Pemurnian air Air .1 Pengertian air

2.3 Air 2.3.1 Pengertian air Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni. Air alam mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga mengandung mikroorganisme. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum masih bisa digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun kepentingan rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, dan masih banyak yang lainnya. Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kwalitas air, sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat masuknya makhuk hidup, zat, atau energi ke dalam air, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya atau kegunaannya.

2.3.2 Pemurnian air

Fungsi pemurnian air antara lain : Sumber : SPO Pengolahan Kelapa Sawit, 2011 1 Mengolah air dari sumber air sehingga memenuhi persyaratan untuk digunakan di pabrik dan perumahan. 2 Mengolah air sehingga didapatkan air yang memenuhi persyaratan untuk air umpan Ketel. Proses pemurnian air yang dilakukan di PTPN IV PKS Gunung Bayu adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Water basin Adalah bak penampung sementara air sementara dari sumber air yang berfungsi untuk mengendapkan kotoranpasir, sehingga air yang dijernihkan di Water Clarifier bisa lebih bersih, pemakain tawas lebih hemat, pompa tidak cepat aus dan kualitas air tidak berfluktuasi. 2 Water Clarifier Tank Berfungsi untuk melanjutkan penjernihan terhadap air dari water basin. Air dalam water clarifier diberi injeksi tawas-tawas melalui pipa air masuk. Tawas akan bereaksi dengan padatan terlarut kotoran-kotoran yang ada dalam air membentuk floc-floc lumpurkotoran yang akan mengendap di dasar tangki Bila pH air sebelum masuk ke tangki water clarifier 5.5, maka perlu diberi soda ash untuk menaikkan pH menjadi 5.5-8.0 untuk memperoleh hasil reaksi yang maksimal antara tawas dengan kotoran-kotoran dalam air. Jumlah tawas yang diberikan sangat relatif tergantung pada kualitas air yang masuk ke tangki water clarifier. Semakin kotor air yang masuk ke tangki water clarifier, maka semakin banyak jumlah tawas yang harus diberikan. Pada umumnya jumlah tawas yang diberikan adalah 25-50 ppm. Jumlah tawas yang tepat yang sesuai kebutuhan dapat dihitung berdasarkan analisa laboratorium dengan menggunakan floculator. 3 Sand Filter Fungsi dari sand filter adalah untuk menangkapmenyaring kotoran yang melayang dengan menggunakan pasir kwarsa atas, batu kerikil kecil tengah, dan batu krikil yang agak besar bawah. Perbandingan jumlah pasir, kerikil kecil dan kerikil besar adalah 40:30:30 Universitas Sumatera Utara Pada sand filter terdapat 2 buah manometer yang berfungsi untuk menentukan apakah sudah saatny dilakukan back wash atau belum. Indikatornya adalah apabila selisih antara manometer yang di atas dan yang di bawah sudah mencapai 2.9 psi =0.2 kgcm 2 berarti sand filter sudah dipenuhi oleh kotoranlumpur dan tangki sand filter harus segera di back wash 5-15 menitair back wash sudah bersih. Pasir atau batu kerikil harus diganti minimal 4 tahun sekali atau bila air yang masuk ke sand filter sangat kotor maka penggantian harus dilakukan lebih cepat. 4 Water Tower Tank Adalah sebagai tempat penimbunan air hasil penyaringan dari sand filter. Dari water tower tank menara air air didistribusikan ke pabrik dan perumahan. Khusus untuk memenuhi kebutuhan pabrik, fungsi water tower tank adalah agar air yang masuk ke Demint Plant dalam kondisi yang kontinu dan dengan tekanan yang stabil 5 Demin Plant Fungsinya untuk menangkap kotoran terlarut dalam air yang berupa kation dan anion terutama kalsium Ca, magnesium Mg, dan silika Si yang dapat mengakibatkan timbulnya kerak di dalam ketel. Tangki kation exchanger yang berisi resin kation berfungsi menangkap ion kalsium Ca dan magnesium Mg yang ditunjukkan dengan angka kesadahan, sedangkan anion exchanger berfungsi untuk menangkap ion silika SiO 2 . Bila kesadahan air keluar kation exchanger 2 ppm dan kandungan silika air keluar dari anion exchanger 5 ppm, berarti resin sudah jenuh dan harus dilakukan regenerasi. Cara memberikan regenerasi adalah dengan memberikan H 2 SO 4 untuk kation exchanger dan caustic soda NaOH untuk Universitas Sumatera Utara anion exchanger. Jumlah H 2 SO 4 yang harus diberikan sebanyak 20-40 grliter resin, sedangkan NaOH diberikan sebanyak 60-120 grliter resin. Contoh resin : Amberlit IR 402420Deolit. Waktu yang dibutuhkan untuk regenerasi adalah 3-4 jam. a b Gambar 2.8 a Anion Exchanger dan b Kation Exchanger Universitas Sumatera Utara 6 Feed Water Tank Adalah tangki yang berasal dari demint plant yang digunakan untuk air umpan boiler. Pada stasiun inilah pompa multi stage digunakan untuk memompakan air ke ketel melalui deaerator. Pemanasan di feed water tank menggunakan pipa injeksi uap langsung. Semakin tinggi temperatur air umpan semakin hemat pemakain bahan bakar, temperatur minimal 80 o C. Gambar 2.9 Feed Water Tank Universitas Sumatera Utara

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI

3.1 Objek

Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah tentang manajemen pemeliharaan pompa. Pemeliharaan pompa dilakukan dalam upaya menjaga kelancaran proses untuk menghasilkan jumlah uap yang dibutuhkan dalam proses pengolahan TBS di PTPN IV Gunung Bayu. 3.2 Metodologi Metode yang dilakukan penulis tujuannya adalah memberikan uraian dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun uraian penelitian yang dibuat penulis adalah sebagai berikut:

3.2.1 Jenis penelitian

Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode studi kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pemeliharaan pada pompa yang dilakukan. Dan melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang kuat.

3.2.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di PTPN IV Gunung Bayu Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara