Alur Penelitian Analisis Data

panjang telapak kaki dan tinggi badan dengan ukuran pintu atas panggul secara radiologis.

4.7. Alur Penelitian

PANGGUL SEMPIT PANGGUL ADEKUAT PASIEN SEKSIO SESARIA BAIK ELEKTIF MAUPUN EMERGENSI ATAS INDIKASI PANGGUL SEMPIT ATAU DISPROPORSI SEFALOPELVIK PELVIMETRI KLINIS SEBELUM ATAU PASCA SC. PASKA7SC: X7RAY PELVIMETRI PENGUKURAN UKURAN PANJANG TELAPAK KAKI DAN TINGGI BADAN IBU ANALISA DATA Universitas Sumatera Utara + Batasan Operasional 1. Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. 2. Disproporsi sefalopelvik yaitu persalinan macet akibat dari ketidakseimbangan antara ukuran kepala janin dan ukuran panggul ibu. Ketidakseimbangan fetopelvik bisa karena panggul sempit, ukuran janin yang besar, atau biasanya kombinasi dari dua di atas. 3. Panggul sempit adalah apabila ukuran panggul kurang 2 cm dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah panggul, pintu bawah panggul atau kombinasi dari ketiganya. 4. Tinggi badan adalah ukuran tinggi badan pasien. Tinggi badan diukur dengan menggunakan timbangan berat badan yang juga mempunyai alat pengukur tinggi badan yang diukur dalam ukuran sentimeter . 5. Ukuran sepatu adalah ukuran panjang kaki pasien yang diukur dari tumit sampai ujung jempol kaki yang diukur dengan meteran dalam satuan sentimeter. 6. Pelvimetri klinis adalah pemeriksaan pengukuran panggul dengan menggunakan jari tangan untuk mengukur ukuran pintu atas panggul konjugata diagonalis, pintu tengah panggul spina iskiadika dan pintu bawah panggul distansia intertuberum. 7. X ray pelvimetri adalah pemeriksaan pelvimetri radiologis dengan cara memotret panggul ibu menggunakan alat rontgen dalam posisi setengah duduk.

