Patofisiologi Patogenesis Diare .1. Definisi

Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010.

2.1.6. Patofisiologi

Sekitar 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya, berasal dari luar diet dan dari dalam tubuh kita sekresi cairan lambung, empedu, dan sebagainya. Sebagian besar 75-85 dari jumlah tersebut akan diresorbsi kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar. Sejumlah 90 cairan di usus besar akan diresorbsi, sehingga tersisa sejumlah 150-250 ml cairan yang akan ikut membentuk tinja Hendarwanto, 1996. Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi sebagai berikut : 1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik 2. Sekresi cairan dan elektrolit meningg i, disebut diare sekretorik 3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak 4. Defek sistem pertukaran aniontransport elektrolit aktif di enterosit 5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal 6. Gangguan permeabilitas usus 7. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik 8. Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi Simadibrata, 2006.

2.1.7. Patogenesis

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi Norwalk, Rotavirus, tangan yang terkontaminasi C.difficile, atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab agent dan faktor pejamu host Mansjoer, 2001. Faktor pejamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga Heri Farnas : Angka Kejadian Diare Di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, 2010. mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni – koloni yang menginduksi diare Simadibrata, 2006.

2.1.8. Manifestasi Klinis