Pengertian Novel Pendekatan Sosiologi Sastra

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Novel

Istilah novel berasal dari kata novellas yang diturunkan dari kata novies yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain maka jenis novel ini muncul kemudian Tarigan, 1985: 164. Istilah novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang dalam bahasa Jerman:novelle. Pada hakikatnya novel adalah cerita, yaitu menyampaikan tentang kehidupan manusia yang digali dari kehidupan sehari-hari yang dapat dirasa dan dihayati oleh masyarakat pembaca Priyatni, 2010:126. Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia dan di dalammya terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup para pelakunya Esten, 1987:12. Dalam Glosarium Bahasa dan Sastra dikemukakan bahwa novel adalah hasil kesusastraan yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan dari kejadian itu lahirlah satu konflik suatu pertikaian yang mengubah nasib mereka Lubis, 1994:161.

2.2 Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan dalam penelitian suatu karya sastra cukup beragam. Setiap karya sastra dapat dianalisis dari pendekatan dan sudut pandang yang berbeda sehingga menghasilkan tafsiran yang berbeda pula. Dalam menganalisis karya sastra pembaca mengenal dua pendekatan yaitu pendekatan intrinsik dan ekstrinsik Semi, 1988: 34. Pendekatan intrinsik berati mendekati unsur-unsur yang membangun karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra, sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan ekstrinsik adalah mendekati unsur-unsur yang membangun karya sastra yang berasal dari luar yang berati penjelasan atau analisis karya sastra berdasarkan ilmu yang lain yang berada di luar ilmu sastra Semi, 1988:35. Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan sosiologi memperlihatkan kekuatan, yaitu sastra dipandang sebagai sesuatu hasil budaya yang sangat diperlukan masyarakat. Karya sastra dibuat untuk mendidik masyarakat. Sastra merupakan media komunikasi yang mampu merekam gejolak hidup masyarakat dan sastra mengabadikan diri untuk kepentingan masyarakat Semi, 1988 :76. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan itu disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang ada di luar sastra Damono, 1978:3. Sosiologi mempelajari masalah- masalah sosial kemasyarakatan, sedangkan sastra merupakan media untuk mendokumentasikan masalah-masalah sosial. Damono mengungkapkan keterkaitan karya sastra dengan masyarakat biasa disebut dengan sosiologi sastra. Sosiologi dapat memberikan penjelasan yang bermanfaat tentang sastra dan bahkan tanpa sosiologi pemahaman tentang sastra belum lengkap Damono, 1978: 2. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan pendekatan ini, di samping harus menguasai ilmu sastra, kita juga harus menguasi konsep-konsep ilmu sosiologi dan data-data kemasyarakatan yang biasanya ditelaah oleh ilmu sosiologi. Damono mengemukakan tiga macam klasifikasi masalah sosiologi sastra yaitu. a. Konteks sosial pengarang Pada pokok ini ada hubungannya dengan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca. Faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi si pengarang sebagai seseorang di samping mempengaruhi isi karya sastranya. Fakta sosial yang harus diteliti adalah a bagaimana si pengarang mendapatkan mata pencahariannya, b profesionalisme dan kepengarangan, sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi, dan c masyarakat apa yang dituju oleh pengarang. b. Sastra sebagai cermin masyarakat Sejauh mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat yang terutama mendapat perhatian adalah a sastra mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu karya sastra ditulis, b sifat “lain dari yang lain,” seorang pengarang sering mempengaruhi pemilihan dan penampilan fakta-fakta sosial dalam karyanya, c genre sastra sering merupakan sikap sosial suatu kelompok tertentu dan bukan sikap sosial seluruh masyarakat, dan d sastra yang berusaha untuk menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya, mungkin saja tidak bisa dipercaya sebagai cerminan masyarakat. c. Fungsi sosial sastra Pada hubungan ini, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: a sudut pandang ekstrik kaum Romantik, misalnya menganggap bahwa sastra sama derajatnya dengan karya pendeta atau nabi yang berpendirian bahwa sastra harus berfungsi sebagai pembaharu dan perombak, b sastra bertugas sebagai penghibur, dan c adanya kompromi dapat dicapai dengan meminjam slogan klasik bahwa sastra harus mengguanakan sesuatu dengan cara menghibur. Klasifikasi di atas menunjukkan adanya gambaran bahwa sosiologi sastra, merupakan pendekatan terhadap sastra dengan mempertimbangkan segi-segi mempunyai cakupan luas beragam, rumit, yang menyangkut tentang pengarang, teks sastra sebagai sebuah karya, serta pembacanya. Fungsi sastra dalam Novel Daun Pun Berzikir ini termasuk ke dalam fungsi yang kedua, yaitu sastra sebagai cerminan masyarakat karena cerita dari novel yang ditulis atau dibuat oleh pengarang menggambarkan realita kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.

2.3 Kedudukan dan Fungsi Konflik di dalam Sastra

Dokumen yang terkait

KONFLIK DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

9 150 151

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

3 47 21

KONFLIK DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

29 612 37

ASPEK MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ALIF KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

3 21 53

PERILAKU AGRESIF TOKOH UTAMA DALAM NOVEL EMAK AKU MINTA SURGAMU YA... KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA

18 113 75

DIKSI DAN GAYA WACANA PADA NOVEL Diksi dan Gaya Wacana Pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy: Kajian Stilistika Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

0 8 19

DIKSI DAN GAYA WACANA PADA NOVEL PASIR PUN ENGGAN Diksi dan Gaya Wacana Pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy: Kajian Stilistika Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

0 2 13

PENDAHULUAN Diksi dan Gaya Wacana Pada Novel Pasir Pun Enggan Berbisik Karya Taufiqurrahman Al-Azizy: Kajian Stilistika Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

0 3 5

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY TINJAUAN: SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 12

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MUNAJAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

1 3 11