4.9. Analisis Data

1. Untuk pengolahan dan analisa data menggunakan program komputer sistem SPSS for Windows versi 16 2. Penyajian data dalam bentuk tabel. 3. Untuk mengetahui hubungan ukuran panjang telapak kaki dan tinggi badan ibu dengan ukuran pintu atas panggul digunakan uji t independent dan chi quadrat. Universitas Sumatera Utara - BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4 5 ? . . 4 5D Dr. Pirngadi Medan sejak 1 Juni 2011 sampai dengan 1 Juni 2012, baik yang mengalami seksio sesaria elektif maupun emergensi. Dari kedua rumah sakit tersebut, tercatat sebanyak 42 pasien seksio sesaria yang dioperasi atas indikasi panggul sempit atau disproporsi sefalopelvik yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia ikut serta dalam penelitian. Tabel 4.1. Karakteristik Kasus Penelitian Berdasarkan Usia, Paritas dan Tinggi Badan. Karakteristik Jumlah kasus penelitian N=42 Persentasi Umur tahun ≤ 20 5 11,9 21 30 21 50,0 31 35 10 23,8 35 6 14,3 Paritas Primipara 19 45,2 Sekundipara 17 40,5 Multipara 6 14,3 Indikasi Operasi Panggul Sempit 26 61,9 Disproporsi Sepalopelvik 16 38,1 Asal Rumah Sakit RSHAM 20 42,6 RSPM 22 52,4 Kelompok usia terbanyak adalah pada kelompok usia 21 30 tahun 50.0, diikuti berturut turut kelompok usia 31 35 tahun 23,8, kelompok usia 35 tahun 14,3, dan terkecil kelompok usia ≤20 11,9. Kebanyakan kasus penelitian berasal dari paritas pertama atau primípara yaitu sebesar 45,2, kemudian disusul oleh paritas kedua atau sekundipara masing masing sebesar 40,5 dan 14,3. Universitas Sumatera Utara + 1,9 sedangkan sisanya adalah karena disproporsi sefalopelvik sebesar 38,1. Proporsi subjek penelitian hampir seimbang antara subjek penelitian yang berasal dari Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan 42,6 dan yang berasal dari Rumah Sakit Pirngadi Medan 52,4. Tabel 4.2. Ukuran Konjugata Vera Klinis Dan Pembukaan Serviks Parameter Jumlah Kasus Penelitian N=42 Persentase Konjugata Vera cm ≥6 dan 8 5 11,9 ≥8 dan 9 11 26,2 ≥9 dan 10 10 23,8 ≥10 16 38,1 Pembukaan cm 0 4 31 73,8 5 10 11 26,2 Dari seluruh sampel penelitian kebanyakan memiliki konjugata vera 10 cm yang dikategorikan sebagai panggul sempit yaitu sebesar 61,9 sedangkan sisanya adalah dengan konjugata vera ≥ 10 cm yang dikategorikan sebagai panggul adekuat yaitu sebesar 38,1. Kebanyakan pembukaan serviks adalah dalam kategori pembukaan 0 4 cm atau fase laten sebesar 73,8 sedangkan pembukaan 4 cm adalah sebesar 26,2. Tabel 4.3. Ukuran Panjang Telapak Kaki dan Tinggi Badan Parameter Jumlah Kasus Penelitian N=42 Persentase Panjang Telapak Kaki cm 22 20 47,6 ≥22 22 52,4 Tinggi Badan cm ≤150 27 64,3 150 15 35,7 Universitas Sumatera Utara ≥ 1 2 9 1- 2 6 ≤150 cm64,3 dibandingkan dengan kelompok 150 cm 35,7. Tabel 4.4. Karakteristik Kasus Penelitian Berdasarkan Pemeriksaan X7ray Pelvimetri. Jenis ukuran Jumlah Kasus Penelitian Nilai Maksimum cm Nilai Minimum cm Mean cm Median cm SD cm Konjugata Vera 42 13,00 8,10 10,94 11,15 1,38 Konjugata Transversa 42 14,09 8,90 12,12 12,16 1,17 Konjugata Oblique 42 13,30 7,50 11,40 11,50 1,05 Rata rata ukuran panggul berdasarkan pemeriksaan X ray pelvimetri adalah konjugata vera 10,94 cm, konjugata transversa 12,12 cm, dan konjugata oblique 11,40 cm. Tabel 4.5. Karakteristik Pintu Atas Panggul Berdasarkan X7ray Pelvimetri Parameter Jumlah Kasus Penelitian N=42 Persentase Konjugata Vera Pintu atas panggul sempit 10 23,8 Pintu atas panggul adekuat 32 76,2 Konjugata transversa Pintu atas panggul sempit 10 23,8 Pintu atas panggul adekuat 32 76,2 Kesempitan pintu atas panggul Pintu atas panggul sempit 18 42,9 Pintu atas panggul adekuat 24 57,1 Ukuran pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera kurang dari 10 cm. Dari pemeriksaan X ray pelvimetri didapati hanya 23,8 subjek penelitian dengan ukuran pintu atas panggul yang sempit. Universitas Sumatera Utara , 5 11,5 cm. Dari pemeriksaan X ray pelvimetri didapati 23,8 subjek penelitian masuk dalam kategori panggul sempit berdasarkan ukuran konjugata transversa. Berdasarkan ukuran konjugata vera dan konjugata transversa didapati ukuran pintu atas panggul normal sebanyak 57,1 dan sempit sebanyak 42,9. Tabel 4.6. Hubungan Antara Pelvimetri Radiologis Dengan Pelvimetri Klinis Pada Pengukuran Pintu Atas Panggul Pelvimetri Klinis Pelvimetri Radiologis Total Panggul Sempit Panggul Adekuat Panggul Sempit 12 28,6 14 33,3 26 61,9 Panggul Adekuat 6 14,3 10 23,8 16 38,1 Total 18 32,9 24 57,1 42 100 Berdasarkan pelvimetri klinis didapati kategori panggul sempit sebanyak 26 kasus atau 61,9. Dari 26 kasus panggul sempit berdasarkan pelvimetri klinis ini hanya 12 kasus atau yang dikategorikan sebagai panggul sempit berdasarkan pelvimetri radiologis. Sedangkan panggul adekuat berdasarkan pelvimetri klinis sebanyak 16 orang dimana dari jumlah ini hanya 10 kasus atau yang dikonfirmasi sebagai panggul adekuat berdasarkan pelvimetri radiologis. Jadi akurasi pemeriksaan pelvimetri klinis hanya 52,4 28,6+23,8. Menurut pemeriksaan X ray pelvimetri lebih akurat dibandingkan pemeriksaan manual dalam menentukan ukuran panggul. Berlawanan dengan penelitian yang dilakukan pada 798 primigravida diperoleh nilai yang hampir bersamaan antara pemeriksaan klinis dengan X ray namun pemeriksaan secara klinis kurang sensitif dibandingkan X ray pelvimetri. 