Proses metabolisme Glukosa Gula Darah

21 berulang-ulang dan membutuhkan persiapan khusus dalam pelaksanaannya sehingga sangat jarang dilakukan. 6

2.1.4.4. Kadar Gula Darah Tinggi

Konsentrasi gula darah yang melebihi nilai normal disebut keadaan hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia menunjukkan seseorang tersebut menderita diabetes melitus. Seperti yang sudah dijabarkan diatas bahwa ketika seseorang didapatkan hasil gula darah puasa melebihi 126 mgdL, atau didapatkan gula darah 2 jam setelah pemberian 75 gram glukosa oral 200 mgdL atau lebih, dan dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu secara random didapatkan 200 mgdL maka seseorang tersebut menderita diabetes melitus tetapi tidak terlepas dari gejala-gejala yang dialami.

2.1.4.5. Kadar Gula Darah Rendah

Penurunan kadar glukosa darah dibawah normal disebut sebagai keadaan hipoglikemia. Pada hipoglikemia didapatkan kadar glukosa darah antara 30-50 mgdL 1,7 sampai 2,8 mmolL. Glukosa berperan penting sebagai sumber energi. Karbohidrat yang berasal dari makanan merupakan sumber glukosa. 17 Ketika kadar glukosa darah turun, glukagon yang dihasilkan dari pankreas merangsang hati memecah glikogen, sehingga dapat menghasilkan glukosa dan diedarkan ke pembuluh darah. Glukosa darah kembali ke level normal. 17

2.1.5 Diabetes Melitus

2.1.5.1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan heterogen yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Menurut American Diabetes Association ADA tahun 2010, diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan 22 karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. 6 Menurut World Health Organization WHO dikatakan bahwa DM merupakan suatu kumpulan problem anatomi dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif serta gangguan fungsi insulin. 18 Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan organ dalam jangka panjang, kegagalan atau disfungsi beberapa organ tubuh. Organ yang terkena terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. 19 Diabetes melitus merupakan suatu sindrom bersifat kronik progresif dengan terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin sehingga menyebabkan hiperglikemia.

2.1.5.2. Klasifikasi Diabetes Melitus

Ada 4 jenis diabetes menurut National Diabetes Data Group NDDG dan World Health Organization WHO, yaitu: 1 Insulin Dependent Diabetes Melitus IDDM Disebut sebagai Diabetes Melitus tipe 1. DM tipe 1 disebabkan karena adanya destruksi sel beta. Pada umumnya terjadi defisiensi insulin absolut dapat karena autoimun ataupun idiopatik. Pada pasien dengan DM tipe 1 terapi yang diberikan adalah dengan menyuntikkan insulin untuk mencegah terjadinya ketosis sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Onset biasanya dominan pada masa muda tetapi dapat terjadi pada setiap usia. Respon imun dan antibodi sel islet yang tidak normal terlihat sebagai diagnosis. Etiologi yang mendasari terjadinya DM tipe 1 adalah genetik. 16 23 2 Non Insulin Dependent Diabetes Melitus NIDDM Disebut sebagai Diabetes Melitus tipe 2. Umumnya bervariasi mulai yang dominan pada resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan karena adanya defek sekresi insulin disertai resistensi insulin. Kadar insulin dapat normal, meningkat, atau menurun. Paling banyak Kasus DM tipe 2 adalah hiperinsulinemia dan resistensi insulin. Onset dominan setelah usia 40 tahun tetapi dapat terjadi pada setiap usia. Sangat rawan pada 50 laki laki dan 70 perempuan yang mengalami obesitas. 16 3 Gestational Diabetes Melitus GDM Terjadi intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan. Pasien dengan diabetes melitus gestasional sebanyak 30 sampai 50 berkembang menjadi diabetes melitus biasanya jenis DM tipe 2. 15 Komplikasi yang mungkin saja terjadi pada ibu yang mengalami diabetes melitus gestasional sangat bervariasi. Pada ibu akan meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia, seksio sesarea, dan terjadinya diabetes melitus tipe 2 di kemudian hari. Sedangkan pada janin dapat meningkatkan resiko makrosomia, trauma persalinan, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia neonatal, sindrom distress respirasi SDR, serta meningktanya mortalitas atau kematian janin. 8 Pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Associations of Body Mass Index and Gestational Diabetes Mellitus with Neonatal and Maternal Pregnancy Outcomes in a Multicentre European Database” dikatakan bahwa keadaan diabetes melitus gestasional berhubungan secara signifikan dengan BMI maternal yang diklasifikasikan kedalam dua grup yaitu normaloverweight 30kgm 2 dan obesitas 30kgm 2 . 20

Dokumen yang terkait

Hubungan Perubahan Keasaman Vagina dengan Fluor albus di Usia Kehamilan 11-24 minggu di RS Medirossa Cikarang Periode April-Juni 2013

1 8 62

Hubungan Perilaku Hygiene Organ Genitalia Eksterna dengan Jenis Keputihan pada Ibu Hamil Usia Gestasi 11-24 Minggu di RS Medirossa Cikarang Periode April-Juni 2013

0 30 76

Hubungan Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Fluor Albus Pada Wanita Hamil Usia 13-40 Minggu Di RS Prikasih Periode Januari-April 2014

0 3 89

Hubungan gula darah sewaktu dengan kejadian fluor albus pada wanita hamil usia 13-40 minggu di RS. Prikasih periode Januari-April 2014.

0 11 89

Hubungan kadar hemoglobin : HB dan tekanan darah dengan kejadian persalinan seksio sesarea di Rs Prikasih Jakarta Selatan pada Tahun 2013

0 20 0

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH WANITA HAMIL DENGAN GINGIVITIS Hubungan Kadar Gula Darah Wanita Hamil Dengan Gingivitis.

0 2 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH WANITA HAMIL DENGAN GINGIVITIS Hubungan Kadar Gula Darah Wanita Hamil Dengan Gingivitis.

0 2 14

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Stroke Iskemik Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

1 4 15

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Stroke Iskemik Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 2 21

HUBUNGAN KADAR HBAIC DENGAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG PERIODE 1 JANUARI 2013-31 OKTOBER 2013 -

0 2 60