Interpretasi Litologi Batuan Daerah Penelitian. Penyebaran Endapan Lapisan Seam Batubara Daerah Penelitian.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Interpretasi Litologi Batuan Daerah Penelitian.

Dari data Geofisika Logging yang diambil pada sumur eksplorasi daerah penelitian yang kemudian didapatkan nilai dan grafik masing - masing parameter log yaitu Gamma Ray, Caliper, Long Density, serta Short Density, ditemukan 6 enam macam litologi batuan yaitu: carbonaceous, coal, mudstone, sandstone, siltstone, dan soil. Gambar dibawah ini menunjukkan hasil interpretasi litologi dari grafik log sumur, Gambar 12 . Interpretasi grafik log sumur dalam penentuan litologi. Terlihat pada gambar diatas bahwa grafik log Gamma Ray untuk litologi batubara dan pasir sandstone menunjukkkan nilai yang rendah umumnya dari 0 - 40 cps, kemudian litologi siltstone mempunyai nilai Gamma Ray yang umumnya berada diantara 40 - 90 cps, dan litologi mudstone adalah litologi yang mempunyai nilai Gamma Ray tertinggi yang umumnya lebih besar atau sama dengan 90 cps. Nilai log Density menunjukkan perbedaan yang cukup jelas pada litologi batubara dengan litologi yang lainnya, dimana nilai Long Density untuk batubara umumnya berada di rentang nilai minimal yaitu 2500 cps, sedangkan pada litologi yang lain berada di bawah nya.

