Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PRGRAM DIPLOMA III
PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIVITAS KERJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMATERA UTARA (BAPPEDASU)
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program D III Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Skripsi Minor Diajukan Oleh:
Nama : Sri Ramadani Nim : 052103083 Jurusan : Kesekretariatan
(2)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah Rahmat dan Rezeki-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini guna memperoleh gelar Ahli Madya D-III Kesekretariatan Universitas Sumatera Utara.
Bagaimana pun hasil akhir ini dari skripsi minor ini, sangat disadari penulis sadar masih banyak kekurangan – kekurangan, mengingat keterbatasan penulis dalam pengalaman dan pengetahuan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan pada kesempatan ini saran dan masukan dari berbagai pihak akan sangat berarti bagi penulis.
Mungkin mustahil penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi semangat dan bantuan yang sangat yang sangat berarti ini. Dengan segala hormat penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Kepada orang tua yang sangat saya sayangi, Ayahanda S. Cokrowikromo dan Ibunda Salbiah atas doa dan dorongan semangat serta banyak hal penting lainnya agar penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini dengan sebaik – baiknya. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistiarini, SE, Msi selaku Ketua jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Sekretaris Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairuddin Nst, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantru dan mengarahkan penulis sehingga selesainya skripsi minor ini.
(3)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
5. Bapak Kepala BAPPEDASU dan seluruh pegawai dan staff yang telah banyak membantu.
6. Seluruh dosen dan staff Jurusan Sekretaris Fakultas Ekonomi niversitas Sumatera Utara.
7. Kepada Abang dan kakak ku tercinta, terima kasih atas dukungan baik secara moril dan materil.
8. Kepada sahabat penulis Anthi, Briptu Diki Syahputra, SH, Serda Gelora Patria, Agus Mulyadi, SE, Defri Kurnanda, SE, dan specially Eva Chairani, SS. MA. 9. Seluruh teman – teman D- III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
stambuk ’05 Dina, Anggi, Bebbi, Widya, Rara, Garden, Icha, Achmad, Meilin. Thanks buat bantuan dan supportnya.
Akhir kata penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan rezeki Nya dan untuk semua pihak yang membantu.
Medan, Maret 2009
(4)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2
D. Metode Penelitian dan Analisa ... 3
BAB II. PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIFITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU. A. Profil Perusahaan ...5
1. Sejarah Singkat ... 5
2. Struktur Organisasi dan Job Description ... 8
B. Pengertian Tata Ruang Kantor ... 21
1. Pengertian ... 21
2. Macam – macam Tata Ruang Kantor ... 23
C. Tujuan dan Fungsi Penataan Ruang Kantor ...26
1. Tujuan Penataan Ruang ...26
2. Asas – Asas Tata Ruang Kantor ...28
3. Fungsi Tata Ruang Kantor ...30
(5)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III. ANALISIS DAN EVALUASI ...41
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ...47
(6)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung peningkatkan mutu kegiatan perkantorn sesuai sasaran dari tujuan utama kantor, maka secara tidak langsung kantor tersebut dituntut dapat menciptakan suasana yang mendukung aktifitas kerja orang-orang yang bekerja bersama-sama pada kantor tersebut.
Dalam suatu kantor terdapat berbagai sumber daya yang kompleks, manusia merupakan faktor utama dari keberadaan suatu kantor dimana di dalamnya dituntut untuk dapat mendukung kegiatan kantor, dikarenakan kantor merupakan suatu kesatuan dari berbagai faktor yang saling terkait,maka perlulah adanya suatu penataan antara sumber daya manusia dan objek fisik sebagai pendukung aktifitas kerja sehingga tercapai suatu sistem kerja yang baik dan seimbang.
Penataan letak ruangan kantor dan peralatan kantor yang sesuai dengan muatan ruangan kegiatan pegawai dapat menciptakan efektivitas kerja dan hasil yang maksimal, dimana panataan ruangan yang baik jelas menambah kenyamann bekerja dan kecintaan akan pekerjaan tersebut. Fasilitas lainnya apabila peletakannya tidak tepat maka fasilitas tersebut tidak akan dirasakan manfaatnya bagi kantor, oleh sebab itu diperlukan adanya suatu pemikiran untuk dapat menciptakan kantor dengan suasana yang nyaman, teratur, aman, dan dengan fasilitas yang memang diperlukan oleh kegiatan tersebut. Disambping itu lokasi kantor juga berpengaruh terhadap aktifitas suatu organisasi.
(7)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Tidak semua perusahaan menganggap tata ruang kantor itu penting, bahkan seringkali keadaan seperti ini kita lihat disuatu perusahaan diman mereka menggap kantor itu hanyalah tempat sementara pada waktu bekerja, sehingga syarat – syarat tata ruang kantor yang baik tidak menjadi perhatian. Pengaturan tata ruang kantor sebaiknya disusun sedemikian rupa dan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hal seperti ini dapat mengakibatkan rangkaian aktifitas kantor berjalan lancar, sehingga pengawasan terhadap pekerjaan dapat dilaksankan dengan mudah.
Berdasarkan latar belakang uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk menyusun tugas akhir yang diberi judul “PENATAAN RUANG DAN KANTOR
DALAM MENDUKUNG EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU”.
B. Perumusan Masalah
Pelaksanaan tata ruang kantor pada setiap perusahaan berbeda – beda, hal ini disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan pada perusahaan tersebut. Ada tata ruang kantor terbuka, tertutup, bertaman, dan gabungan. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi warna, cahaya, udara, kelembapan, dan lain – lain. Oleh karena itu penulis mencoba masalah yang berhubungan dengan tata ruang kantor BAPPEDASU.
Adapun masalah yang akan dibahas adalah Apakah penataan ruang dan kantor BAPPEDASU dapat mendukung efektifitas kerja.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penatan ruang dan kantor pada BAPPEDASU dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja.
(8)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Manfaat penelitian adalah untuk :
a. Bagi Penulis, menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen perkantoran khususnya tata ruang kantor dan efektifitas pelaksanaan kerja pada kantor.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah pada masa yang akan datang untuk lebih memperhatikan tata ruang kantor yang digunakan.
c. Bagi Pihak lain, sebagai bahan masukan dalam mempelajari ilmu manajemen perkantoran khususnya tata ruang kantor.
D. Metode Penelitian
Dalam memperoleh bahan – bahan untuk dibahas dan diuraikan dalam penulisan tugas akhir ini, diperlukan data – data serta keterangan – keterangan yang akurat, antara lain :
1. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Kantor BAPPEDASU Jl.Diponegoro No.21 Medan.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara langsung kepada pimpinan dan karyawan dalam mendapatkan keterangan yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian.
(9)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui literatur seperti buku, arsip, catatan tertulis yang berkenaan dengan metode yang diteliti dan dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian.
3. Teknik Pengumpulan data
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab atau melakukan interview secara langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung kepada staff dan pegawai kantor objek yang diteliti.
b. Dokumentasi
Yaitu laporan dari kejadian – kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran – pemikiran manusia dimasa lalu.
4. Metode Analisa Data
a. Metode Deskriptif
Metode analisa yang memaparkan masalah sedemikian rupa dengan menggambarkan peristiwa, tingkah laku dari objek yang diselidiki, menyusun data – data yang diperoleh kemudian menginterpretasikan nya.
b. Metode Deduktif
Metode yang dilakukan untuk mengambil kesimpulan khusus yang berlaku dikantor berdasarkan teori yang diterima umum sebagai suatu kebenaran. Dalam hal ini penulis melakukan komunikasi langsung pada staff dan pegawai kantor.
(10)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
PENATAAN RUANG DAN KANTOR DALAM MENDUKUNG EFEKTIFITAS KERJA PADA KANTOR BAPPEDASU
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat Berdirinya BAPPEDASU
Periode BAKOPDA
Setelah pemerintah orde lama digantikan oleh pemerintah orde baru yang secara konkrit berusaha meningkatkan pembangunan daerah agar kesejahteraan rakyat lebih diutamakan sesuaikan dengan amanat peneritaan rakyat, maka pemerintah melihat pentingnya suata lmbaga yang daat menyusun program – program pembangunan yang menyeluruh dengan menitik beratkan pembangunan terutama pembangunan prasarana umum seperti membuat jalan, jembatan, dan prasarana pertanian rakyat untuk menyusun program – program pembangunan nasional dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) di pusat, BAPPEDA Tingkat I penyusun suplemen Perencanaan Nasional ditingkat provinsi dan BAPPEDA Tingkat II penyusun komplementer di tingkat Kabupaten / Kotamadya.
