Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana negara-negara di dunia secara langsung maupun tidak langsung mengharapkan terjadinya sebuah interaksi antar masyarakat yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan saat- saat sebelumnya. Proses interaksi dan komunikasi antar negara-negara di dunia akan lebih jauh baik dibandingkan dengan apa yang selama ini pernah terjadi. Suatu kenyataan bahwa globalisasi telah membuka isolasi batasan antar negara yang selama ini berlaku terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum. Akibat sedemikian cepat dan akuratnya informasi mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi diciptakan untuk mempermudah dan memperbaiki kualitas kehidupan manusia untuk menunjukkan peranannya. Bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya pada dasarnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyediaan berbagai data, informasi, pengetahuan, maupun kebijakan beserta penyebarannya ke seluruh anggota masyarakat yang membutuhkan, maka jelas terlihat bahwa teknologi yang paling cocok untuk diterapkan disini adalah teknologi informasi. Otonomi daerah dapat terlaksana sesuai dengan tujuan, sehingga kepada daerah perlu diberikan wewenang-wewenang untuk melaksanakan berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya berdasarkan Undang- 2 Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Penerapan otonomi daerah telah membuka peluang bagi daerah provinsi, daerah kabupaten atau kota untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam membangun daerah sehingga tercipta kondisi masyarakat lebih maju dan sejahtera. Semua bangsa di dunia ini menghendaki adanya otonomi, yang pada hakekatnya merupakan hak untuk mengelola rumah tangga sendiri tanpa ada campur tangan dan intervensi dari pihak lain. Negara memerlukan otonomi ketika ada kecenderungan berlangsungnya intervensi ekonomi maupun politis dari negara lain. Pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota pada suatu negara juga memerlukan otonomi yang salah satunya bertujuan untuk menuntut atau menginginkan suatu souveregnity dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan, menyelenggarakan kepentingan, dan mengatasi permasalahan publik masyarakat lokal, dengan intervensi yang kecil dari pemerintah pusat. Pelayanan publik public service merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping abdi negara, pelayanan publik dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara. Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan aparatur pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembuatan kebijakan publik merupakan hal yang penting sebagai cermin dihormatinya asas demokrasi di suatu negara. Hal ini kemudian menjadi sangat tepat ketika partisipasi publik kemudian 3 diangkat menjadi salah satu prinsip yang harus dijalankan oleh pemerintah dalam upaya mewujudkan good governance. Prinsip partisipasi dalam pelayanan public suatu upaya untuk mewujudkan good governance, sejalan dengan pandangan baru yang berkembang didalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan cara melihat masyarakat tidak hanya sebagai pelanggan costumer melainkan sebagai warga negara yang memiliki negara dan sekaligus pemerintahan yang ada di dalamnya. Pergeseran pandangan ini mengisyaratkan bahwa masyarakat sejak awal harus dilibatkan dalam merumuskan berbagai hal yang menyangkut pelayanan publik, misalnya mengenai jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, cara terbaik untuk menyelenggarakan pelayanan publik, mekanisme untuk mengawasi proses pelayanan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mekanisme untuk mengevaluasi pelayanan. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil membentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja. Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem nasional yang memanfaatkan 4 teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengolahan informasi data kependudukan di setiap tingkatan wilayah administrasi pemerintahan. Penerapan sistem ini bertolak dari adanya kebijakan yang dikeluarkan berkaitan dengan pengolahan administrasi kependudukan. Pengolahan admnistrasi kependudukan ini menggunakan teknologi informasi dimana dalam proses pengolahannya lebih cepat dan keamanan datanya lebih terjamin. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada publik atau masyarakat, melakukan pengembangan terlaksananya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK dan Data Base berdasarkan keputusan Menteri dalam negeri. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil . Pelayanan data base tersebut bertujuan untuk memudahkan para pegawai dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat dan tentunya dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat itu sendiri. Pelayanan data base ini sendiri secara keseluruhan belum diterapkan secara luas karena masih adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kota Cimahi, akan tetapi di dalam lingkungan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil penerapan data base ini sudah mulai dilakukan dalam memberikan pelayanan publik. Teknologi informasi menjadi sangat penting dalam memberikan pelayanan secara cepat dan aman dalam proses perekaman, pencetakan, pengiriman atau 5 transfer, penyimpanan serta pendayagunaannya. Prinsip-prinsip yang memberikan dukungan tersebut, melalui rancang bangun, alur data dan proses akhir pada rancangan infrastruktur kemudian dibangun dan dikembangkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan tersebut untuk memfasilitasi penerbitan Nomor Induk Kependudukan NIK sebagai nomor identitas tunggal yang melekat pada setiap dokumen kependudukan dan sebagai kunci akses untuk verification pembuktian dan identifikasi jati diri seseorang yang sangat berguna di dalam mewujudkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dalam implementasinya terdiri dari adanya komponen yang berupa aplikasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan sistem data base dan jaringan komunikasi. Komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: aplikasi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dibangun dalam rangka pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Bentuk aplikasi entry data ke dalam komputer dengan memasukan collected kumpulan data secara bertahap mulai dari RT, RW, Desa atau Kelurahan sampai ke Kecamatan, entry data kemudian masuk ke dalam data base kependudukan Kabupaten atau Kota untuk diolah. Pengolahan data base yang difasilitasi dengan aplikasi layanan dokumen kependudukan, salinan akta-akta, modul verification, pelaporan dan penyebaran informasi untuk kepentingan internal maupun eksternal manajemen dalam pengambilan keputusan ditingkat Kabupaten atau Kota. 6 Permasalahan yang terjadi sebelum diberlakukannya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ini adalah tidak adanya tertib administrasi mengenai kependudukan sehingga menyulitkan bagi pemerintah untuk melakukan pendataan. Akan tetapi setelah sistem tersebut diterapkan tertib administrasi dan pelayanan terbaik kepada publik atau masyarakat telah mengalami perbaikan. Penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan menjadi salah satu jawaban dari kurang tertibnya administarasi kependudukan dimana masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh aparatur misalnya, menerima imbalan uang dari pemohon atau masyarakat yang ingin dilayani dengan cepat. Proses pelayanan tersebut mesti ditopang oleh proses komunikasi yang berjalan lancar karena secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap proses pelayanan yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang pada dasarnya dipergunakan untuk memudahkan aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pengurusan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Komunikasi Aparatur Dalam Pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan SIAK Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cimahi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai ( Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Utara

10 112 116

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil)

14 111 90

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan

3 68 122

Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan

14 154 126

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Samosir

12 100 80

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006

0 4 2

Impelentasi Sistem Informasi Adminstrasi kependudukan (SIAK) Dalam Pembuatan Dokumen Kependudukan Dalam pembuatan Dokumen Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Dumai

0 25 69

Komunikasi Aparatur Dalam Pelayanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Cimahi

0 5 138

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANJARMASIN

0 0 10

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TANGERANG

0 1 165