Dermatitis Kontak Alergi Karena Pemakaian Tato Temporer

LAPORAN KASUS

Novriwanty Carolina, Kristo A. Nababan, Irma D. Roesyanto Mahadi
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/
RSUP H. Adam Malik, Medan

Abstrak: Latar Belakang: Akhir-akhir ini pemakaian tato temporer semakin populer sebagai
alternatif terhadap tato permanen. Dermatitis kontak alergi karena parafenilendiamin (PFD)
sering dijumpai pada pemakai tato temporer yang mengandung PFD.
Kasus: Seorang wanita berumur 34 tahun dengan keluhan bintil-bintil merah yang gatal, dan
timbul erupsi di permukaan tato pada pinggang belakang. Hal ini terjadi setelah 1 minggu
memakai tato temporer yang berwarna hitam. Penderita sembuh setelah diberi pengobatan
dengan kortikosteroid topikal, dan antihistamin oral. Setelah 1 bulan sembuh dilakukan uji
tempel tertutup dengan alergen standar dari Chemotechnique Diagnostic AB (Swedia) pada
punggung dengan menggunakan square chamber van der Bend. Pembacaan hasil dilakukan setelah
48 dan 72 jam. Interpretasi hasil uji tempel menurut International Dermatitis Research Group
(ICRG), diperoleh hasil uji tempel positif kuat terhadap PFD.
Diskusi: Tato temporer yang sering digunakan adalah henna. Akhir-akhir ini henna yang terdapat
di pasaran mengandung bahan campuran PFD agar tato menjadi lebih hitam, meresap lebih cepat,
dan bertahan lama. PFD merupakan alergen kontak yang kuat dan sering menimbulkan reaksi
alergi.

Kata kunci: dermatitis kontak alergi, parafenilendiamin, tato temporer
Abstract: Background: Recently, temporary paint in tattoo has increasingly become popular as
safe as alternative permanent tattoos. Allergic contact dermatitis due to paraphenylenediamine
(PPD) is frequently among the users of temporary tattoos containing PPD.
Case: Reported a case of 34 years old female with erythematous papules, itchy and raised
eruption along design of the black tattoo on her lower back that had been done one week earlier.
She was cured after the treatment with topical corticosteroid, and oral antihistamine. Post
inflammatory hyperpigmentation at the former tattoo site was noted. A month latter, the patient
was being performed a closed patch test with European Standard allergen from Chemotechnique
Diagnostic AB (Sweden) and square chamber van der Bend. The patch test was read after 48 and
72 hours. Patch test interpretation according to the International Dermatitis Research Group
(ICRG), was strong positive to PPD.
Discussion: Henna has been used frequently for temporary tattoos. Recently, commercial black
henna added ingredient is PPD. The reasons for the using of PPD are to get black tattoos, speed
up the tattooing process and as a result, there will be a longer lasting effect as well. PPD is a
potent contact allergen and as a common cause of allergic reactions.
Keywords: allergic contact dermatitis, paraphenylenediamine, temporary tattoos

PENDAHULUAN
Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah

suatu reaksi peradangan yang disebabkan
paparan zat alergen pada kulit yang

sebelumnya sudah tersensitisasi oleh antigen
spesifik limfosit T pada kulit. Dimana, hal
tersebut terjadi hanya terbatas pada individu
tertentu. Antigen biasanya merupakan bahan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008

215

Laporan Kasus

kimia sederhana dengan berat molekul yang
rendah dan dapat menembus stratum
korneum. Interaksi antara antigen dan limfosit
T diperantarai oleh antigen presenting cell
(APC) epidermis, yaitu sel Langerhan.
Mekanisme kelainan kulit pada DKA

mengikuti respon imun yang diperantarai oleh
1
reaksi imunologik tipe lambat.
Dermatitis kontak karena PFD sering
dijumpai pada pemakai cat rambut dan penata
rambut.
PFD
dinamakan
juga
1,4diaminobenzene atau 1,4-phenylenediamine
yang merupakan suatu aromatik amine yaitu
suatu bahan kimia yang digunakan secara luas
sebagai komponen dari cat rambut, tato
temporer, pewarna tekstil, karet hitam, tinta
mesin foto kopi dan percetakan, minyak
pelumas, bensin, dll. PFD dipilih oleh karena
toksisitasnya lebih rendah, stabil pada
temperatur tinggi, sangat kuat, dan resisten
2
terhadap bahan kimia dan listrik.

