Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

10. Guru kreatif. Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL menurut Sesep 2010, yaitu: 1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada activating knowledge 2. Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru acquiring knowledge 3. Pemahaman pengetahuan understanding knowledge 4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut applying knomledge 5. Melakukan refleksi reflecting knowledge Sedangkan menurut Kunandar 2007 : 298-299, ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain: a Adanya kerjasama antara semua pihak b Menekankan pentingnya pemecahan masalah atau problem c Bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda- beda d Saling menunjang e Menyenangkan, tidak membosankan f Belajar dengan bergairah g Pembelajaran terintegrasi h Menggunakan berbagai sumber i Siswa aktif j Sharing dengan teman k Siswa kritis, guru kreatif l Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan sebagainya m Laporan kepada orang tua bukan saja rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.

c. Komponen komponen CTL

Menurut Johnson dalam Kunandar, 2007 :296-297 ada delapan komponen utama dalam sistem pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut: a. Melakukan hubungan yang bermakna making meaningful connections b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan doing significant work c. Belajar yang diatur sendiri self regulated learning d. Bekerja sama collaborating e. Berpikir kritis dan kreatif critical and creative thinking f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa nurturing the individual g. Mencapai standar yang tinggi reaching high standards h. Menggunakan penilaian autentik using authentic assessement Sedangkan menurut Depdiknas 2007 : 5-9 dan Muslich 2009 : 44-47 terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu: konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry, masyarakat belajar learning community, pemodelan modeling, refleksi atau umpan balik reflection, dan penilaian sebenarnya authentic assessment. Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. 1. Konstruktivisme constructivism Konstruktivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman- pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya, pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut. Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan: a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 2. Bertanya questioning Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. 3. Inkuiri inquiry Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Didalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep. 4. Masyarakat Belajar learning community Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik dari pada belajar secara individual. Praktik masyarakat belajar dalam hal ini terwujud dalam: a. Pembentukan kelompok kecil b. Pembentukan kelompok besar c. Mendatangkan „ahli‟ ke kelas tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya d. Bekerja dengan kelas sederajat e. Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya f. Bekerja dengan masyarakat 5. Pemodelan modeling Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR

1 9 108

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU GUNA MENINGKATKAN KECERDASAN MORAL DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 NATAR LAMPUNG

1 17 105

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA SMP.

1 3 29

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 3 25

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 1 43

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 1 12

Model Pembelajaran Kooperatif B. docx

0 0 24

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SEWA ALAT B

0 1 11