B. Penyebaran Endapan Lapisan Seam Batubara Daerah Penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan data log 20 sumur eksplorasi yang terdiri dari parameter log Gamma Ray GR, Caliper Cal, Long Density LD, dan Short Density SD yang mempunyai lapisan batubara terdiri dari banyak seam diantaranya 5 lima seam tebal yaitu seam K36, K37, K39, K41, serta seam K43 yang ditemukan pada area PIT-3 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2. Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K36 tiap sumur eksplorasi daerah penelitian. No Borehole Easting Northing Elevation Seam K36 From To Thick 1 KHP342 259805.152 9955576.679 196.944 23.28 23.78 0.5 2 KHP352 259820.026 9955600.563 193.922 21.87 22.27 0.4 3 KHP376 260215.061 9955701.881 164.682 62.14 62.62 0.48 4 KHP377 260344.947 9955704.878 159.837 96.2 96.69 0.49 5 KHP378 260411.61 9955689.756 144.136 109.47 110.2 0.71 6 KHP382 260424.318 9955749.04 155.106 126.50 127.01 0.38 7 KHP383 260303.369 9955732.081 151.967 74.44 74.94 0.50 8 KHP384C 260252.799 9955753.192 149.416 56.84 57.44 0.60 9 KHP387 259922.520 9955743.282 164.677 7.23 7.83 0.6 10 KHP401 260333.875 9955782.695 137.411 78.42 78.80 0.28 11 KHP447 260545.279 9955793.653 127.321 142.84 143.27 0.43 12 KHP446 259642.120 9956022.082 100.474 13 KHP432C 259520.357 9955993.962 99.200 14 KHP431 259514.546 9955950.998 104.523 15 KHP426C 260008.772 9955947.334 125.407 16 KHP423 260296.762 9955892.797 125.796 52.18 52.40 0.22 17 KHP420 259973.534 9955919.945 132.206 18 KHP407 260312.900 9955875.679 123.140 19 KHP406C 260427.088 9955855.688 134.844 100.36 100.7 0.30 20 KHP400 260200.314 9955800.884 141.849 Tabel 3 . Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K37 dan K39 tiap sumur eksplorasi daerah penelitian. No Borehole Seam K37 Seam K39 From To Thick From To Thick 1 KHP342 30.59 32.78 2.19 59.5 62.41 1.94 2 KHP352 29.3 31.27 1.97 58.2 60.27 1.61 3 KHP376 69.22 70.47 1.25 99.28 100.93 1.51 4 KHP377 103.74 110.17 2 132.06 133.71 1.65 5 KHP378 120.06 120.33 0.27 143.06 144.84 1.78 6 KHP382 134.50 135.22 0.49 158.82 160.55 1.42 7 KHP383 111.69 113.28 1.43 8 KHP384C 94.55 96.14 1.5 9 KHP387 14.43 15.9 1.05 46.32 47.99 1.67 10 KHP401 86.93 87.36 0.43 108.02 109.64 1.47 11 KHP447 158.92 159.80 0.88 183.53 185.15 1.62 12 KHP446 32.67 33.06 0.39 54.07 55.55 1.38 13 KHP432C 18.69 19.14 0.45 42.44 44.48 1.53 14 KHP431 51.07 51.84 0.77 15 KHP426C 18.02 19.56 1.45 16 KHP423 68.09 69.24 1.15 90.80 92.40 1.5 17 KHP420 17.17 18.92 1.65 18 KHP407 67.19 68.78 1.59 90.87 92.69 1.72 19 KHP406C 121.7 121.9 0.20 143.1 144.95 1.75 20 KHP400 50.83 52.92 2.09 74.51 76.24 1.49 Tabel 4 . Tabel sebaran posisi dan ketebalan seam K41 dan K43 tiap sumur eksplorasi daerah penelitian. No Borehole Seam K41 Seam K43 From To Thick From To Thick 1 KHP342 85.78 87.66 1.88 123.72 124.79 1.07 2 KHP352 83.87 85.52 1.65 122.61 123.43 0.82 3 KHP376 124.33 126.13 1.8 4 KHP377 160.84 162.68 1.84 199.11 200.46 1 5 KHP378 170.32 172.29 1.97 6 KHP382 184.89 186.98 2.09 7 KHP383 138.12 140.03 1.91 8 KHP384C 119.64 121.65 2.01 9 KHP387 70.08 71.99 1.91 108.46 108.71 0.25 10 KHP401 135.55 137.45 1.90 11 KHP447 12 KHP446 78.86 80.96 2.10 116.67 117.95 1.18 13 KHP432C 69.06 71.1 1.97 106.79 108.01 1.05 14 KHP431 74.28 76.11 1.78 111.10 112.34 1.2 15 KHP426C 37.37 39.48 2.11 74.08 74.8 0.72 16 KHP423 116.02 117.77 1.75 17 KHP420 37.21 39.05 1.84 73.05 73.96 0.81 18 KHP407 116.69 118.75 2.06 155.56 156.69 1.06 19 KHP406C 168.05 169.95 1.90 20 KHP400 99.11 101.17 2.06 136.46 137.38 0.82 Keterangan: :Terdiri dari upper dan lower :Tidak termasuk parting : Tidak ditemukan seam Hasil rekapitulasi diatas adalah rangkuman sebaran seam batubara dari 20 sumur eksplorasi yang digunakan dalam penelitian dengan berdasarkan sebaran elevasi, kedalaman, serta ketebalannya. Dimana tidak semua seam terdapat pada setiap sumur ekplorasi. Ditemukan seam K36 hanya pada 13 sumur, seam K37 hanya pada 15 sumur, seam K43 hanya pada 11 sumur, dan seam K41 terdapat pada 19 sumur dari 20 sumur eksplorasi. Sedangkan seam yang terdapat di setiap sumur adalah seam K39. Dari rekapan data sebaran diatas dapat dipetakan sebarannya berupa peta Kontur 2D elevasi permukaan seperti yang ditunjukkan oleh Peta dibawah ini. Gambar 13. Surface map contur sebaran elevasi permukaan sumur eksplorasi. Dengan menggunakan data sebaran elevasi, easting, dan northing permukaan tiap sumur pada daerah penelitian, maka dapat dipetakan sebarannya berupa surface map contur 2D, dan didapatkan luas area sebesar 222,750 m 2 atau 22.272 Hektar dengan kenampakan elevasi atau ketinggiannya dimana permukaan tertinggi adalah sumur KHP352_IC dan KHP342_IC dengan elevasi diatas 190 m yaitu masing - masing 193,922 m dan 196,944 m. Untuk ketinggian kelompok menengah adalah yang mempunyai elevasi antara 135 m sampai dengan 165 m, terdiri dari sumur KHP401_OC, KHP400_IC, KHP382_IC, KHP384_OC, KHP383_OC, KHP377_OC, KHP378_IC, KHP376_IC, dan KHP387_IC. Sedangkan sumur eksplorasi dengan kelompok elevasi rendah adalah KHP426C_OC, KHP420_IC, KHP423_IC, Elevasi m KHP407_IC, KHP447_IC, dan KHP406C_OC, dengan rentang elevasi antara 120 m - 135 m. Dan untuk kelompok sumur dengan elevasi terendah adalah sumur KHP446_IC, KHP431_IC, serta KHP432C_IC dengan rentang elevasi antara 100 m - 120 m. Dengan mengimport data litologi hasil interpretasi dari masing – masing data log sumur di daerah pemelitian ke software Rockwork 15, dapat dihasilkan sebaran litologi sumur ekplorasi daerah penelitian seperti yang terdapat pada gambar Striplog berikut ini, Gambar 14. Striplog sumur dan sebaran litologi batuan dengan software Rockwork 15. Apabila pada Gambar 14 diatas kita melihat penyebaran litologi per sumur eksplorasi, maka pada Gambar 15 dibawah ini kita dapat melihat penyebaran litologi area penelitian secara total keseluruhan, Gambar 15 . Model 3D sebaran Litologi batuan daerah penelitian. Dari model 3 Dimensi dan irisan penampang litologi daerah penelitian, diinterpretasikan bahwa litologi dengan sebaran terbanyak adalah litologi mudstone yang pada gambar ditunjukkan dengan warna biru, kemudian litologi dengan sebaran terbanyak kedua adalah litologi siltstone yang ditunjukkan oleh warna hijau, kemudian litologi sandstone dengan jumlah sebaran terbesar ketiga, setelah itu didapatkan litologi batubara dengan sebaran terbesar keempat, lalu disusul oleh litologi soil. Sedangkan litologi carbonaceous adalah litologi yang sebarannya paling sedikit. Dan apabila model penyebaran litologi pada Gambar 15 diatas diiris dengan arah section diagonal, maka akan didapatkan model irisan penampang litologi area penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16 berikut ini, Gambar 16. Model 3D irisan penampang litologi daerah penelitian. Sedangkan objek utama dari penelitian ini sendiri adalah litologi batubara, dimana keterdapatan batubara di area penelitian terdiri dari banyak seam, namun yang menjadi fokus penelitian ini adalah hanya pada 5 seam tebal saja. Dan berikut ini hasil pemodelan 3 Dimensi penyebaran seam batubara penelitian. Gambar 17. Model 3 Dimensi penyebaran batubara area penelitian. Setelah diketahui uraian tentang penyebaran litologi dan seam batubara daerah penelitian secara keseluruhan, selanjutnya pembahasan atau uraian tentang penyebaran masing - masing seam batubara daerah penelitian baik dari tinjauan pemetaan maupun dari sifat log sumur eksplorasi.

1. Seam K36