Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

(1)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

ANGKA KEJADIAN DIARE DI KALANGAN MAHASISWA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh : HERI FARNAS

060100195

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

ANGKA KEJADIAN DIARE DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : HERI FARNAS

060100195

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

LEMBAR PENGESAHAN

Angka Kejadian Diare di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Nama : Heri Farnas NIM : 060100195

Pembimbing Penguji I

( dr. Simon Marpaung, M.Kes. ) ( dr. Syafrizal, Sp.PD. )

Penguji II

( dr. Kristo A. Nababan, Sp.KK. )

Medan, Desember 2009 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP: 19540220 198011 1001


(4)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

ABSTRAK

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan penderita yang banyak dalam waktu singkat. Diare karena infeksi ditransmisikan melalui fekal-oral atau lebih sering melalui makanan atau minuman yang tertular patogen dari feses manusia atau hewan.

Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilaksanakan pada bulan Maret-Desember 2009 di Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian diare di kalangan mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini mendapatkan 133 responden dengan persentase 86,4% mengalami diare. Total keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 154 orang mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah angka kejadian diare di kalangan mahasiswa USU sebesar 86,4% dari keseluruhan sampel. Sebaiknya seorang mahasiswa harus lebih memperhatikan kebersihan diri dan aspek kebersihan dalam pemilihan makanan dan minuman sehari – hari.


(5)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

ABSTRACT

Diarrhea is one of the frequent symptoms among adult. Acute diarrhea until now still being the problem of the health, not only in the developing country but also in developed countries. Diarrhea still causing the outbreak with the sufferer that many in a short time. Diarrhea because of the infection was transmitted through fecal-oral or more often through contaminated food or drink by the pathogen from human or animal faeces.

This research is descriptive study and was carried out during March-December 2009 in the University of Sumatera Utara. The aim of this research was to know the incidence of diarrhea among students of University of Sumatera Utara.

The results of this research show that 133 respondents with the percentage 86.4% experienced diarrhea. The total sample is used which are 154 students. The taking of the sample was carried out with the method accidental sampling.

The conclusion from this research is the incidence of diarrhea among students of University of Sumatera Utara is 86.4% from the total sample. As a student they should pay more attention of their hygiene and the aspect of the cleanliness including in choosing of their daily foods and drinks.


(6)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis Marsimun, S.Pd dan Amnizar, S.Pd, kakakku drg. Martina Amalia dan Ariyani Syahfitri serta adikku Herviani Sari atas doa dan dukungannya selama ini kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Simon Marpaung, M.Kes. selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis juga mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen penguji seminar proposal penelitian dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc. dan dr. Lita Feriyawati, M.Kes.

2. Dosen penguji seminar hasil penelitian dr. Syafrizal, Sp.PD. dan dr. Kristo A. Nababan, Sp.KK.

3. Dekan Fakultas Kedokteran USU dan seluruh staf pengajar FK USU. 4. Pegawai biro administasi Universitas Sumatera Utara.

5. Derry Heppy Fritiwi yang sudah sangat membantu baik moril maupun materi, memberikan masukan serta motivasi demi selesainya Karya Tulis Imiah ini.

6. Teman-teman satu dosen pembimbing KTI, Cinteq, Melysa dan Zafira. 7. Teman-teman angkatan 2006 FK USU yang telah membantu dalam

penyusunan dan pengumpulan data Karya Tulis Imiah ini.

8. Teman-teman yang ada di seluruh fakultas di Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian.


(7)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, Nopember 2009


(8)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Diare ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Epidemiologi ... 4

2.1.3. Klasifikasi ... 4

2.1.4. Etiologi ... 5

2.1.5. Faktor Risiko ... 5

2.1.6. Patofisiologi ... 6

2.1.7. Patogenesis ... 6

2.1.8. Manifestasi Klinis ... 7

2.1.9. Pendekatan Klinis dan Diagnosis ... 7

2.1.10. Penatalaksanaan ... 8

2.1.11. Komplikasi ... 10

2.1.12. Prognosis ... 11


(9)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .... 12

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 12

3.2. Definisi Operasional ... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 13

4.1. Rancangan Penelitian ... 13

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 14

4.5. Metode Analisis Data ... 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 16

5.1. Hasil Penelitian ... 16

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 16

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 17

5.1.3. Kejadian Diare ... 18

5.2. Pembahasan ... 22

5.2.1. Kejadian Diare ... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN


(10)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.6 Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare ... 9

5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 17

5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur ... 18

5.3 Karakteristik responden berdasarkan fakultas ... 18

5.4 Frekuensi buang air besar dalam sehari ... 19

5.5 Lama diare ... 19

5.6 Terakhir kali mengalami diare ... 20

5.7 Keluhan selama mengalami diare ... 20

5.8 Riwayat makan / minum sebelum mengalami diare ... 21

5.9 Jenis makanan ... 21

5.10 Tempat memperoleh makanan ... 22


(11)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup Peneliti 2. Kuesioner Penelitian 3. Informed Consent 4. Data Induk Penelitian


(12)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Di Amerika Serikat diperkirakan 8.000.000 pasien berobat ke dokter dan lebih dari 250.000 pasien dirawat di rumah sakit setiap tahun (1,5% merupakan pasien dewasa) yang disebabkan karena diare atau gastroenteritis (Simadibrata, 2006).

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan penderita yang banyak dalam waktu singkat (Zein, 2004).

Menurut menempati urutan ketiga penyebab utama kematian di dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter. memperkirakan ada sekitar empat miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Soewondo, 2002).

Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Angka kesakitan diare pada penduduk (Incidence Rate) mencapai 14,51 per 1000 penduduk lebih rendah dari sasaran program yaitu 220 per 1000 penduduk. Walaupun angka Incidence Rate ini demikian rendah namun data tersebut belum dapat merefleksikan keadaan sebenarnya di masyarakat. Hal ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa jumlah kasus yang ditemukan hanya mencapai 50,99% dari target seharusnya yaitu 358.814. (Depkes, 2008)


(13)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Beberapa faktor epidemiologis yang dipandang penting dalam pendekatan pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien berisiko tinggi untuk diare infeksi (Ciesla, 2003).