Pada tahun 1963 di Sumatera Utara dubentuk suatu Badan Kordinasi Pembangunan Sumatera Utara (BKPDSU) yang langsung diketuai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Sekretaris Residen P.R Telaubanua yang merupakan badan yang mengkoordidinir pembangunan di daerah yang selanjutnya diganti menjadi BAKOPDASU (Badan Koordinasi Pembangunan Daerah Sumatera Utara) yang diketahui oleh Gubernur Sumatera Utara dengan Ketua Harian Residen P.R Telaubanua dan Sekretaris Sutan Sitompul, kemudian Badan Perencanan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAKODASU) yang merupakan badan
(11)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
pertama kali mengkoordinir Perncanaan Pembangunan di Daerah Sumatera Utara dengan ketua oleh Ir. M. Sipahutar dan Sekretaris oleh Netap Bukit. Pada periode ini telah disusun draft Repelita I Provinsi Sumatera Utara.
BAKODASU berperan sebagai lembaga yang pertama menengani masalah – masalah yang menyangkut Program Pembangunan di daerah dari tahun 1969 sampai pada tahun 1974 (PELITA I). Pada periode ini telah diberlakukan Inpres Tingkat I yang menyangkut Program Pembangunan Jalan dan Jembatan di Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.
Periode Keppres No. 15 tahun 1974
Dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 15 tahun 1974 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disusul dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 142 Tahun 1974 tentang susunan organisasi dan tata kerja BAPEDA, maka melalui keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara No.43/XXIV/GSU tanggal 18 November 1974 ditetapkan pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU). Ketua BAPPEDASU yang pertama adalah Bapak Prof. DR. H. S. Hadibroto, MA yang juga merangkap sebagai Kepala Biro Pembangunan.
Sekretariat dan bidang – bidang BAPPEDASU yang terdiri dari Bidang Fisik, Bidang Ekonomi, Bidang sosial Budaya dan Pengendalian membawahi bagian – bagian yang telah dapat dilaksanakan tugasnya antara lain dalam penyusunan Repelita III Sumatera Utara, penyusun RAPBN setiap tahunnya kerja sama dengan Biro Keuangan dan Pemmbangunan. Fungsi Perencanaan Pembangunan daerah baru diatur di Daerah Tingkat I, sedangkan penyusun Rencana Pembangunan Daerah Tingkat II belum diatur, wlaupun kepentingannya telah dirasakan. Oleh karena itu daerah Tingkat II melalui keputusan Kepala Daerah yang bersangkutan telah membentuk
(12)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, langkat dan Asahan. Namun demikian pembentukan BAPPEDA Tingkat II ini belum mempunyai dasar hukum yang kuat sebagaimanan pembentukan BAPPEDA Tingkat I.
Periode Keppres No. 27 tahun 1980
Keputusan Presiden RI No. 27 tahun 1980 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan yaitu dalam rangka usaha penngkatan keserasian Pembangunan di daerah antara Pembangunan sektoral dan pembangunan daerah menjadi perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan di daerah yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu sehingga diperlukan peninjauan kembali Keppres No. 15 tahun 1974. selanjutnya atas dasr Keppres No.27 tahun 1980 ini, menteri Dalam Negeri dengan keputusan No. 185 tahun 1980 menetapkan Pedoman Organisasi dan tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I & Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Tingkat II.
Sesuai dengan ketentuan dalam keputusan Menteri dalam Negeri No. 185 tahun 1980 tersebut, pembentukan BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara telah ditetapkan dengan peraturan Daerah Provinsi daerah Tingkat I sumatera Utara (PERDASU) No. 2 tahun 1981, tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara disahkan Menteri Dalam Negeri dengan No. 061.134.2281 tanggal 20 April tahun 1981. Susunan Organisasi BAPPEDA Tingkat I Sumatera Utara pada periode tersebut berdasarkan kepala PERDASU No. 2 tahun 1981.
(13)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Periode Kepmendagri & Otonomi Daerah No. 50 tahun 2000
Sesuai era reformasi dan otonomi daerah yang mengacu kepada UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Keputusan menteri dalam Negeri dan OTDA No. 50 tahun 2000 tentang pedoman Organisasi dan Tata Kerja perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Prvinsi Sumatera Utara, tugas pokok dan fungsi pembentukan BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara disahkan dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061.1-433. K/tahun 2002.
Dengan terbitnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061.1-433.K/tahun 2002 tanggal 18 Juni 2002. Tugas, fungsi dan tata kerja BAPPEDASU telah berubah, perubahan susunan Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA tingkat I Sumatera Utara antara lain : BAPPEDA Tingkat I dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua berubah menjadi BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala dan Wakil Kepala, dan seterusnya.
1. Struktur Organisasi dan Job Description BAPPEDASU Struktur Organisasi BAPPEDASU
BAPPEDA adalah instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu
Gubernur Kepala daerah Sumatera Utara dalam menentukan kebijaksanaan dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara serta penilaian atas pelaksanaannya. Badan ini berada dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2001 dan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 061. 1 – 433 K Tahun 2002 dan SK Gubernur Sumatera Utara No. 061 – 433 K Tahun 1980. untuk melaksanakan tugas – tugas diatas maka diperlukan sistem organisasi dan manajemen yang sangat mantap.
(14)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU) terdiri dari :
a. Kepala b. Wakil Kepala
c. Sekretaris, terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Bagian Kepegawaian
d. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pertanian
2. Sub Bidang Keuangan, Pembangunan Dunia Usaha dan Pariwisata 3. Sub Bidang Koperasi dan Jasa
4. Sub Bidang Industri, Sumber Daya Alam dan Kelautan
e. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, terdiri dari : 1. Sub Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Perempuan 2. Sub Bidang Pemerintahan, Hukum dan Komunikasi
3. Sub Bidang Pendidikan, Mental spiritual dan Budaya 4. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat f. Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana, terdiri dari :
1. Sub Bidang Perhubungan
2. Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 3. Sub Bidang Pengairan dan Sumber daya Air
(15)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
g. Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan & Pengembangan Teknologi, terdiri dari:
1. Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri
2. Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat 3. Sub Bidang Teknologi dan Informasi
h. Bidang Pendalian, Evaluasi dan Monitoring, terdiri dari : 1. Sub Bidang Pengumpilan Data Statistik
2. Sub Bidang Evaluasi 3. Sub Bidang Informasi 4. Sub Bidang Peragaan
Job Description BAPPEDASU
Kepala Badan
1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas membantu Gubernur dalam bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian Penyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA). Rencanan Strategis, Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) dan anggaran Belanja Pembangunan dan pembuatan kajian / studi pembangunan yang relevan, sesuai ketentuan dan standard yang ditetapkan.
b. Penyelenggaraan kerjasama dan Koordinasi Perencanaan Pembangunan dengan daerah Kabupaten / Kota serta koordinasi dan kerjasama perencanaan dengan pihak lainnya, sesuai ketentuan standard yang ditetapkan.
(16)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
c. Pelaksanaan Evaluasi terhadap pelaksanaan program pembangunan daerah, untuk penyiapan bahan dan konsep kebijakan pelaksanan program selanjutnya, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program dan Proyek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Penyusunan konsep kebijakan Gubernur tentang standar / ketentuan teknis perencanaan dan kebijakan perencanan lainnya serta pengendalian atas pelaksanaannya.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur dan Sekretaris Daerah, sesuai bidang tugas, dan fungsinya.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada Gubernir dan Sekretaris Daerah, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
h. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepala Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan. 3. Untuk malaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
maka Kepala Badan dibantu oleh : a. Wakil Kepala Badan
b. Sekretaris Badan
c. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan
d. Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial budaya e. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana
f. Kepala Bidang Perencanaan Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi
(17)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 Wakil Kepala Badan
1. Wakil Kepala Badan mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Wakil Kepala Badan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan, oenyusunan dan penerapan standar pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota dibuang perencanaan, dan standar pelaksanaan tugas – tugas Badan, perencanaan kegiatan serta kebutuhan pengingkatan kapasitas personil, kinerja, disiplin pegawai dan sistem kerja. b. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi pembangunan dari masing – masing
Bidang pada Badan, pengkoodinasian pengumpulan data – data pembangunan dan pengkoordinasian penyusunan l;aporan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Badan, apabila Kepala badan berhalangan, sesuai standar prosedur yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
f. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.
Sekretaris Badan
1. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan daerah, mempunyai tugas Kepala Badan di Bidang Umum, Keuangan, Kepegawaian, Organisasi dan Hukum.
