Latar Belakang Masalah Pendahuluan

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Serat optik adalah merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Dengan lebar jalur bandwidth yang besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya. Di dalam sistem telekomunikasi, keterbatasan utama yang sudah menjadi hal umum adalah spektrum dan bandwidth. Namun adanya keterbatasan tidak selalu berdampak buruk khususnya pada perkembangan di bidang telekomunikasi karena hal ini mendorong lahirnya teknologi-tekologi terbaru sebagai responnya. Serat optik sebagai media transmisi berkecepatan tinggi untuk meningkatkan layanan yang baik kepada pelanggan berusaha terus dikembangkan kualitasnya. Salah satu yang dikembangkan adalah kapasitas transmisinya, yang saat ini telah berkembang sampai dengan Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM[4]. Teknologi WDM, yang merupakan cikal bakal lahirnya DWDM, berkembang dari keterbatasan yang ada pada sistem serat optik, dimana pertumbuhan trafik pada sejumlah jaringan back bone mengalami percepatan yang tinggi sehingga kapasitas jaringan tersebut dengan cepatnya terisi. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada dibandingkan membangun jaringan baru. DWDM merupakan suau teknik transmisi yang yang memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses multiplexing seluruh panjang gelombang tersebut dapat ditransmisikan melalui sebuah serat optik. Salah satu implementasi sistem komunikasi serat optik dengan teknologi transportasi data DWDM di Indonesia adalah Sistem Komunikasi Serat optik Back Bone Jawa ZTE. Back Bone Jawa ZTE ini merupakan sistem komunikasi serat optik yang dimiliki oleh P.T. Telkom dan penggarapannya dilakukan oleh ZTE. Back Bone Jawa ZTE ini menghubungkan terminal-terminal yang ada di Pulau Jawa dengan menggunakan serat optik tipe G.655 dan G.652 serta sistem hardware ZXWM M900. Walaupun Sistem Komunikasi Serat Optik Back Bone Jawa ZTE ini tergolong handal, bukan berarti dalam penggunaannya tidak terjadi gangguan ataupun kerusakan. Dalam penggunaan sistem ini kerap terjadi gangguan maupun kerusakan. Oleh karena itu perlu penanganan yang relatif cepat sehingga gangguan atau kerusakan tersebut tidak berkelanjutan. Selain penanganan diperlukan juga evaluasi untuk back bone tersebut. Evaluasi tersebut bertujuan untuk perawatan serta pengaturan sistem tersebut. Dalam laporan ini dibahas mengenai Back Bone Jawa ZTE link antara Jakarta dan Bandung melalui Cikupa beserta gangguan dan kerusakan yang terjadi pada link tersebut selama bulan Januari hingga Juli 2009. Selain itu pembahasan juga difokuskan pada evaluasi kinerja Back Bone Jawa ZTE link antara Jakarta dan Bandung melalui Cikupa. Dari evaluasi tersebut akan diajukan beberapa saran yang dapat dimanfaatkan untuk back bone tersebut.

1.2. Rumusan Masalah