Mahasiswa dalam kesehariannya mengikuti berbagai kegiatan perkuliahan dan praktikum atau mungkin juga kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya. Akibatnya mahasiswa sering mengabaikan kesehatannya sendiri. Karena kesibukkannya itu biasanya mahasiswa lupa menjaga kebersihan diri, makan makanan sembarangan, dan membeli makanan di pinggir jalan atau di tempat makan yang tingkat kebersihannya bisa dikatakan rendah. Terutama mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tuanya atau kos maka kecenderungan untuk terjadinya hal-hal tersebut akan semakin tinggi.

Belum ada data yang menunjukkan seberapa besar angka kejadian diare akut dikalangan mahasiswa terutama mahasiswa USU. Atas dasar latar belakang di atas saya tertarik untuk mengetahui angka keajadian diare di kalangan mahasiswa USU.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa besarkah angka kejadian diare di kalangan mahasiswa USU?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum


(14)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui keluhan-keluhan yang dialami mahasiswa selama diare. b. Mengetahui kemungkinan penyebab diare yang dialami mahasiswa.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

a. Mengetahui seberapa besar angka kejadian diare di kalangan mahasiswa USU.

b. Memberi pemahaman kepada mahasiswa untuk lebih memperhatikan kebersihan dan menjaga kebersihan diri dan lingkuangan.

c. Sebagai masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan penyuluhan kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga kebersihan.


(15)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare 2.1.1. Definisi

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari dua minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung dua minggu atau lebih, maka digolongkan pada diare kronik (Zein, 2004). 2.1.2. Epidemiologi

Menurut KOPAPDI (1984) dalam Hendarwanto (1996) diare akut merupakan masalah yang umum ditemukan diseluruh dunia. Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Lebih dari dua juta kasus diare akut infeksius di Amerika terjadi setiap tahunnya yang merupakan penyebab kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Montgomery, 2002).

2.1.3. Klasifikasi

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : a. Lama waktu diare : akut atau kronik b. Berdasarkan proses patofisiologi

c. Mekanisme patofisiologik : osmotik atau sekretorik d. Berat ringan diare : kecil atau besar


(16)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

e. Penyebab infeksi: infeksi atau nonifeksi f. Penyebab organik : organik atau fungsional

(Simadibrata, 2006) 2.1.4. Etiologi

Lebih dari 90% kasus diare akut disebabkan oleh infeksi. Sering disertai gejala muntah, demam, dan nyeri perut. Sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh pengaruh obat-obatan, toksin yang tertelan, alergi, iskemia dan beberapa keadaan lain (Camilleri, 2008).

Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain : a. Infeksi: bakteri, virus, protozoa, cacing dan jamur. b. Makanan :

1). Intoksikasi makanan

2). Alergi : susu sapi, makanan tertentu 3). Malabsorpsi / maldigesti

c. Imunodefisiensi

d. Terapi obat : antibiotik, kemoterapi, antasida, laksatif, dll.

e. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.

f. Lain – lain : sindrom Zolinger – Ellison, neuropati autonomik (neuropati diabetik), gangguan psikis (Simadibrata, 2006).

2.1.5. Faktor Risiko

a. Baru saja bepergian (melancong) ke negara berkembang atau daerah tropis.

b. Mengonsumsi makanan tertentu. Termasuk jenis dan lokasi dimana makanan dan minuman dimakan.

c. Individu dengan penurunan kekebalan tubuh (AIDS)

d. Efek samping obat – obatan (antibiotik, AINS), antidepresan tertentu, antasida dan laksatif (Nasronudin, 2007).


(17)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

2.1.6. Patofisiologi

Sekitar 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya, berasal dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung, empedu, dan sebagainya). Sebagian besar (75%-85%) dari jumlah tersebut akan diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar. Sejumlah 90% cairan di usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml cairan yang akan ikut membentuk tinja (Hendarwanto, 1996).

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi sebagai berikut : 1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik 2. Sekresi cairan dan elektrolit meningg i, disebut diare sekretorik 3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak

4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit 5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal

6. Gangguan permeabilitas usus

7. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik

8. Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi (Simadibrata, 2006).

2.1.7. Patogenesis

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (C.difficile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor pejamu (host) (Mansjoer, 2001).

Faktor pejamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga


(18)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni – koloni yang menginduksi diare (Simadibrata, 2006).

2.1.8. Manifestasi Klinis

Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, dan deman. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan akan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan biokimia seperti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernapasan menjadi lebih cepat dan dalam atau pernapasan Kusmaul (Mansjoer, 2001).

2.1.9. Pendekatan Klinis dan Diagnosis a. Anamnesis

Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpsi serta dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah sedikit tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin defekasi. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, bisa air, malabsorpsi, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik (Simadibrata, 2006).

b. Pemeriksaan fisik

Kelainan – kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menentukan beratnya diare daripada menentukan


(19)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

penyebab diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting. Kualitas bunyi usus dan ada atau tidaknya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan petunjuk penting bagi penentuan etiologi (Simadibrata, 2006).

c. Pemeriksaan penunjang

Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain pemeriksaan darah tepi lengkap, kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan tinja, pemeriksaan ELISA untuk mendeteksi giardiasis, tes serologik amebiasis dan foto x-ray abdomen (Simadibrata, 2006).

2.1.10. Penatalaksanaan

Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas : a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.

Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah : 1). Jenis cairan.

2). Jumlah cairan.

3). Jalan masuk atau cara pemberian cairan. 4). Jadwal pemberian cairan.

b. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi. Secara klinis tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah (Mansjoer, 2001).

c. Terapi antibiotik secara empiris. Dalam praktek sehari-hari biasanya dokter langsung memberikan antibiotik/antimikroba secara empiris (Zein, 2004).


(20)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

d. Terapi Suportif/Simtomatik

Obat antidiare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati – hati atas pertimbangan yang rasional. Antimotilitas dan sekresi usus seperti loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi salmonela, shigela, dan kolitis pseudomembran, karena akan memperburuk diare yang diakibatkan bakteri enteroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan sel epitel usus.

Bila pasien amat kesakitan, maka dapat diberikan obat antimotilitas dan sekresi usus di atas dalam jangka pendek selama 1 – 2 hari saja dengan 3 – 4 tablet/ hari, serta memperhatikan ada tidaknya glaukoma dan hipertrofi prostat. Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti metoklopramid, dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal (Mansjoer, 2001).

e. Terapi Definitif

Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan, dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi yang tertera pada tabel berikut (Mansjoer, 2001).