(18)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
2. Untuk pelaksanaan tugas sebagaimanan dimaksud pada ayat 1 pasal ini, Sekretaris Badan Perencanaan daerah, menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kebutuhan internal dan kegiatan administrasi Badan Perencanaan Pembanguna Daerah, serta pengelolaan dan pengendalian penggunanya. Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertangung jawaban keuanagan dan pengajuan usul Pimpinan Proyek serta bendaharawan Proyek pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan. b. Perencanaan pengelolaan dan pendayagunaan kepegawaian, sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan.
c. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan produk hukum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan dan pertanggun jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya Kepala Badan melalui Wakil Kepala badan, sesuai standar yang ditetapkan. 3. Untuk melaksanakan tugas dab fungsinya sebagaimanan dimaksud pada ayat 1 dan
2, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibantu oleh : a. Kepala Sub Bagian Umum
b. Kepala Sub Bagian Keuangan c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
(19)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Kepala Bidan Perencanaan Ekonomi dan Keuanagn
1. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuanagn Mempunyai tugas membantu Kepala badan di Bidang Perencanaan Ekonomi, Keuangan dan Industri.
2. Untuk melaksanakan tugas dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan serta program pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, Keuangan, pengembangan Dunia Usaha, Patiwisata, Perdagangan, Koperasi, jasa, Industri, Sumber Daya Alam dan Kelautan, Sosialisasi, Evaluasi, dan melakukan kajian dan studi pembangunan serta pengendalian atas pelaksanaannya.
b. Pelaksanaan evaluasi hasil – hasil Pembangunan daerah di bidang Ekonomi dan Keuangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai tugas dan fungsinya.
d. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanan tugas dan fungsinya kepad Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimkasud pada ayat (1) dan ayat (2), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Pertanian
(20)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
c. Kepala Sub Bidang Perdagangan, Koperasi dan Jasa
d. Kepala Sub Bidang Industri, Sumber daya Alam dan Kelautan.
Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya
1. Kepala Bidang perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan di Bidang Kependudukan, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum, Informasi dan Komunikasi, Pendidikan, Pembunaan Mental Spiritual dan Budaya, Kesehatan dan Kesejahteraab Masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.
b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan dibidang Kependuduk an, Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintahan Umum, Informasi, dan Komunikasi, Pendidikan Pembinaan Mental Spiritual dan Budaya,Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, sesuai standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan evaluasi hasil – hasil pembangunandaerah dibidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
(21)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan, sesuai tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fingsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala badan, sesuai standar yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Kependudukan. Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan. b. Kepala Sub Bidang Perencanaan Umum, Informasi dan Komunikasi.
c. Kepala Sub Bidang Pendidikan, Pembinaan Mental Spiritual dan Budaya d. Kepala Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana
1. Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasana mempunyai tugas membantu Kepela Badan di Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Prencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan dan Peningkatan Kapasitas Perencanaan dibidang Penata Ruang dan Pemukinan, Jalan dan Jembatan, Sumber Daya Air dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Lainnya, Pengembangan Lingkungan Hidup, dan Wilayah Pembangunan serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.
(22)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Pengkoordinasian perumusan rencana pembangynanjangka menengah dan tahunan serta melakukan kajian dan studi pembangunan dibidang Penataan Ruang dan Pemikiman, Jalan dan jembatan, Sumber Daya Air dan Sumber Daya Alam lainnya, Pengembangan Lingkungan Hidup dan Wilayah Pembangunan, sesuai standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan evaluasi hail – hasil Pembangunan Daerah dibidang Perencanaan Sarana dan Prasarana sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala badan, sesuai tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Badan dn Wakil Kepala badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya,
f. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalui Wakil Kepala Badan , sesuai standar yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Sarana dan Prasarana dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Perhubungan
b. Kepala Sub Bidang tata Ruang dan Lingkungan Hidup c. Kepala Sub Bidang Pengairan dan Sumber Daya Air
(23)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi.
1. Kepala Bidang perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dibidang Evaluasi Perencanaan Pembamgunan, Kerjasama dan Pengembangan Teknologi
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan da Pengembangan Teknologi menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkoordinasian penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi, standar pelaksanaan Pengumpulan, Pengelolaan dan Penyajian Data, standar pelaporan Program Pembangunan, standar pelaksanaan Penelitian Lembaran Kerja Proyek serta standar pelaksanaan Perencanaan Kerjasama dan Pengembangan Teknologi, standar pelaksanaan kerjasama kemitraan dengan swasta dan masyarakat serta Sosialisasi, Evaluasi dan Pengendalian atas pelaksanaannya.
b. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan kegiatan konsultasi perencanaan dan kerjasama, sesuai standar yang ditetapkan.
c. Penyelenggaraan upaya – upaya Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi, sesuai standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan Evaluasi hasil – hasil pelaksanaan Pembangunan dan kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan dan Wakil Kepala Badan , sesuai bidang tugas dan fungsinya.
(24)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
f. Pemberian masukkan yang perlu kepada Kepala Badan dan Wakil Kepala badan, sesuai bidang tugas dan fungsinya.
g. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan melalaui Wakil Kepala Badan, sesuai standar yang ditetapkan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan dan Pengembangan Teknologi dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bidang Kerjasama Luar Negeri
b. Kepala Sub Bidang Kerjasama Antar Daerah dan Lembaga Masyarakat c. Kepala Sub Bidang Kerjasama eknologi dan Informasi.
Kepala bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring
1. Mengumpulkan data mengenai pelaksanaan program Pembangunan Sumatrra Utara dan mengolah dta tersebut untuk menyusun statistik Sumatera utara.
2. Melakukan evaluasi atas bahan – bahan dan laporan pelaksanaan pembangunan untuk digunakan menjadi bahan penyusunan LPJ Gubernur Sumatera Utara. 3. Melakukan pemantauan pelaksanaan proyek / program dan penyusunan laporan
pelaksanaan program / proyek pembangunan untuk dilaporkan kepada instansi terkait.
4. Menyusun dan memelihara Data Statistik hasil pelaksanaan program / proyek Sumatera Utara serta mempersiapkan bahan peragaannya.
5. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimanan dimaksudnya pada ayat (1) dan (2), Kepala Bidang Pengendalian, Evaluasi dan Monitoring, dibantu oleh : a. Sub Bidang Pengumpulan data Statistik
(25)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Sub Bidang Evaluasi c. Sub Bidang Informasi d. Sub Bidang Peragaan
Struktur Organisasi dan Job Description pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk garis dan staf (line and staff organization) secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan sehingga menciptakan kekuasaan aliran yang jelas, dimana Kepala BAPPEDASU berkuasa penuh dalam memberikan tugas kepada Sekretaris maupun Kepala Bidang dan Staff dapat membantu dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul guna meringankan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.
(26)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
(27)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
B. Pengertian Tata Ruang Kantor 1. Pengertian
Dalam melaksanakan pekerjaaan perkantoran suatu faktor penting yang turut menentukan kelancaran adalah menentukan tempat kerja dan perlengkapan kantor dengan sebaik – baiknya. Penyusunan alat – alat kantor pada letak yang tepat dan pengaturan tempat kerja akan menimbulkan kepuasan bagi para pegawai. Oleh karena itu menata ruang bagi sebuah kantor sudah merupakan kebutuhan perkantoran modern.
Peletakan perabot – perabot kantor yang menimbulkan keharmonisan dalam penggunaan ruang yang tersedia sangat penting untuk menciptakan iklim kerja yang sehat dan memberikan kesan bagi orang yang datang ke kantor tersebut. Menurut Soedarmayanti (2001:127), tata ruang kantor adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta perabot kantor pada trempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman , leluasan dan bebas bergerak sehingga tercapai efisiensi kerja.
Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan perkantoran.
Menurut Terry dalam Soedarmayanti (2001:11), adalah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut leffingwell dan Robinson dalam Sukoco (2007:3), adalah cabang ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, kapan, dan dimana pekerjaan harus dilakukan.
(28)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Evans dalam Sukoco (2007:3), adalah salah satu fungsi manajemen yang menyangkut pengarahan tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi dan ingatan organisasi.
Menurut Moekijat (1995:16), adalah penjurusan dan pengawasan dari sebuah kantor untuk mencapai tujuan khusus dengan cara sehemat – hematnya.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor merupakan penentuan kebutuhan ruang dan penggunaan terperinci ruangan serta penyusutan perabot serta alat pelengkap secara terperincisehingga kajian lebih jauh dari penataan kantor tersebut adalah efektifitas dan efisiensi kerja
Efisiensi adalah usaha pada produksi untuk memberantas segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan.
