas keseluruhan dari peringkat disajikan kepada pengguna dalam menanggapi pertanyaannya. Universitas Sumatera Utara 28 Ada dua tahapan dalam memformulasikan query seperti menurut. Guo 2008: 379 : Query formulation is usually divided into two main processing stages. The first processing stage, which is usually referred to as query refinement, alters the query on the morphological level e.g., tokenization, spelling corrections, stemming, etc.. After the query refinement stage is completed, the sec ond processing stage alters the query on the structural level. Such structural alterations may include, among other actions, segmenting the query into atomic concepts i.e., combinations of terms, assigning weights to these concepts, or expanding the query with related weighted concepts. Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa formulasi query biasanya dibagi menjadi dua tahapan proses utama. Tahapan pertama, yang biasanya disebut sebagai perbaikan query, mengubah query pada tingkat morfologi misalnya, tokenization, koreksi ejaan, stemming, dan lain lain. Setelah tahap perbaikan permintaan selesai, tahap kedua, mengubah query pada tingkat struktural. Perubahan struktural tersebut dapat mencakup, antara lain tindakan, segmentasi query ke dalam konsep atom yaitu, pengkombinasian istilah, pemberian bobot konsep-konsep, atau memperluas query dengan konsep tertimbang terkait.

2.8 Kemampuan Pustakawan