Tabel 2.6. Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare

Penyebab Obat Dosis (per hari) Jangka waktu (hari) Kolera eltor Tetrasiklin

Kotrimoksazol Kloramfenikol

4x500mg 2x3 tab (awal) 2x2 tab

4x500mg

3 6 7

E.coli Tak

memerlukan terapi Salmonelosis Ampisilin

Kotrimoksazol Siprofloksasin

4x1g 4x500mg 2x500mg

10 – 14 10 – 14 3 – 5 Shigelosis Ampisilin

Kloramfenikol

4x1g 4x500mg

5 5


(21)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Amebiasis Metronidazol Tinidazol Secnidazol Tetrasiklin 4x500mg 1x2g 1x2g 4x500mg 3 3 3 10 Giardiasis Kuinakrin

Klorokuin Metronidazol 3x100mg 3x100mg 3x250mg 7 5 7 Kandidosis Mikostatin 3x500.000 unit 10 Virus Simtomatik &

suportif (Sumber : Mansjoer, 2001) f. Obat-obat Probiotik

Obat probiotik yang merupakan suplemen bakteri atau yeast banyak digunakan untuk mengatasi diare dengan menjaga atau menormalkan flora usus. Namun berbagai hasil uji klinis belum dapat merekomendasikan obat ini untuk diare akut secara umum. Probiotik meliputi Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus acidophilus, Saccaromyces boulardii,dan Enterococcus faecium (Lung, 2003).

2.1.11. Komplikasi

a. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

b.Syok hipovolemik akibat kekurangan cairan dengan cepat dan dalam jumlah besar.

c. Gagal ginjal akut (nekrosis tubular akut) akibat dari syok hipovolemik yang tidak diatasi dengan pemberian cairan secara adekuat.

d.Demam

e. Defisiensi vitamin A f. Asidosis metabolik (Eddleston, 2005).


(22)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

2.1.12. Prognosis

Pada umumnya prognosis baik, bergantung pada cepatnya penanganan. Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal (Ciesla, 2001).

2.1.13. Pencegahan

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral, penularannya dapat dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia (Ciesla, 2001).

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, sehingga harus diberikan perhatian khusus. Air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak menelan air (Ciesla, 2001).

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan, saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran. Semua daging dan makanan laut harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi (Ciesla, 2001).


(23)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini mencakup dua hal yaitu, diare akut dan mahasiswa.

3.2.1. Diare atau mencret adalah buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari dua minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung dua minggu atau lebih, maka digolongkan pada diare kronik.

3.2.2. Mahasiswa USU adalah pelajar yang statusnya masih terdaftar dan aktif sebagai mahasiswa Program Sarjana jenjang studi S1 di Universitas Sumatera Utara.

Diare Mahasiswa USU


(24)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang angka kejadian diare di kalangan mahasiswa.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas negeri yang memiliki jumlah mahasiswa yang besar. Mahasiswa USU berasal dari berbagai kalangan dan mahasiswanya memiliki beragam kebiasaan dalam hal kebersihan. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret-Desember 2009. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus-Oktober 2009.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mahasiswa yang masih aktif sebagai mahasiswa USU Program Sarjana jenjang studi S1. Jumlah mahasiswa USU pada Program Sarjana jenjang studi S1 yang masih aktif adalah 18.374 orang mahasiswa (BAA USU, 2009).

Besar sampel yang digunakan dihitung berdasarkan rumus besar sampel untuk jumlah populasi lebih dari 10.000 (Notoadmodjo,2005). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1 − − =

N n N x n

Q x P x Z


(25)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Keterangan :

d : penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan, biasanya 5% atau 10%

Z : standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2 yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95%

p : proporsi untuk sifat tetentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p=0,5 q : 1,0 – p

N : besarnya populasi n : besarnya sampel

1 − − = N n N x n Q x P x Z d 1 374 . 18 374 . 18 5 , 0 5 , 0 95 , 1 1 , 0 − −

= x n

n x x 95 5 , 94 68 , 184 3 , 455 . 17 ≈ = = n

Jumlah sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 orang. Kriteria sampel adalah mahasiswa USU yang mengikuti Program Sarjana jenjang studi S1 yang masih terdaftar dan aktif sebagai mahasiswa serta bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh melalui data primer dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada mahasiwa USU yang menjadi objek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling atau pengambilan sampel seadanya. Pengambilan sampel dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil. Data yang diharapkan adalah kejadian diare dalam rentang waktu Januari-Oktober 2009 yang terjadi pada mahasiswa USU.


(26)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

4.5. Metode Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara manual dan menggunakan program komputer untuk mempermudah analisis data. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua adalah proses coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS 15.0. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(27)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jalan Dr. T. Mansyur No.9 Medan. Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun 1957, sebelumnya beberapa fakultas di lingkungan USU menggunakan sejumlah gedung yang tersebar di kota Medan termasuk di antaranya berlokasi di Jalan Seram, Jalan Cik Ditiro, Jalan Sempali, dan Jalan Gandhi.

Kampus Padang Bulan yang pada awalnya terdapat di pinggiran kota Medan, kemudiaan dengan perkembangan kota Medan sehingga sekarang berada di tengah-tengah kota. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya. USU memiliki 14 fakultas yaitu:

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sampel penelitian diambil di seluruh fakultas yang ada kecuali Pascasarjana.


(28)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 154 responden yang merupakan mahasiswa jenjang studi S1 dari 13 fakultas yang ada di USU. Jumlah sampel ini lebih besar dari jumlah sampel minimum yang diperlukan yaitu sekitar 100 orang. Lebih dari setengah responden yang terpilih adalah perempuan dengan persentase 70,8% atau 109 orang sedangkan laki-laki berjumlah 45 orang dengan persentase 29,2%, seperti pada tabel 5.1.

Berdasarkan umur, mayoritas responden berusia 20 dan 19 tahun dengan persentase 31,2% dan 30,5%. Sedangkan usia responden dengan jumlah yang paling kecil adalah 23 tahun atau hanya 0,6% saja, seperti terlihat pada tabel 5.2. Usia responden yang termuda adalah 18 tahun dengan persentase 4,5% dan usia responden tertua adalah 23 tahun yang merupakan jumlah responden terkecil.

Yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini merupakan mahasiswa jenjang studi S1 yang berasal dari 13 fakultas di Universitas Sumatera Utara. Mayoritas responden adalah mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kedokteran dengan persentase 10,4% kemudian Fakultas Sastra dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan 9,7%. Jumlah responden dengan jumlah paling kecil terdapat pada Fakultas Hukum, MIPA, Pertanian dan Teknik dengan persentase hanya 6,5%. Hal ini seperti terlihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

Pria 45 29,2

Wanita 109 70,8


(29)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi Persen (%)

18 tahun 7 4,5

19 tahun 47 30,5

20 tahun 48 31,2

21 tahun 45 29,2

22 tahun 6 3,9

23 tahun 1 0,6

Total 154 100,0

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan fakultas Fakultas Frekuensi Persen (%)

Ekonomi 11 7,1

Farmasi 11 7,1

Fisip 15 9,7

Hukum 10 6,5

Kedokteran 16 10,4

Kedokteran Gigi 13 8,4

Keperawatan 11 7,1

Kesehatan Masyarakat 11 7,1

Mipa 10 6,5

Pertanian 10 6,5

Psikologi 11 7,1

Sastra 15 9,7

Teknik 10 6,5

Total 154 100,0

5.1.3 Kejadian Diare

Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 154 responden, terdapat 21 responden dengan persentase 13,6% menyatakan mengalami buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses cair <3x/hari atau dengan kata lain tidak mengalami diare. Sedangkan sebanyak 133 responden dengan persentase 86,4% menyatakan mengalami BAB dengan konsistensi feses cair >3x/hari atau mengalami diare, tabel 5.4.

Dari 133 responden yang menyatakan mengalami diare, sebagian besar responden yaitu sebanyak 129 responden atau dengan persentase 97% mengalami diare selama <14 hari atau diare akut. Sedangkan sisanya


(30)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

sebanyak 4 responden dengan persentase 3% mengalami diare selama >14 hari atau diare kronik (lihat tabel 5.5). Mayoritas responden dengan persentase 47,4% menyatakan mengalami diare dalam kurun waktu 1 – 4 minggu yang lalu dengan jumlah responden 63 orang. Sedangkan jumlah yang paling kecil adalah responden yang mengalami diare kurang dari 1 minggu yang lalu atau hanya 13,5% saja. Kapan terakhir kali responden mengalami diare dapat di lihat pada tabel 5.6.

Keluhan responden pada saat mengalami diare cukup bervariasi. Seluruh responden yang mengalami diare menyatakan keluhan yang dirasakan adalah sakit perut atau mulas dapat disertai keluhan tambahan seperti demam, mual, muntah, ataupun tidak.

Dari data yang diperoleh, seluruh responden mengeluhkan sakit perut atau mulas selama mengalami diare yaitu dengan persentase terbesar 100%. Kemudian diikuti dengan keluhan perasaan mual dengan persentase 33,1% atau dialami oleh 44 responden. Sedangkan keluhan dengan persentase terkecil adalah demam dengan 15% atau hanya dialami oleh 20 responden saja dan muntah dengan 18,8% atau sebanyak 25 responden. Untuk lebih rinci mengenai keluhan-keluhan responden selama mengalami diare dapat di lihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.4 Frekuensi buang air besar dalam sehari

BAB Frekuensi Persen (%)

<3x/hari (bukan diare) 21 13,6

>3x/hari (diare) 133 86,4

Total 154 100,0

Tabel 5.5 Lama diare

Lama Diare Frekuensi Persen (%)

<14 hari 129 97,0

>14 hari 4 3,0


(31)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Tabel 5.6 Terakhir kali mengalami diare

Terakhir kali diare Frekuensi Persen (%)

<1minggu 18 13,5

>1bulan yg lalu 28 21,1

1-4 minggu yg lalu 63 47,4

tidak ingat 24 18,0

Total 133 100,0

Tabel 5.7 Keluhan selama mengalami diare

Keluhan Frekuensi Persen (%)

113 85,0

Demam 20 15,0

0 0

Saki Perut 133 100,0

89 66,9

Mual 44 33,1

108 81,2

Muntah 25 18,8

Dari 133 responden yang mengalami diare, sebanyak 122 responden atau dengan persentase 91,7% mengaku ada riwayat makan makan/minum sesuatu sebelum mengalami diare. Sedangkan sisanya yaitu 11 responden dengan persentase 8,3% mengaku tidak ada riwayat makan/minum sesuatu sebelum diare (tabel 5.8).

Sebanyak 67 responden atau dengan persentase 55,7% menyatakan memakan makanan yang pedas sebelum mengalami diare. Sedangkan sisanya sebanyak 55 orang dengan persentase 44,3% yang memiliki riwayat makan/minum sebelum diare didapatkan jenis makanan yang bervariasi seperti bakso, somay, mie ayam, dan lain-lain, dapat dilihat pada tabel 5.9. Sebanyak 63 responden dengan persentase 51,6% mengaku memperoleh makanan di warung/kantin. Kemudian yang menyatakan memperoleh makanan/minuman di pinggir jalan sebanyak 49 responden atau dengan persentase 40,2% dari 122 responden yang memiliki riwayat makan/minum sebelum mengalami diare. Persentase yang terkecil yaitu 2,5% atau 3 orang


(32)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

responden mengaku memasak makanannya sendiri. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel 5.10.

Lebih dari setengah responden yang mengalami diare menyatakan mencuci tangan sebelum makan yaitu dengan persentase 54,1% atau 72 responden. Sebanyak 38 responden dengan persentase 28,6% kadang-kadang mencuci tangan dan sebanyak 20 responden dengan persentase 15% mengaku tidak perlu mencuci tangan karena menggunakan sendok. Sedangkan sisanya dengan persentase 2,3% atau 3 responden tidak mencuci tangan sebelum makan seperti yang terdapat pada tabel 5.11.

