disusun  oleh  para  pakar  dalam  bidang  itu  untuk  maksud  dan  tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan
mudah  dipahami  oleh  para  pemakainya  di  sekolah-sekolah  dan  perguruan  tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.
2.2 Fungsi Buku Teks Penyusunan  buku  teks  dalam  upaya  pengembangan  pembelajaran  di  sekolah
tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah
sebagai berikut.
1. Mencerminkan  suatu  sudut  pandang  yang  tangguh  dan  modern  mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.
2. Menyajikan  suatu  sumber  pokok  masalah  yang  kaya,  mudah  dibaca  dan
bervariasi  yang  sesuai  dengan  minat  dan  kebutuhan  para  siswa,  sebagai  dasar bagi  program-program  kegiatan  yang  disarankan  di  mana  keterampilan-
keterampilan  ekspresional  diperoleh  di  bawah  kondisi-kondisi  yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan  suatu  sumber  yang  tersusun  rapi  dan  bertahap  mengenai
keterampilan-keterampilan  ekspresional  yang  mengemban  masalah  pokok dalam komunikasi.
4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-
syarat  tertentu,  misalnya  harus  menarik,  menantang,  merangsang,  bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut.
5. Menyajikan  fiksasi  perasaan  yang  mendalam  awal  yang  perlu  dan  juga
sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
6. Sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna.
Green dan Petty dalam Tarigan 2009: 17.
2.3 Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman belajar,  berbagai  strategi  pembelajaran,  alat-alat  pembelajaran,  dan  teknik-teknik
penilaian  yang  diprogramkan  dan  dilaksanakan  secara  bersistem  oleh  suatu lembaga pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu Husen,
1997: 6. Kurikulum  itu  selalu  dinamis  dan  senantiasa  dipengaruhi  oleh  perubahan-
perubahan  dalam  faktor-faktor  yang  mendasarinya.  Kurikulum  juga  dapat mengalami  perubahan  bila  terdapat  pendirian  baru  mengenai  proses  belajar,
sehingga  timbul    bentuk-bentuk  kurikulum.  Perubahan  kurikulum  itu  berkaitan dengan  perubahan  dasar-dasarnya,  baik  mengenai  tujun  maupun  alat-alat  atau
cara-cara untuk mencapai tujuan itu Nasution, 2008: 251 —252.
Kurniasih dan Sani  2014:3 mengatakan bahwa kurikulum merupakan alat  yang sangat  penting  bagi  keberhasilan  suatu  pendidikan.  Kurikulum  ibarat  jantung
pendidikan,  jika  jantung  itu  berfungsi  dengan  baik  maka  keseluruhan  badanpun akan  berfungsi  dengan  baik.  Demikian  dengan  kurikulum,  Jika  kurikulum  itu
dapat berfungsi dengan baik maka tujuan dan sasaran pendidikan akan tercapai.
Saat ini pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai penyempurna dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan  manusia  Indonesia  agar  memiliki  kemampuan  hidup  sebagai pribadi  dan  warga  negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
2.4 Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013
Pembelajaran  Bahasa  Indonesia  terdiri  dari  empat  keterampilan  berbahasa  yaitu berbicara,  menyimak,  membaca,  dan  menulis.  Dalam  Kurikulum  2013,  bahasa
Indonesia  tidak  hanya  difungsikan  sebagai  alat  komunikasi,  tetapi  juga  sebagai sarana  berpikir.  Bahasa  adalah  sarana  untuk  mengekspresikan  gagasan,  dan
sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks. Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan
yang  utuh.  Dengan  asumsi  tersebut,  fungsi  pembelajaran  bahasa  adalah mengembangkan  kemampuan  memahami  dan  menciptakan  teks  karena
komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks inilah  yang  digunakan  sebagai  dasar  pengembangan  kompetensi  dasar  mata
pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum 2013 Priyatni, 2014: 37.
