5
Bagi wanita hamil khususnya, penelitian ini mampu menjelaskan mengenai pentingnya menjaga pola makan dan kebiasaan serta
pentingnya melakukan skrining pemeriksaan gula darah pada masa kehamilan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai
pencegahan fluor albus terutama fluor albus patologis serta tingginya kadar gula darah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat
meningkatkan resikonya.
1.5.3 Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk mengadakan dan
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut
Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Perubahan Anatomi dan Fisiologi selama Kehamilan
Perubahan anatomi dan fisiologi pada wanita hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilasi dan berlanjut terus selama
kehamilan. Perubahan-perubahan ini merupakan bagian dari respon terhadap janin dan merupakan suatu reaksi kompensasi terhadap
hadirnya janin yang berkembang di dalam rahim wanita hamil.
Gambar 2.1 Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Sumber: Gerard J. Tortora, 2009
Organ-organ reproduksi ini akan mengalami perubahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh hormon-hormon kehamilan,
salah satu contohnya pada uterus. Selama kehamilan, ukuran uterus akan bertambah besar dan menjadi suatu organ yang mampu
menopang plasenta, janin dan cairan amnion. Penebalan uterus di awal kehamilan distimulasi terutama oleh hormon estrogen dan
sedikit progesteron, tetapi setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari
7
janin. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan fungsi utama organ ini sebagai tempat janin
berkembang.
8
Letak uterus secara fisiologis yaitu antero-versi terhadap rektum dan antero-fleksi terhadap vesika urinaria,
sehingga dengan semakin membesarnya ukuran uterus maka akan berdampak pada organ vesika urinaria dan rektum.
10
Pada vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal sebagai tanda Chadwick, hal ini disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan terjadi hiperemis pada kulit serta otot-otot di vulva dan perineum. Selain itu juga, terjadi
peningkatan sekresi vagina yang berasal dari hasil peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh kerja dari
lactobacillus acidophilus. Sekresi vagina akan berwarna putih, menebal dan ph sekitar 3,5-6.
8
2.1.2 Fisiologi Kehamilan
Kehamilan dapat terjadi akibat proses fertilisasi yaitu penyatuan gamet pria dan wanita dalam keadaan normal terjadi di ampula pada
fase ovulasi dalam siklus ovarium. Siklus ovarium terdiri dari 2 fase yaitu fase folikular dan fase luteal. Pada siklus ovarium akan
menghasilkan telur matang yang siap untuk ovulasi, setelah itu folikel- folikel yang tertinggal di ovarium akan membentuk korpus luteum.
Apabila terjadi pembuahan dan implantasi, maka korpus luteum terus tumbuh. Korpus luteum dapat meningkatkan hormon progesteron serta
estrogen untuk mempertahankan kehamilan sampai plasenta yang terbentuk mengambil alih fungsi korpus luteum.
11
Pada fase folikular, sebagian folikel-folikel primer mulai bekembang
dibawah pengaruh
hormonal. Aktivasi
GnRH Gonadotropin Releasing Hormone di hipotalamus merangsang FSH
Follicle Stimulating Hormone dan LH Luteinezing Hormone di hipofisis anterior yang membantu pembentukan folikel. Folikel lain
yang tidak mendapat bantuan faktor hormonal mengalami atresia. Satu
8
lapisan sel granulosa berproliferasi membentuk beberapa lapisan mengelilingi oosit. Sel sel granulosa satu dengan lainnya dapat
dipisahkan dan membungkus oosit dikenal sebagai zona pelusida. Ketika oosit mulai membesar dan sel granulosa berproliferasi, sel-sel
jaringan ikat ovarium berdiferensiasi membentuk lapisan luar sel teka.
11
Hormon LH Luteinezing Hormone yang dihasilkan di hipofisis anterior selama fase folikular, merangsang sel teka di folikel ovarium,
akibatnya sel teka mengubah kolesterol menjadi androgen. Androgen akan berdifusi ke dalam sel granulosa sekitar yang memiliki enzim 5-
alpha-reductase. FSH
Follicle Stimulating
Hormone akan
merangsang sel granulosa di folikel ovarium, sehingga sel granulosa yang memiliki enzim 5-alpha-reductase mengubah androgen menjadi
estrogen. Sebagian estrogen tetap berada di dalam folikel membantu pematangan oosit. Sebagian lainnya disekresikan ke dalam darah.
Estrogen dan FSH merangsang sel granulosa untuk proliferasi. Apabila produksi estrogen telah mencukupi, hormon ini akan memberikan
umpan balik negatif ke hipotalamus untuk menghambat sekresi GnRH sehingga produksi FSH dan LH dihambat. Estrogen juga menghambat
secara langsung sel penghasil FSH di hipofisis anterior. Faktor lain yang menyebabkan turunnya FSH yaitu inhibin yang dihasilkan oleh
sel-sel folikel. Inhibin menghambat sekresi FSH di hipofisis anterior. Dapat dikatakan bahwa pada fase folikular terjadi penurunan FSH
ketika kadar estrogen meningkat. Akan tetapi pada fase folikular tidak didapatkan penurunan LH, karena tidak hanya estrogen saja yang dapat
menginhibisi LH tetapi progesteron berperan penting dalam penurunan LH.
11
Sekitar 14 hari setelah dimulainya pembentukan folikel maka terbentuk folikel matang folikel De Graaf. Oosit yang dikelilingi oleh
satu lapisan sel granulosa dan zona pelusida tergeser ke salah satu sisi folikel, menonjol ke dalam antrum. Antrum pun menempati sebagian
besar ruangan. Disinilah dimulai fase ovulasi, folikel matang kemudian