Tabel 5.8 Riwayat makan / minum sebelum mengalami diare Riwayat Makan/Minum Frekuensi Persen (%)

ya 122 91,7

tidak 11 8,3

Total 133 100,0

Tabel 5.9 Jenis makanan

Jenis Makanan Frekuensi Persen (%)

bakso 15 12,3

buah 2 1,6

durian 2 1,6

eritromisin 1 ,8

es cendol 1 ,8

es sirup 2 1,6

gorengan 2 1,6

jus 3 2,5

makanan pedas 68 55,7

mie ayam 2 1,6

mie goreng 2 1,6

minuman bersoda 4 3,3

nasi bungkus 3 2,5

sate padang 2 1,6

somay 3 2,5

soto 1 ,8

tape pulut 1 ,8

tidak ingat 8 6,6


(33)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Tabel 5.10 Tempat memperoleh makanan

Tempat Frekuensi Persen (%)

warung/kantin 63 51,6

di pinggir jalan 49 40,2

lain-lain 7 5,7

masak sendiri 3 2,5

Total 122 100,0

Tabel 5.11 Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci Tangan Frekuensi Persen (%)

ya 72 54,1

kadang-kadang 38 28,6

tidak perlu/pakai sendok 20 15,0

tidak 3 2,3

Total 133 100,0

5.2. Pembahasan 5.2.1. Kejadian Diare

Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian adalah berjumlah 154 orang atau lebih banyak 54 orang dari jumlah sampel minimum penelitian yaitu 100 orang. Sebagian besar sampel merupakan wanita yaitu sebesar 70,8% seperti yang dapat di lihar pada tabel 5.1. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidakmerataan dalam pengambilan sampel dan juga dipengaruhi perbandingan jumlah mahasiswa wanita dan pria di USU. Berdasarkan tabel 5.2, dapat kita lihat bahwa umur responden sebagian besar yaitu 31,2% berusia 20 tahun hal ini dikarenakan usia mahasiswa yang masih aktif rata – rata berusia 19 – 21 tahun. Sedangkan dari tabel 5.3 didapatkan jumlah responden dari Fakultas Kedokteran merupakan jumlah responden yang terbanyak dengan 10,4%. Hal ini kemungkinan disebabkan distribusi pengambilan sampel dan kemudahan dalam hal pengambilan sampel di fakultas tersebut.


(34)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel penelitian didapatkan persentase jumlah responden yang mengalami diare (BAB >3x/hari dengan feses cair) dalam kurun waktu Januari – Oktober 2009 adalah 86,4% atau 133 responden. Sedangkan yang tidak mengalami diare (BAB <3x/hari) sebesar 13,6% atau 21 responden. Hal ini menunjukkan angka kejadian diare di kalangan mahasiswa USU masih cukup tinggi.

Menurut Simadibrata (2006), diare merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Frekuensi kejadian diare pada negara – negara berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. Angka kesakitan diare tahun 2000 menurut survei oleh Subdit Diare, Ditjen PPM-PL adalah 301 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2003 angka kesakitan Diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk. Cakupan penderita Diare yang dilayani dan dilaporkan selama lima tahun terakhir cenderung menurun.

Menurut Wiyono dalam Hiswani (2003), pada tahun 1994 di Propinsi Bali telah terjadi wabah penyakit diare 11 kali yang tersebar di 5 kabupaten. Frekuensi tertinggi terjadi di kabupaten Jembrana dengan 4 kali kejadian, dari 11 kejadian tersebut rata-rata kasus tiap kejadian adalah 14 kasus. Angka kematian (Case Fatality Rate=CFR) dari 11 kejadian tersebut adalah 2 orang (CFR=1,2%). Tahun 1995 wabah penyakit diare meningkat cukup tajam yaitu dari 11 kejadian pada tahun 1994 menjadi 24 kejadian pada bulan April–Juli 1996 dengan angka kematian 2 orang (CFR=0,3%). Sebanyak 97% responden yang menderita diare selama kurang dari 14 hari atau mengalami diare akut yaitu sebanyak 129 responden dari 133 responden yang mengalami diare. Sedangkan responden yang mengalami diare lebih dari 14 hari sebanyak 4 responden atau hanya 3% saja. Ini menunjukkan sebagian besar responden mengalami diare akut. Hal ini sesuai dengan beberapa sumber literatur seperti diuraikan dibawah ini.


(35)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit dan noninfeksi. Sedangkan diare kronik menurut Sutadi (2003) disebabkan proses inflamasi, osmotik (malabsorbsi), sekretori dan dismotilitas.

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefisiensi, dan penyebab lain, tetapi yang sering ditemukan di lapangan atau pun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2002). Menurut Camilleri (2008) lebih dari 90% diare akut disebabkan oleh infeksi dan 10% sisanya disebabkan oleh pengaruh obat – obatan, toksin yang tertelan, alergi, iskemia dan beberapa keadaan lain.

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data keluhan yang dialami responden ketika mengalami diare. Dari 133 responden yang mengalami diare, seluruh responden atau dengan persentase 100% mengalami sakit perut atau mulas. Keluhan mual dan muntah didapati dengan persentase 33,1% dan 18,8%. Sedangkan keluhan yang paling sedikit dirasakan responden adalah demam, yaitu dengan persentase 15% atau hanya 20 orang responden saja yang mengalami demam ketika mengalami diare.

Simadibrata (2006) menyatakan bahwa pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan yang khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering. Pasien yang tidak sengaja menelan toksin atau mengalami infeksi toksigenik secara khas mengalami nausea dan muntah bersamaan dengan diare air tetapi jarang mengalami demam.

Gambaran klinis diare akut kerapkali tidak spesifik, namun selalu berhubungan dengan adanya riwayat bepergian, kontak personal dan adanya dugaan food-borne transmisi dengan masa inkubasi yang pendek.


(36)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Jika tidak ada demam, menunjukkan adanya proses mekanisme enterotoksin. Sebaliknya, bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang, ini karakteristik suatu etiologi infeksi (Zein, 2004).

Beberapa faktor epidemiologis yang dipandang penting untuk pendekatan pada pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi diantaranya adalah makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, dan penggunaan antibiotik (Zein, 2004).

Responden yang menyatakan memiliki riwayat makan/minum sesuatu sebelum mengalami diare sebesar 91,7% atau lebih dari setengah responden yang mengalami diare seperti yang tertera pada tabel 5.8. Jenis makanan yang dikonsumsi responden sangat bervariasi, akan tetapi responden yang menyatakan mengkonsumsi makanan pedas menduduki persentasi terbesar yaitu 55,7%.

