Pengertian Tindak Pidana Pemilu

Perselisihan hasil Pemilu diperiksa dan diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi yang diatur secara tegas oleh Peraturan Pemilu.dalam hal ini, jika ditelaah lebih jauh, perselisihan hasil Pemilu pada dasarnya merupakan ruang lingkup sengketa administrasi atau dapat disebut dengan keberatan atas hasil Pemilu. Jadi, keberatan hasil Pemilu bukanlah suatu pelanggaran Pemilu tetapi bentuk ketidakpuasan dari pihak yang merasa dirugikan untuk meninjau ulang hasil Pemilu yang telah diselenggarakan. Berbeda dengan pendapat dari Topo Santoso yang menyatakan bahwa Sengketa hukum dan Pelanggaran Pemilu dapat dibagi menjadi enam: 1 Pelanggaran Pidana Pemilu Tindak Pidana Pemilu; 2 Sengketa dalam Proses Pemilu; 3 Pelanggaran Administrasi Pemilu; 4 Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu; 5 Perselisihan sengketa Hasil Pemilu; dan 6 Sengketa hukum lainnya. 7 Pendapat Topo Santoso tersebut didasari pada ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang hanya menyebut dengan tegas tiga macam masalah hukum yaitu: pelanggaran administrasi Pemilu, pelanggaran pidana Pemilu, dan perselisihan hasil Pemilu. Dua macam jenis masalah hukum lainnya, meskipun tidak disebut secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tetapi secara materi diatur, yaitu pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu dan sengketa dalam prosestahapan Pemilu. Sementara sengketa hukum lainnya tidak diatur diatur secara eksplisit baik nama maupun materinya, tetapi praktik mengakui keberadaanya, yaitu masalah hukum lainnya. 8 7 Topo Santoso, 2009, Penanganan Pelanggaran Pemilu, Kemitraan, Jakarta, Hlm. 3. 8 Ibid Ketentuan yang mengatur Tindak Pidana Pemilu, tidak saja ditemukan dalam Peraturan Pemilu, tetapi juga tercantum dalam KUHP. Terdapat lima Pasal dalam KUHP yang mengatur tentang tindak pidana yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu. yaitu: a Merintangi orang menjalankan haknya dalam memilih Pasal 148 KUHP b Penyuapan Pasal 149 KUHP c Perbuatan Tipu Muslihat Pasal 150 KUHP d Mengaku sebagai orang lain Pasal 151 KUHP e Menggagalkan pemungutan suara yang telah dilakukan atau melakukan f tipu muslihat Pasal 152 KUHP Dalam Rancangan KUHP juga terdapat pengaturan tentang Tindak Pidana Pemilu yang diatur dalam BAB IV tentang tindak pidana terhadap ketertiban umum yang terdiri dari 5 Pasal, yakni Pasal 278 sampai dengan Pasal 282. Kelima ketentuan yang dicantumkan dalam Rancangan KUHP tersebut mengatur hal yang sama sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara Tindak Pidana Pemilu yang diatur oleh KUHP dengan Tindak Pidana Pemilu dalam Rancangan KUHP karena perbedaan yang ada hanya mengenai jumlah denda yang diberikan saja.

B. Penegakan Hukum Tindak Pidana Pemilu

Acuan penyelenggaraan Pemilu yang demokratis dapat merujuk pada standar minimal penyelenggaraan Pemilu yang ditetapkan oleh International Institute for Democracy and Electoral Assistance IDEA, yang terdiri dari: 9 a Penyusunan kerangka hukum Pemilu; 9 Topo Santoso, dkk, 2006, Penegakkan Hukum Pemilu; Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu 2009-2014, Perludem, Jakarta, Hlm. 11-18.

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Kasus Putusan Nomor : 969/Pid.B/2010/PN.Jr)

0 3 17

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Putusan MA No. 1179K/Pid/2005)

0 6 83

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Perkara Nomor 17/Pid.B.(A)/2011/PN.TK)

0 20 70

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI SECARA BERSAMASAMA (Studi Kasus No. 862/PID/B2010/PNTK)

0 4 51

ANALISIS PUTUSAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Kasus Perkara Nomor 383/Pid.B/2012 PN.TK di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Karang)

0 18 40

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TINDAK PIDANA PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Kasus Perkara No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl)

0 6 43

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN (Studi Perkara No. 1083/Pid.A/2012/PN.TK Kelas IA Tanjung Karang)

2 16 51

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMILU (Studi Kasus Perkara No. 70/PID/2014/PT.TJK. di PT. Tanjng Karang)

0 8 57

ANALISIS DISPARITAS PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI KASUS WISMA ATLET (STUDI PUTUSAN No. 1616 KPid.Sus2013 No. 2223 KPid.Sus2012) (Jurnal)

0 0 11

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERUSAKAN (Studi Perkara Nomor: 892/Pid.B/2014/PN.Tjk.)

0 1 15