Berdasarkan uraian di atas maka bagan kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran. Hutan Mangrove
Hasil HutanProduksi
Nilai Finansial
Pemanfaatan Oleh Kelompok Usaha
Analisis Finansial
Gross BC ratio Hasil Hutan Kayu
Hasil Hutan Bukan Kayu daun jeruju dan buah pidada
Karya Wanita Peduli Lingkungan
Hidup PLH
BC 1 = Usaha Layak Dilaksanakan BC 1 = Usaha Tidak Layak dilaksanakan
BC = 1 = Usaha mengalami impas
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekosistem Hutan Mangrove
Menurut Undang-Undang Nomor 411999 yang mengatur tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh pada tanah alluvial di daerah pantai dan sekitar muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Mangrove juga tumbuh pada pantai karang atau daratan terumbu karang yang berpasir tipis atau pada pantai berlumpur Kordi, 2012.
Istilah mangrove sering juga disebut Bakau yang merupakan jenis dari Marga
Rhizophora sebagai individu. Mangrove sebagai vegetasi penghubung faktor biotik dan abiotik saling berhubungan dan saling ketergantungan maka
mangrove lebih mengarah pada suatu ekosistem. Ekosistem mangrove adalah ekosistem unik karena terdapat pada daerah peralihan Ekoton antara
ekosistem darat dan laut yang mempunyai kaitan erat diantara keduannya. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial 2009, luas Hutan Mangrove
di Indonesia hanya 3,2 juta hektar. Namun, jumlah itu merupakan 22 dari seluruh ekosistem sejenis di dunia Theo, 2012.
Mangrove, ekosistem perantara darat dan laut, memiliki peran sebagai penyangga kehidupan pesisir. Fungsi mangrove sebagai penahan abrasi
pantai, ketersediaan air bersih dan tawar, hingga fungsi ekonomi untuk tambak sangat dirasakan oleh warga masyarakat pesisir. Data terakhir dari
penelitian Universitas Lampung 2006 dalam Setiawan 2012, kawasan hutan mangrove di Lampung Selatan hanya 5 persen, artinya 95 persen
kawasan mangrove di lampung telah rusak. Hilangnya hutan mangrove di Lampung pun berangsur-berangsur berdampak pada punahnya tradisi dan
budaya lokal. Hampir tak ada lagi kerajinan kain tenun tapis kapal di Lampung Selatan, karena kualitas lingkungan yang terus merosot, hasil
tangkapan nelayan semakin berkurang, sehingga sedikit masyarakat yang memilih menjadi nelayan Setiawan, 2012.
Fungsi ekonomi hutan mangrove antara lain:
1. Sebagai sumber kayu untuk kayu bakar, arang, bahan bangunan, alat-alat rumah tangga, dan bahan pertanian.
2. Sebagai bahan industri makanan, obat-obatan, tekstil, penyamak kulit, pulp, rayon dan kertas.
3. Sebagai tempat pertambakan udang dan ikan, tempat pembuatan garam dan juga sebagai tempat rekreasi.
Menurut Purnobasuki dalam Kordi 2012, pembagian ekosistem mangrove juga berdasarkan struktur ekosistemnya, yang secara garis besar dibagi ke
dalam tiga formasi sebagai berikut:
1. Mangrove Pantai
Pada tipe ini pengaruh air laut lebih dominan dari air sungai. Struktur horizontal formasi ini dari arah laut ke darat dimulai dari tumbuhan pionir
Sonneratia alba, diikuti oleh komunitas campuran Sonneratia alba, Avicennia spp, Rhizophora apiculata, selanjutnya komunitas murni
Rhizophora spp dan akhirnya komunitas campuran Rhizophora-Bruguiera. Bila genangan berlanjut, akan ditemui komunitas murni Nypa fructicane di
belakang komunitas campuran yang terakhir. 2.
Mangrove Muara Pada tipe ini pengaruh air laut sama kuat dengan pengaruh air sungai.
Mangrove muara dicirikan oleh mintakat tipis Rhizophora spp. Di tepian alur, diikuti campuran Rhizophora-Bruguiera dan diakhiri komunitas murni
Nypa spp. 3.
Mangrove Sungai Pada tipe ini pengaruh air sungai lebih dominan daripada air laut, dan
berkembang pada tepian sungai yang relatif jauh dari muara. Mangrove banyak berasosiasi dengan komunitas tumbuhan darat.
B. Produksi Hutan Mangrove
Ekosistem Mangrove selain mempunyai fungsi ekologis yang dijelaskan di atas, juga mempunyai potensi dan manfaat ekonomi yang sangat besar.
Ekosistem mangrove memberi kontribusi secara nyata bagi peningkatan pendapatan masyarakat, devisa untuk daerah desakelurahan, kecamatan,
kabupatenkota, provinsi dan negara. Produk yang diperoleh dari dari