Menurut Camilleri (2008) kebanyakan diare karena infeksi ditransmisikan melalui fekal-oral atau lebih sering melalui makanan atau minuman yang tertular patogen dari feses manusia atau hewan. Sedangkan keadaan risiko tinggi yang mungkin mengakibatkan diare salah satunya adalah makanan atau keadaan makan yang tidak biasa (Simadibrata, 2006).

Menurut Hiswani (2003) kasus penyakit diare ini sangat berkaitan dengan perilaku manusia, sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah dan kesehatan lingkungan pada musim kemarau. Penyebab lain yang dapat menimbulkan penyakit diare adalah keracunan makanan, kurang gizi, alergi makanan tertentu, kurang penyediaan air bersih serta faktor musim dan geografi tertentu.

Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami diare paling banyak memperoleh makanan dari warung atau kantin yaitu dengan


(37)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

jumlah 63 orang responden atau dengan persentase 51,6%. Kemudian 49 responden dengan persentase 40,2% menyatakan memperoleh makanan di pinggir jalan. Persentase terkecil yaitu 2,5% atau hanya 3 orang responden menyatakan memasak sendiri makanannya.

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal-oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah melalui transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi, tangan yang terkontaminasi, atau melalui aktivitas seksual (Mansjoer, 2001).

Menurut Lestari (2008) penyebaran penyakit melalui makanan dapat disebabkan jika kantin atau tempat memperoleh makanan kurang memperhatikan beberapa hal seperti sanitasi sekitar kantin, sanitasi ruang tempat makan, peralatan masak, tempat menyimpan makanan, tempat mencuci piring, pengelolaan makanan dan pengelolaan sampah. Hasil analisa situasi kerawanan penyehatan rumah makan dan monitoring yang dilakukan Direktorat PLP Ditjen PPM & PLP tahun 1993 di 8 propinsi menunjukkan, makanan yang disajikan tercemar E. Coli 32,9 % dari rumah makan yang diperiksa.

Menurut Marsaulina (2004) karakteristik pendidikan penjamah makanan adalah 28% SD, 45% SMP, dan 27% SMA. Semakin tinggi pendidikan, semakin baik pengetahuannya terhadap kebersihan. Penjamah makanan memiliki peranan sangat besar dalam menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung, tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Faecul streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.


(38)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Menurut Kepala Bagian Kesehatan Lingkungan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Utami Dwipayanti, makanan dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal:

1. Mengolah makanan atau makan dengan tangan kotor. 2. Memasak sambil bermain dengan hewan peliharaan.

3. Menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan perabotan. 4. Makanan jatuh ke tanah dan kotor.

5. Makanan disimpan tanpa ditutup sehingga serangga dan tikus dapat menjangkaunya.

6. Saat diolah makanan sudah mengandung bakteri.

7. Makanan terkontaminasi kotoran akibat hewan yang berkeliaran di sekitarnya.

Dari seluruh responden yang mengalami diare, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan terlihat sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari tabel 5.11. Responden yang menyatakan selalu mencuci tangan sebelum makan paling tinggi persentasenya yaitu 54,1% atau lebih dari setengah responden dan yang menyatakan kadang – kadang mencuci tangan sebesar 28,6%. Persentase yang paling kecil yaitu 2,3% responden, menyatakan tidak mencuci tangan sebelum makan. Dengan demikian menunjukkan bahwa kesadaran responden terhadap kebersihan diri sudah cukup baik. Kesadaran akan kebersihan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuannya terhadap kebersihan (Marsaulina, 2004).


(39)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat 133 responden dengan persentase 86,4% yang mengalami

diare dari 154 responden yang menjadi sampel penelitian.

2. Sebanyak 97% responden mengalami diare akut dan 3% responden mengalami diare kronik.

3. Seluruh responden merasakan keluhan sakit perut atau mulas dengan persentase 100% dan yang paling sedikit adalah keluhan demam dengan persentase 15%.

4. Sebanyak 122 responden atau dengan persentase 91,7% dari seluruh responden yang mengalami diare, mengaku ada riwayat makan/minum sesuatu sebelum mengalami diare.

6.2. Saran

1. Masih tingginya angka kejadian diare di kalangan mahasiswa USU menunjukkan masih perlunya penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan kepada mahasiswa.

2. Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki pengetahuan akan kebersihan yang baik, harusnya lebih memperhatikan aspek kebersihan dalam memilih makanan dan tempat dimana memperoleh makanan.

3. Sebaiknya para pedagang kaki lima (PKL) yang menjual makanan dan minuman terutama yang berada di sekitar kampus USU lebih memperhatikan kebersihan cara pengolahan dan tempat penyimpanan makanan serta kebersihan diri agar makanan dan minuman yang dijual tidak terkontaminasi bakteri penyebab diare.

4. Mahasiswa yang mengalami diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari sebaiknya segera memeriksakan ke dokter.


(40)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2007. Lokasi Kampus. USU. Medan. Available from :

Budiarto, E., 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC. 11-28.

Camilleri, M., Murray, J.A., 2008. Diarrhea and Constipation. In. Fauci, A.S., et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th edition. New York: The McGraw-Hill Companies. 247-249.

Ciesla, W.P. Jr., Guerrant, R.L., 2001. Infectious Diarrhea. In. Wilson, W.R., et al. Current Diagnosis & Treatment in Infectious Diseases. New York : Lange Medical Books. 255-268.

Dahlan, M.S., 2005. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Arkans. 19-36.

Depkes RI, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyaki Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan P2 Diare. Jakarta: Depkes.

Djojoningrat, D., 2001. Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. Dalam: Suyono, S., et al. eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 91.

Eddleston, M., Davidson, R., Wilkinson, R., Pierini, S., 2005. Oxford Handbook of Tropical Medicine. 2nd edition. New York : Oxford Medical Publications. 119, 122-131, 164-166.

Hendarwanto, 1996. Diare akut Karena Infeksi. Dalam: Waspadji, S., et al. eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI . 451-457.

Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan. Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani7.pdf [Accessed 15 November 2009].


(41)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Lung, E., 2003. Acute Diarrheal Diseases. In : Friedman S.L., McQuaid, K.R., Grendell, J.H., Eds. Current Diagnosis & Treatment in Gastroenterology. 2nd edition. New York :Lange Medical Books. 131-150.

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., Setiowulan, W., 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 500-504.