Efisiensi dalam pengertiannya sering diwujudkan dalam simbol E yang merupakan hasil perbandingan terbaik antara O (output) dan I (input). Output adalah semua barang dan jasa yang dihasilkan, sedangkan input adalah semua biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut. Jadi, dengan demikian pada dasarnya efisiensi adalah perbandingan terbalik atau rasionalitas antar hasil yang diperoleh atau output dengan kegiatan yang dilakukan sumber – sumber dan waktu yang dipergunakan, atau input.
Bekerja dengan efisiensi adalah bekerja dengan gerakan, usaha, waktu, dan kelelahan yang sedikit mungkin. Cara kerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan, baik kecil maupun besar. Dengan menggunakan cara bekerja yang sederhana, penggunaan alat yang dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas, menghemat gerak dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan bekerja dengan efisien, dan memperoleh hasil yang memuaskan.
(29)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Soedarmayantui (2001:112), Efisiensik kerja adalah merupakan pelaksanaan cara – cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya merupkan cara yang :
1. Termudah (mengerjakan) 2. Termurah (biayanya) 3. Tersingkat (waktunya) 4. Teringan (bebannya) 5. Terpendek (jaraknya)
Apabila seorang pegawai harus segera menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu singkat, maka pegawai tersebut harus dapat meningkatkan kecepatan cara bekerjanya disamping harus menjaga mutu pekerjaannya. Pegawai yang tidak efisien akan kekurangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dan pegawai yang efisien akan kekurangan pekerjaan untuk menghabiskan waktunya. Cara bekerja yang efisien dapat diterapkan oleh setiap pegawai untuk semua pekerjaan kantor yang besar maupun yang sekecil – kecilnya, sehingga dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas dengan menghemat waktu dan tenaga.
Setiap pegawai yang dalam pikirannya tidak menyukai penghamburan, umumnya akan bekerja dengan efisien. Pegawai yang efisien tidak akan mengeluh walaupun banyak yang harus dikerjakannya, akan teteapi pegawai yang tidak efisien akan mengeluh walaupun banyak banyak yang harus dikerjakannya. Oleh sebab itu, cara bekerja yang efisien hendaknya perlu dipraktekkan dan diterapkan secara terus – menerus agar jiwa efisian benar – benar dapat dimiliki.
(30)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
2. Macam – Macam Tata Ruang Ruang Kantor
Pada dasarnya dikenal 4 macam tata ruang kantor menurut Soedarmayanti (2001:127), yaitu :
1. Tata Ruang Kantor Berkamar ( Cubicle Type Office )
Yaitu tata ruang kantor untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam ruang kerja.
• Konsentrasi kerja lebih terjamin
Keuntungan tata ruang kantor berkamar :
• Pekerjaan yang bersifat rahasia dapat lebih terjamin dan terjaga.
• Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat / pimpinan.
• Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.
• Komunikasi langsung antar pegawai tidak berjalan lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunkasi menjadi berkurang.
Kerugian tata ruang kantor berkamar:
• Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan, adan biaya peralatan lainnya.
• Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi.
• Mempersulit pengawan.
• Memerlukan ruangan yang luas.
(31)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Adalah ruangan yang besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama – sama disuatau ruangan tanpa terpisah oleh penyekat.
• Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, warna, dan dekorasi.
Keuntungan tata ruang kantor terbuka :
• Luwes dan fleksibel apabila diperlukan perubahan ruanagn dan tidak memerlukan biaya yang tinggi.
• Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja.
• Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharan ruangan kerja, penggunaan perlengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon dan sebagainya.
• Kemungkinan terjadi kegaduhan atau kebisingan.
Kerugian tata ruang kantor terbuka :
• Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan konsentrasi.
• Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak tampak jelas.
• Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan.
• Kemungkinan nampak adanya tumpukan – tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.
3. Tata ruang berhias atau bertaman / berpanorama ( Landscape Office )
Adalah ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan lingkungan ruangan perkantoran tampak seperti pemandangan alam terbuka dan benar – benar merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan, dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
(32)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
• Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.
Keuntungan tata ruang kantor berhias atau bertaman :
• Ketegangan syarat dapat berkurang atau dihindarkan.
• Kebisingan atau kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan.
• Produktifitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.
• Biaya yang cukup tinggi untuk pengadaan taman dan dekorasi lainnya.
Kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman :
• Biaya pemeliharaan yang tinggi.
• Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan murah.
4. Tata ruang gabungan
Tata ruang kantor yang gabunagn antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka, dan tata ruang kantor berhias. Karena ketiga bentuk tata ruang mempunyai kerugian, maka untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang ada, dapat diciptakan tata ruang kantor gabungan.
Pada prinsipnya tujuan dibuatnya tata ruang kantor pada setiap perusahaan itu sama seperti yang telah diuraikan diatas. Azas – azas tata ruang kantor yang digunakan Bappedasu juga menggunakan azas yang telah diuraikan sebelumnya. Dari keempat macam tata ruang kantor yang telah dijelaskan diatas, BAPPEDASU menggunakan jenis tata ruang kantor gabungan. Ruang Kepala cabang dibuat terpisah dalam satu ruang tertutup. Pembagian diatur sedemikian rupa, jarak antara satu bagian dengan bagian lainnya tidak begitu jauh. Keadaan ruangan hampir semuanya sama, tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok. Bagian yang saling berhubungan letaknya saling
(33)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
berdekatan dan bagian pekerjaan yang menimbulkan suara gaduh diletakkan agak berjauhan dengan bagian yang memerlukan ketenangan dalam bekerja.
C. Tujuan dan Fungsi Penataan Ruang Kantor
1. Tujuan Penataan Ruang
Pengaturan tata ruang kantor yang baik akan membantu pendistribusian kerja yang layak dan adil. Menurut Gie (2007:108), Apabila dirinci maka tujuan dari tata ruang kantor adalah :
a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat.
b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan. c. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien.
d. Mencegah para pegawai dibagian lain terganggu oleh public yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau suara bising lainnya.
e. Menciptakan kenyamanan kerja bagi para pegawai. f. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung. g. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi :
• Gerakan pegawai yang sedang bekerja.
• Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu.
• Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan dikemudian hari.
Menuarut martinez dan Quible dalam Sukoco (2007:196), untuk dapat mencapai tujuan tata ruang kantor yang baik antara lain :
a. Menganalisa hubungan antara peralatan , informasi, dan pegawai dalam arus kerja.
(34)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
b. Mengkondisikan arus kerja agar bergerak dalam bentuk garis lurus dan meminimalisir kemungkinan terjadinya crisscrossing dan backtracking.
c. Pegawai maupun tim kerja yang melakukan pekerjaan serupa harus ditempatkan dalam area yang berdekatan.
d. Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan publik harus ditempatkan dengan pintu masuk kantor.
e. Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsentrasi harus ditempatkan di ruang kerja yang suasananya lebih tenang.
f. Alokasi ruang harus berdasarkan posisi pekerjaan yang dilakukan dan peralatan khusus yang diperlukan masing – masing individu yang memerlukan.
g. Furnitur dan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan.
h. Lorong harus nyaman dan lebar untuk mengantisipasi pergerakan yang efisien dari pekerja.
i. Pertimbangan keamanan harus diberikan prioritas yang tinggi.
j. Area terbuka yang lebihbesar dan efisien dibandingkan ruangan kecil yang tertutup.
k. Provisi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi, AC, kelembaban, dan kontrol suara.
l. Memperhatikan kebutuhan perluasan kantor dimasa datang. m. Pekerjaan harus datang pada pegawai, bukan sebaliknya.
Dalam penyusunan ruang dalam kantor, ada beberapa tujuan yang perlu dicapai. Tujuan ini merupakan syarat yang hendaknya dipenuhi dalam setiap tata ruang kantor yang baik. Tujuan yang hendak dijadikan pedoman adalah :
Proses pelaksanaan pekerjaan kantor itu dapat menempuh jarak sependek mungkin. Rangkaian aktifitas dan tata ruang kantor dapat mengalir secara lancar.
(35)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Segenap ruangan dipergunakan secara efisien untuk keperluan kerja. Kesehatan dan kepuasan kerja para pegawai dapat dipelihara.
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan dapat melihat kesan yang baik tentang organisasi tersebut.
Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan mudah diubah sewaktu – waktu.
2. Azas – Azas Tata Ruang Kantor.
Azas – azas tata ruang kantor sebenarnya diperuntukkan bagi tempat kerja yang tugasnya menghasilkan suatu barang, namun dengan perluasan seperlunya dapatlah beberapa diantaranyan dijadikan dasar bagi tata ruang perkantoran.