Pernah dilaporkan menurut penelitian
Roesyanto-Mahadi, bahwa PFD merupakan
alergen penyebab dermatitis kontak alergi
terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita
dermatitis kontak alergi di Medan periode
3
tahun 1991-1992, yaitu 12,28%. Pada
penelitian Patel S. dkk di St John’s Institute of
Dermatology London, bahwa frekuensi reaksi
alergi pada tes tempel terhadap PFD 1% pada
tahun 1992–1998 adalah antara 2.5%-4.2%,
dan pada tahun 1999-2004 menunjukkan
hasil yang lebih tinggi dari yang pernah
dilaporkan sebelumnya yaitu antara 3.8%4
7.1%.
Akhir-akhir ini pemakaian tato temporer
semakin popular sebagai alternatif terhadap
tato permanen. Pemilihan terhadap tato
temporer oleh karena tidak berbahaya dan
bersifat temporer. Tidak mudah terhapus

dengan air dan sabun, dapat bertahan
sedikitnya 1-2 minggu baru kemudian hilang
5,6
dengan sendirinya. Dermatitis kontak alergi
karena
para-fenilendiamin
(PFD)
juga
dijumpai pada pemakai tato temporer yang
mengandung PFD. Tato temporer yang sering
digunakan adalah hena. Hena adalah ekstrak
dari daun tanaman sejenis semak-semak yang
dinamai Lawsonia inermis/alba yang tumbuh
pada daerah tropis, seperti Asia, Mediterania
Timur, dan Afrika Utara. Hena yang dijumpai

216

di pasaran dapat dalam bentuk serbuk atau
pasta. Sejak ratusan tahun yang lalu hena

sering digunakan dalam upacara keagamaan
sebagai hiasan tubuh. Hena yang alamiah
dilaporkan sangat jarang menyebabkan reaksi
alergi, akan tetapi akhir-akhir ini sering
dilaporkan adanya reaksi alergi akibat
6,7,8
pemakaian hena hitam sebagai tato temporer.
LAPORAN KASUS
Seorang wanita usia 34 tahun, bangsa
Indonesia, datang berobat ke poliklinik kulit
dan kelamin RSUP HAM dengan keluhan
utama timbul bintil-bintil merah pada
pinggang belakang dengan rasa gatal. Hal ini
dialami penderita sejak 2 hari yang lalu,
dimana 1 minggu sebelumnya penderita
memakai tato temporer yang berwarna hitam
pada pinggang bagian belakang. Penderita
mengakui baru pertama sekali menggunakan
tato temporer, dan menyangkal riwayat
penggunaan cat rambut berwarna hitam.

Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai
papul eritem, multipel, tersusun di atas
permukaan pola gambar tato dan edema, pada
regio
lumbalis.
Ditegakkan
diagnosis
dermatitis kontak alergi akibat tato temporer.
Diberikan pengobatan cetirizin oral 1x10 mg
perhari, dan topikal kortikosteroid krim.
Penderita disarankan untuk menghindari
penggunaan produk cat rambut atau tato
temporer yang mengandung parafenilendiamin.
Satu
minggu
setelah
pengobatan
penderita mengalami perbaikan, diberikan
pengobatan topikal kortikosteroid krim.
Penderita sembuh total pada minggu ke 3

pengobatan. Setelah 1 bulan sembuh total
dilakukan uji tempel tertutup dengan
menggunakan
alergen
standar
dari
Chemotechnique Diagnostic AB (Swedia) dan
zat pewarna dari bahan tato pada punggung
dengan menggunakan square chamber van der
Bend. Pembacaan hasil dilakukan setelah 48
jam dan 72 jam. Interpretasi hasil uji tempel
menurut International Contact Dermatitis
Research Group (ICDRG), diperoleh hasil
positif kuat (++) terhadap PFD dan bahan
tato, serta positif lemah (+) terhadap
potassium
dichromate
dan
paraben
mix.(Tabel 1)


Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008

Novriwanty Carolina dkk.