Marsaulina, I. 2004. Study Tentang Pengetahuan Perilaku dan Kebersihan Penjamah Makanan Pada Tempat Umum Pariwisata Di Dki Jakarta (TMII, TIJA, TMR). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan. Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-irnawati.pdf

Nasronudin, 2007. Diare dan Perut Kembung. Dalam : Nasronudin, Hadi, U., Vitanata, Bramantono, E.A.T., Suharto, Soewandojo, E., Eds. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini & Mendatang. Surabaya: Airlangga University Press. 448-452.

[Accessed 15 November 2009].

Notoatmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 79-92, 112 -115, 117-136.

OMGE. 2002. OMGE Practice Guideline: Acute Diarrhea in Adults. Available from :

Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., Pudjiarto, P.S., 2008. Usulan Penelitian.

Dalam : Sastroasmoro, S., Ismael, S., Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta : Sagung Seto. 46-51.

Simadibrata.K., Daldiyono. 2006. Diare Akut. Dalam : Sudoyo,A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi keempat. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 408-413.


(42)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Soewondo, E.S., 2002. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam : Suharto, Hadi. U., Nasronudin, eds. Seri Penyakit Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya : Airlangga University Press. 34-40. Sutadi, S.M., 2003. Diare Kronik. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit

Dalam USU. Medan. Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-srimaryani2.pdf

Widodo, D., 2004. Isu Terkini di Bidang Penyakit Tropik dan Infeksi. Dalam: Setiati, S., Alwi, I., Marcellus, S.K., Sari, N.K., (eds). 2004. Naskah Lengkap Penyakit Dalam. Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 99-108.

[Accessed 15 November 2009].

World Gastroenterology Organisation (WGO). 2008. WGO practice guideline: acute diarrhea. World Gastroenterology Organisation (WGO). Available from :

Zein, U., 2004. Diare Akut Infeksius pada Dewasa. Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, USU. Medan. Available from :

[Accessed 31 March 2009].

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-umar4.pdf

Zein, U., Sagala, K.H., Ginting, J., 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, USU. Medan. Available from :

[Accessed 16 March 2009].

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-umar5.pdf [Accessed 15 November 2009].


(43)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Heri Farnas

Tempat / Tanggal Lahir : Kisaran / 15 Desember 1987

Agama : Islam

Alamat : Jalan Murni II 8C Medan Riwayat Pendidikan : SDN 018452 Kisaran

SLTP Negeri 1 Kisaran SMA Negeri 1 Kisaran

Riwayat Pelatihan : Seminar Get Together ”Be The New You with SCORE PEMA FK USU 2007.

Workshop RJPO dan Traumatologi TBM FK USU 2008.

Seminar dan Workshop pemasangan infus dan penjahitan luka TBM FK USU 2008.

Seminar Pekan Ilmiah Mahasiswa 2007 SCORE FK USU.

Riwayat organisasi : OSIS SMA Negeri 1 Kisaran SCOPH PEMA FK-USU Panitia Porseni FK USU 2008

Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2009


(44)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

KUESIONER PENELITIAN

KEJADIAN DIARE DI KALANGAN MAHASISWA USU

Tanggal : …., ……… 2009

Inisial Mahasiswa : ……….

NIM : ……….

Jenjang Studi / Fakultas : S1 / ……….

Jenis kelamin : Pria

Wanita

Umur : ____Tahun

Berilah Tanda ( ) atau Tuliskan Jawaban yang Paling Sesuai dengan Keadan Anda pada Kolom dan Tempat yang Telah Tersedia

1. Apakah Anda pernah menderita diare atau mencret?

Ya Tidak

2. Pada saat diare, berapa kali Anda buang air besar dalam sehari ?

<3x / hari >3 x / hari

3. Kapan terakhir kali Anda diare ? < 1 minggu yang lalu

1 – 4 minggu yang lalu > 1 bulan yang lalu Tidak ingat

4. Berapa lama Anda mengalami diare? < 14 hari

> 14 hari

5. Keluhan apa saja yang Anda alami selama diare? ( jawaban boleh lebih dari 1)

Tinja cair Demam

Sakit perut / Mulas Mual

Muntah

Lain – lain

...

6. Apakah sebelum diare Anda ada makan makanan atau minuman tertentu?

Ya Tidak

Jika ada, sebutkan jenis makanan / minuman apa yang Anda konsumsi ! ... ... ...

7. Dimana Anda memperoleh makanan tersebut?

Warung makanan / kantin Masak sendiri

Di pinggir jalan

Lain – lain

...

8. Apakah sebelum makan Anda selalu mencuci tangan?

Ta Tidak

Kadang – kadang

Tidak perlu/ pakai sendok


(45)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Saya ucapkan terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan ini.

Nama Saya Heri Farnas, mahasiswa Fakultas Kedokteran USU semester 7. Saat ini sedang melaksanakan penelitian dengan judul Angka Kejadian Diare di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian diare akut di kalangan mahasiswa USU.

Untuk itu Saya memohon kesediaan Anda untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas dan penyakit diare atau mencret yang pernah Anda alami.

Atas kesediaan Anda, Saya ucapkan terimakasih. Semoga partisipasi Anda dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

SURAT PERSETUJUAN ( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... NIM : ... Fakultas : ...

Dengan ini bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya, serta partisipasi ini saya lakukan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan / pamrih.

Medan, .…….……….2009

(……….. ) Lampiran 3 : Informed Consent


(1)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2007. Lokasi Kampus. USU. Medan. Available from :

Budiarto, E., 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : EGC. 11-28.

Camilleri, M., Murray, J.A., 2008. Diarrhea and Constipation. In. Fauci, A.S., et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th edition. New York:

The McGraw-Hill Companies. 247-249.

Ciesla, W.P. Jr., Guerrant, R.L., 2001. Infectious Diarrhea. In. Wilson, W.R., et al. Current Diagnosis & Treatment in Infectious Diseases. New York : Lange Medical Books. 255-268.

Dahlan, M.S., 2005. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Arkans. 19-36.

Depkes RI, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyaki Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan P2 Diare. Jakarta: Depkes.

Djojoningrat, D., 2001. Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. Dalam: Suyono, S., et al. eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 91.

Eddleston, M., Davidson, R., Wilkinson, R., Pierini, S., 2005. Oxford Handbook

of Tropical Medicine. 2nd edition. New York : Oxford Medical Publications. 119, 122-131, 164-166.