Beberapa azas itu menurut Gie (2007:190), adalah : a. Azas mengenai jarak terpendek.
Dengan tidak mengabaikan hal – hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang memungkinkan pross penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak sependek – pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antar 2 titik adalah jarak yang terpendek. Dalam penyusunan tempat kerja dan menempatkan alat – alat, hendaknya azas ini dijalankan sejauh mungkin.
b. Azas mengenai rangkaian kerja.
Dengan ini mengabaikan hal – hal khusus, suatau tata ruang yang terbaik ialah yang menempatkan pegawai dan alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Azas ini merupakan pelengkap dari azas mengenai jarak terpendek. Jarak terpendek tercapi kalau para pekerja dan perlengkapan yang mendukung kegiatan diletakkan menurut proses penelesaian pekerjaan. Menurut
(36)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
azas ini suatu pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan dikerjakan sampai selesainya, tidak ada gerak mundur atau menyilang. Hal ini tidak berarti bahwa jalan yang ditempuh harus selalu berbentuk garis lurus. Yang penting adalah proses itu selalu mengarah maju ke muka menuju penyelesaian.
c. Azas mengenai penggunaan segenap ruangan.
Suatu tata ruang yang baik adalah yang mempergunakan sepenuhnya semua ruang yang ada. Ruang itu tidak hanya berupa luas lantai saja, melainkan juga yang vertikal ke atas maupun ke bawah. Jadi, tidak ada ruang yang dibiarkan tidak terpakai.
d. Azas mengenaikan perubahan susunan tempat kerja
Dengan tidak mengabakan hal – hal khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.
Langkah – langkah yang telah ditempuh oleh BAPPEDASU dalam pelaksanaan tata ruang kantor yang memiliki hubungan kerja antara satu kesatuan dengan lainnya dalam pelaksanaan kerja serta sifat dari pekerjaan itu sendiri. Untuk menentukan letak yang tepat tersebut, beberapa telah dilaksanaan didalam ruang lingkup kantor yaitu :
1. Bagian customer service ditempatkan di Front Office (bagian depan), dimana bagian tersebut melayani customer dan keluhan.
2. Bagian administrasi dan umum berada di lantai 2 serta ruang Kepala Cabang.
3. Bagian keuangan dan humas digabung dalam asatu ruang yang berada ditengah ruangan.
4. Bagian jaringan berada dibelakang yang bersebelahan dengan kantin dan musollah yang tersedia.
5. Gudang yang berada dibelakang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan perlengkapan kantor serta alat inventaris lainnya.
(37)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
3. Fungsi Tata Ruang Kantor
Fungsi tata ruang kantor merupakan unsur terpenting dalam perencanaan yang praktis dan efektif. Tata ruang kantor merupakan salah satu perencanaan jangka panjang, dimana perencanaan ini membantu mencapai keseimbangan yang diperlukan dimana : a. Persyaratan peratyuran Undang – Undang terpenuhi.
b. Manfaat ruangan dipergunakan sebesar – besarnya.
c. Pelayanan tersedia sepanjang diperlukan seperti lisstrik, telepon, dan lain – lain. d. Pengawasan dapat melihat pegawai pada saat bekerja.
e. Rasa kesatuan dan kesetiaan terhadap kelompok kerja dipelihara f. Komunikasi dan arus kerja diperlancar.
g. Tempat bergerak (lalu lintas) tata usaha diantara meja dan lemari arsip dipermudah. h. Pelaksanaan kerja yang gaduh dan mengganggu perhatian agar dipisah.
i. Kebebasan diri dan keamanan diusahakan sepanjang diperlukan.
D. Faktor yang mempengaruhi tata ruang kantor.
Kondisi fisik kantor merupakan hal yang dapat kita lihat secara langsung. Kondisi ini dipengaruhi beberapa faktor :
1. Faktor Intern
Manusia adalah salah satu aspek penting dimana memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi letak dan tata ruang kantor yang dapat mendukung efisiensi dan efektifitas kerja. Manusia merupakan individu yang melakukan pekerjaan dikantor sesuai dengan bidang tugas dan kewajiban nya masing – masing.
(38)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Waktu adalah merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan pekerjaan dimana dari aspek ini dapat diketahui sejauh mana efisiensi dan efektifitas dapat tercapai.
Biaya adalah seberapa banyak jumlah pengorbanan yang telah dikeluarkan baik materiil maupun in materiil yang ada.
2. Faktor Ekstern a. Cahaya
Cahaya atau penerangan yang cukup barangkali merupakan pertimbangan yang paling penting dalam fasilitas fisik kantor. Karena penerangan sangat besar manfaatnya untuk keselamatan bekerja dan kelancaran kerja bagi para pegawai, maka perlu diperhatikan adanya cahaya atau penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan akan terhambat, banyak kesalahan terjadi, dan tentu menyebabkan kurang sfisien dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi tersebut tidak dapat dicapai secara efektif. Dalam merancang tata ruang kantor hendaknya cahaya itu tiba diatas meja para pegawai dari arah kiri. Meja – meja tidak boleh disusun menghadap jendela, karena akan menimbulkan kesilauan bagi mereka.
Cahaya matahari tidak dapat diatur dengan sempurna menurut keinginan orang. Lebih – lebih dalam gedung yang luas dan kurang jendelanya, cahaya alam itu tidak dapat menembus sepenuhnya pada jarak lebih dari pada 6 hingga 7 meter dari jendela. Oleh karena itu, sering digunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam suatu kantor. Apabila disusun menurut teknik yang baik, cahaya lampu akan memberikan penerangan sempurna untuk ruang – ruang kerja yang gelap atau untuk bekerja diwaktu malam. Penerangan yang baik membantu pegawai dengan cepat, mudah dan senang. Keuntungan penerangan yang baik adalah :
(39)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
• Perpindahan pegawai berkurang
• Prestise yang lebih besar.
• Semangat kerja yang lebih tinggi
• Hasil pekerjaan lebih banyak
• Ketidakhadiran berkurang
• Kesalahan berkurang
• Keletihan berkurang.
Menurut Soedarmayanti (2001:130), sangat besar manfaat untuk keselamatan bekerja dan kelancaran bekerja bagi pegawai, maka perlu diperhatikan adanya pencahayaan yang terang tapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga pekerjaan akan melambat, banyak kesalahan terjadi dan tentu saja hal ini menyebabkan kurangnya efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan dari organisasi tersebut tidak dapat dicapai secara efektif.
Menurut Shane dalam Sukoco (2007:208), mendeskripsikan bahwa 80 hingga 85 persen informasi yang diterima pegawai dikantor menggunakan indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa nota tagihan pembayaran. Hal inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai dikantor sangatlah penting karena akan mempengaruhi produktiitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan meningkat apabila tingkat cahaya ditempat kerja tidak sesuai yang akan mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada matanya, sehingga mempengaruhi fisiknya. Hal ini berdampak pada penurunan motivasi pegawai dan mengakibatkan kinerja pegawai menurun. Oleh karena itu, sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai dengan tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.
(40)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Keseimbangan cahaya sangat penting, karena pencahayaan di lingkungan kerja baru dapat disebut efektif apabila pegawai merasa nyaman secara viual akibat pencahayaan yang seimbang.
Shane dalam Sukoco (2007:209), menjelaskan bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang digunakan dikantor, antara lain :
a. Ambient Lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit – langit luar kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satu – satunya pencahayaan terdapat diruangan kantor tersebut. b. Task Lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarang digunakan pada kantor – kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Jadi sebaiknya Task Lighting dikombinasikan dengan Ambient Lighting sehingga pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan tingkat penerangan yang tinggi dapat dengan cukup penggunakannya, sedangkan pekerjaan yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi menggunakan task lighting.
c. Accent Lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang akan dituju. Biasanya jenis lamou ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
d. Natural Lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya langit. Jenis cahaya ini akan meberikan dampak positif bagi pegawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu perusahan sebaiknya menggunakan sistem penyimpanan cahaya matahari (solar energy saving system) sehingga jenis cahaya ini tetp dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau lebih dalam ke area kerja, dan pada hari
(41)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
yang sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengkibatkan cahaya harus dikontrol. Pegawai yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela pada posisi kerja normal. Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan dampak penggunaan temperatur udara terhadap ruang kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin udara juga harus digunakan khususnya pada musim panas untuk mengurangi efek panas tersebut.
Pada kantor BAPPEDASU digunakan pencahayaan ambient lighting yaitu dengan menggunakan lampu dilangit – langit kantor dan menggunakan cahaya alam berupa cahaya matahari yang melalui jendela kantor.
b. Warna
Sama dengan cahaya, warna merupakan faktor penting untuk memperbesar efisiemsi kerja para pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yag berlebihan.
