i. Metamorfosa Organik
Tingkat pembentukan adalah penimbunan atau penguburan oleh sedimen baru. Pada tingkat ini proses degradasi biokimia tidak
berperan lagi tetapi lebih didominasi oleh proses dinamokimia. Proses ini menyebabkan terjadinya perubahan gambut menjadi batubara
dalam berbagai mutu. Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab oksigen dan zat terbang seperti CO
2
, CO, CH
4
dan gas lainnya serta bertambahnya prosentase karbon padat, belerang dan
kandungan abu. Perubahan batubara diakibatkan oleh faktor tekanan dan waktu. Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan sedimen penutup
yang sangat tebal atau karena tektonik. Hal ini menyebabkan bertambahnya tekanan dan percepatan proses metamorfosa organik.
Proses metamorfosa organik akan dapat mengubah gambut menjadi batubara sesuai dengan perubahan sifat kimia, fisika dan optiknya.
4. Jenis Batubara dan Sifatnya
1. Sifat batubara jenis antrasit : -
Warna hitam sangat mengkilat, kompak -
Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi. -
Kandungan air sangat sedikit -
Kandungan abu sangat sedikit -
Kandungan sulfur sangat sedikit
2. Sifat batubara jenis bituminesubbitumine :
- Warna hitam mengkilat, kurang kompak
- Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi
- Kandungan air sedikit
- Kandungan abu sedikit
- Kandungan sulfur sedikit
3. Sifat batubara jenis lignit Sukandarrumidi,1995. -
Warna hitam, sangat rapuh -
Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit -
Kandungan air tinggi -
Kandungan abu banyak -
Kandungan sulfur banyak
B. Well Logging Log Sumur
Logging adalah pengukuran satu atau lebih kuantitas fisik di dalam atau di sekitar lubang sumur relatif terhadap kedalaman sumur atau terhadap
waktu atau kedua - duanya. Kata logging berasal dari kata Bahasa Inggris log yang berarti catatan atau rekaman. Data wireline logs di ambil di
dalam sumur memakai alat yang disebut logging tool, ditransmisikan lewat kabel konduktor listrik disebut wireline ke atas permukaan untuk direkam
dan diolah Samperuru, 2005.
Keterangan diatas dapat diilustrasikan seperti yang digambarkan pada Gambar dibawah ini,
Gambar 5 . Pengukuran Wireline Logging sumur eksplorasi Martono, 2004
Terdapat beberapa Jenis log yang digunakan dalam eksplorasi geofisika diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Log Gamma Ray Log Sinar Gamma
Log Gamma Ray adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur - unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan
batuan di sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium,
Radium, dan lain - lain. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam
shale dan sedikit sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan lain - lain. Oleh karena itu shale akan memberikan
respon Gamma Ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya.
Jika kita bekerja di sebuah cekungan dengan lingkungan pengendapan fluvio-deltaic atau channel system dimana biasanya sistem perlapisannya
terdiri dari sandstone atau shale sand-shale interbeds, maka log Gamma Ray ini akan sangat membantu dalam evaluasi formasi Formation
Evaluation- FE.
Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka logging Gamma Ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang
casing ataupun telah dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi energinya masih cukup kuat
untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disampingnya.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa log Gammar Ray mengukur radiasi gamma yang dihasilkan oleh unsur - unsur radio aktif seperti Uranium,
Thorium, Potassium dan Radium. Dengan demikian besaran log Gamma Ray yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari radiasi
yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan jenis - jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada
bacaan Gamma Ray dilakukan Gamma Ray Spectroscopy. Karena pada
hakikatnya besarnya energi dan intensitas setiap material radioaktif tersebut berbeda - beda.
Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti
mineralisasi Uranium pada sandstone, Potassium Feldsfar atau Uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Log Gamma Ray memiliki satuan API American Petroleum Institute, dimana tipikal kisaran API biasanya berkisar antara 0 sampai dengan 150.
Walaupun terdapat juga suatu kasus dengan nilai Gamma Ray sampai 200 API untuk jenis Organic Rich Shale. Gambar dibawah ini menunjukkan
contoh interpretasi lapisan batuan untuk mendiskriminasi sandstone dari shale dengan menggunakan log Gamma Ray Abdullah, 2009.
Gambar 6 . Contoh interpretasi lapisan batuan dengan log Gamma Ray
Abdullah, 2009.
Karena log Gamma Ray merupakan suatu pengukuran radioaktif alamiah dari formasi - formasi, maka log ini berguna dalam mendeteksi dan
mengevaluasi deposit dari mineral - mineral radioaktif seperti Potasium atau Biji Uranium. Dalam formasi - formasi sedimen secara normal log
Gamma Ray mencerminkan clay dan shale terkandung dalam formasi - formasi. Ini disebabkan elemen - elemen radioaktif cenderung untuk
berkonsentrasi di dalam clay dan shale. Formasi yang bersih biasanya mempunyai sifat radioaktif dengan tingkat
yang sangat rendah, kecuali kontaminasi radioaktif, contohnya seperti vulkanik ash atau geonite wash atau apabila air formasi mengandung
Garam Potassium. Log Gamma Ray dapat di rekam dalam cased well, ini sering digunakan sebagai pengganti SP yang tidak dapat diperoleh dalam
cased well, atau jika log SP tidak memuaskan. Log Gamma Ray sangat bermanfaat untuk non-shaly bed dan korelasinya. Sementara shale dan
shaly sand mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, clean sand, karbonat dan batubara pada umumnya menunjukkan sifat radioaktif yang rendah.
Log Gamma Ray menjadi sangat bermanfaat untuk menunjukkan coal zone, karena clean coal cenderung menampilkan radioaktif yang sangat
rendah dibanding dengan formasi lainnya. Jika coal zone menunjukkan adanya tingkat radioaktif yang agak tinggi namun masih berada dibawah
sand atau carbonate ini disebabkan adanya kontaminasi dari formasi lainnya atau adanya Garam Potassium seperti dijelaskan di atas.
Nilai utama dari log Gamma Ray adalah membedakan antara shale dan sandstone dan batuan - batuan radioaktif lainnya. Tambahan, sand tertentu
di dalam beberapa tempat mempunyai sifat radioaktif yang lebih besar dari pada shale. Interpretasi dari stratigrafik log Gamma Ray diperlukan untuk
mengetahui kondisi lokasi. Ini merupakan pertimbangan, bahwa intensitas gamma dalam borehole
sebanding dengan konsentrasi dari mineral radioaktif dalam formasi. Dengan kata lain intensitas rata - rata radioaktivitas dalam borehole amat
ditentukan oleh porsi shale dalam formasi Martono,2004. Log Gamma Ray memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan
well to well correlation dan penentuan Sequence Boundary SB, yakni dengan mengidentifikasi Maximum Flooding Surface MFS sebagai spike
dengan nilai Gamma Ray yang tinggi. Well to well correlation ini biasanya dilakukan dengan melibatkan log yang lainnya seperti Sonic, Density,
Porositas, dan lain - lain. Log Gamma Ray digunakan secara luas untuk korelasi pada sumur - sumur
berselubung. Korelasi pada sumur - sumur sering dilakukan dengan menggunakan log Gamma Ray, dimana sejumlah tanda - tanda perubahan
litologi hanya terlihat pada log Gamma Ray Dewanto, 2006. Berikut ini adalah contoh korelasi sumur dengan menggunakan log
Gamma Ray,
Gambar 7 . Contoh korelasi well dengan menggunakan data logging
Abdullah, 2009.
2. Log Density Log Rapat Massa