Hendarwanto, 1996. Diare akut Karena Infeksi. Dalam: Waspadji, S., et al. eds.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI . 451-457.

Hiswani. 2003. Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat

yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan.

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan. Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-hiswani7.pdf [Accessed 15 November 2009].


(2)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Lung, E., 2003. Acute Diarrheal Diseases. In : Friedman S.L., McQuaid, K.R., Grendell, J.H., Eds. Current Diagnosis & Treatment in Gastroenterology. 2nd edition. New York :Lange Medical Books. 131-150.

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., Setiowulan, W., 2001.

Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 500-504.

Marsaulina, I. 2004. Study Tentang Pengetahuan Perilaku dan Kebersihan

Penjamah Makanan Pada Tempat Umum Pariwisata Di Dki Jakarta (TMII, TIJA, TMR). Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-irnawati.pdf

Nasronudin, 2007. Diare dan Perut Kembung. Dalam : Nasronudin, Hadi, U., Vitanata, Bramantono, E.A.T., Suharto, Soewandojo, E., Eds. Penyakit

Infeksi di Indonesia Solusi Kini & Mendatang. Surabaya: Airlangga

University Press. 448-452.

[Accessed 15 November 2009].

Notoatmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 79-92, 112 -115, 117-136.

OMGE. 2002. OMGE Practice Guideline: Acute Diarrhea in Adults. Available from :

Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., Pudjiarto, P.S., 2008. Usulan Penelitian.

Dalam : Sastroasmoro, S., Ismael, S., Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta : Sagung Seto. 46-51.

Simadibrata.K., Daldiyono. 2006. Diare Akut. Dalam : Sudoyo,A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I. Edisi keempat. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu


(3)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

Soewondo, E.S., 2002. Penatalaksanaan diare akut akibat infeksi (Infectious Diarrhoea). Dalam : Suharto, Hadi. U., Nasronudin, eds. Seri Penyakit

Tropik Infeksi Perkembangan Terkini Dalam Pengelolaan Beberapa penyakit Tropik Infeksi. Surabaya : Airlangga University Press. 34-40.

Sutadi, S.M., 2003. Diare Kronik. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam USU. Medan. Available from :

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-srimaryani2.pdf

Widodo, D., 2004. Isu Terkini di Bidang Penyakit Tropik dan Infeksi. Dalam: Setiati, S., Alwi, I., Marcellus, S.K., Sari, N.K., (eds). 2004. Naskah

Lengkap Penyakit Dalam. Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 99-108.

[Accessed 15 November 2009].

World Gastroenterology Organisation (WGO). 2008. WGO practice guideline:

acute diarrhea. World Gastroenterology Organisation (WGO). Available

from :

Zein, U., 2004. Diare Akut Infeksius pada Dewasa. Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, USU. Medan. Available from :

[Accessed 31 March 2009].

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-umar4.pdf

Zein, U., Sagala, K.H., Ginting, J., 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, USU. Medan. Available from :

[Accessed 16 March 2009].

http://library.usu.ac.id/download/fk/peny.dalam-umar5.pdf [Accessed 15 November 2009].


(4)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Heri Farnas

Tempat / Tanggal Lahir : Kisaran / 15 Desember 1987

Agama : Islam

Alamat : Jalan Murni II 8C Medan Riwayat Pendidikan : SDN 018452 Kisaran

SLTP Negeri 1 Kisaran SMA Negeri 1 Kisaran

Riwayat Pelatihan : Seminar Get Together ”Be The New You with SCORE PEMA FK USU 2007.

Workshop RJPO dan Traumatologi TBM FK USU 2008.

Seminar dan Workshop pemasangan infus dan penjahitan luka TBM FK USU 2008.

Seminar Pekan Ilmiah Mahasiswa 2007 SCORE FK USU.

Riwayat organisasi : OSIS SMA Negeri 1 Kisaran SCOPH PEMA FK-USU Panitia Porseni FK USU 2008

Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2009


(5)

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010. KUESIONER PENELITIAN

KEJADIAN DIARE DI KALANGAN MAHASISWA USU

Tanggal : …., ……… 2009 Inisial Mahasiswa : ……….

NIM : ………. Jenjang Studi / Fakultas : S1 / ……….

Jenis kelamin : Pria Wanita Umur : ____Tahun

Berilah Tanda ( ) atau Tuliskan Jawaban yang Paling Sesuai dengan Keadan Anda pada Kolom dan Tempat yang Telah Tersedia

1. Apakah Anda pernah menderita diare atau mencret?

Ya Tidak

2. Pada saat diare, berapa kali Anda buang air besar dalam sehari ?

<3x / hari >3 x / hari

3. Kapan terakhir kali Anda diare ? < 1 minggu yang lalu

1 – 4 minggu yang lalu > 1 bulan yang lalu Tidak ingat

4. Berapa lama Anda mengalami diare? < 14 hari

> 14 hari

5. Keluhan apa saja yang Anda alami selama diare? ( jawaban boleh

lebih dari 1)

Tinja cair Demam

Sakit perut / Mulas Mual

Muntah

Lain – lain

...

6. Apakah sebelum diare Anda ada makan makanan atau minuman tertentu?

Ya Tidak

Jika ada, sebutkan jenis makanan / minuman apa yang Anda konsumsi ! ... ... ...

7. Dimana Anda memperoleh makanan tersebut?

Warung makanan / kantin Masak sendiri

Di pinggir jalan

Lain – lain

...

8. Apakah sebelum makan Anda selalu mencuci tangan?

Ta Tidak

Kadang – kadang

Tidak perlu/ pakai sendok


(6)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Saya ucapkan terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan ini.

Nama Saya Heri Farnas, mahasiswa Fakultas Kedokteran USU semester 7. Saat ini sedang melaksanakan penelitian dengan judul Angka Kejadian Diare di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian diare akut di kalangan mahasiswa USU.

Untuk itu Saya memohon kesediaan Anda untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas dan penyakit diare atau mencret yang pernah Anda alami.

Atas kesediaan Anda, Saya ucapkan terimakasih. Semoga partisipasi Anda dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.

SURAT PERSETUJUAN

( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... NIM : ... Fakultas : ...

Dengan ini bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya, serta partisipasi ini saya lakukan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan / pamrih.

Medan, .…….……….2009

(……….. ) Lampiran 3 : Informed Consent