Dermatitis Kontak Alergi...

Tabel1.
Hasil tes tempel alergen standar Chemotechnique Diagnostic AB (Swedia)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

Nama

20.
21.
22.
23.

Potassium dichromate
PPD
Paraben mix
Nickel Sulphate hexahydrate
Clioquinol
Neomycine Sulphate
Cobalt Chloride hexahydrate
Thiuram mix
Colophony
Benzocaine
N-Isopropyl-N-nphenyl-4

Phenylenediamine
Wool Alcohol (anolin
Alcohol)
Mercapto mix
Epoxy Resin
Balsam Peru
4-tert-Butyl phenol formaldehyde resin
MBT
Formaldehyde
Fragrance Mix (Sorbitan Sesquioi,,
5% emui)
Sesquiterpene lactone mix
1-3-cholooallyl (Quarternium 25)
Benzocaine (Primine)
Me- isothiazolinone (Kathon CG)

24.

Tambahan:
Bahan tato temporer (pasta)

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

DISKUSI
Tato temporer yang sering digunakan
adalah hena. Zat pewarna yang terdapat pada
4,8
hena adalah 2-hydroxy-1,4 naphthoquinone.
Pada tahun 1986, dilaporkan bahwa hena
bukan merupakan sensitiser. Hena yang
digunakan
secara
luas
sangat
jarang
menimbulkan reaksi alergi, kecuali pada tato
temporer, cat rambut, dan pernah dilaporkan
9
pada cat kuku yang mengandung PFD. Akan
tetapi, Leonie Majoie dkk pernah melaporkan
terjadinya hipersensitivitas tipe cepat terhadap
hena pada penata rambut, dengan terjadinya
urtikaria, rinitis, dan asma bronkial oleh
karena terpapar hena yang terdapat pada cat
10
rambut.
Hena yang alami biasanya mendapatkan
warna coklat kemerahan. Hena dapat
digunakan dengan dikombinasikan dengan
bahan-bahan lain, seperti PFD, sari lemon,
minyak esensial lavender, kopi, dan campuran
rahasia lainnya. Pada umumnya hena yang
dijual di pasaran, baik dalam bentuk serbuk
maupun pasta tidak mencantumkan komposisi

%

48 jam

72 jam

0,5% pet
1% pet
16% pet
5% pet
5% pet
20% pet
1.0% pet
1.0% pet
20% pet
5% pet
0.1% pet

-

+
++
+
-

2.0% pet
1.0% pet
8% pet

-

-

0.1% pet
1% pet
0.01%pet
0.01% aq

-

-

30% pet
2.0% pet
1.0% pet
25.0%pet
1.0% pet

as is

++

++

zat-zat yang terkandung
di dalam
5,8
kemasannya.
Akhir-akhir ini hena yang dipergunakan
sebagai tato temporer yang terdapat di pasaran
mengandung bahan campuran PFD untuk
mendapatkan tato yang berwarna hitam,
bahan pewarna tato meresap lebih cepat, dan
7
agar tato bertahan lebih lama.
PFD
merupakan sensitiser yang kuat dan sering
6,7,9
menyebabkan reaksi alergi. Perjalanan klinis
pada dermatitis kontak alergi dapat dibagi ke
dalam 2 kelompok: (1) respon akut, dimana
reaksi kulit terjadi dalam 1-2 hari setelah
kontak; (2) respon subakut, dimana erupsi
kulit terjadi lambat yaitu dalam 1-2 minggu
5
setelah kontak. Pada kasus ini reaksi alergi
berupa erupsi kulit timbul dalam waktu 1
minggu, yang menunjukkan adanya respon
subakut dan sensitisasi terjadi setelah aplikasi
tato temporer.
Menurut hasil penelitian Brancaccio dkk,
konsentrasi PFD yang terdapat pada campuran
tato hena hitam adalah 15.7%, dimana secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan pada cat
rambut komersial. Tingginya konsentrasi PFD