Para ahli membedakan 3 warna pokok, yaitu merah, kuning dan biru. Merah adalah warna yang menggambarkan panas, kegembiraan dan kegiatan bekerja. Sebagai alat untuk merangsang panca indera dan jiwa agar bersemangat dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan warna merah merupakan warna yang tepat untuk digunakan tetapi kalau terlalu banyak juga tidak baik.
Warna kuning menggambarkan kehangatan matahari. Warna ini dapat merangsang mata dan syaraf. Pengaruh mental yang dapat ditimbulkan ialah perasaan gembira
(42)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
dengan melenyapkan perasaan tertekan. Oleh karena itu, warna ini tepat dipakai pada kamar – kamar atau lorong – lorong gedung yang gelap.
Warna biru adalah adem. Sebagai warna dari langit dan samudra, warna ini mempunyai pengaruh mengurangi ketegangan otot tubuh dan tekanan darah. Sebagai alat untuk menimbulkan suasana dingin dan tenang dalam kantor untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi, warna biru baik sekali dipergunakan. Hanya kalau berlebihan, dapat menimbulkan pengaruh menekan perasaan.
Dalam 3 warna pokok dapat diciptakan warna sekunder. Warna merah dicampur dengan kuning dalam kuantitas yang sama menghasilkan orange. Warna kuning ditambah dengan biru menjadi hijau, sedangkan biru dan merah menimbulkan warna ungu. Kalau ketiga warna pokok dicampur, terciptalah warna abu – abu. Percampuran lebih lanjut akan warna – warna derajat ketiga. Misalnya 2 bagian warna kuning dicampur dengan 1 bagian warna biru akan menjadi warna hijau kekuning – kuningan. Masing – masing warn aitu apabila disoroti oleh cahaya penerangan akan memantulkan kembali cahaya itu secara berbeda – beda.
Kemampuan sesuatu warna untuk memantulkan kembali cahaya yang mendatangi disebut daya pantul warna. Banyaknya cahaya yang dipantulkan itu dinyatakan dalam bentuk persentase. Jadi, apabila suatau warna disoroti oleh sejumlah cahaya, dan cahaya itu dipantulkan kembali semuanya, maka daya pantul warna tersebut ialah 100 persen. Kalau hanya sebagian dari jumlah cahaya yang datang dipantulkan, daya pantul tersebut hanya 50 persen. Persentase yang tinggi berarti bahwa warna yang bersangkutan tergolong warna yang sangat terang. Ini mempunyai pengaruh besar terhadap kesilauan yang mungkin dialami oleh seorang pegawai akibat cahaya yang terlampau banyak.
(43)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Sebuah ruangan yang berwarna putih dan menerima sinar yang cukup telah terbukti terlampau terang untuk bekerja secara efisien. Cahaya yang hampir semuanya dipantulkan kembali oleh warn aputih itu akan menyilaukan para pekerja. Oleh karena itu, kalau hendak menciptakan tata ruang kantor yang baik, sebaiknya digunakan bermacam – macam warna. Untuk Indonesia yang terletak di khatulistiwa dan tergolong daerah panas, sebaiknya dipakai warna yang bersifat adem dan tenang seperti biru, hijau, dan abu – abu.
Dalam hal ini disetiap dinding kantor BAPPEDASU menggunakan warna putih dan perabitan kantor umumnya menggunakan kayu yang berwarna coklat.
c. Udara atau Ventilasi
Pegawai akan sulit bekerja dengan baik, senang , dan efisien apabila bekerja diruang kantor yang udaranya panas, pengap sehingga sulit bernapas. Melakukan pekerjaan dengan suhu yang dianggap baik berkisar 13 – 24 derajat Celcius. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya ventilasi yang cukup, yang dapat membantu pertukaran udara denagn lancar, sehingga para pegawai diruang kerjanya tetap mendapat udara segar dan nyaman.
Pada kantor BAPPEDASU umumnya semua ruangan menggunakan AC, disamping itu perlu diketahui disetiap ruangan mempunyai jendela atau ventilasi yang cukup sehingga udara berjalan dengan baik.
d. Suara
Karena pada umumnya pekerjaan yang ada membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar supaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar, efisien dan efektif sehinga produktifitas kerja dapat meningkat.
Pada kantor BAPPEDASU kegiatan yang menimbulkan suara berisik terdapat dibagian gudang. Oleh karena itu gudang berada dibelakang kantor.
(44)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 e. Dekorasi
Masalah dekorasi ada hubungan denagan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya mempermasalahkan hiasan ruangan saja teteapi harus diperhatikan cara mengatur letaknya, sususnan dan tata warna perlengkapan yang akan dipasang ata diatur.
Agar tujuan dari tata kantor dapat tercapai secara efektif dan efisien maka beberapa hal yang harus dilakaukan adalah :
1. Berhasil guna dan efektif yaitu menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
2. Ekonomis yaitu dalam usaha pencapaian efektif termasuk biaya , tenaga kerja, materil, peralatan, waktu dan ruangan serta hal lainnya telah dipergunakan dengan sebaik – baiknya.
3. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggng jawabkan yaitu membuktikan bahwa didalam pelaksanaan kerja, sumber yang ada telah dimanfaatkan sebaik – baiknya dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yang telah ditetapkan.
4. Pembagian kerja yang nyata.
5. Rasionalitas wewenagng dan tanggung jawab 6. Prosedur kerja yang praktis.
Pada kantor BAPPEDASU umumnya dekorasi kantor sudah tertata dengan baik, hal ini terlihat dengan penyusunan tiap – tiap ruangan yang berhubungan disusun secara berdekatan, menggunakan tirai berwarna biru untuk kantor bagian depan, dan memiliki taman yang dirawat dengan baik.
(45)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Dalam bidang perkantoran, perlu diperhatikan adanya azas – azas tertentu agar dapat dicapai perbandingan terbaik antara setiap pekerjaan dengan hasil yang diharapkan. Azas –azas efisiensi bagi pekerjaan kantor ada 4 yaitu :
1. Azas Perencanaan yaitu menggambarkan dimuka mengenai tindakan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
2. Azas Penyederhaan yaitu membuat suatu sistim yang ruwet atau sukar menjadi lebih mudah atau ringan.
3. Azas Penghapusan yaitu meniadakan suatu kegiatan kerja yang dianggap tidak perlu atau tidak ada hubungannya dengan hasil kerja yang ingin dicapai.
4. Azas Penggabungan yaitu mempersatukan pekerjaan yang memiliki persamaan atau mingkin yang dapat dikerjakan secara bersamaan dalam satu langkah sekaligus, sehingga dapat menghemat waktu.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk dapat bekerja dengan cara yang efisien, diantaranya adalah :
Bentuk susunan serta permukaan meja perlu direncanakan dengan baik, agar dapat membantu untuk tidak merasa lelah, dapat menghemat tenaga, usaha, dan waktu. Untuk bekerja dapat direncanakan suatu meja yang berbentuk L atau U denagn komputer didepannya.
Kursi, hendaknya dipakai kursi yang dapat berpuar dan mempunyai sandara tegak, agar dapat berputar, apabila harus mengetik, mengangkat telepon atau menulis diatas meja tulisnya.
Peletakan benda – benda yang sering digunakan diats ameja, dan segera kembalikan ketempat semula. Semua peralatan atau berkas yang tidak diperlukan lagi, agar dengan demikian meja tetap kelihatan rapi dan dapt dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya dengan efisien.
(46)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Pengaturan benda – benda didalam laci hendaknya disusun dengan penuh pertimbangan, disesuaikan denagn kepentingan masing – masing peralatan agar dapat dipergunakan dengan efisien.
Adalah merupakan suatau kewajiban untuk ikut mengatur ruangan meskipun petugas kantor telah membersihkan ruangan. Kepandaian untuk mengatur ruangan kantor akan menambah efisiensi kerja.
Kemampuan untuk mengingat dengan baik adalah merupakan dasar untuk bekerja secara efisien. Rencana kerja akan dilaksanakan pada suatau hari atau penyelesaian tugas memerlukan pertimbangan yang datang dari pengalaman yang diingat oleh seorang pegawai.
Selain faktor – faktor yang telah dikemukakan diatas, faktor lain yang sangat mendukung terciptanya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan perkantoran adalah peralatan dan mesin – mesin kantor yang digunakan.
Guna menunjang terlaksananya efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan perkantoran, peralatan atau mesin kantor yang dimiliki oleh kantor BAPPEDASU meliput i :
a. Kalender
b. Buku petunjuk telepon c. Buku organisasi intern d. Buku agenda
e. Lembaran kertas
• Kertas dengan berbagai jenis dan ukuran
• Kertas dengan kepala surat
• Kertas Memo
(47)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 • Kwitansi
• Benda – benda pos
• Amplop
• Alat – alat tulis f. Pita mesin tik
g. Jepitan kertas ( paper clips )
h. Jepitan dokumen tebal ( binder clips ) i. Alat pelubang kertas
j. Lem perekat k. Gunting l. Pisau
m. Stempel dan bantalan cap ( stamp pad ) n. Jam
o. Pesawat telepon p. Komputer dan printer q. Kalkulator
(48)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI
Penataan ruang kantor BAPPEDASU adalah sejenis tata ruang kantor gabungan. Sejauh ini BAPPEDASU belum sepenuhnya melakukan penerapan teknik penyusunan perabot kantor yang baik terlihat dengan susunan kursi yang terkadang tidak dapat pada tempatnya, penumpukan buku nama mitra kerja diatas meja dan tidak dikembalikan ketempatnya.
Sebagai langkah dalam merencanakan tata ruang kantor hendaknya diketahui hubungan yang terdapat dalam pelaksanaan tata ruang kantor tersebut dengan satuan lainnya. Demikian pula hendaknya diperhatikan sifat pekerjaan itu. Hal ini perlu untuk menentukan letak yang tepat bagi perabotan agar dapat menunjang efisiensi kerja. Untuk menentukan letak tersebut ada beberapa tujuan yang perlu dicapai yang merupakan syarat untuk tata ruang kanor yang baik :
1. Aliran pekerjaan berjalan dengan efektif
2. Ruang yang luas, akan tetapi dipergunakan dengan baik 3. Kesenangan dan rasa puas para pegawai
4. Memudahkan pengawasan
(49)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
Hal – hal diatas merupakan syarat untuk setiap tata ruang kantor yang baik yang erat kaitannya dengan tujuan dan fungsi dari tata ruang kantor itu sendiri.
Namun mengenai persyaratan dan kondisi fisik tata ruang kantor sebagian besar sudak sesuai dengan undang – undang tentang kantor (the officeact). Ini terlihat pada kebersihannya. Kantor BAPPEDASU menugaskan beberapa orang yang bertugas membersihkan ruanagan dan perabotan kantor serta taman yang ada. Setiap bagian sudah dilengkapi dengan ventilasi yang cukup dengan adanya jendela disetiap bagian. Penerangan pada ruangan dilakukan dengan menggunakan lampu namun cahaya matahari tetap dapat dirasakan didalam ruangan. Pada bagian dinding kantor sepenuhnya menggunakan warna putih dan plafonnya berwarna abu – abu.
Pos satpam, kamar mandi, musholah, dan kantin juga tersedia. Selain itu mesin – mesin kantor juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi kerja kantor. Sebab pekerjaan kantor meliputi :
1. Menghimpun 2. Mencatat 3. Menggandakan 4. Mengirim 5. Menyimpan
Untuk melakukan penggandaan perusahaan belum menyedikaan mesin foto copy. Hal ini sangat tidak efisien baik dari segi waktu, biaya, dan tenaga karena untuk melakukan penggandaan ke tempat foto copy yang berada diluar lingkungan kantor dimanan memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit.
Pada kenyatannya tata ruang kantor yang telah dilaksanakan oleh BAPPEDASU adalah sebagai berikut :
(50)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
1. Bagian – bagian yang mempunyai fungsi dan berhubungan detempatkan secara berdekatan atau berdampingan untuk memperlancar pekerjaan.
2. Peralatan dan perlengkapan kantor tersusun sesuai dengan tempat dan fungsinya masing – masing.
3. Bagian yang memiliki hubungan dengan pelanggan ditempatkan dibagian kantor depan sehingga tidak menggangu bagian lain.
4. Pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi ditempatkan dalam ruangan tertentu. 5. Peralatan dan perlengkapan kantor ditempatkan didekat pegawai yang
memerlukannya.
6. Peralatan dan perlengkapan kantor diatur sedemikian rupa dengan penempatan meja dan kursi yang saling berhadapan untuk ditempati pegawai.
7. Terdapat gang yang luas tiap bagian.
Tabel 1. Pendapat responden terhadap kondisi kantor
NO Aspek Penilaian
Nilai Jumlah
Responden
A B C D E
1 Kesenangan bekerja 20 30 6 0 0 56
2 Kenyamanan 40 16 0 0 0 56
3 Kebersihan 15 31 10 0 0 56
4 Penataan Perabot 6 40 10 0 0 56
5 Penggantian Perabot 3 10 43 0 0 56
6 Penggunaan cahaya 20 30 1 0 0 56
7 Dekorasi 7 28 21 0 0 56
8 Penggantian Dekorasi 7 28 24 0 0 56
(51)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
10 Keamanan 20 36 0 0 0 56
Sumber : BAPPEDASU Keterangan :
A = Sangat Baik B = Baik
C = Cukup D = kurang
E = Sangat kurang.
1. Kesenangan bekerja para responden yang bekerja pada BAPPEDASU sebanyak 20 responden menyatakan senang bekerja karena lingkungan yang bersih dan suasana kekeluargaan yang ada dapat menimbulkan semangat kerja, 30 responden beranggapan sama terhadap kesenangan kerja sementara 6 responden lainnya tidak beranggapan seperti itu karena terkadang ada silang pendapat antar divisi sehingga terkadang bekerja dalam team work tidaklah mudah untuk mencapai kata sepakat. 2. Kenyamanan, para responden yang bekerja di kantor BAPPEDASU sebanyak 40
orang merasa nyaman karena kebersihan yang terjaga, peralatan dan perlengkapan kantor yang diletakkan sesuai dengan tempat dan fungsinya masing – masing serta susunan surat dan arsip yang dengan mudah dapat diperoleh sewaktu – waktu jika diperlukan, sedangkan 16 lainnya juga beranggapan demikian namun mereka mengharapkan susunan meja dan kursi lebih mendapat perhatian karena terkadang tidak berada pada tempatnya.
3. Kebersihan, 15 responden menyatakan ruangan kerja bersih dan tertata dengan rapi, 31 responden menyatakan uang kantor bersih karena adanya petugas kebersihan namun karyawan tidak ikut menjaga kebersihan, hal ini terlihat dari terkadang karyawan membuang sampah sembarangan dan 10 responden dibagian jaingan dan
(52)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
gudang beranggapan ruang kerjanya tidak bersih, terlihat dari banyaknya debu yang menempel pada jendela.
4. Penataan perabot, 6 responden menatakan sangat baik, 40 lainnya juga demikian namun mereka mengharapkan sebaiknya peletakan perabotan yang tidak terpakai disimpan sehingga gerak dalam bekerja lebih leluasa
5. Penggantian perabot, 3 responden beranggapan penggantian perabot dalam waktu tertentu sangat diperlukan, 10 lainnya juga sama namun jika perabot tersebut mengalami kerusakan, 43 lainnya beranggapan tidak perlu selama perabot tersebut dapat dipergunakan sebaik –baiknya.
6. Pengggunaan cahaya, umumnya pencahayaan sudah tertata dengan baik terlihat dengan 20 responden menyatakan sangat baik dan 30 lainnya juga demikian. Selain dari lampu, cahaya matahari dapat masuk melalui jendela yang ada. 1 reponden hanya meminta penambahan lampu dibagian jaringan.
7. Dekorasi, 7 responden menyatakan dekorasi yang ada sekarang ini sudah sangat baik, 28 responden juga sama namun 21 responden meminta sebaiknya susunan meja dan kursi mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu sehingga karyawan tidak merasa bosan saat bekerja.
8. Penggantian dekorasi, 7 responden beranggapan tidak perlu ada penggantian dekorasi karena yang ada sekarang sudah sangat baik, 28 lainnya juga sama namun dekorasi seperti meja dan gorden sebaiknya ditambah, sedangkan 24 orang beranggapan perlu adanya penggantian dekorasi dalam waktu tertentu yang dapat menciptakan suasana baru dan menambah semangat kerja.
9. Tanaman hias, 5 responden menyatakan tanaman yang ada sekarang sudah sangat baik, 30 dan 24 lainnya menyatakan sebaiknya beberapa tanaman hias berada didalam ruang kerja bukan hanya ditaman saja.