12,13,14 Universitas Sumatera Utara 1 0 4.7. Hubungan Ukuran Pintu Atas Panggul Berdasarkan Pelvimetri Radiologis Dengan Ukuran Panjang Telapak Kaki Ibu Pjg.Telapak Kaki Ukuran Pintu Atas Panggul Total p Sempit Adekuat 22 cm 10 23,8 10 23,8 20 47,6 0,533 ≥ 22 cm 8 19,1 14 33,3 22 52,4 Total 18 42,9 24 57,1 42 100 Uji Fisher Berdasarkan ukuran panggul atas didapati ukuran panggul adekuat sebanyak 10 kasus atau 23,8 pada panjang telapak kaki 22 cm dan 14 kasus atau 33,3 mempunyai panggul adekuat pada panjang telapak kaki ≥22 cm. Berdasarkan uji statistik Fisher tidak didapatkan hubungan antara variabel panjang telapak kaki dengan ukuran panggul atas dengan nilai p0,05 p=0,533. Tabel 4.8. Perbandingan Rata7Rata Panjang Telapak Kaki Ibu Berdasarkan Kategori Panggul Atas Berdasarkan Pelvimetri Radiologis Kategori Panggul P Sempit Rerata cm Adekuat Reratacm 21,48 21,83 0,293 Uji Beda Mean Dari tabel di atas rerata panjang telapak kaki pada panggul sempit dan panggul adekuat berturut turut adalah 21,48 cm dan 21,83 cm. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik ukuran panjang telapak kaki antara panggul atas sempit dengan panggul atas adekuat berdasarkan pelvimetri radiologis p0,05 Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmood A.Tahir 1988 dkk yang menyatakan bahwa ukuran sepatu bukanlah prediktor klinis untuk meramalkan disproporsi sefalopelvik; tetapi berlawanan dengan pendapat Kennedy dan Greenwald dkk yang menyatakan bahwa ukuran sepatu kecil 4,5 atau panjang telapak kaki yang kecil lebih mungkin persalinannya mengalami komplikasi disproporsi sefalopelvik atau terhentinya dilatasi dan penurunan janin, dengan demikian lebih mungkin mengalami panggul sempit. 19,21 Universitas Sumatera Utara 0 4.9. Hubungan Ukuran Pintu Atas Panggul PAP Berdasarkan Pelvimetri Radiologis Dengan Ukuran Tinggi Badan Ibu. Tinggi Badan Ukuran Pintu Atas Panggul Total P Sempit Adekuat ≤ 150 cm 11 26,2 16 38,1 27 64,3 0,754 150 cm 7 16,7 8 19,0 15 35,7 Total 18 42.9,6 24 57,1 42 100 Uji Fisher Berdasarkan ukuran panggul atas didapati ukuran panggul sempit sebanyak 11 kasus atau 26,2 pada tinggi badan ≤150 cm dan 7 kasus atau 16,7 yang mempunyai panggul sempit pada tinggi badan 150 cm. Bila dihitung secara statistik dengan menggunakan uji Fisher dijumpai nilai p0,05 p=0,754 yang berarti tidak ada hubungan antara tinggi badan dengan ukuran pintu atas panggul. Tabel 4.10. Perbandingan Rata7Rata Tinggi Badan Ibu Berdasarkan Kategori Panggul Atas Berdasarkan Pelvimetri Radiologis. Kategori Panggul P Sempit Rerata cm Adekuat Reratacm 148,81 150,08 0,386 Uji Beda Mean Dari tabel di atas rerata tinggi badan pada panggul sempit dan panggul adekuat berturut turut adalah 148,81 cm dan 150,08 cm. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik ukuran tinggi badan ibu antara panggul atas sempit dengan panggul atas adekuat berdasarkan pelvimetri radiologis p0,05 Hal ini sesuai dengan penelitian Aflah N. 2009 dalam tesisnya yang menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tinggi badan dengan diameter panggul lain seperti conjugata vera, conjugata transversa, conjugata obliqua, dan distansi interspinarum. 20 Tabel 4.11 Proporsi panggul sempit berdasarkan tinggi badan ibu Tinggi Badan N Persentase 150cm 11 61 ≥150cm 7 39 Total 18 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas didapatkan sebanyak 11 orang 61 pasien panggul sempit dengan tinggi badan 150cm dan 7 orang 39 pasien panggul sempit dengan tinggi badan ≥150cm. Bisa disimpulkan bahwa wanita dengan tinggi badan 150cm memiliki proporsi panggul sempit yang lebih besar dibandingkan wanita dengan wanita dengan tinggi badan ≥150cm. 0 4.12 Proporsi panggul sempit berdasarkan ukuran panjang telapak kaki Ukuran panjang telapak kaki N Persentase 22cm 10 55,5 ≥22cm 8 44,4 Total 18 100 Dari tabel diatas didapatkan sebanyak 10 orang 55,5 pasien panggul sempit dengan panjang telapak kaki 22cm dan 8 orang 44,4 pasien panggul sempit dengan panjang telapak kaki ≥22cm. Bisa disimpulkan bahwa wanita dengan panjang telapak kaki 22cm memiliki proporsi panggul sempit yang lebih besar dibandingkan dengan wanita yang panjang panjang telapak kaki nya ≥22cm. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan