Uji Validitas Uji Persyaratan Instrumen

� 1 = Banyaknya sampel kelompok 1 � 2 = Banyaknya sampel kelompok 2 Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumu T-test a. Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. b. Apakah varians data dari dua sampel itu homogeny atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians. Berdasarkan dua hal di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus T-test. 1. Bila jumlah anggota sampel � 1 = � 2 dan varians homogen maka dapat menggunakan rumus T-test baik separated varians maupun polled varians untuk melihat harga T-tabel maka digunakan dk yang besarnya dk � 1 + � 2 - 2 2. Bila � 1 ≠ � 2 dan varians homogeny dapat digunakan rumus T-test dengan polled varians, dengan dk = � 1 + � 2 - 2 3. Bila � 1 = � 2 dan varians tidak homogeny dapat digunakan rumus T- test dengan polled varians maupun separated varians, dengan dk = � 1 – 1 atau � 2 – 1, jadi dk bukan � 1 + � 2 – 2 4. Bila � 1 ≠ � 2 dan varians tidak homogen, untuk digunakan rumus T- test dengan separated varians, harga T sebagai pengganti harga T-tabel hitung dari selisih harga T-tabel dengan dk = � 1 – 1 dan dk = � 2 – 1 dibagi dua kemudian ditambah dengan harga T yang terkecil. Sugiyono, 2011: 272-273

2. Analisis Varians Dua Jalan

Analisis varians dua jalan merupakan teknik analisis data penelitian dengan desain factorial dua faktor Arikunto, 2006 : 424.Penelitian ini menggunakan anava dua jalan untuk mengetahui tingkat signifikansi perbedaan dua model pembelajaran pada pembelajaran IPS Terpadu. Tabel 6. Rumus unsur tabel persiapan anava dua jalan Sumber Variasi Jumlah Kuadrat JK db Mk � P Antara A Antara B Antara AB Interaksi 1 Dalam D JK A = ² � − ² JK B = ² � – ² JK AB = ² � − ² JK A – JK B JK D = JK A – JK B – JK AB a – 1 2 b – 1 2 X 4 DB T – DB A – DB B – DB AB Total T JK T = ² – ² N – 1 49 Keterangan : = Jumlah kuadrat total = Jumlah Kuadrat variabel A = Jumlah kuadrat variabel B = Jumlah kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B � = Jumlah kuadrat dalam = Mean kuadrat variabel A = Jumlah kuadrat variabel B = Mean kuadrat interaksi antara variabel A dengan variabel B � = Mean kuadrat dalam � = Harga � untuk variabel A � = Harga � untuk variabel B � = Harga � untuk interaksi variabel A dengan variabel B Arikunto, 2006: 409

3. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian ini dilakukan tujuh pengujian hipotesis, yaitu : Rumusan hipotesis 1 : H O = Tidak ada perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran berbasis portofolio dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning. H A =Terdapat perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning. rumusan hipotesis 2: Ho = tidak ada perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal. Ha = terdapat perbedaan moralitas siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu antara siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal. rumusan hipotesis 3:

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR

1 9 108

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU GUNA MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NATAR LAMPUNG

1 17 105

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA SMP.

1 3 29

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 3 25

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 1 43

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 1 12

Model Pembelajaran Kooperatif B. docx

0 0 24

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEWA ALAT B

0 1 11