26
Beberapa keputihan ada yang termasuk normal atau fisiologis tergantung pada usia, pengguna kontrasepsi, siklus
menstruasi, dan level estrogen.
9
Sebagian perempuan terganggu dengan keputihan yang tidak terlalu banyak sementara perempuan
lainnya mengatakan bahwa keputihan yang banyak masih merupakan gejala normal.
22
2.1.6.2 Epidemiologi
Fluor albus adalah salah satu dari berbagai macam gejala yang menandakan telah terjadinya infeksi pada organ reproduksi
melalui vagina disebut sebagai fluor albus patologis. Data epidemiologi dari penelitian sebelumnya dikatakan bahwa
prevalensi keputihan karena infeksi pada wanita hamil didapatkan sebanyak 50 kandidiasis, 23 trikomoniasis, 9 bakterial
vaginosis, 7 gonorrhea, 9 klamidia, 7 sifilis.
23
Umumnya fluor albus paling sering terjadi pada usia reproduktif. Pada wanita hamil fluor albus lebih sering terjadi
daripada wanita tidak hamil. Penyebabnya karena terjadi peningkatan
dari hormon
kehamilan sehingga
memicu kelembaban vagina. Selain itu terjadi perubahan ekosistem vagina
yang disebabkan karena bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan laktobasilus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
24
2.1.6.3 Etiologi
Fluor albus fisiologis
Penyebab Fluor albus fisiologis sering terjadi karena pengaruh perubahan hormonal terutama saat siklus menstruasi,
stress emosional, status nutrisi, kehamilan, pengguna obat- obatan seperti pil kontrasepsi, dan rangsangan seksual.
25
Fluor albus patologis
27
Penyebab fluor albus patologis dapat berupa infeksi, adanya benda asing maupun keganasan.
26
Prilaku higienitas yang buruk dapat menyebabkan timbulnya fluor albus patologis. Hal ini disebabkan karena
organ reproduksi sangat rentan untuk terkena infeksi apabila tidak dirawat kebersihannya. Higienitas diri adalah kebersihan
dan kesehatan diri seseorang yang bergantung pada tingkah laku sehari-hari.
27
Beberapa contoh menjaga higienitas adalah ketika membersihkan vagina sebaiknya dari bagian depan ke belakang
sehingga kuman tidak berpindah masuk ke vagina, memakai
handuk kering atau tissu setelah buang air kecil atau besar.
2.1.6.4 Gejala Klinis
Fluor albus fisiologis
Fluor albus yang normal atau fisiologis biasanya cairan vaginanya berwarna bening, tidak mengeluarkan bau, jumlahnya
tidak berlebihan, dan tidak menimbulkan suatu keluhan seperti gatal, nyeri, rasa panas dan sebagainya. Cairan vagina tersebut
mengandung epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, mukus yang disekresi dari endoserviks serta
mengandung berbagai
mikroorganisme terutama
Lactobacilus.
26
Fluor albus patologis
Fluor albus patologis ditandai dengan adanya perubahan warna atau banyaknya sekret yang dikeluarkan. Tanda dan
gejala lain dari fluor albus patologis yaitu adanya rasa gatal, kemerahan, nyeri, peningkatan sekret, menetap, adanya rasa
terbakar selama berkemih, warna sekret bervariasi dapat putih seperti keju, abu-abu, kuning, hijau, terdapat bau amis dengan
uji whiff test positif.
28
28
Gambar 2.11 Alur Diagnosis Abnormal Vaginal Discharge
sumber: British Infection Association, 2002
Kandidiasis vaginalis
Sebanyak 70-90 kasus disebabkan oleh candida albicans. Sisanya disebabkan oleh spesies non albicans, yang
tersering yaitu candida glabrata.
29
Di dalam tubuh manusia jamur candida dapat hidup sebagai saprofit tidak menimbulkan
gejala ataupun kelainan. Akan tetapi ketika terdapat faktor-faktor predisposisi yang merubah lingkungan vagina, maka jamur
candida menjadi patogen dan dapat menimbulkan penyakit kandidiasis.
5
Kandidiasis biasanya terjadi pada wanita yang memiliki kadar estrogen meningkat. Oleh karena itu paling sering terjadi
pada usia reproduktif dan selama kehamilan. Penggunaan obat-obat antibiotik dan kortikosteroid, immunokompromise, diabetes
melitus, infeksi HIV merupakan faktor predisposisi.
30
Sebanyak 75 wanita pernah mengalami kandidiasis vagina selama hidupnya. 10-20 tidak ada gejala dan kejadian
meningkat sampai 40 pada kehamilan.
29
Selama periode kehamilan, terjadi peningkatan kadar estrogen. Estrogen yang
cukup dapat
mendukung pertumbuhan
candida dengan
mempertahankan pH agar tetap asam dan meningkatkan perlekatan jamur ke sel epitel vagina. Banyaknya kadar estrogen selama