Manfaat Penelitian Hipotesis TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GIZI ANAK BALITA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN BLAMBANGAN UMPU KABUPATEN WAY KANAN ADEQUACY LEVELS OF ENERGY AND PROTEIN, AND NUTRITIONAL STATUS IN UNDER FIVE YEARS CHILDREN

9

2. Kerangka konsep

Variabel Perantara Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 2. Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini : 1 Terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita pada rumah tangga miskin di Kec. Blambangan umpu, Kab. Way Kanan. 2 Terdapat hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita pada rumah tangga miskin di Kec. Blambangan umpu, Kab. Way Kanan. Jumlah Asupan Makan Balita - Kalori - Lemak - Protein - Vitamin - Mineral Pola makan balita jenis dan ragam makanan Tingkat Kecukupan Gizi Energi dan Protein dan Zat Gizi Status Gizi Balita II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan Gizi pada Balita

Gizi nutrients merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja Almatsier, 2002. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tetapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Energi dalam makanan terutama diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Energi diperlukan untuk kelangsungan proses-proses di dalam 11 tubuh seperti proses peredaran dan sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan, proses fisiologi lainnya, untuk bergerak atau melakukan pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh dapat timbul karena adanya pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan yang cukup dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang. Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun sel-sel yang telah rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon, membentuk zat anti energi dimana tiap gram protein menghasilkan sekitar 4,1 kalori Almatsier, 2002. Protein sebagai pembentuk energi tergantung macam dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi. Untuk menentukan nilai energi dan protein dalam tubuh dapat memperhatikan angka-angka protein tiap bahan makanan. Konsumsi makanan seseorang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan makan yaitu tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan Supariasa, 2002. Konsumsi makanan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. Metode pengukuran konsumsi pangan untuk individu, antara lain metode recall 24 jam, metode estimated food recall, metode penimbangan makanan food weighing, metode dietary history, dan metode frekuensi makanan food frequency. Angka Kecukupan Gizi AKG adalah banyaknya zat-zat minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk 12 masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, kondisi khusus hamil dan menyusui dan aktivitas fisik Almatsier, 2002. Angka kecukupan zat gizi individu dapat diperoleh dari perbandingan antara asupan zat gizi dengan standar angka kecukupan gizi seseorang. BB Individu AKG Individu = X AKG EnergiProtein BB Standar AKG Selanjutnya pencapaian AKG Tingkat Konsumsi EnergiProtein untuk individu : Tingkat Konsumsi Asupan EnergiProtein berdasarkan food recall EnergiProtein = X 100 AKG Individu Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut : a. Baik : ≥ 100 AKG b. Sedang : 80-90 AKG c. Kurang : 70-80 AKG d. Defisit : 70 AKG

a. Energi

Energi dalam makanan berasal dari nutrisi karbohidrat, protein, dan lemak. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Gizi Dan Tingkat Konsumsi Energi Protein Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Medan Johor

11 124 97

Obesity Among Children aged 10-13 Years in Public and Private Elementary Schools

0 42 4

Kecukupan Energi Dan Protein Serta Status Gizi Siswa Smp Yang Mendapat Makan Siang Dan Tidak Mendapat Makan Siang Dari Sekolah Dengan Sisitem Fullday School

4 79 130

The Food Consumpsion, Infectious Diseases, and Nutritional Status of Children Under Five Years Old Post-Treatment of Malnutrition.

0 2 88

171 HEALTH AND NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN UNDER FIVE YEARS IN POSYANDU NUTRITION PROGRAM

0 0 7

104 HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, MORBIDITAS DAN STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA (RELATIONSHIP BETWEEN ENVIRONMENTAL SANITATION, MORBIDITY AND NUTRITIONAL STATUS OF UNDER-FIVE CHILDREN IN INDONESIA)

0 0 10

Effect of Biopsychosocial Factors and Environmental Sanitation on Nutritional Status of Children Under Five Years Old in Nganjuk District

0 0 13

ANALISIS SPASIAL TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI INDONESIA (RISKESDAS 2007 2010) Analysis Spatial for Changes in Nutritional Status of Children Under-Five in Indonesia (RISKESDAS 2007 and 2010)

0 0 12

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DENGAN ORANG TUA BEKERJA (Relationship Between Nutritional Status of Children Under Five with Parents Who Work)

0 2 11

GAMBARAN KONSUMSI PROTEIN NABATI DAN HEWANI PADA ANAK BALITA STUNTING DAN GIZI KURANG DI INDONESIA (THE PROFILE OF VEGETABLE - ANIMAL PROTEIN CONSUMPTION OF STUNTING AND UNDERWEIGHT CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN INDONESIA)

0 2 8