(53)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
10.Keamanan pada kantor BAPPEDASU umumnya sangat terjaga karena adanya pos satpam yang berjaga dan selalu mengawasi kegiatan yang ada dikantor. Parkir kendaraan pegawai berada dibelakang sedangkan tamu berada didepan sehingga pengawasan dapat dengan mudah dilakukan dan ini terbukti dengan responden menyatakan bahwa keamanan pada kantor BAPPEDASU sudah sangat terjaga dengan baik.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai senang bekerja di kantor ini. Kondisi fisik kantor yang meliputi cahaya, dekorasi, warna, kebersihan, dan udara, sudah sangat baik sehingga tercipta kenyamanan dalam bekerja. Dari tabel juga dapat disimpulkan bahwa responden sangat setuju dengan penempatan tanaman hias dosetiap ruangan kantor. Ketika meninggalkan kendaraan ditempat parkir, responden juga sangat yakin dengan keamananya.
(54)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian yang penulis tuangkan dalam tulisan ini maka dapat diambil beberapakesimpulan yang berkenaan dengan penataan ruang kantor guna efisiensi kerja adalah sebagai berikut :
a. Tata ruang kantor BAPPEDASU menggunakan pedoman tata ruang kantor gabungan, dan kantor ini mempergunakan kombinasi warna abu – abu untuk plafon dan warna putih untuk cat dinding.
b. Dekorasi pada kantor ini sudah cukup bagus terliaht dengan adanya gambar kepala cabang beserta masa jabatannya pada ruang rapat. Kemudian di dinging pada bagian hubungan tamu yang sering dilalui pegawai ditempatkan sebuah white board sebagai papan pengumuman.
c. Ilmu managemen perkantoran belum sepenuhnya diterapkan, ini terlihat dalam hal peletakan kamar kecil.
d. Meskipun dalam pelaksanaan kantor BAPPEDASU telah melaksanakan teknik – teknik untuk mencapai tata ruang kantor yang baik ( The Liang Gie ) namaunbelum terealisasikan sepenuhnya.
(55)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 B. Saran
a. Perlu adanya peninjauan kembali mengenai pengadaan mesin – mesin kantor, terutama pengadaan mesin foto copy demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam bekerja.
b. Sebelum membentuk ruangan hendaknya terlebih dahulu direncanakan penggunaannya sehinga meja kerja dan perabot lainnya dapat tertata dengan baik.
c. Hendaknya didalammemberikan fasilitas lebih merat pada ssetiap bagian seperti AC.
(56)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Erlangga, Surabaya, 2007
Gary Desler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kesembilan, Gramedia, Jakarta, 2004
Ignatius Wursato, Drs, Kompetensi Sekretaris Profesional, Edisi I, Yogyakarta, 2006 Jogiyanto, Prof, Dr, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan I, Yogyakarta, 2004 Moekijat, Tata Laksana Kantor, Cetakan ke VIII, Mandar Maju, Bandung, 1995 Richard L. Daft, Manajemen, Edisi ke V, Erlangga, Jakarta, 2002
Soedarmayanti, DR,M.Pd, Dasar – Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen
Perkantoran, Cetakan ke II, Mandar Maju, Bandung, 2001
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Edisi kedelapan, Liberty, Yogyakarta, 2007
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi V buku I, Salemba empat, Jakarta, 2003
(57)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
(1)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
gudang beranggapan ruang kerjanya tidak bersih, terlihat dari banyaknya debu yang menempel pada jendela.
4. Penataan perabot, 6 responden menatakan sangat baik, 40 lainnya juga demikian namun mereka mengharapkan sebaiknya peletakan perabotan yang tidak terpakai disimpan sehingga gerak dalam bekerja lebih leluasa
5. Penggantian perabot, 3 responden beranggapan penggantian perabot dalam waktu tertentu sangat diperlukan, 10 lainnya juga sama namun jika perabot tersebut mengalami kerusakan, 43 lainnya beranggapan tidak perlu selama perabot tersebut dapat dipergunakan sebaik –baiknya.
6. Pengggunaan cahaya, umumnya pencahayaan sudah tertata dengan baik terlihat dengan 20 responden menyatakan sangat baik dan 30 lainnya juga demikian. Selain dari lampu, cahaya matahari dapat masuk melalui jendela yang ada. 1 reponden hanya meminta penambahan lampu dibagian jaringan.
7. Dekorasi, 7 responden menyatakan dekorasi yang ada sekarang ini sudah sangat baik, 28 responden juga sama namun 21 responden meminta sebaiknya susunan meja dan kursi mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu sehingga karyawan tidak merasa bosan saat bekerja.
8. Penggantian dekorasi, 7 responden beranggapan tidak perlu ada penggantian dekorasi karena yang ada sekarang sudah sangat baik, 28 lainnya juga sama namun dekorasi seperti meja dan gorden sebaiknya ditambah, sedangkan 24 orang beranggapan perlu adanya penggantian dekorasi dalam waktu tertentu yang dapat menciptakan suasana baru dan menambah semangat kerja.
9. Tanaman hias, 5 responden menyatakan tanaman yang ada sekarang sudah sangat baik, 30 dan 24 lainnya menyatakan sebaiknya beberapa tanaman hias berada didalam ruang kerja bukan hanya ditaman saja.
(2)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
10.Keamanan pada kantor BAPPEDASU umumnya sangat terjaga karena adanya pos satpam yang berjaga dan selalu mengawasi kegiatan yang ada dikantor. Parkir kendaraan pegawai berada dibelakang sedangkan tamu berada didepan sehingga pengawasan dapat dengan mudah dilakukan dan ini terbukti dengan responden menyatakan bahwa keamanan pada kantor BAPPEDASU sudah sangat terjaga dengan baik.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai senang bekerja di kantor ini. Kondisi fisik kantor yang meliputi cahaya, dekorasi, warna, kebersihan, dan udara, sudah sangat baik sehingga tercipta kenyamanan dalam bekerja. Dari tabel juga dapat disimpulkan bahwa responden sangat setuju dengan penempatan tanaman hias dosetiap ruangan kantor. Ketika meninggalkan kendaraan ditempat parkir, responden juga sangat yakin dengan keamananya.
(3)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian yang penulis tuangkan dalam tulisan ini maka dapat diambil beberapakesimpulan yang berkenaan dengan penataan ruang kantor guna efisiensi kerja adalah sebagai berikut :
a. Tata ruang kantor BAPPEDASU menggunakan pedoman tata ruang kantor gabungan, dan kantor ini mempergunakan kombinasi warna abu – abu untuk plafon dan warna putih untuk cat dinding.
b. Dekorasi pada kantor ini sudah cukup bagus terliaht dengan adanya gambar kepala cabang beserta masa jabatannya pada ruang rapat. Kemudian di dinging pada bagian hubungan tamu yang sering dilalui pegawai ditempatkan sebuah white board sebagai papan pengumuman.
c. Ilmu managemen perkantoran belum sepenuhnya diterapkan, ini terlihat dalam hal peletakan kamar kecil.
d. Meskipun dalam pelaksanaan kantor BAPPEDASU telah melaksanakan teknik – teknik untuk mencapai tata ruang kantor yang baik ( The Liang Gie ) namaunbelum terealisasikan sepenuhnya.
(4)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009 B. Saran
a. Perlu adanya peninjauan kembali mengenai pengadaan mesin – mesin kantor, terutama pengadaan mesin foto copy demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam bekerja.
b. Sebelum membentuk ruangan hendaknya terlebih dahulu direncanakan penggunaannya sehinga meja kerja dan perabot lainnya dapat tertata dengan baik.
c. Hendaknya didalammemberikan fasilitas lebih merat pada ssetiap bagian seperti AC.
(5)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Badri Munir Sukoco, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Erlangga, Surabaya, 2007
Gary Desler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kesembilan, Gramedia, Jakarta, 2004
Ignatius Wursato, Drs, Kompetensi Sekretaris Profesional, Edisi I, Yogyakarta, 2006 Jogiyanto, Prof, Dr, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan I, Yogyakarta, 2004 Moekijat, Tata Laksana Kantor, Cetakan ke VIII, Mandar Maju, Bandung, 1995 Richard L. Daft, Manajemen, Edisi ke V, Erlangga, Jakarta, 2002
Soedarmayanti, DR,M.Pd, Dasar – Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen
Perkantoran, Cetakan ke II, Mandar Maju, Bandung, 2001
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Edisi kedelapan, Liberty, Yogyakarta, 2007
Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi V buku I, Salemba empat, Jakarta, 2003
(6)
Sri Ramadani : Penataan Ruang Dan Kantor Dalam Mendukung Efektivitas Kerja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BAPPEDASU), 2009.