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008

217

Laporan Kasus

pada tato temporer ini dapat meningkatkan
11
resiko terjadinya sensitisasi.
Dermatitis kontak karena pemakaian tato
temporer yang mengandung PFD, terbukti
dengan adanya hasil uji tempel positif kuat
(++) terhadap PFD dan bahan tato temporer
yang dipakai. Dapat disimpulkan bahwa PFD
adalah sebagai antigen yang relevan pada kasus
ini.
Jika seorang penderita mendapatkan
reaksi positif pada tes tempel terhadap PFD
dan terbukti timbul reaksi alergi terhadap tato
temporer
yang
mengandung
PFD,
kemungkinan dapat terjadi reaksi silang
dengan bahan yang mengandung gugus para
amino, seperti benzocaine, procaine, paraaminobenzoic acid, dan sulfonamide.12,13 Pada
penderita ini dijumpai adanya reaksi silang
dengan bahan para amino, oleh karena
didapati hasil uji tempel positif terhadap
paraben mix. (Tabel 1.)
Prognosis kasus ini secara umum baik,
akan tetapi penderita untuk selanjutnya harus
menghindari kontak dengan bahan yang
mengandung PFD, seperti tato temporer dan
cat rambut yang mengandung PFD.

DAFTAR PUSTAKA
1. Habib TP, Allergic Contact Dermatitis.
In: Clinical Dermatology: A colour Guide
th
to Diagnosis Therapy, 5 ed. Mosby;
2004. p.81
2.

3.

4.

218

Wikipedia, p-Phenylenediamine. the free
encyclopedia 2007 May 15. Available
from:
URL:
http;//
en.wikipedia.org/wiki/
Paraphenylenediamine
Roesyanto - Mahadi ID. Alergen pada
dermatitis kontak di RS. Dr. Pirngadi
Medan pada periode tahun 1991-1992.
Komunikasi Penelitian 1992;4(3): 282-6
Patel S, Basketter DA, Jefferies D, White
IR, Rycroft RJG, Mc fadden JP, et al.
Patch
test
frequency
to
pphenylenediamine: follow up over the
last 6 years. Contact Dermatitis 2007;
56:35-7

5.

Chung WH, Chang YC, Yang, LJ, Hung
S L, Wong WR, Lin JY, et al.
Clinlicopathologic features of skin
reaction to temporary tattoos and analysis
of possible causes. Arch Dermatol 2002;
138:88-92

6.

Redlick F, DeKoven J. Allergic contact
dermatitis to paraphenylenediamine in
hair dye after sensitization from black
henna tattoos: a report of 6 cases.
Canadian Medical Association Journal
2007; 176(4):445-6

7.

Ronni Wolf MD, Danny Wolf MD, Hagit
Matz, Edit Orion. Cutaneus Reactions to
Temporary Tattoos. Dermatology Online
Journal (serial online) 2003; 9(1): 3.
Available
from:
URL:
http://www.medscape.com/

8.

Severin Läuchl, Stephen Lautenschlager.
Contact Dermatitis after temporary
henna
tattoos
anincreasing
phenomenon. SWISS MED WKLY 2001;
131:199-202

9.

Jean Blair, Robert T. B, Susan T. N.
Dermatitis associated with henna tattoo.
Postgraduate Medicine Online (serial
online)
2004
September;
116(3).
Available
from:
URL:
http://
www.postgradmed.com/issues/2004/09_
04/pd_blair.htm

10. Leonie Majoeie IM, Bruynzeel DP.
Occupational
Immediate-Type
Hypersensitivity
to
Henna
in
a
Hairdresser. American Journal of Contact
Dermatitis 1996; 7(1): 38-40
11. Brancaccio RR, Brown LH, Chang YT, et
al. Identification and quantification of
paraphenylenediamine in a temporary
black henna tattoo. Am J Contact
Dermatitis 2002;13(1):15-18
12. Rietschel RL, Fowler, JF. Hand
Dermatitis due to contactants. In:
th
Fisher’s Contact Dermatitis. 4 ed. A
Waferly Company; 1982. p. 335
13. Rietschel RL, Fowler, JF. Specific
instructions for patients. In: Fisher’s
th
Contact Dermatitis, 4 ed. A Waferly
Company; 1982. p. 969

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 41 y No. 3 y September 2008