Gejala Klinis Respon makan ikan Pengamatan bobot rata-rata ikan Analisis Statistik

4. Parameter Pendukung Yang Diamati

a. Gejala Klinis

Pengamatan terhadap gejala klinis dilakukan setiap hari setelah ikan uji diinfeksi bakteri A. salmonicida yaitu berupa adanya seperti mata menonjol, radang, hemoragi, tukak, dan mati Angka dalam Sopiana, 2005.

b. Respon makan ikan

Pengamatan respon makan ikan dilakukan selama percobaan berlangsung. Pemberian makan dimulai pada saat perlakuan pencegahan sampai hari ke 14 setelah infeksi. Pengamatan respon nafsu makan dilakukan dengan melihat banyaknya pakan yang dimakan oleh ikan tiap akuarium.

c. Pengamatan bobot rata-rata ikan

Pengukuran bobot rata-rata dilakukan pada awal pada saat ikan diinjeksi ekstrak daun ketapang dan akhir hari ke-7 pasca infeksi dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian 1 gr. Ikan pada masing-masing akuarium ditimbang bobot biomassanya kemudian dihitung nilai rataan bobot setiap perlakuan.

d. Analisis Statistik

Data hasil penelitian diuji dengan uji statistik yaitu uji t yang terdiri dari 3 tahapan waktu pengamatan dan 5 perlakuan perlakuan konsentrasi ekstrak daun ketapang yang dihasilkan dari uji in vitro, berupa nilai yang berada diatas dan di bawah, kontrol negatif dan kontrol positif, masing-masing perlakuan dibuat dalam 3 kali ulangan pada selang kepercayaan 95, dengan mengamati jumlah leukosit dalam darah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Uji LD-50

Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil uji patogenitas dengan menghitung nilai LD-50 dari bakteri A. salmonicida dengan metode Reed dan Muench Lampiran 2, didapatkan kepadatan bakteri A. salmonicida yang dapat menyebabkan kematian ikan 50 adalah 10 7 cfuml.

2. Uji

In Vitro Uji MIC dengan menggunakan metode dillution tube dilakukan untuk mengetahui nilai minimum dari konsentrasi ekstrak daun ketapang yang dapat menghambat pertumbuhan A. salmonicida. Nilai MIC yang didapat adalah ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi 50 mgml. Sehingga nilai MIC tersebut digunakan untuk menentukan konsentrasi yang berada diatasnya dalam uji in vivo 75 dan 100 mgml. Finegold dan Ellen, 1986 dalam Wardiyanto dan Eko 2008, menyebutkan bahwa Metode dillution tube digunakan untuk menentukan nilai MIC, dinyatakan ada pertumbuhan bila tabung sampel mempunyai kekeruhan yang sama dengan tabung

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Biji Teratai (Nymphaea pubescens L) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae dan Jamur Saprolegnia sp.

0 48 97

PATOGENISITAS Aeromonas salmonicida PADA PATIN SIAM (Pangasius hypophthalmus)

4 28 55

EFEKTIVITAS ESTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia cattapa L.) UNTUK PENGOBATAN INFEKSI BAKTERI Aeromonas salmonicida PADA IKAN PATIN (Pangasioniodon hypophthalmus)

0 11 6

Efektivitas Ekstrak daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees) dan Sirih (Piper betle L.) terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus

0 13 74

Pemanfaatan Ekstrak Daun Ketapang Terminalia cattapa Untuk Pencegahan dan Pengobatan Ikan Patin Pangasiondon hypopthalamus Yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila

0 12 59

Pemanfaatan Ekstrak Daun Ketapang Terminalia cattapa Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Ikan Patin Pangasionodon hypophthalmus Yang Terinfeksi aeromonas hydrophila

0 5 16

Efektivitas Penambahan Simplisia Daun Sirih Piper betle pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon hypophthalmus Terhadap Infeksi Aeromonas hydrophila

0 9 49

Penambahan Tepung Daun Mengkudu Morinda citrifolia L. pada Pakan Ikan Patin Pangasianodon hypophthalmus untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila

2 10 41

Efektivitas Ekstrak Dan Tepung Daun Kayu Manis Sebagai Pencegahan Infeksi Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus

4 16 52

The Effectiviness of Ketapang (Terminalia cattapa L.) Leave Extract for the Treatment of Aeromonas salmonicida Infection in Catfish (Pangasioniodon hypophthalmus) | . | Jurnal Sain Veteriner 3503 7421 1 PB

0 1 10