Bahasa  Indonesia  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang  wajib  diajarkan  di seluruh  jenjang  pendidikan.  Arah  pembelajaran  pada  semua  jenjang  pendidikan
adalah  sama,  yaitu  untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran  sebagaimana  tercantum dalam  kurikulum  yang  berlaku.  Kurikulum  2013  untuk  mata  pelajaran  Bahasa
Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat dinyatakan  bahwa  kurikulum  2013  untuk  mata  pelajaran  bahasa  Indonesia
berbasis  teks.  Pada  jenjang  SMPMTS  terdapat  14  jenis  teks,  yaitu  teks  hasil observasi,  teks  tanggapan  deskriptif,  teks  eksposisi,  teks  eksplanasi,  teks  cerita
pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman
percobaan Permendikbud No.68 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTS.
2.5 Kualitas Buku Teks
Buku  teks  yang  baik,  tentu  memunyai  kriteria-kriteria  tertentu.  Menurut  Greene dan  Petty  kriteria  penilaian  buku  teks  dapat  dikatakan  berkualitas  tinggi  adalah
sebagai berikut. 1.
Buku  teks  haruslah  menarik  minat  anak-anak,  yaitu  para  siswa  yang mempergunakannya.
2. Buku  teks  itu  haruslah  mampu  memberi  motivasi  kepada  para  siswa  yang
memakainya. 3.
Buku  teks  itu  haruslah  memuat  ilustrasi  yang  menarik  hati  para  siswa  yang memanfaatkannya.
4. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga
sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya. 5.
Buku  teks  itu  isinya  haruslah  berhubungan  erat  dengan  pelajaran-pelajaran lainnya;  lebih  baik  lagi  kalau  dapat  menunjangnya  dengan  rencana,  sehingga
semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu. 6.
Buku  teks  itu  haruslah  dapat  menstimulasi,  merangsang  aktivitas-aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya.
7. Buku  teks  itu  haruslah  dengan  sadar  dan  tegas  menghindari  konsep-konsep
yang  samar-samar  dan  tidak  biasa,  agar  tidak  sempat  membingungkan  para siswa yang memakainya.
8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view” yang
jelas  dan  tegas  sehingga  juga  pada  akhirnya  menjadi  sudut  pandangan  para pemakainya yang setia.
9. Buku  teks  itu  haruslah  mampu  memberi  pemantapan,  penekanan  pada  nilai-
nilai anak dan orang dewasa. 10.
Buku  teks  itu  haruslah  dapat  menghargai  perbedaan-perbedaan  pribadi  para siswa pemakainya.
Grenee dan Petty dalam Tarigan dikutip Husen,1997:187 —188.
Selain    kualitas  buku  teks  yang  disampaikan  oleh  Green  dan  Petty  di  atas,  buku teks  yang  dinyatakan  layak  pakai  bagi  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah
ditetapkan oleh peraturan menteri. Dalam hal ini, Peraturan Pemerintah PP No. 192005  pasal  43  ayat  5  menyatakan  bahwa  “Kelayakan  isi,  bahasa,  penyajian,
dan  kegrafikaan  buku  teks  pelajaran  dinilai  oleh  BSNP  dan  ditetapkan  dengan Peraturan Menteri”.
2.6 Penilaian Buku Teks Mengenai  pemilihan dan pemakaian buku teks pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan  masalah  pemilihan  dan  pemakaian  materi  pembelajaran.  Hal  ini disebabkan  oleh  kenyataan  bahwa  buku  teks  berisi  rangkaian  materi
pembelajaran.  Sebagaimana  yang  terjadi  pada  pemilihan  materi  bahan  ajar, masalah  umum  pemilihan  buku  teks  meliputi  jenis  materi,  kedalaman,  ruang
lingkup,  urutan  penyajian,  perlakuan  terhadap  materi  pembelajaran,  kesesuaian dengan  kurikulum,  dan  kekinian.  Hal  ini  harus  benar-benar  dipahami  guru
sebelum  menjatuhkan  pilihan  buku  teks  yang  akan  dipakai  sebagai  rujukan pembelajaran. Sebab selama ini ada kecenderungan guru memilih buku teks lebih